Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

PASIEN DENGAN RESIKO BUNUH DIRI

A. Pengertian
Resiko bunuh diri adalah resiko mencederai diri sendiri yang dapat
mengancam kehidupan. Bunuh diri merupakan kedaruratan pikiran karena
merupakan perilaku untuk mengakhiri kehidupannya. Perilaku bunuh diri
disebabkan karena stress yang tinggi dan berkepanjangan dimana individu
gagal dalam melakukan mekanisme koping yang digunakan dalam mengatasi
masalah (Stuart, 2006).
Bunuh diri adalah suatu keadaan dimana individu mengalami resiko untuk
mengakhiri diri sendiri atau melakukan tindakan yang mengancam nyawa
(Stuart dan Sunden, 1995)
B. Etiologi
Stuart (2006) menyebutkan faktor penyebab perilaku resiko bunuh diri
meliputi :
1. Diagnosis psikiatri
Tiga gangguan jiwa yang membuat pasien beresiko tinggi untuk bunuh diri
yaitu gangguan jiwa alam perasaan, penyalahgunaan obat, skizofrenia.
2. Sifat kepribadian
Tiga aspek kepribadian yang berkaitan erat dengan peningkatan resiko
bunuh diri adalah rasa bermusuhan, impulsif dan depresi.
3. Lingkungan psikososial
Baru mengalami kehilangan, perpisahan atau perceraian, kehilangan yang
dini dan berkurangnya dukungan sosial merupakan faktor penting yang
berhubungan dengan bunuh diri.
4. Riwayat keluarga
Riwayat keluarga yang pernah melakukan bunuh diri merupakan faktor
resiko untuk perilaku resiko bunuh diri.
5. Faktor biokimia
Proses yang dimediasi serotonin dan dopamine dapat menimbulkan
perilaku resiko bunuh diri.
6. Stressor pencetus
Bahwa pencetus dapat berupa kejadian yang memalukan, seperti masalah
interpersonal, dipermalukan di depan umum, kehilangan pekerjaan atau
ancaman pengurungan. Selain itu, mengetahui seseorang yang mencoba
unutk melakukan bunuh diri atau terpengaruh media untuk bunuh diri, juga
membuat individu semakin rentan untuk melakukan perilaku bunuh diri.
7. Penilaian stressor
Upaya bunuh diri tidak mungkin diprediksikan dalam setiap tindakan dan
karena itu, perawat harus mengkaji faktor resiko bunuh diri pada pasien.
8. Sumber koping
Pasien dengan penyakit kronis atau penyakit yang mengancam kehidupan
dapat melakukan perilaku dekstruktif diri, seringkali pasien secara sadar
memilih untuk bunuh diri.
9. Mekanisme koping
Bahwa mekanisme pertahanan ego yang berhubungan dengan perilaku
destruktif diri tidak langsung adalah penyangkalan, rasionalisasi,
intelektualisasi dan regresi.

C. Pohon Masalah

Resiko mencederai diri sendiri dan


EFFECT
orang lain

Perilaku Kekerasan CORE PROBLEM

Halusinasi CAUSA
D. Tanda dan Gejala
1. Memiliki ide untuk bunuh diri.
2. Mengungkap keinginan untuk mati.
3. Mengungkapkan rasa bersalah dan keputusasaan
4. impulsif.
5. Menunjukan perilaku yang mencurigakan (biasanya menjadi sangat
patuh).
6. Memiliki riwayat percobaan bunuh diri.
7. Verbal terselubung (berbicara tentang kematian, menanyakan tentang
dosis obat mematikan).
8. Status emosional (harapan, penolakan, cemas meningkat, panik, marah
dan mengasingkan diri).
9. Kesehatan mental (secara klinis, klien terlihat sebagai orang yang
depresi, psikosis dan penyalahgunaan obat).
10. Kesehatan fisik (biasanya pada klien dengan penyakit kronis atau
terminal).
11. Pengangguran (tidak berdaya, kehilangan pekerjaan atau mengalami
kegagalan dalam karir).
12. Umur 15 – 19 tahun atau diatas 45 tahun.
13. Status perkawinan (mengalami kegagalan dalam perkawinan).
14. Pekerjaan.
15. Konflik interpersonal.
16. Latar belakang keluarga.
17. Orientasi seksual.
18. Sumber-sumber sosial.
19. Menjadi korban perilaku kekerasan saat kecil.
E. Rentang Respon

Respon Adaptif Respon Maladaptif

Peningkatan diri Destruktif diri tidak Pencederaan diri


berisiko destruktif langsung bunuh diri

F. Diagnosa Keperawatan
Resiko Bunuh Diri

G. Masalah Keperawatan yang Mungkin Muncul


1. Resiko bunuh diri
2. Bunuh diri
3. Isolasi sosial
4. Harga diri rendah kronis

H. Analisa Data

No. Data Fokus Masalah Keperawatan

1. Ds :

 Memiliki riwayat penyakit mental

 Mengatakan pikiran, harapan dan perencanaan


bunuh diri
 Menyatakan sering mengalami kehilangan
secara bertubi-tubi. Perilaku Kekerasan
 Menyatakan diri sendiri, perasaan gagal dan
tidak berharga.
 Menyatakan perasaan tertekan

Do :

 Respon kurang dan gelisah.


 Menunjukan sikap agresif.

 Tidak kooperatif dalam menjalani pengobatan.


 Bicara lamban, keletihan, menarik diri dari
lingkungan.

I. Rencana Tindakan Keperawatan

Klien Keluarga
No.
SPIP SPIK
Mendiskusikan masalah yang
Mengidentifikasikan benda-benda
1. dirasakan keluarga dalam merawat
yang dapat membahayakan klien.
klien.
Menjelaskan pengertian, tanda dan
Mengamankan benda-benda yang gejala resiko bunuh diri dan jenis
2.
dapat membahayakan klien. perilaku bunuh diri yang dialami
klien beserta proses terjadinya.

Menjelaskan cara-cara merawat


3. Melakukan kontrak treatment.
klien resiko bunuh diri.

Mengajarkan cara-cara
4. mengendalikan dorongan bunuh
diri.

Melatih cara mengendalikan


5.
dorongan bunuh diri.

SPIIP SPIIK

Melatih keluarga mempraktikkan


Mengidentifikasi aspek positif
1. cara merawat klien dengan resiko
klien.
bunuh diri.
Melatih keluarga mempraktikan
Mendorong klien untuk berpikir
2. cara merawat langsung klien
positif tentang diri.
dengan resiko bunuh diri.
Mendorong klien untuk
3. menghargai diri sebagai individu
yang berharga
Klien Keluarga
No.
SPIIIP SPIIIK
Membantu keluarga membuat
Mengidentifikasi pola koping yang
1. jadwal aktivitas di rumah termasuk
biasa diterapkan klien.
minum obat (discharge planning).

Menilai pola koping yang biasa Menjelaskan follow-up klien


2.
dilakukan. setelah pulang.

Mengidentifikasi pola koping yang


3.
konstruktif.

Mendorong klien memilih pola


4.
koping yang konstruktif.

Menganjurkan klien menerapkan


5. pola koping konstruktif dalam
kegiatan harian.

SPIVP SPIVK

Membuat rencana masa depan


1.
yang realistis bersama klien.

Mengidentifikasi cara mencapai


2.
rencana masa depan yang realistis,

Memberi dorongan klien


3. melakukan kegiatan dalam rangka
meraih masa depan yang realistis.

Menganjurkan klien memasukkan


4.
dalam jadwal kegiatan harian.
DAFTAR PUSTAKA

Damayanti Mukhritah dan Iskandar. 2014. Asuhan Keperawatan Jiwa.


Bandung: Refika Aditama
Fitria, Nita.2012. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan untuk 7 Diagnosis
Keperawatan Jiwa Berat Bagi Program S1 Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika.
Keliat, B.A.1999.Proses Keperawatan Jiwa.Jakarta:EGC.
Stuart, dkk.2006.Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta:EGC.
Yosep, Iyus. 2006. Keperawatan Jiwa. Edisi Revisi. Bandung: PT.Retika Adriama

Anda mungkin juga menyukai