A. Pengertian
Bunuh diri adalah tindakan agresif yang merusak diri sendiri dan dapat
mengakhiri kehidupan. Bunuh diri mungkin merupakan keputusan terkahir
dari individu untuk memecahkan masalah yang dihadapi (Keliat 1991 : 4).
b. Sifat kepribadian
Tiga aspek kepribadian yang berkaitan erat dengan besarnya resiko bunuh
diri adalah rasa bermusuhan, implisif dan depresi.
c. Lingkungan psikososial
Seseorang yang baru mengalami kehilangan, perpisahan/perceraian,
kehilangan yang dini dan berkurangnya dukungan sosial merupakan faktor
penting yang berhubungan dengan bunuh diri.
d. Riwayat keluarga
Riwayat keluarga yang pernah melakukan bunuh diri merupakan faktor
resiko penting untuk prilaku destruktif.
e. Faktor biokimia
Data menunjukkan bahwa secara serotogenik, apatengik, dan
depominersik menjadi media proses yang dapat menimbulkan prilaku
destrukif diri.
2. Faktor Pencetus
Faktor pencetus seseorang melakukan percobaan bunuh diri adalah :
a. Perasaan terisolasi dapat terjadi karena kehilangan hubungan
interpersonal/gagal melakukan hubungan yang berarti.
b. Kegagalan beradaptasi sehingga tidak dapat menghadapi stres.
c. Perasaan marah/bermusuhan, bunuh diri dapat merupakan hukuman pada
diri sendiri.
d. Cara untuk mengakhiri keputusasaan.
C. Mekanisme koping
a. Rasionalisasi
b. Intelektualisasi
c. Regresi
Yakin Ragu-ragu
Percaya Sedih
Inspirasi Depresi
Putus harapan
Tidak berdaya
Putus asa
Apatis
E. Pohon Masalah
F. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada prilaku percobaan bunuh
diri :
a. Resiko bunuh diri
SP II p SP II k
1. Mengidentifikasn aspek positif 1. Melatih keluarga
pasien mempraktekkan cara
2. Mendorong pasien untuk berpikir merawat pasien
positif terhadap diri dengan resiko bunuh
3. Mendorong pasien untuk diri
menghargai diri sebagai individu 2. Melatih keluarga
yang berharga melakukan cara
merawat langsung
kepada pasien resiko
bunuh diri
SP III p SP III k
1. Mengidentifikasi pola coping yang 1. Membantu keluarga
biasa diterapkan pasien membuat jadwal
2. Menilai pola coping yang biasa aktifitas di rumah
dilakukan termasuk minum
3. Mengidentifikasi pola coping yang obat
konstruktif 2. Mendiskusikan
4. Mendorong pasien memilih pola sumber rujukan
coping yang konstruktif yang bisa dijangkau
5. Menganjurkan pasien menerapkan oleh keluarga
pola coping konstruktif dalam
kegiatan harian
SP IV p
1. Membuat rencana masa depan
yang realistis bersama pasien
2. Mengidentifikasi cara mencapai
rencana masa depan yang realistis
3. Memberi dorongan pasien
melakukan kegiatan dalam rangka
meraih masa depan yang realistis