Anda di halaman 1dari 12

PROPOSAL

TERAPI BERMAIN MEWARNAI


DI RUANGAN PINANG DEPAN LANTAI 2 RSUP WAHIDIN SUDIROHUSODO

Disusun oleh
Kelompok III
1. ALVARIS ALVIN SALEKY (A1C122119)
2. AUTIN SAKNOHSIWY (A1C122104)
3. MASJINA HASAN (A1C122)
4. LEGAYATRY TASYALWI SUAL (A1C122)
5. DELIKA GLORIANTI GOGOAN (A1C122117)
6. ASNI ZUHRIA KLIYORA (A1C122)

PERSEPTOR INSTITUSI PERSEPTOR LAHAN

(…………………………..) (…………………………..)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS MEGAREZKY
2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Bermain merupakan kebutuhan anak seperti halnya kasih sayang, makanan, perawatan,
dan lain-lainnya, karena dapat memberi kesenangan dan pengalaman hidup yang nyata.
Bermain juga merupakan unsur penting untuk perkembangan anak baik fisik, emosi, mental,
sosial, kreativitas sosial, serta intelektual. Oleh karena itu bermain merupakan stimulasi
untuk tumbuh kembang anak. Terapi bermain adalah suatu bentuk permainan yang
direncanakan untuk membantu anak mengungkapkan perasaannya dalam menghadapi
kecemasan dan ketakutan terhadap sesuatu yang tidak menyenangkan baginya. Bermain pada
masa pra sekolah sekolah adalah kegiatan kegiatan serius, yang merupakan bagian penting
dalam perkembangan tahun -tahun pertama pertama masa kanak-kanak. Hampir sebagian
besar dari waktu mereka dihabiskan untuk bermain. Dalam bermain di rumah sakit
mempunyai fungsi penting yaitu menghilangkan kecemasan, dimana lingkungan rumah sakit
membangkitkan ketakutan yang tidak dapat dihindarkan. Hospitalisasi biasanya memberikan
pengalaman yang menakutkan bagi anak. Semakin muda usia anak, semakin kurang
kemampuannya beradaptasi, sehingga timbul hal yang menakutkan. Semakin muda usia anak
semakin lama anak mengalami hospitalisasi maka dampak psikologis yang terjadi salah
satunya adalah peningkatan kecemasan yang berhubungan erat dengan perpisahan dengan
saudara atau teman-temannya dan akibat pemindahan dari lingkungan yang sudah akrab dan
sesuai dengannya (Hurlock, 2017)
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah mendapatkan terapi bermain selama 5 menit, diharapkan kreativitas anak-anak
berkembang baik anak merasa tenang dan senang selama berada di ruangan perawatan
Pinang depan lantai 2, dapat bersosialisasi dengan teman sebaya sesuai tumbuh kembang
anak dan dapat membantu mengurangi tingkat kecemasan atau ketakutan yang dirasakan
oleh anak-anak akibat hospitalisasi
2. Tujuan khusus
Setelah mendapatkan terapi bermain diharapkan:
a. Bisa merasa tenang dan senang selama bermain berada di Pinang depan lantai 2
b. Anak dapat bersosialisasi dengan teman sebaya
c. Anak tidak cemas dan takut akibat hospitalisasi
d. Anak menjadi lebih percaya dan tidak takut dengan perawat
C. Sasaran
Anak-anak yang berada di Pinang depan lantai 2 Rumah sakit usia prasekolah (3-6 tahun)
BAB II
DESKRIPSI KASUS

