Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN

PASIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH (KRONIK)

A. Pengertian
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah
diri yang berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan
kemampuan diri dengan gejala mengkritik diri sendiri, perasaan tidak
mampu, pandangan hidup yang peseimis, penurunan produktifitas dan
penolakan terhadap kemampuan diri (Keliat dan Akemat, 2010). Harga diri
rendah kronis evaluasi diri atau perasaan negatif tentang diri sendiri atau
kecakapan diri yang berlangsung lama dengan karakteristik antara lain
ekspresi rasa bersalah, ekspresi rasa malu, pasif, kontak mata kurang,
perilaku tidak asertif dan sering kali kurang berhasil dalam peristiwa hidup
yang dapat terjadi akibat persepsi kurang dihargai orang lain, peristiwa
traumatik dan ketidakefektifan beradaptasi (Herdman, 2012).

B. Etiologi
Klien dengan harga diri rendah kronik biasanya mengalami suatu kejadian
stres yang lama dimana terjadi ketidakefektifan beradaptasi terhadap stressor
yang datang. Berdasarkan penelitian Schraml, et all (2012) tentang Stres
Kronik dan Konsekuensinya terhadap Prestasi Akademik pada Remaja yang
dilakukan pada siswa menengah atas dengan menggunakan tehnik
wawancara dan kuesioner, yang dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada saat
mulai sekolah dan diakhir masa sekolah, didapatkan bahwa 63 % siswa yang
tidak mengalami stres menunjukkan prestasi akademik yang baik dan 37 %
siswa yang mulai masuk sekolah yang sudah mengalami stres, berdampak
pada penurunan kemampuan akademik dengan pandangan diri yang
menurun.

Harga diri rendah terjadi disebabkan banyak faktor yang awalnya individu
berada pada suatu situasi yang penuh dengan stressor (krisis), seperti adanya
penolakan orang tua, harapan orangtua yang tidak realistik, kegagalan yang
berulang kali, kurang mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan
pada orang lain, dan ideal diri yang tidak realistik (Yosep, 2009).

Sedangkan menurut Yosep (2009), proses terjadi harga diri rendah dapat
dijelaskan sebagai berikut :
Life span history pasien penyebab terjadinya harga diri rendah adalah pada
masa kecil sering disalahkan, jarang diberikan pujian atas keberhasilannya.
Saat individu mencapai masa remaja keberadaannya kurang dihargai, tidak
diberi kesempatan dan tidak diterima. Menjelang dewasa awal sering gagal
disekolah, perkerjaan atau pergaulan. Harga diri rendah muncul saat
lingkungan cenderung mengucilkan dan menuntut lebih dari kemampuannya
dengan faktor predisposisi dan presipitasi yang mendukung.

