Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA KLIEN DENGAN MASALAH KEPERAWATAN JIWA


RESIKO BUNUH DIRI

Dosen Pembimbing : M Agung Krisdianto, M. Kep

Disusun Oleh :

Nama : Achmad Affandi


NIM : SN192001

PROGRAM STUDI PROFESI NERS PROGRAM PROFESI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA

TAHUN AKADEMIK 2020/2021


A. Masalah Utama
Resiko bunuh diri

B. Proses Terjadinya Masalah

1. Definisi

Bunuh diri merupakan tindakan yang secara sadar dilakukan

oleh pasien untuk mengakhiri kehidupannya (Direja, 2011).

Bunuh diri adalah tindakan agresif yang merusak diri sendiri

dan dapat mengakhiri kehidupan, perilaku bunuh diri yang tampak

pada seseorang disebabkan karena stres yang tinggi dan kegagalan

mekanisme koping yang digunakan dalam mengatasi masalah

(Damaiyanti, 2012).

Bunuh diri adalah suatu keadaan dimana individu mengalami

resiko untuk menyakiti diri sendiri atau melakukan tindakan yang

dapat mengancam nyawa (Fitria, 2012).

2. Tanda dan Gejala

1. Subjektif

Klien mengatakan ingin bunuh diri/ingin mati saja tak guna hidup

2. Objektif

1) Ada isyarat bunuh diri

2) Ada ide bunuh diri

3) Pernah coba bunuh diri

3. Penyebab Terjadinya Masalah


Menurut Yosep (2012) faktor-faktor yang dapat mencetus

perilaku-perilaku kekerasan adalah :

a. Faktor Predisposisi

Seseorang yang mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri

mempunyai hubungan dengan penyakit jiwa yang dapat membuat

individu beresiko untuk bunuh diri yaitu gangguan efektif,

penyalah gunaan zat dan skizofrenia

b. Faktor Presipitasi

Pencetus dapat berupa kejadian yang memalukan seperti

masalah intrapersonal, dipermalukan didepan umum, kehilangan

pekerjaan atau ancaman pengurungan kegagalan beradaptasi

sehingga tidak dapat menghadapi stress, dan perasaan

marah/bermusuhan sehingga memberikan hukuman pada

dirisendiri dengan bentuk ancaman bunuh diri

4. Akibat Terjadinya Masalah

Resiko bunuh diri dapat mengakibatkan sebagai berikut :

a. Keputuasan

b. Menyalahkan diri sendiri

c. Pikiran dan rencana bunuh diri

d. Percobaan bunuh diri

C. Pohon Masalah

Resiko mencederai diri sendiri, orang


lain, dan lingkungan

Perilaku bunuh diri (suicide)


Core Problem

D. Masalah Keperawatan dan Data yang perlu dikaji

1. Masalah Keperawatan

a. Gangguan konsep diri : harga diri rendah

b. Resiko bunuh diri

c. Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan

2. Data yang perlu dikaji pada masalah keperawatan resiko bunuh diri

a. Resiko bunuh diri

Data subyektif :

Menyatakan ingin bunuh diri/ ingin mati saja, tak ada

gunanya hidup.

Data obyektif :

Ada isyarat bunuh diri, ada ide bunuh diri, pernah mencoba

bunuh diri.

b. Gangguan konsep diri: harga diri rendah

Data subjektif :

1) Mengungkapkan ingin diakui jati dirinya

2) Mengungkapkan tidak ada lagi yang peduli

3) Mengungkapkan tidak bisa apa-apa


4) Mengungkapkan dirinya tidak berguna

5) Mengkritik diri sendiri

Data objektif :

1) Merusak diri sendiri

2) Merusak orang lain

3) Menarik diri dari hubungan sosial

4) Tampak mudah tersinggung

5) Tidak mau makan dan tidak tidur

c. Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan

Data subyektif :

Klien mengatakan marah dan jengkel kepada orang lain,

ingin membunuh, ingin membakar atau mengacak-acak

lingkungannya.

Data obyektif :

Klien mengamuk, merusak dan melempar barang-barang,

melakukan tindakan kekerasan pada orang-orang disekitarnya.

