Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

RESIKO BUNUH DIRI

A. KASUS ( MASALAH UTAMA)


Resiko Bunuh Diri

B. PROSES TERJADINYA MASALAH


1. Pengertian
Risiko bunuh diri adalah perilaku merusak diri yang langsung dan
disengaja untuk mengakhiri kehidupan. Individu secara sadar berkeinginan
untuk mati sehingga melakukan tindakan-tindakan untuk mewujudkan keinginan
tersebut.
Risiko bunuh diri terdiri dari 3 kategori,yakni:
1. Isyarat bunuh diri
Isyarat bunuh diri ditunjukkan dengan perilaku tidak langsung (gelagat)
ingin bunuh diri, misalnya dengan mengatakan: “Tolong jaga anak-anak
karena saya akan pergi jauh!” atau “Segala sesuatu akan lebih baik tanpa
saya.” Pada kondisi ini pasien mungkin sudah memiliki ide untuk
mengakhiri hidupnya, namun tidak disertai dengan ancaman dan percobaan
bunuh diri. Pasien umumnya mengungkapkan perasaan seperti rasa
bersalah / sedih / marah / putus asa / tidak berdaya. Pasien juga
mengungkapkan hal-hal negatif tentang diri sendiri yang menggambarkan
risiko bunuh diri.
2. Ancaman bunuh diri
Ancaman bunuh diri umumnya diucapkan oleh pasien, berisi keinginan
untuk mati disertai dengan rencana untuk mengakhiri kehidupan dan
persiapan alat untuk melaksanakan rencana tersebut. Secara aktif pasien
telah memikirkan rencana bunuh diri, namun tidak disertai dengan
percobaan bunuh diri. Walaupun dalam kondisi ini pasien belum pernah
mencoba bunuh diri, pengawasan ketat harus dilakukan. Kesempatan sedikit
saja dapat dimanfaatkan pasien untuk melaksanakan rencana bunuh dirinya.
3. Percobaan bunuh diri
Percobaan bunuh diri adalah tindakan pasien mencederai atau melukai
diri untuk mengakhiri kehidupan. Pada kondisi ini, pasien aktif mencoba
bunuh diri dengan berbagai cara. Beberapa cara bunuh diri antara lain
gantung diri, minum racun, memotong urat nadi, atau menjatuhkan diri dari
tempat yang tinggi.

2. Proses Terjadinya Masalah


Proses terjadinya risiko bunuh diri menurut Abdul Muhith 2015, akan
dijelaskan dengan menggunakan konsep stress adaptasi Stuart yang meliputi
stressor dari faktor predisposisi dan presipitasi,
a. Faktor Predisposisi
Hal-hal yang dapat mempengaruhi terjadinya risiko bunuh diri, meliputi:
a) Faktor Biologis
Faktor-faktor biologis yang berkaitan dengan adanya faktor
herediter, riwayat bunuh diri, riwayat penggunaan Napza, riwayat
penyakit fisik, nyeri kronik, dan penyakit terminal.
b) FaktorPsikologis
Pasien risiko bunuh diri mempunyai riwayat kekerasan masak anak-
kanak, riwayat keluarga bunuh diri, homosekual saat remaja,
perasaan bersalah, kegagalan dalam mencapai harapan.
c) FaktorSosialBudaya
Faktor sosial budaya yang berkaitan dengan risiko bunuh diri antara
lain perceraian, perpisahan, hidup sendiri dan tidak bekerja.
b. Faktor Presipitasi
Faktor pencetus risiko bunuh diri meliputi :perasaan ter isolasi karena
kehilangan hubungan interpersonal/gagal melakukan hubungan yang
berarti, kegagalan beradaptasi sehingg atidak dapat menghadapi stress,
perasaan marah/bermusuhan. Bunuh diri dapat merupakan cara pasien
menghukum diri sendiri, cara untuk mengakhiri keputusasaan.