1.Faktor Predisposisi
a. Biologis
1) Riwayat keluarga dengan gangguan jiwa, diturunkan melalui
kromosom orangtua (kromosom keberapa masih dalam penelitian).
Didugakromosom no.6 dengankontribusigenetiktambahannomor 4,
8, 15 dan 22. Pada anak yang kedua orangtuanya tidak menderita,
kemungkinan terkena penyakit adalah satu persen. Sementara pada
anak yang salah satu orangtuanya menderita kemungkinan terkena
adalah 15 %. Dan jika kedua orangtuanya penderita maka resiko
terkena adalah 35 %.
2) Kembar identik berisiko mengalami gangguan sebesar 50%,
sedangkan kembar dizygot (fraterna) berisiko mengalami gangguan
15%
3) Riwayat janin saat pranatal dan perinatal trauma, penurunan
komsumsi oksigen pada saat dilahirkan, prematur, preeklamsi,
malnutrisi, stres, ibu perokok, alkhohol, pemakaian obat-obatan,
infeksi, hipertensi dan agen teratogenik. Anak yang dilahirkan
dalam kondisi seperti ini pada saat dewasa (25 tahun) mengalami
pembesaran ventrikel otak dan atrofi kortek otak.
4) Nutrisi: Adanya riwayat gangguan nutrisi ditandai dengan
penurunan BB, rambut rontok, anoreksia, bulimia nervosa.
5) Keadaan kesehatan secara umum: obesitas, kecacatan fisik, kanker,
inkontinensia sehingga menjadi malu, penyakit menular AIDS,
6) Sensitivitas biologi: riwayat peggunaan obat, riwayat terkena
infeksi dan trauma kepala serta radiasi dan riwayat pengobatannya.
Ketidakseimbangan dopamin dengan serotonin neurotransmitter
7) Paparan terhadap racun : paparan virus influenza pada trimester 3
kehamilan dan riwayat keracunan CO, asbestos karena
mengganggu fisiologi otak.
8) Faktor biologis biasanya karena ada kondisi sakit fisik secara yang
dapat mempengaruhi kerja hormon secara umum, yang dapat pula
berdampak pada keseimbangan neurotransmitter di otak, contoh
kadar serotonin yang menurun dapat mengakibatkan klien
mengalami depresi dan pada pasien depresi kecenderungan harga
diri rendah kronis semakin besar karena klien lebih dikuasai oleh
pikiran-pikiran negatif dan tidak berdaya, yang sebagian besar
dipengaruhi oleh emosi.
9) Struktur otak yang mungkin berperan mengatur emosi (Davidson,
Neale & Kring, 2006) adalah:
a. System Limbic yaitu pusat emosi, dilihat dari emosi pada klien
dengan harga diri rendah yang kadang berubah seperti sedih,
dan terus merasa tidak berguna atau gagal terus menerus.
b. Hipothalamus yang juga mengatur mood dan motivasi, karena
melihat kondisi klien dengan harga diri rendah yang
membutuhkan lebih banyak motivasi dan dukungan dari
perawat dalam melaksanakan tindakan yang sudah dijadwalkan
bersama-sama dengan perawat padahal klien mengatakan
bahwa membutuhkan latihan yang telah dijadwalkan tersebut.
c. Thalamus, sistem pintu gerbang atau menyaring fungsi untuk
mengatur arus informasi sensori yang berhubungan dengan
perasaan untuk mencegah berlebihan di korteks. Kemungkinan
pada klien dengan harga diri rendah apabila ada kerusakan
pada thalamus ini maka arus informasi sensori yang masuk
tidak dapat dicegah atau dipilah sehingga menjadi berlebihan
yang mengakibatkan perasaan negatif yang ada selalu
mendominasi pikiran dari klien.
d. Amigdala yang berfungsi untuk emosi.
b. Psikologis
1) Adanya riwayat kerusakan struktur dilobus frontal yang
menyebabkan suplay oksigen dan glukosa terganggu di mana lobus
tersebut berpengaruh kepada proses kognitif sehingga anak
mempunyai intelegensi dibawah rata-rata dan menyebabkan
kurangnya kemampuan menerima informasi dari luar.
2) Keterampilan komunikasi verbal yang kurang, misalnya tidak
mampu berkomunikasi, komunikasi tertutup (non verbal), gagap,
riwayat kerusakan yang mempunyai fungsi bicara, misalnya trauma
kepala dan berdampak kerusakan pada area broca dan area
