Anda di halaman 1dari 17

SUICIDE (BUNUH DIRI)

OLEH KELOMPOK 4
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
STIKES HAFSHWATY PESANTREN ZAINUL HASAN
PROBOLINGGO
2021
1. DEFINISI
Menurut kamus Oxford Suicide is the action of killing oneself
intentionally, bunuh diri merupakan tindakan membunuh diri
dengan sengaja. Defenisi tersebut sama dengan KBBI (Kamus
Besar Bahasa Indonesia) yang mengartikan bunuh diri sebagai
tindakan yang sengaja mematikan diri sendiri.

2. ETIOLOGI
Menurut WHO penyebab bunuh diri 90% disebabkan karena
depresi (WHO, 2017). Selain itu, gangguan kondisi kejiwaan
menyumbang 80-90% korban bunuh diri remaja. Gangguan
kejiwaan, terutama gangguan suasana hati dan gangguan
penyalahgunaan zat, secara signifikan meningkatkan risiko
bunuh diri remaja dan bunuh diri perilaku (Cash & Bridge,
2010).
3. PATOFISIOLOGI

Peningkatan verbal/ non verbal

Pertimbangan untuk melakukan bunuh diri

Ancaman bunuh diri

Ambivelensi tentang kematian Kurangnya respon positif

Upaya Bunuh Diri

Bunuh Diri
( Stuart & Sundeen, 2006)
4. MANIFESTASI KLINIS
a. keputusasaan,
b. celaan terhadap diri sendiri,
c. perasaan gagal dan tidak berguna,
d. alam perasaan depresi,
e. agitasi dan gelisah,
f. insomnia yang menetap,
g. berbicara lamban, keletihan,
h. menarik diri dari lingkungan sosial.
i. Membicarakan orang-orang yang telah meninggal karena bunuh diri
j. Kehilangan minat tiba-tiba pada hal yang mereka senangi
5. KONDISI KEGAWATAN YANG DILAKUKAN
a. Terapi Nonfarmakologis
 Psikoterapi terutama ditujukan pada pasien dengan percobaan
bunuh diri berulang. Salah satu modalitas psikoterapi adalah
dialektik. Terapi perilaku dialektik terutama pada pasien dengan
gangguan kepribadian dengan risiko bunuh diri kronis. Terapi ini
berfokus pada perbaikan keterampilan diri pada pasien seperti
pengaturan emosi, kontrol impuls, manajemen kemarahan, dan
ketegasan antarpribadi efektif mengurangi upaya bunuh diri.
b. Terapi Farmakologis
 Penanganan pasien percobaan bunuh diri dapat dilakukan dengan
terapi medikamentosa. Terapi psikofarmaka lain yang banyak
digunakan adalah golongan mood stabilizer seperti litium.
Golongan obat yang banyak digunakan pada kegawatdaruratan
adalah ketamin, golongan glutamanergik, yang biasa digunakan
sebagai sedatif.
c. Rawat Inap di Rumah Sakit
 Pasien dengan risiko tinggi bunuh diri harus dirawat inap sampai
keinginan bunuh dirinya dapat diatasi. Dokter harus memastikan
keamanan kamar tempat pasien dirawat untuk mencegah pasien
melakukan percobaan bunuh diri di rumah sakit.

d. Kontrak Pencegahan Bunuh Diri


 Kontrak pencegahan bunuh diri adalah sebuah kontrak yang
bertujuan untuk memfasilitasi manajemen pasien dengan risiko
bunuh diri. Kontrak ini juga sering disebut dengan no harm contract.
Isi kontrak ini adalah komitmen pasien untuk tidak mencoba bunuh
diri, menghubungi bantuan jika memiliki niat bunuh diri, dan terus
berbicara di telpon dengan sebanyak mungkin orang yang
dibutuhkan sampai keinginan bunuh diri tersebut mereda.
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan darah lengkap
b. pemeriksaan EKG
c. CT scan

7. PENATALAKSANAAN
a. Penatalaksanaan Medis
Pada kasus bunuh diri membutuhkan obat penenang saat mereka bertindak
kekerasan pada diri mereka atau orang lain
b. Penatalaksanaan Keperawatan untuk pasien
1. Tindakan keperawatan untuk pasien
2. Membina Hubungan Saling percaya kepada pasien
3. Melindungi pasien dari perilaku bunuh diri
4. Membantu pasien untuk mengekspresikan perasaannya
5. Membantu pasien untuk meningkatkan harga dirinya
6. Membantu pasien untuk menggunakan koping individu yang adaptif
c. Tindakan keperawatan untuk keluarga
1. Membina hubungan saling percaya
2. Memanfaatkan sistem pendukung yang ada

8. PROSES KEPERAWATAN 
A.PENGKAJIAN
Pengkajian factor resiko prilaku bunuh diri
a.Jenis kelamin : meningkat pada pria
b,Usia : Lebih tua masalah semakin banyak
c.Status Perkawinan :Menikah dapat menurunkan resiko,
hidup sendiri merupakan masalah
d.Riwayat keluarga : Meningkat apabila ada keluarga punya riwayat bunuh diri
e.Pencetus : Kehilangan orang yang dicintai,pengangguran,
mendapat malu di lingkungan social
B.MASALAH KEPERAWATAN
1. Resiko Prilaku Bunuh Diri
 DS : Menyatakan ingin bunuh diri/mati saja
 DO : ada Isyarat bunuh diri/ingin mati saja,tdk ada gunanya hidup
 
