Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

PASIEN DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI:


HALUSINASI

A. Pengertian

Halusinasi merupakan kesalahan persepsi sensori tidak terkait dengan stimuli


eksternal secara nyata. Halusinasi dapat melibatkan beberapa dari lima indera.
(Townsend, 2009).

Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa di mana pasien mengalami
perubahan sensori persepsi; merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan,
pengecapan perabaan atau penghiduan. Pasien merasakan stimulus yang
sebetulnya tidak ada. Pasien merasa ada suara padahal tidak ada stimulus suara.
Melihat bayangan orang atau sesuatu yang menakutkan padahal tidak ada
bayangan tersebut. Membaui bau-bauan tertentu padahal orang lain tidak
merasakan sensasi serupa. Merasakan mengecap sesuatu padahal tidak sedang
makan apapun. Merasakan sensasi rabaan padahal tidak ada apapun dalam
permukaan kulit. (BC-CMHN,2009)

B. Etiologi

1. Faktor predisposisi

a. Biologis

1) Latar belakang genetic


2) Riwayat prenatal karena trauma, infeksi virus, intoksikasi obat,
alcohol, penyakit, premature, malnutrisi
b. Psikologis
1) Riwayat konflik keluarga (Lapas, broken home)
2) Kepribadian (mudah kecewa, mudah putus asa, kecemasan tinggi,
menutup diri)
3) Penolakan masa lalu yang buruk
4) Gangguan konsep diri
5) Riwayat kegagalan & kurang penghargaan
6) Pertahanan psikologi rendah
7) Riwayat tidak bisa mengontrol stimulus yang dating (suara, rabaan,
penglihatan, penciuman, pengecapan, gerakan)
c. Sosial budaya
1) Tugas perkembangan yang tidak selesai
2) Riwayat putus/ gagal sekolah
3) Riwayat ketidakjelasan identitas & peran
4) Pekerjaan stressfull
5) Kehidupan terisolasi
6) Stigma masyarakat
7) Riwayat tidak bisa menjalankan aktivitas keagamaan secara rutin
8) Perubahan dalam kehidupan (bencana, kerusuhan, dll)
9) Riwayat sulit mempertahankan hubungan interpersonal
2. Faktor presipitasi
a. Semua factor biologis, psikologis dan social budaya yang ada pada factor
predisposisi terjadi pada saat ini dan pada kondisi yang tidak tepat serta
berulang

b. Support system kurang

c. Jumlah stressor dan kualitas stressor tinggi.


C. Tanda dan Gejala

Tahap 1: Halusinasi bersifat tidak menyenangkan


Gejala klinis:
1. Menyeringai/tertawa tidak sesuai
2. Menggerakkan bibir tanpa bicara
3. Gerakan mata cepat
4. Bicara lambat
5. Diam dan pikiran dipenuhi sesuatu yang mengasikkan
Tahap 2: Halusinasi bersifat menjijikkan

Gejala klinis : cemas, konsentrasi menurun, ketidakmampuan membedakan


nyata dan tidak nyata

Tahap 3: Halusinasi bersifat mengendalikan

Gejala klinis : cenderung mengikuti halusinasi, kesulitan berhubungan dengan


orang lain, perhatian atau konsentrasi menurun dan cepat berubah, kecemasan
berat(berkeringat, gemetar, tidak mampu mengikuti petunjuk).

Tahap 4 : halusinasi bersifat menaklukkan

Gejala klinis : pasien mengikuti halusinasi, tidak mampu mengendalikan diri,


tidakmamapu mengikuti perintah nyata, beresiko mencederai diri, orang lain
danlingkungan. (Budi Anna Keliat, 1999).