wernich.
3) Moral: Riwayat tinggal di lingkungan yang dapat mempengaruhi
moral individu, misalnya keluarga broken home, ada konflik
keluarga ataupun di masyarakat.
4) Kepribadian: orang yang mudah kecewa, mudah putus asa,
kecemasan yang tinggi dan menutup diri.Teori Interpersonal yang
dikembangkan oleh Harry Stack Sullivan mengembangkan teori
perkembangan kepribadian yang mencakup arti hubungan
interpersonal dimana hubungan yang tidak adekuat atau tidak
memuaskan menimbulkan ansietas yang merupakan dasar semua
masalah emosional (Videbeck, 2011).
5). Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan:
Menurut Peplau dan Sullivan harga diri berkaitan dengan
pengalaman interpersonal dalam tahap perkembangan dari bayi
sampai lanjut usia seperti good me, bad me, not me, anak sering
dipersalahkan, ditekan sehingga perasaan amannya tidak terpenuhi
dan merasa ditolak oleh lingkungan dan apabila koping yang
digunakan tidak efektif akan menimbulkan harga diri rendah.
Menurut Caplan, lingkungan sosial akan mempengaruhi individu,
pengalaman seseorang dan adanya perubahan sosial seperti perasaan
dikucilkan, ditolak oleh lingkungan sosial dan tidak dihargai akan
menyebabkan stres dan menimbulkan penyimpangan perilaku akibat
harga diri rendah (Yosep, 2009)
a) Orang tua otoriter, selalu membandingkan, yang mengambil
jarak dengan anaknya, penilaian negatif yang terus menerus
b) Anak yang diasuh oleh orang tua yang suka cemas, terlalu
melindungi, dingin dan tidak berperasaan atau kurang kasih
sayang, selalu dilarang.
c) Penolakan atau tindak kekerasan dalam rentang hidup klien
d) Konflik orang tua, disfungsi sistem keluarga
e) Kematian orang terdekat, adanya perceraian atau mengalami
traumatis atau berada pada situasi traumatik
f) Takut penolakan sekunder akibat obesitas, penyakit terminal,
sangat miskin dan pengangguran.
g) Riwayat ketidakpuasan yang berhubungan dengan
penyalahgunaan obat, perilaku yang tidak matang, pikiran
delusi, penyalahgunaan alkhohol
h) Riwayat kehilangan fungsi atau bagian tubuh atau adanya
perubahan bentuk badan yang dapat berpengaruh pada konsep
diri
5) Konsep diri: Ideal diri yang tidak realistis, harga diri rendah,
identitas diri tidak jelas, krisis peran, gambaran diri negatif.
Mengalami kegagalan yang berulang
6) Motivasi: adanya riwayat kegagalan dan kurangnya pernghargaan,
penguatan negatif yang berulang
7) Pertahanan psikologis, ambang toleransi terhadap stres yang
rendah, riwayat gangguan perkembangan sebelumnya
8) Kepribadian: mudah kecewa, mudah cemas, menutup diri dan
mudah putus asa
9) Self kontrol: tidak mampu melawan terhadap dorongan untuk
menyendiri
c. Sosialbudaya
1) Usia: Ada riwayat tugas perkembangan yang tidak selesai
2) Gender: Riwayat ketidakjelasan identitas dan kegagalan peran
gender
3) Pendidikan: pendidikan yang rendah dan riwayat putus sekolah
atau gagal sekolah
4) Pendapatan: penghasilan rendah
5) Pekerjaan: stressfull dan berisiko tinggi
6) Status sosial: Tuna wisma, kehidupan terisolasi (kehilangan kontak
sosial, misalnya pada lansia)
7) Latar belakang budaya: tuntutan sosial budaya tertentu adanya
stigma masyarakat, budaya yang berbeda (bahasa tidak dikenal)
8) Agama dan keyakinan: Riwayat tidak bisa menjalankan aktivitas
keagamaan secara rutin
9) Keikutsertaan dalam politik: Riwayat kegagalan berpolitik
10)Pengalaman sosial: perubahan dalam kehidupan, misalnya bencana,
kerusuhan. Kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan dan
ketidakutuhan keluarga
11)Peran sosial: isolasi sosial: khususnya usia lanjut, stigma negatif
dari masyarakat, praduga negatif dan stereotipi, perilaku sosial
tidak diterima oleh masyarakat.