A. Karakteristik sasaran
Peserta yang mengikuti terapi bermain ini adalah anak usia prasekolah (3-6 tahun) yang
sedang menjalani perawatan di ruang Pinang depan lantai 2 dengan kesadaran compos
mentis, kooperatif, dan keadaan umum baik
B. Prinsip bermain
1. Tidak banyak mengeluarkan energi, singkat dan sederhana
2. Mempertimbangkan keamanan
3. Bermain/alat bermain harus sesuai dengan taraf perkembangan anak
4. Ulangi suatu cara bermain sehingga anak terampil, sebelum meningkatkan keterampilan
5. Jangan memaksa anak bermain, bila anak sedang tidak ingin bermain
C. Karakteristik permainan
1. Solitary play
Jenis permainan dimana anak bermain sendiri walaupun ada beberapa orang lain yang
bermain disekitarnya. Biasa dilakukan oleh anak balita Todler
2. Paralel play
Permainan sejenis dilakukan oleh suatu kelompok anak masing-masing mempunyai mainan
yang sama tetapi yang satu dengan yang lainnya tidak ada interaksi dan tidak saling
tergantung, biasanya dilakukan oleh anak preschool contohnya bermain bola-bola
3. Asosiatif play
Permainan dimana anak bermain dalam keluarga dengan aktifitas yang sama tetapi belum
terorganisasi dengan baik, belum ada pembagian tugas, anak bermain sesukanya.
4. Kooperatif play
Anak bermain bersama dengan sejenisnya permainan yang terorganisasi dan terencana dan
ada aturan tertentu. Biasanya dilakukan oleh anak usia sekolah Adolesen.
D. Fungsi bermain
Fungsi utama bermain adalah merangsang perkembangan sensoris-motorik,
perkembangan perkembangan, sosial, perkembangan kreativitas, perkembangan kesadaran
diri, perkembangan moral dan bermain sebagai terapi (Soetjiningsih, 2018)
1. Perkembangan sensoris-motorik
Pada saat melakukan permainan aktivitas sensoris-motoris merupakan komponen terbesar
yang digunakan anak sehingga kemampuan penginderaan anak dimulai meningkat dengan
adanya stimulasi yang diterima anak seperti stimulasi visual, stimulasi pendengaran,
stimulasi taktil (sentuhan) dan stimulasi kinetik.
2. Perkembangan intelektual (kognitif)
Pada saat bermain, anak melakukan eksplorasi dan memanipulasi segala sesuatu yang ada
di lingkungan sekitarnya, terutama mengenal warna, bentuk, ukuran, tekstur dan
membedakan objek.
3. Perkembangan sosial
Perkembangan sosial ditandai dengan kemampuan berinteraksi dengan lingkungannya.
Melalui kegiatan bermain, anak akan belajar memberi dan menerima. Bermain dengan
orang lain akan membantu anak untuk mengembangkan hubungan sosial dan belajar
memecahkan masalah dari hubungan tersebut.
4. Perkembangan kreativitas
Dimana melalui kegiatan bermain anak akan belajar mengembangkan kemampuannya dan
mencoba merealisasikan ide-idenya
5. Perkembangan kesadaran diri
Melalui bermain anak akan mengembangkan kemampuannya dan membandingkannya
dengan orang lain dan menguji kemampuannya dengan mencoba peran-peran baru dan
mengetahui dampak dan tingkah lakunya terhadap orang lain.
6. Perkembangan Moral
Anak mempelajari nilai yang benar dan salah dari lingkungan, terutama dari orang tua dan
guru. Dengan melakukan aktivitas bermain, anak akan mendapat kesempatan untuk
menerapkan nilai-nilai tersebut sehingga dapat diterima di lingkungannya dan dapat
menyesuaikan diri dengan aturan-aturan kelompok yang ada dalam lingkungannya.
7. Bermain sebagai Terapi
Pada saat anak dirawat di rumah sakit, anak akan mengalami berbagai perasaan yang
sangat tidak menyenangkan seperti marah, takut, cemas, sedih dan nyeri. Perasaan tersebu
merupakan dampak dari akan hospitalisasi yang dialami anak karena menghadapi beberapa
stresor yang ada di lingkungan rumah sakit. Untuk rumah sakit dengan melakukan
permainan anak akan terlepas dari ketegangan dan stres yang dialaminya karena dengan
melakukan permainan, anak akan dapat mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya
(distraksi)
E. Kategori bermain
1. Bermain aktif
Dalam bermain aktif, kesenangan timbul dari apa yang dilakukan anak, apakah dalam
bentuk kesenangan bermain alat misalnya mewarnai gambar, melipat kertas origami,
puzzle, mobil-mobilan dan menempel gambar. Bermain aktif juga dapat dilakukan
dengan bermain peran misalnya bermain dokter-dokteran dan bermain dengan menebak
kata (Hurlock, 2018)
2. Bermain pasif
Dalam bermain pasif, hiburan atau kesenangan diperoleh dari kegiatan orang lain.
Bemain menghabiskan sedikit energi, anak hanya menikmati temannya bermain atau
menonton televisi dan membaca buku. Bermain tanpa mengeluarkan banyak tenaga,
tetapi kesenangannya hampir sama dengan bermain aktif (Hurlock, 2017)
BAB III
METODOLOGI BERMAIN