3. Tanda Dan Gejala


Tanda dan gejala risiko bunuh diri menurut Abdul, 2015 dapat dinilai dari
ungkapan pasien yang menunjukkan keinginan atau pikiran untuk mengakhiri
hidup dan didukung dengan data hasil wawancara dan observasi.
1. Data subjektif:
Pasien mengungkapkan tentang:
a) Merasa hidupnya tak berguna lagi
b) Ingin mati
c) Pernah mencoba bunuh diri
d) Mengancam bunuh diri
e) Merasa bersalah / sedih / marah / putus asa / tidak berdaya
2. Data Objektif:
a) Ekspresi murung
b) Tak bergairah
c) Banyak diam
d) Ada bekas percobaan bunuh diri

4. Rentang Respon
Respon adaptif Respon mal adaptif

Peningkatan diri Destruktif diri Bunuh diri

Destruktif tidak langsung Pencederaan diri

5. Penatalaksanaan
Biasanya diberi sedasi ringan seperlunya, benzodiazepine merupakan obat
terpilih dan ramuan khas lorazepam (Alivam). 1 mg 1–3x sehari untuk 2
minggu.Benzodiazepine berperan sebagai obat penenang, anti kecemasan,
hipnotik (membuat tidur lebih mudah).
Obat ini bekerja langsung pada sistem saraf pusat dan memengaruhi dalam
proses pengiriman sinal di otak. Obat ini bekerja dengan cara meningkatkan
respon sel saraf yang bertugas untuk memberikan sinyal tenang ke sel-sel saraf
lainnya. Efek obat ini menimbulkan rasa kantuk, kebingungan, dan tubuh
gemetaran
KONSEP KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN RISIKO BUNUH DIRI


Pengkajian dilakukan dengan cara wawancara dan observasi pada pasien dan
keluarga (pelaku rawat).
Tanda dan gejala risiko bunuh diri dapat ditemukan melalui wawancara dengan
pertanyaan sebagai berikut:
1. Bagaimana perasaan pasien saat ini?
2. Bagaimana penilaian pasien terhadap dirinya?
3. Apakah pasien mempunyai pikiran ingin mati?
4. Berapa sering muncul pikiran ingin mati?
5. Kapan terakhir berpikir ingin mati?
6. Apakah pasien pernah mencoba melakukan percobaan bunuh diri? Sudah berapa
kali? Kapan terakhir melakukannya? Dengan apa pasien melakukan percobaan
bunuh diri? Apa yang menyebabkan pasien ingin melakukan percobaan bunuh
diri?
7. Apakah saat ini masih terpikir untuk melakukan perilaku bunuh diri?
Tanda dan gejala risiko bunuh diri yang dapat ditemukan melalui observasi adalah
sebagai berikut:
1. Pasien tampak murung
2. Pasien tidak bergairah
3. Pasien tanpak banyak diam
4. Ditemukan adanya bekas percobaan bunuh diri
Identifikasi beratnya masalah risiko bunuh diri: isyarat, ancaman, percobaan
(jika percobaan segera rujuk)
C. POHON MASALAH

Efek : Resiko Mencederai orang lain dan lingkungan

Core problem : Resiko bunuh diri

Etiologi : Harga diri rendah

D. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Resiko bunuh diri b.d Harga diri rendah

E. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

NO Pasien Keluarga
SPIP SPIK
1 Identifikasi beratnya masalah Diskusikan masalah yang dirasakan
resiko bunuh diri: isarat, ancama, dalam merawat pasien
percobaan (jika percobaan segera
rujuk)
2 Identifikasi benda-benda Jelaskan pengertian, tanda dan gejal, dan
berbahaya dan mengankanya proses terjadinya resiko bunuh diri
(lingkungan aman untuk pasien) (gunakan boolet)
3 Latih cara mengendalikan diri dari Jelaskan cara merawat resiko bunuh diri
dorongan bunuh diri: buat daftar
aspek positif diri sendiri, latihan
afirmasi/berpikir aspek positif
yang dimiliki
4 Masukan pada jadwal latihan Latih cara memberikan pujian, hal
berpikir positif 5 kali perhari positif pasin, memberi dukungan,
pencapaian masa depan
5 Anjurkan membantu pasien sesuai
jadwal dan memberikan pujian
SPIIP SPIIk
1 Evaluasi kegiatan berpikir positif Evaluasi kegiatan keluarga dalam
tentang diri sendiri, beri pujian. memberikan pujian dan penghargaan
Kaji ulang resiko bunuh diri atas keberhasilan dan aspek positif
pasien. Beri pujian
2 Latih cara mengendalikan diri dari Latih cara memberikan penghargaan
dorongan bunuh diri: buat daftar pada pasien dan menciptakan suasana
aspek positif keluarga, dan positif dalam keluarga : tidak
lingkungan, latih afirmasi/berpikir membicarakan keburukan anggota
aspek positif keluarga dan keluarga.
lingkuangan
3 Masukan pada jadwal latihan Anjurkan membantu pasien sesuai
berpikir positif tentang diri, jadwal dan memberi pujian
keluarga dan lingkungan
4
SPIIIP SPIIIk
1 Evaluasi kegiatan berpikir positif Evaluasi kegiatan keluarga dalam
tentang diri, keluarga dan memberikan pujian dan penghargaan
lingkungan. beri pujian. Kaji pada pasien serta menciptakan suasana
resiko bunuh diri ositif dalam keluarga. Beri Pujian
2 Diskusikan harapan dan masa Bersama keluarga berdiskusi dengan
depan. pasien tentang harapan masa depan serta
langkah-langkah mencapainya
3 Diskusikan cara mencapai harapan Anjurkan membantu pasien sesuai
dan masa depan. jadwal dan berikan pujian
4 Latih cara-cara mencapai harapan
dan masa depan secara bertahap
(setahap demi setahap)
5 Masukkan pada latihan berpikir
positif tentang diri, keluarga dan
lingkuangan dan tahapan kegiatan
yang dipilih
SPIVP SPIVk
1 Evaluasi kegiatan berpikir positif Evaluasi kegiatan keluarga dalam
tentang diri, keluarga dan memberikan pujian,
lingkungan serta kegiatan yang penghargaan,menciptakan suasana
dipilih. beri pujian. keluarga yang positif dan kegiatan awal
dalam mencapai harapan masa depan.
Beri Pujian
2 Latih tahap kedua kegiatan Bersama keluarga berdiskusi tentang
mencapai masa depan langkah dan kegiatan untuk mencapai
harapan masa depan.
3 Masukan pada jadwal latihan Jelaskan follow up ke RSJ/PKM, tanda
berpikir positif tentang diri, kambuh, rujukan.
keluarga dan lingkungan, serta
kegiatan yang dipilih untuk pasien
masa depan
4 Anjurkan membantu pasien sesuai
jadwal dan memberikan pujian
SPVP SPVk
1 Evaluasi kegiatan latihan Evaluasi kegiatan keluarga dalam
peningkatan positif diri, keluarga memberikan pujian, penghargaan,
dan lingkungan. Beri pujia menciptakan suasana yang positif dan
membimbing langkah-langkah mencapai
harapan masa depan. Beri pujian
2 Evalusi tahapan kegiatan Nilai kemmapuan keluarga merawat
mencapai haraan masa depan pasien.
3 Latih kegiatan harian Nilai kemampuan keluarga melakukan
kontrol ke RSJ/PKM.
4 Nilai kemmapuan yang telah
mandiri
5 Nilai apakan resiko bunuh diri
teratasi
DAFTAR PUSTAKA

Ruswadi, I. (2021). Keperawatan Jiwa : Panduan Praktis Untuk Mahasiswa Keperawatan.


Jawa Barat: Penerbit Adab ( CV Adanu Abimata).
Wuryaningsih, W. E., & i. (2020). Keperawatan Kesehatan Jiwa 1. Kalimantan: UPT
Pecetakan dan Penerbitan Universitas Jember.

Dermawan, D., & Rusdi. (2018). Keperawatan Jiwa; Konsep dan Kerangka Kerja Asuhan
Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Gosyen Publishin
Muhith, A. (2019). Pendidikan Keperawatan Jiwa( Teori dan Aplikasi). Yogyakarta: Andi.

Anda mungkin juga menyukai