2.Faktor Presipitasi
a. Nature
1) Biologi:
a) Dalam enam bulan terakhir mengalami penyakit infeksi otak
(enchepalitis) atau trauma kepala yang mengakibatkan lesi
daerah frontal, temporal dan limbic sehingg terjadi
ketidakseimbangann dopamin dan serotonin neurotransmitter
b) Dalam enam bulan terakhir terjadi gangguan nutrisi ditandai
dengan penurunan BB, rambut rontok, anoreksia, bulimia
nervosa yang berdampak pada pemenuhan glukosa di otak yang
dapat mempengaruhi fisiologi otak terutama bagian fungsi
kognitif
c) Sensitivitas biologi: putus obat atau mengalami obesitas,
kecatatan fisik, kanker dan pengobatannya yang
dapat menyebabkan perubahan penampilan fisik
d) Paparan terhadap racun, misalnya CO dan asbestosos yang
dapat mempengaruhi metabolisme di otak sehingga
mempengaruhi fisiologis otak
2) Psikologis
a) Dalam enam bulan terakhir terjadi trauma atau kerusakan
struktur di lobus frontal dan terjadi suplay oksigen dan glukosa
terganggu sehingga mempengaruhi kemampuan dalam
memahami informasi
b) Keterampilan verbal, tidak mampu komunikasi, gagap,
mengalami kerusakan yang mempengaruhi fungsi bicara
c) Dalam enam bulan terakhir tinggal di lingkungan yang dapat
mempengaruhi moral: lingkungan keluarga yang broken home,
konflik atau tinggal dalam lingkungan dengan perilaku sosial
yang tidak diharapkan
d) Konsep diri: Harga diri, perubahan penampilan fisik
e) Motivasi: kurang mendapatkan penghargaan dari orang lain
f) Self kontrol: tidak mampu melawan dorongan untuk
menyendiri
g) Kepribadian: mudah kecewa, mudah putus asa, kecemasan
yang tinggi, menutup diri
3) Sosial budaya
Usia: Dalam enam bulan terakhir alami ketidaksesuaian tugas
perkembangan dengan usia, atau terjadi perlambatan dalam
penyelesaian tugas perkembangan
a) Gender: enam bulan terakhir alami ketidakjelasan identitas dan
kegagalan peran gender (model peran negatif)
b) Pendidikan: dalam enam bulan terakhir mengalami putus
sekolah dan gagal sekolah
c) Pekerjaan : pekerjaan stressfull dan beresiko atau tidak bekerja
(PHK)
d) Pendapatan: penghasilan rendah atau dalam enam bulan
terakhir tidak mempunyai pendapatan atau terjadi perubahan
status kesejahteraan
e) Status sosia dan budaya: Tuna wisma dan kehidupan isolasi,
tidak mempunyai sistem pendukung. Persepsi ketidaksesuaian
antara norma budaya dengan dirinya dan ketidaksesuaian antara
norma spiritual dengan dirinya
f) Agama dan keyakinan: tidak bisa menjalankan aktivitas
keagamaan secara rutin. Terdapat nilai-nilai sosial di
masyarakat yang tidak diharapkan.
g) Kegagalan dalam bepolitik: kegagalan dalam berpolitik
h) Kejadian sosial saat ini: perubahan dalam kehidupan: perang,
bencana, kerusuhan, tekanan dalam pekerjaan, kesulitan
mendapatkan pekerjaan, sumber-sumber personal yang tidak
adekuat akibat perang, bencana
i) Peran sosial: Dalam enam bulan terakhir isolasi sosial,
diskriminasi dan praduga negatif, ketidakmampuan untuk
mempercayai orang lain
b. Origin
Internal: Kegagalan persepsi individu terhadap sesuatu yang diyakini
dalam hubungan sosial
Eksternal: Kurangnya dukungan sosial dan dukungan masyarakat pada
klien untuk melakukan hubungan sosial
c. Time
1) Waktu terjadinya stressor pada waktu yang tidak tepat
2) Stressor terjadi secara tiba-tiba atau bisa juga secara bertahap
3) Stressor terjadi berulang kali dan antara satu stressor dengan
stressor yang lain saling berdekatan
d. Number
1) Sumber stress lebih dari satu (banyak)
2) Stress dirasakan sebagai masalah yang berat