2. Koping Mal adaktif
 DS : Menyatakan putus asa dan tidak berdaya,tidak bahagia,tidak ada harapan
 DO : Nampak sedih,mudah maeah,gelisah,tidak dapat mengontrol impuls
 
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.Resiko Bunuh diri
2.Gangguan Konsep diri (harga diri rendah)
3 Resiko Mencederai diri sendiri,orang lain dan lingkungan
 
a. Diagnosa 1 : Resiko bunuh diri

Tujuan umum : Klien tidak melakukan percobaan bunuh diri

Tujuan khusus :

1. Klien dapat membina hubungan saling percaya

Tindakan :

a.Perkenalkan diri dengan klien

b.Tanggapi pembicaraan klien dengan sabar dan tidak menyangkal.

c.Bicara dengan tegas, jelas, dan jujur.

d.Bersifat hangat dan bersahabat.

e.Temani klien saat keinginan mencederai diri meningkat.

2. Klien dapat terlindung dari perilaku bunuh diri

Tindakan :

a.jauhkan klien dari benda benda yang dapat membahayakan (pisau, silet, gunting, tali, kaca, dan lain lain).

b.Tempatkan klien di ruangan yang tenang dan selalu terlihat eh perawat.

c.Awasi klien secara ketat setiap saat.


3. Klien dapat mengekspresikan perasaannya
Tindakan:
a. Dengarkan keluhan yang dirasakan.
b. Bersikap empati untuk meningkatkan ungkapan keraguan, ketakutan dan
keputusasaan.
c. Beri dorongan untuk mengungkapkan mengapa dan bagaimana harapannya.

4. Klien dapat meningkatkan harga diri


Tindakan:
a.Bantu untuk memahami bahwa klien dapat mengatasi keputusasaannya.
b.Kaji dan kerahkan sumber sumber internal individu.
c.Bantu mengidentifikasi sumber sumber harapan (misal: hubungan antar
sesama, keyakinan, hal hal untuk diselesaikan).
5. Klien dapat menggunakan koping yang adaptif
Tindakan:
a.Ajarkan untuk mengidentifikasi pengalaman pengalaman yang menyenangkan
setiap hari (misal : berjalan-jalan, membaca buku favorit, menulis surat dll.)
b.Bantu untuk mengenali hal hal yang ia cintai dan yang ia sayang, dan
pentingnya terhadap kehidupan orang lain, mengesampingkan tentang kegagalan
dalam kesehatan.
c.Beri dorongan untuk berbagi keprihatinan pada orang lain yang mempunyai
suatu masalah dan atau penyakit yang sama dan telah mempunyai pengalaman
positif dalam mengatasi masalah tersebut dengan koping yang efektif
Diagnosa 2 : Gangguan konsep diri: harga diri rendah
Tujuan umum : Klien tidak melakukan kekerasan
Tujuan khusus :
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya.
Tindakan:
a.Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, empati, sebut nama perawat
jelaskan tujuan interaksi.
b.Panggil klien dengan nama panggilan yang disukai.
c,Bicara dengan sikap tenang, rileks dan tidak menantang

2.Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.


Tindakan:
a.Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
b.Hindari penilaian negatif detiap pertemuan klien
c.Utamakan pemberian pujian yang realitas
3. Klien dapat merencanakan kegiatan yang bermanfaat sesuai kemampuan yang dimiliki

Tindakan :

a.Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan.

b.Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang klien lakukan.

c.Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien

4. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuan

Tindakan :

a.Beri klien kesempatan mencoba kegiatan yang telah direncanakan

b.Beri pujian atas keberhasilan klien

c.Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah

5. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada

Tindakan :

a.Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien

b.Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat

c.Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah

d.Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga


6. Klien dapat mengekspresikan perasaannya
Tindakan:
a.Dengarkan keluhan yang dirasakan.
b.Bersikap empati untuk meningkatkan ungkapan keraguan, ketakutan dan
keputusasaan.
c.Beri dorongan untuk mengungkapkan mengapa dan bagaimana harapannya.

7. Klien dapat meningkatkan harga diri


Tindakan:
a.Bantu untuk memahami bahwa klien dapat mengatasi keputusasaannya.
b.Kaji dan kerahkan sumber sumber internal individu.
 
Diagnosa 3 : Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
Tujuan umum : Pasien tidak mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
Tujuan khusus :
a.Pasien mendapatkan perlindungan dari lingkungannya
b.Pasien mampu mengungkapkan perasaannya
c.Pasien mampu meningkatkan harga dirinya
d.pasien mampu menggunakan cara penyelesaiaan masalah yang baik
Tindakan : Mendikusikan cara mengatasi keinginan mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
e.Meningkatkan harga diri pasien dengan cara :
-Memberikan kesempatan pasien mengungkapkan perasaannya
-Memberikan pujian jika pasien dapat mengatakan perasaan yang positif
-Meyakinkan pasien bahawa dirinya penting
- Mendiskusikan tentang keadaan yang sepatutnya disyukuri oleh pasien
- Merencanakan yang dapat pasien lakukan
Mator Sakalangkong

Anda mungkin juga menyukai