A. Deskripsi bermain
Bermain adalah salah satu aspek penting dari kehidupan anak dan salah satu alat paling
penting untuk menatalaksanakan stres karena hospitalisasi menimbulkan krisis dalam
kehidupan anak, dan karena situasi tersebut sering disertai stress berlebihan, maka anak-anak
perlu bermain untuk mengeluarkan rasa takut dan cemas yang mereka alami sebagai alat
koping dalam menghadapi stress. Bermain sangat penting bagi mental, emosional dan
kesejahteraan anak seperti kebutuhan perkembangan dan kebutuhan bermain tidak juga
terhenti pada saat anak sakit atau anak di rumah sakit. Terapi bermain yang akan diberikan
ialah menarik dan menjalankan mobil-mobilan. Permainan yang akan dilakukan hanyalah
menarik dan menjalankan mobil sesuai dengan contoh yang diberikan. Mobil yang diberikan
berbentuk mobil plastik berjalan sendiri dengan cara menarik kebalakang, ada pula jenis
permain lainnya yang disediakan seperti bongkar pasang dan poster yang bergambar jenis
hewan sepeti bebek, ikan, harimau, singa, dan lain-lain (Hurlock, 2017)
B. Tujuan permainan
1. Untuk melanjutkan tumbuh kembang yang normal pada saat sakit. Pada saat sakit anak
mengalami gangguan dalam pertumbuhan dan anak mengalami gangguan dalam
pertumbuhan dan perkembangannya
2. Mengekspresikan perasaan, keinginan dan fantasi serta ide-idenya. permainan adalah
media yang sangat efektif untuk mengekspresikan berbagai perasaan yang tidak
menyenangkan
3. Mengembangkan kreativitas dan kemampuan memecahkan masalah. Permainan akan
menstimulasi daya pikir, imajinasi dan fantasinya untuk menciptakan sesuatu seperti yang
ada dalam pikirannya
4. Dapat beradaptasi secara efektif terhadap stress karena sakit dan di rawat Rumah sakit
5. Mengurangi tingkat kecemasan atau ketakutan yang dirasakan oleh anak-anak akibat
hospitalisasi
C. Jenis permainan
Menarik dan menjalankan mobil, Berdasarkan kategori bermain jenis permainan mobil-
mobilan ini merupakan bermain aktif. Dalam bermain aktif, kesenangan timbul dari apa
yang dilakukan anak, apakah dalam bentuk kesenangan. Bermain aktif juga dapat dilakukan
dengan bermain peran misalnya bermain alat misalnya mewarnai, gambar, melipat kertas
origami, puzzle, mobil-mobilan, menempel gambar, bermain dokter-dokteran dan bermain
dengan menebak kata (Hurlock, 2017)
Pada permainan ini anak akan di permainan ini anak akan di ajak bermain untuk menarik
dan menjalankan menjalankan mobil yang disediakan. Sasaran utama peserta pada permainan
ini adalah anak usia prasekolah dengan usia 3-6 tahun dengan diagnosa Leukemia
Limfoblasti Akut (ALL) post kemoterapi. Permainan ini dapat melatih kognitif anak dalam
bermain dalam bermain mobil-mobilan dan melatih kemampuan motorik kasar anak dalam
bermain mobil-mobilan, kegiatan ini juga membuat anak lebih aktif. Selain itu permainan ini
tidak menguras banyak energi selama anak bermain dan dapat memberikan kesenangan
tersendiri sehingga mengurangi kejenuhan anak selama hospitalisasi
D. Alat bermain
Buku gambar dan crayon
E. Proses bermain