3.Penilaian Terhadap Stressor


a. Kognitif
1) Evaluasi diri bahwa klien tidak mampu menghadapi peristiwa
2) Melebih-lebihkan umpan balik negatif tentang diri sendiri secara
berlebihan
3) Pengungkapan diri yang negatif
4) Mengungkapkan penolakan terhadap umpan balik positif
5) Kurangnya.buruknya pemecahan masalah
6) Mengatakan ketidakmampuan untuk memenuhi pengharapan orang
lain
b. Afektif
1) Merasa malu
2) Kecemasan
3) Emosi tidak stabil
4) Perasaan tidak aman
5) Perasaan tidak mampu
c. Fisiologis
1) Ketidakseimbangan neurotransmitter dopamin dan serotonin
2) Peningkatan efinefrin dan non efinefrin
3) Peningkaan denyut nadi, TD, pernafasan jika terjadi kecemasan
4) Gangguan tidur
d. Perilaku
1) Secara berlebihan mencari penguatan
2) Ekspresi wajah bersalah
3) Tergantung pada orang lain
4) Kurang dapat menjalankan tugas harian
5) Enggan mencoba situasi atau melakukan aktivitas yang baru
6) Bimbang dan ragu-ragu dalam menjalankan kegiatan
7) Kontak mata kurang
8) Sering kali mencari penegasan
9) Pasif
10)Menolak umpan balik positif tentang dirinya
11)Buruknya penampilan tubuh (postur tubuh dan gerakan)
12)Perilaku penganiayaan diri (menggigit kuku, usaha bunuh diri,
pengrusakan, penyalahgunaan zat, menjadi korban)
13)Kurang spontanitas dalam melakukan aktivitas
e. Sosial
1) Tidak asertif
2) Acuh terhadap lingkungan
3) Ketidakmampuan dalam berkomunikasi
4) Kemampuan komunikasi mengalami penurunan
5) paranoid
6) Tidak tertarik terhadap segala aktivitas yang sifatnya menghibur 7)
Menarik diri

4.Sumber Koping
a. Personal ability
1) Kesehatan umum klien, terdapat kecacatan
2) Ketidakmampuan mengambil keputusan dan memecahkan masalah
3) Kemampuan berhubungan dengan orang lain tidak adekuat
4) Pengetahuan tentang masalah harga diri rendah
5) Integritas ego yang tidak adekuat
b. Sosial Support
1) Tidak adanya orang terdekat yang mendukung keluarga, teman,
kelompok
2) Hubungan antara individu, keluarga dan masyarakat tidak adekuat
3) Komitmen degan jaringan sosial tidak adekuat
c. Material asset
1) Adanya perubahan status kesejahteraan
2) Ketidakmampuan mengelola kekayaan
3) Tidak punya uang untuk berobat, tidak ada tabungan
4) Ada fasilitas Jamkesmas/SKTM atau kartu ansuransi yang dapat
digunakan untuk berobat
5) Tidak memiliki kekayaan dalam bentuk barang berharga
6) Ada pelayanan kesehatan di sekitar tempat tinggal
d. Positif belief
1) Distres spiritual
2) Tidak memilki motivasi untuk sembuh
3) Penilaian negatif tentang pelayanan kesehatan
4) Tidak menganggap apa yang dialami merupakan sebuah masalah

5.Mekanisme Koping
a. Konstruktif
b. Destruktif: Regresi, Proyeksi, Denial, Withdrawl, Introyeksi, Represi,
Displacement.