D. Rentang Respon

Respon adaptif - Distorsi fikiran Respon maladaptif


- Ilusi
- Pikiran logis - Gangguan pikir
- Reaksi emosi
- Persepsi akurat atau delusi
- Menarik diri
- Emosi konsisten - Sulit merespon
- Perilaku aneh
dengan emosi
atau tidak bisa
pengalaman - Perilaku
- Perilaku sesuai disorganisasi
E. Masalah Keperawatan Yang Mungkin Muncul
1. Resiko tinggi perilaku kekerasan
2. Isolasi social: Menarik diri
3. Harga diri rendah kronik

F. Analisa Data

Jenis halusinasi Data Objektif Data Subjektif

Halusinasi - Bicara atau tertawa - Mendengar suara-suara


Dengar/suara sendiri atau kegaduhan.
- Marah-marah tanpa sebab - Mendengar suara yang
- Menyedengkan telinga ke mengajak bercakap-
arah tertentu cakap.
- Menutup telinga - Mendengar suara
menyuruh melakukan
sesuatu yang berbahaya.

Halusinasi Penglihatan - Menunjuk-nunjuk ke arah - Melihat bayangan, sinar,


tertentu bentuk geometris, bentuk
- Ketakutan dengan pada - kartoon, melihat hantu
sesuatu yang tidak jelas. atau monster
Halusinasi Penghidu - Menghidu seperti sedang - Membaui bau-bauan
membaui bau-bauan seperti bau darah, urin,
feses, kadang-kadang bau
tertentu. itu menyenangkan.
- Menutup hidung.

Halusinasi - Sering meludah - Merasakan rasa seperti


Pengecapan - Muntah darah, urin atau feses

Halusinasi Perabaan - Menggaruk-garuk - Mengatakan ada


permukaan kulit serangga di permukaan
kulit
- Merasa seperti
tersengat listrik
G. Diagnosa Keperawatan

Gangguan persepsi sensori : Halusinasi

H. Pohon Masalah

Efek Resiko tinggi perilaku kekerasan

Masalah Utama Gangguan Persepsi


Sensori : Halusinasi

Penyebab Isolasi sosial : Menarik diri

Harga diri rendah kronis

I. Rencana Tindakan Keperawatan

Strategi Pelaksanaan

SP1P SP1K

1. Mengidentifikasi jenis halusinasi klien 1. Mendiskusikan masalah yang


2. Mengidentifikasi isi halusinasi klien dirasakan keluarga dalam merawat
3. Mengidentifikasi waktu halusinasi klien klien
4. Mengidentifikasi frekuensi halusinasi klien 2. Memberikan pendidikan kesehatan
5. Mengidentifikasi situasi yang dapat tentang pengertian, jenis, tanda dan
menimbulkan halusinasi klien gejala, serta proses terjadinya
6. Mengidentifikasi respon klien terhadap halusinasi
halusinasi 3. Menjelaskan cara merawat klien
7. Mengajarkan klie menghardik halusinasi dengan halusinasi
8. Menganjurkan klien memasukan cara
menghardik kedalam kegiatan harian
SP2P SP2K

1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian 1. Melatih keluarga mempraktikan cara


2. Melatih klien mengendalikan halusinasi merawat klien dengan halusinasi
dengan cara bercakap-cakap dengan orang 2. Melatih keluarga melakuakan cara
lain merawat langsung kepada klien
3. Menganjurkan klien memasukan kedalam halusinasi
jadwal kegiatanharian
SP3P SP3K

1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian 1. Membantu keluarga membuat jadwal


2. Melatih klien mengendalikan halusinasi aktivitas dirumah termasuk minum
dengan cara melakukan kegiatan yang disukai obat (discharge planning)
3. Menganjurkan klien memasukan kegiatan 2. Menjelaskan Pollow Up klien setelah
kedalam jadwal harian pulang

SP4P

1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien


2. Memberikan penkes tentang penggunaan obat
secara teratur
3. Menganjurkan klien memasukan kedalam
jadwal kegiatan harian
DAFTAR PUSTAKA
Fitria, nisa. 2012. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan
Strategi Penulisan Tindakan Keperawatan (LP dan SP). Salemba: Jakarta
Dermawan, Deden Rusdi. 2013. Keperawatan Jiwa. Konsep dan Kerangka Kerja
Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Gosyen Publishing
Damayanti Mukhritah dan Iskandar. 2014. Asuhan Keperawatan Jiwa.
Bandung: Refika Aditama

Anda mungkin juga menyukai