No Terapis waktu Subjek terapi


1 Persiapan 5 Menit Ruangan, alat, anak
1. Menyiapkan ruangan
2. Menyiapkan alat-alat
3. Menyiapkan anak
2 Proses 15 menit Bermain Bersama
1. Membuka terapi dengan dengan antusias dan
mengucapkan salam dan sangat gembira
memperkenalkan diri
2. Menjelaskan pada orang tua
anak dan anak tentang tujuan
dan manfaat bermain
3. Mengajak anak bermain
4. Mengikuti kegiatan dari awal
sampai akhir
5. Mengevaluasi respon anak
3 Penutup 10 menit Memperhatikan dan
1. Istirahat menjawab salam
2. Evaluasi kegiatan

F. Waktu pelaksanaan
Pokok Bahasa :Terapi bermain pada anak di ruangan Pinang depan lantai 2
Sub pokok bahasan: terapi bermain anak usia prasekolah
Judul terapi bermain: Mewarnai
Tempat : Ruangan Pinang depan lantai 2 kamar 1
Hari, tanggal : Jumat, 12 Mey 2023
Waktu : 30 menit (Jam 12:00 s.d 13:00 WITA)
G. Hal-hal yang perlu di waspadai
1. Kejenuhan anak dalam bermain
2. Anak lelah
3. Anak tidak mau mengikuti permainan
H. Antisipasi untuk meminimalkan hambatan
1. Mengajak atau melibatkan orang tua
2. Berkomunikasi dengan baik pada anak
I. Sistem evaluasi
Peserta terapi bermain mampu:
1. Peserta aktif dalam permainan
2. Peserta dapat mengikuti permainan dari awal sampai akhir
3. Peserta dapat mempraktekkan tata cara permainan
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bermain sangat penting bagi mental, emosiaonal, dan kesejahteraan anak seperti kebutuhan
perkembangan dan kebutuhan bermain tidak juga terhenti pada saat anak sakit atau anak di
rumah sakit. Bermain memiliki beberapa fungsi yaitu, meningkatkan perkembangan sensoris-
motortik, sebagai terapi, meningkatkan perkembangan sosial, perkembangan kreativitas,
kreativitas, perkembangan perkembangan kesadaran kesadaran diri, perkembangan
perkembangan moral, dan perkembangan intelektual. Berdasarkan kategori bermain jenis
permainan mobil-mobilan ini merupakan permainan aktif. Dalam bermain aktif, kesenangan
timbul dari apa yang dilakukan anak, apakah dalam bentuk kesenangan. Bermain aktif juga
dapat dilakukan dengan bermain peran misalnya bermain alat misalnya mewarnai gambar,
melipat kertas origami, puzzle, mobil-mobilan, menempel gambar, bermain dokter-dokteran
dan bermain dengan menebak kata. Pada permainan ini anak akan di ajak bermain untuk
menarik dan menjalankan mobil yang disediakan. Setelah dilakukan tindakan terapi bermaian
ini diharapkan anak dapat melanjutkan tumbuh kembang yang normal pada saat sakit,
mengekspresikan perasaan, keinginan dan perasaan, keinginan dan fantasi serta ide-idenya,
mengembangkan kreativitas ide-idenya, mengembangkan kreativitas dan kemampuan
memecahkan masalah, dapat beradaptasi secara efektif terhadap stress karena sakit dan di
rawat di RS, serta mengurangi tingkat kecemasan atau ketakutan yang dirasakan oleh anak-
anak akibat hospitalisasi
DAFTAR PUSTAKA

Hurlock, Elizabeth B, 2017. Perkembangan anak jilid 1. Jakarta:Erlangga


Soetijiningsih, 2018. Tumbuh kembang anak. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai