DISUSUN OLEH :
2022
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulasi bagi perkembangan
anak secara optimal. Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di rumah
sakit, aktivitas bermain ini tetap dilaksanakan, namun harus disesuaikan
dengan kondisi anak. Pada saat dirawat di rumah sakit, anak akan
mengalami berbagai perasaan yang sangat tidak menyenangkan, seperti
marah, takut, cemas, sedih, dan nyeri. Perasaan tersebut merupakan dampak
dari hospitalisasi yang dialami anak karena menghadapi beberapa stressor yang
ada dilingkungan rumah sakit. Untuk itu, dengan melakukan permainan anak
akan terlepas dari ketegangan dan stress yang dialaminya karena dengan
melakukan permainan anak akan dapat mengalihkan rasa sakitnya pada
permainannya (distraksi) dan relaksasi melalui kesenangannya melakukan
permainan. Tujuan bermain di rumah sakit pada prinsipnya adalah
agar dapat melanjutkan fase pertumbuhan dan perkembangan secara
optimal, mengembangkan kreatifitas anak, dan dapat beradaptasi lebih
efektif terhadap stress. Bermain sangat penting bagi mental, emosional,
dan kesejahteraan anak seperti kebutuhan perkembangan dan kebutuhan
bermain tidak juga terhenti pada saat anak sakit atau anak di rumah sakit
(Wong, 2009).
Berdasarkan sensus penduduk padatahun 2003 didapatkan jumlah
anak usia toddler (1- 3 tahun) di Indonesia adalah 13,50 juta anak. Anak-anak
pada usia toddler dapat memainkan sesuatu dengan tangannya serta
senang bermain dengan warna, oleh karena itu bermain dengan mewarnai
gambar menjadi alernatif untuk mengembangkan kreatifitas anak dan dapat
menurunkan tingkat kecemasan pada anak selama dirawat. Mewarnai gambar
dapat menjadi salah satu media bagi perawat untuk mampu mengenali tingkat
perkembangan anak.
Dinamika secara psikologis menggambarkan bahwa selama anak
bermain dengan sesuatu yang menggunakan alat mewarnai seperti crayon
atau pensil warna akan membantu anak untuk menggunakan
tangannya secara aktif sehingga merangsang motorik halusnya. Oleh
karena sangat pentingnya kegiatan bermain terhadap tumbuh kembang anak
dan untuk mengurangi kecemasan akibat hospitalisasi, maka akan
dilaksanakan terapi bermain pada anak usia toddler dengan cara mewarnai
gambar.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
a. Meminimalkan dampak hospitalisasi pada anak
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengurangi kejenuhan anak pada saat menjalani perawatan.
b. Untuk meningkatkan adaptasi efektifitas pada anak terhadap stress karena
penyakit dan selama di rawat di RS.
c. Untuk meningkatkan kemampuan daya tangkap atau konsentrasi anak.
d. Untuk meningkatkan koping yang efektif untuk mempercepat proses
penyembuhan.
e. Untuk menambah pengetahuan mengenali warna.
f. Untuk mengembangkan imajinasi pada anak.
PEMBAHASAN
F. Fungsi Bermain
Anak dapat melangsungkan perkembangannya
1. Perkembangan sensorik motoric
Membantu perkembangan gerak dengan memainkan obyek tertentu,
misalnya meraih pensil.
2. Perkembangan kognitif
Membantu mengenal benda sekitar (warna, bentuk kegunaan).
3. Kreatifitas
Mengembangkan kreatifitas menoba ide baru misalnya menyusun balok.
4. Perkembangan sosial
Diperoleh dengan belajar berinteraksi dengan orang lain dan mempelajari
belajar dalam kelompok.
5. Kesadaran diri (self awareness)
Bermain belajar memahami kemampuan diri, kelemahan, dan tingkah
laku terhadap orang lain.
6. Perkembangan moral
Interaksi dengan orang lain, bertingkah laku sesuai harapan teman,
menyesuaikan dengan aturan kelompok. Contoh : dapat menerapkan
kejujuran.
7. Terapi
Bermain kesempatan pada anak untuk mengekspresikan perasaan yang
tidak enak, misalnya : marah, takut, benci.
8. Komunikasi
Bermain sebagai alat komunikasi terutama bagi anak yang
belum mampu mengatakan secara verbal, misalnya : melukis,
menggambar, bermain peran.
I. Tahap Tumbuh Kembang dan Karakteristik Bermain Anak Usia Toodler ( 1-3
Tahun).
1. Tahap Pertumbuhan
a. Perhitungan berat badan : Umur (tahun) x 2 – 8 : 2
b. Perhitungan panjang badan :
Umur 1 tahun : 75 cm
Umur 2 – 3 tahun = Umur (tahun) x 6 – 77 cm
2. Tahap Perkembangan
a. Perkembangan Psikoseksual menurut Sigmeun Freud :
Fase anal (1 – 3 tahun)
Daerah anal aktifitas, pengeluaran tinja menjadi sumber
kepuasan libido yang penting. Menunjukkan keakuannya,
sikap narsistik (cinta terhadap diri sendiri), dan egoistik.
Tugas utama anak : latihan kebersihan, perkembangan
bicara dan bahasa meniru dan mengulang kata sederahana,
hubungan interpersonal anak sangat terbatas, bermain sendiri,
belum bisa bermain dengan anak lain.
b. Perkembangan Psikoseksual menurut Erikson :
Tahap ke 2 : Autonomi vs Shame and doubt
Perkembangan ketrampilan motorik dan bahasa dipelajari dari
lingkungan dan keuntungan yang ia peroleh untuk mandiri,
jika orang tua terlalu melindungi, menuntut harapan terlalu
tinggi maka anak akan merasa malu dan ragu-ragu.
3. Stimulasi dan perkembangan anak
a. Anak umur 12 – 18 bulan
Perkembangan anak : berjalan sendiri tidak jatuh, mengambil
benda kecil dengan jari telunjuk, mengungkapkan keinginan
secara sederhana, minum sendiri dari gelas tidak tumpah.
Stimulasi dini : melatih anak naik turun tangga, bermain
dengan anak melempar dan menangkap bola ukuran besar
kemudian ukuran kecil, melatih anak menunjuk dan
menyebut nama-nama bagian tubuh, memberi kesempatan
anak melepas pakaian sendiri.
b. Anak umur 18 - 24 bulan
Perkembangan anak : berjalan mundur 5 langkah, mencoret-
coret dengan alat tulis, menunjukkan bagian tubuh dan
menyebut namanya, meniru melakukan pekerjaan rumah
tangga.
Stimulasi dini: melatih anak berdiri dengan satu kaki,
mengajari anak menggambar bulatan, garis segi tiga dan
gambar wajah, melatih anak mengikuti perintah sederhana,
melatih anak mau ditinggalkan ibunya sementara waktu.
c. Anak usia toddler
Menunjukkan karakteristik yang khas, yaitu banyak
bergerak, tidak bisa diam dan mulai mengembangkan otonomi
dan kemampuannya untuk mandiri. Oleh karena itu, dalam
melakukan permainan, anak lebih bebas, spontan, dan
menunjukkan otonomi baik dalam memilih mainan
maupun dalam aktivitas bermainnya.
Anak mempunyai rasa ingin tahu yang besar. Oleh karena
itu seringkali mainannya di bongkar-pasang, bahkan
dirusaknya. Untuk itu harus diperhatikan keamanan dan
keselamatan anak dengan cara tidak memberikan alat
permainan yang tajam dan menimbulkan perlukaan.
Jenis permainan yang tepat dipilih untuk anak usia toddler
adalah “sollitary play dan parallel play”.
d. Pada anak usia 1 sampai 2 tahun
Lebih jelas terlihat anak melakukan permainan sendiri dengan
mainannya sendiri, sedangkan pada usia lebih dari 2 tahun
sampai 3 tahun, anak mulai dapat melakukan permainan
secara parallel karena sudah dapat berkomunikasi dalam
kelompoknya walaupun belum begitu jelas karena
kemampuan berbahasa belum begitu lancar.
Jenis alat permainan yang tepat diberikan adalah boneka,
pasir, tanah liat dan lilin warna-warni yang dapat dibentuk
benda macam-macam.
B. Karakteristik permainan
Anak dibimbing untuk mewarnai sebuah gambar yang disediakan dengan warna
pilihnnya sendiri.
C. Sasaran :
1. Anak usia toddler ( 1-3 tahun)
2. Anak yang dirawat di ruang perawatan anak
3. Tidak mempunyai keterbatasan (fisik atau akibat terapi lain) yang
dapat menghalangi proses terapi bermain.
4. Kooperatif dan mampu mengikuti proses kegiatan sampai selesai.
5. Anak yang dapat memegang crayon.
6. Anak yang mau berpartisipasi dalam terapi bermain mewarnai gambar
D. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meminimalkan dampak hospitalisasi pada anak.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengurangi kejenuhan anak pada saat menjalani perawatan.
b. Untuk meningkatkan adaptasi efektif pada anak terhadap stress
karena penyakit dan dirawat.
c. Untuk meningkatkan kemampuan daya tangkap atau konsentrasi anak.
d. Untuk meningkatkan koping yang efektif untuk mempercepat
penyembuhan.
e. Untuk menambah pengetahuan mengenali warna.
f. Untuk mengembangkan imajinasi pada anak.
E. Waktu Pelaksanaan :
Pengaturan tempat
Keterangan :
G. Strategi Bermain
No. Wakt Kegiatan Peserta
u
1. 10 Pra Kegiatan :
Menit - Memfasilitasi media terapi bermain
- Mempersiapkan anggota terapi
bermain
- Mempersiapkan peserta
2. 5 Pembukaan : - Menjawab salam
Menit - Membuka kegiatan dengan
mengucapkan salam
- Memperkenalkan diri
- Menjelaskan tujuan dari terapi
bermain
- Kontrak waktu dan orantua
3. 15 Kegiatan bermain : - Mendengarkan
Menit - Menjelaskan tata cara pelaksanaan - Memperhatikan
terapi - Antusias saat
- Memperhatikan bermain mewarnai menerima
kepada anak peralatan
- Memberikan kesempatan kepada anak - Memulai untuk
untuk bertanya jika belum jelas mewarnai gambar
- Membagikan kertas bergambar dan - Menjawab
pensil warna/crayom pertanyaan
- Fasilitator mendampingi anak dan - Mendengarkan
memberikan motovasi kepada anak - Memperhatikan
- Menanyakan kepada anak apakah - Menceritakan
telah selesai mewarnai gambar
- Memberitahu anak bahwa waktu yang
diberikan telah selesai
- Memberikan pujian terhadap anak
yang mampu mewarnai gambar
sampai selesai
4. 10 Kegiatan penutup : - Memperhatikan
Menit - Memotiivasi anak untuk menyebutkan - Gembira saat
yang diwarnai diberikan reward
- Mengumumkan nama anak yang dapat
mewarnai dengan baik
Contoh : membagikan reward kepada
seluruh peserta
5. 5 Terminasi : - Memperhatikan
Menit - Memberikan motivasi dan pujian - Mendengarkan
kepada seluruh anak yang telah - Menjawab salam
mengikuti program terapi bermain
- Mengucapkan terimakasih kepada
anak dan orangtua
- Mengucapkan salam penutup
H. Analisa Tugas
1. Anak dibimbing memberi warna sesuai gambar yang tersedia sesuai
dengan kemampuan anak masing-masing.
2. Anak dibimbing memilih warna sesuai warna kesukaannya sendiri.
3. Anak dilatih untuk mewarnai gambar sesuai garis pola yang tersedia
4. Kriteria Penilaian:
Berhasil bila anak mewarnai dengan 5 warna yang berbeda (nilai
100).
Anak mewarnai dengan 3 warna yang berbeda (75).
Anak mewarnai dengan 2 warna (50).
Anak tidak memberi warna pada gambar yang tersedia (0).
I. Aspek Kognitif
1. Pengetahuan atau hafalan anak tentang warna,missal daun berwarna hijau.
2. Pemahaman anak tentang gambar.contoh: mengerti bahwa itu gambar bunga.
3. Penerapan anak member warna hijau pada daun.
J. Aspek Psikomotor
1. Motorik halus
Pengetahuan dan pemahaman anak tentang gambar.contoh: mengerti bahwa itu
gambar bunga.
2. Motorik kasar
Anak dibimbing untuk mewarnai gambar berpola.
Hasilnya dapat diukur melalui :
Pengamatan langsung dan penilaian tingkah laku anak selama proses bermain.
Anak mampu mengikuti proses bermain dari awal hingga akhir.
K. Aspek afektif
Anak dapat member respon rangsangan dari pembimbing.
L. Aspek social
Anak dapat berinteraksi dengan ibu,teman sebaya dan pembimbing.
M. Pengorganisasian
1. Pembimbing Pendidikan :
2. Pembimbing Ruangan :
3. Leader :
4. Co-Leader :
5. Fasilitator 1 :
6. Fasilitator 2 :
7. Fasilitator 3 :
8. Fasilitator 4 :
9. Fasilitator 5 :
10. Fasilitator 6 :
11. Observer :
12. Dokumentasi :
13. Peserta :
14. Pendamping : -
N. Tugas masing-masing
Leader : Memimpin jalannya program terapi
Co Leader : Membantu leader dalam memimpin jalannya program terapi
Fasilitator : Memberikan fasilitas untu pasien
Observer : Memonitor jalannya program terapi
Anak : Menjalankan terapi yang diberikan oleh fasilitator
O. Perkiraan Hambatan
Jadwal terapi bermain yang kurang sesuai jadwal.
Anak rewel atau ingin keluar dari terapi bermain
P. Antisipasi Masalah
Jadwal terapi bermain disesuaikan.
Melakukan kerjasama dengan orangtua untuk mendampingi anak saat terapi
Daftar Pustaka