E. Diagnosa Keperawatan

1. Resiko bunuh diri

2. Gangguan konsep diri: harga diri rendah (HDR)

3. Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan

F. Rencana Asupan Keperawatan


Diagnosa Tujuan Intervensi
Resiko Bunuh Diri Setelah dilakukan Tindakan Psikoterapi
tindakan keperawatan Pasien
selama 3 x 24 jam klien 1 BHSP
mampu mengontrol 2 Ajarakan SP I:
resiko bunuh diri  Diskusikan penyebab, tanda
dengan kriteria hasil : dan gejala, bentuk resiko
1. Dapat membina bunuh diri
hubungan saling  Latih pasien mencegah rasa
percaya ingin bunuh diri dengan cara
2. Klien dapat mengalihkan pikirannya
mengungkapkan dengan situasi yang
perasaannya menenangkan
3. Klien dapat  Masukkan dalam jadwal
mengidentifikasi harian
penyebab 3 Ajarkan SP II:
perilaku  Diskusikan jadwal harian
4. Klien dapat  Latih pasien mengntrol rasa
terhindar dari ingin bunuh diri dengan cara
mencederai diri sosial
sendiri, orang  Masukkan dalam jadwal
lain dan kegiatan harian
lingkungan 4 Ajarkan SP III:
5. Klie dapat  Diskusikan jadwal harian
mengontrol  Latih cara spiritual untuk
perilaku mencegah rasa ingin bunuh
6. Klien dapat diri
dukungan dari  Masukkan dalam jadawal
keluarga kegiatan harian
7. Klien dapat 5 Ajarkan SP IV
terlibat dalam  Diskusikan jadwal harian
terapi aktivitas  Diskusikan tentang manfaat
kelompok obat dan kerugian jika tidak
minum obat secara teratur
 Masukkan dalam jadwal
kegiatan harian
6 Bantu pasien mempraktekan
cara yang telah diajarkan
7 Anjurkan pasien untuk memilih
cara mengontrol rasa ingin
bunuh diri yang sesuai
8 Masukkan cara mengontrol rasa
ingin bunuh diri yang telah
dipilih dalam kegiatan harian
9 Validasi pelaksanaan jadwal
kegiatan pasien dirumah sakit
Keluarga
1 Diskusikan masalah yang
dirasakan keluarga dalam
merawat pasien resiko bunuh
diri
2 Jelaskan pengertian tanda dan
gejala resiko bunuh diri yang
dialami pasien serta proses
terjadinya
3 Jelaskan dan latih cara-cara
merawat pasien dengan resiko
bunuh diri
4 Latih keluarga melakukan cara
merawat pasien dengan resiko
bunuh diri secara langsung
5 Discharge planning : jadwal
aktivitas dan minum obat
Tindakan psikofarmako
1 Berikan obat-obatan sesuai
program pasien
2 Memantau kefektifan dan efek
samping obat yang diminum
3 Mengukur vital sign secara
periodic
Tindakan manipulasi lingkungan
1 Singkirkan semua benda yang
berbahaya dari pasien
2 Temani pasien selama dalam
kondisi kegelisahan dan
ketegangan mulai meningkat
3 Libatkan pasien dalam TAK
konservasi energi, stimulasi
persepsi dan realita
Harga diri rendah Setelah dilakukan Tindakan Psikoterapeutik
tindakan keperawatan 1 Klien
kronis (D.0086). selama 3 x 24 jam klien SP1
mampu mengontrol  Bina hubungan saling
harga diri rendah percaya
dengan kriteria hasil:  Adakan kontak sering dan
1 Klien dapat singkat secara bertahap
membina  Observasi tingkah laku
hubungan saling klien terkait harga diri
percaya rendah
2 Klien dapat  Tanyakan keluhan yang
mengungkapkan dirasakan klien
perasaannya SP 2
3 Klien dapat  Berbincang-bincang dengan
meningkatkan klien
harga dirinya  Mengidentifikasi hal positif
4 Klien dapat pada klien untuk
dukungan keluarga meningkatkan harga diri
dalam  Menetapkan hal posistif
meningkatkan yang ada pada klien untuk
harga dirinya jadikan suatu kegiatan
5 Klien dapat  Masukkan kedalam jadwal
meemukan aspek kegiatan
positif pada dirinya SP 3
untuk  Melakukan kegiatan
meningkatkan positif untuk
hargadiri meningkatkan harga diri
klien
 Evaluasi kegiatan
 Beri pujian
2 Keluarga
 Diskusikan masalah yang
dirasakn keluarga dalam
merawat Klien
 Jelaskan dan latih cara-cara
merawat Klien dengan
harga diri rendah
 Latih keluarga melakukan
 Discharge planning : jadwal
aktivitas dan minum obat
Tindakan Psikofarmako
 Berikan obat-obatan sesuai
program Klien
 Memantau kefektifan dan efek
samping obat yang diminum
 Mengukur vital sign secara
periodic

Tindakan Manipulasi Lingkungan


 Libatkan Klien dalam kegiatan
di ruangan
 Libatkan Klien dalam TAK
harga diri rendah

Perilaku kekerasan TUM: Selama Tindakan Psikoterapi


(D.0132) perawatan diruangan, Pasien
pasien tidak 10 BHSP
memperlihatkan 11 Ajarakan SP I:
perilaku kekerasan,  Diskusikan penyebab, tanda
dengan kriteria dan gejala, bentuk dan
hasil (TUK): akibat PK yang dilakukan
1. Dapat membina pasien serta akibat PK
hubungan saling  Latih pasien mencegah PK
percaya dengan cara: fisik (tarik
2. Dapat nafas dalam & memeukul
mengidentifikasi bantal)
penyebab, tanda  Masukkan dalam jadwal
dan gejala, bentuk harian
dan akibat PK 12 Ajarkan SP II:
yang sering  Diskusikan jadwal harian
dilakukan  Latih pasien mengntrol PK
3. Perilaku melukai dengan cara sosial
diri sendi atau  Latih pasien cara menolak
orang lain dapat dan meminta yang asertif
menurun (skala 5)  Masukkan dalam jadwal
4. Dapat kegiatan harian
menyebutkan dan 13 Ajarkan SP III:
mendemonstrasikan  Diskusikan jadwal harian
cara mencegah PK  Latih cara spiritual untuk
yang sesuai mencegah PK
5. Dapat memelih  Masukkan dalam jadawal
cara mengontrol kegiatan harian
PK yang efektif 14 Ajarkan SP IV
dan sesuai  Diskusikan jadwal harian
6. Dapat melakukan  Diskusikan tentang manfaat
cara yang sudah obat dan kerugian jika tidak
dipilih untuk minum obat secara teratur
mengontrl PK  Masukkan dalam jadwal
7. Memasukan cara kegiatan harian
yang sudah dipilih 15 Bantu pasien mempraktekan
dalam kegitan cara yang telah diajarkan
harian 16 Anjurkan pasien untuk memilih
8. Mendapat cara mengontrol PK yang sesuai
dukungan dari 17 Masukkan cara mengontrol PK
keluarga untuk yang telah dipilih dalam
mengontrol PK kegiatan harian
9. Dapat terlibat 18 Validasi pelaksanaan jadwal
dalam kegiatan kegiatan pasien dirumah sakit
diruangan Keluarga
6 Diskusikan masalah yang
dirasakan keluarga dalam
merawat pasien PK
7 Jelaskan pengertian tanda dan
gejala PK yang dialami pasien
serta proses terjadinya
8 Jelaskan dan latih cara-cara
merawat pasien PK
9 Latih keluarga melakukan cara
merawat pasien PK secara
langsung
10 Discharge planning : jadwal
aktivitas dan minum obat
Tindakan psikofarmako
4 Berikan obat-obatan sesuai
program pasien
5 Memantau kefektifan dan efek
samping obat yang diminum
6 Mengukur vital sign secara
periodic
Tindakan manipulasi lingkungan
4 Singkirkan semua benda yang
berbahaya dari pasien
5 Temani pasien selama dalam
kondisi kegelisahan dan
ketegangan mulai meningkat
6 Lakaukan pemebtasan
mekanik/fisik dengan
melakukan pengikatan/restrain
atau masukkan ruang isolasi
bila perlu
7 Libatkan pasien dalam TAK
konservasi energi, stimulasi
persepsi dan realita

DAFTAR PUSTAKA
Direja, Herman Ade. (2011). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta
: Nuha Medika

Damayanti, M., & Iskandar. (2012). Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung :


Refika Aditama.

Fitria, Nita. (2012). Prinsip Dasar dan dari Aplikasi Penulisan Laporan
Pendahuluan dan Strategi Penatalaksanaan Tindakan Keperawatan (LP
dan SP). Jakarta: Salemba Medika

Iyus, Yosep. (2012). Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Aditama

Anda mungkin juga menyukai