C. Tanda Dan Gejala


Menurut Keliat dan Akemat, 2010 karakteristik harga diri rendah yang dapat
ditemukan antara lain:
1. Mengkritik diri sendiri.
2. Perasaan tidak mampu.
3. Pandangan hidup yang pesimis.
4. Penurunan produktivitas.
5. Penolakan terhadap kemampuan diri
6. Tampak kurang memperhatikan perawatan diri
7. Lebih banyak menunduk
8. Bicara lambat dengan nada suara lemah.
9. Tidak berani menatap lawan bicara
10. Selera makan menurun

D. Pohon Masalah
Sumber : Fitria, 2012.

E. Masalah Yang Mungkin Muncul


1. Resiko tinggi Perilaku Kekerasan
2. Perubahan Presepsi Sensori : Halusinasi
3. Isolasi Sosial
4. Harga Diri Rendah
5. Koping Individu Tidak Efektif

F. Analisa Data
Diagnosa Data
No. Data Obyektif Data Subyektif
Keperawatan
1. Harga Diri  Mengkritik diri sendiri  Mengungkapkan dirinya
Rendah  Perasaan tidak mampu merasa tidak beguna
 Pandangan hidup yang  Mengungkapkan dirinya
pesimis merasa tidak mampu
 Penurunan produktivitas  Mengungkapkan dirinya
 Penolakan terhadap
tidak semnagat untuk
kemampuan diri
 Kurang memperhatikan beraktifiktas/ bekerja
 Mengungkapkan dirinya
perawatan diri
 Berkurangnya selera malas melakukan
makan perawatan diri (mandi,
 Tidak berani menatap berhias, makan dan
lawan bicara toileting)
 Lebih banyak menunduk
 Bicara lambat dengan
nada suara lemah

G. Diagnosa Keperawatan
Harga Diri Rendah (Kronik)
H. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Perencanaan
No. Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional
Keperawatan
1. Harga Diri Rendah SP 1: Setelah …..x 1. Diskusikan bahwa Aspek positif penting
Klien dapat
interaksi klien klien masih untuk meningkatkan
mengindentifikasi
mampu memiliki sejumlah percaya diri serta harga
kemampuan dan
mengidentifikasi: kemampuan dan diri.
aspek positif yang 1. Kemampuan
aspek (+) seperti
dimiliki yang dimiliki
kehiatan klien
2. Aspek (+) yang
dirumah adanya
dimiliki
keluarga dan
lingkungan terdekat
klien.
2. Beri pujian yang
realistis/ nyata dan
hindarkan setiap kali
bertemu dengan
klien yang memiliki
penilaian yang
negatif.
SP 1: Setelah ….x 1. Diskusikan dengan Mencari cara yang
Klien dapat menilai
intervensi klien klien kemampuan konstruktif dan
kemampuan yang
mampu menilai yang masih dapat menunjukan potensi
masih dapat
kemampuan yang dilakukan saat ini yang dimiliki klien
dilakukan
dapat di lakukan setelah mengalami untuk mengubah
masalah dirinya menjadi lebih
2. Bantu klien
baik dan berharga.
menyebutkannya
dan memberi
penguatan terhadap
kemampuan diri
yang diungkapkan
pada klien
SP 1: Setelah ….x 1. Berikan contoh cara Menghindari adanya
Klien dapat
interaksi, klien dapat pelaksanaa aktivitas kehilangan/ perubahan
menentukan kegiatan
menentukan kegiatan yang dapat peran akibat perasaan
yang akan dilatih
yang akan dilatih dilakukan klien HDR yang dialami
sesuai dengan 2. Susun bersama klien
sesuai dengan klien serta mencari
kemampuan klien dan buat daftar
kemampuan klien altermatif koping untuk
aktivitas/ kegiatan
meningkatkan harga
sehari hari klien diri.
SP 1: Setelah …..x 1. Diskusikan dengan Menghargai
Klien dapat melatih
interaksi klien dapat klien untuk kemampuan klien serta
kemampuan yang
melatih diri sesuai menetapkan urutan menemukan
dipilih
dengan kemampuan kegiatan (yang kemampuan yang klien
yang dipilih sudah dipilih klien) miliki
yang akan dilatihkan
2. Bersama klien dan
keluarga
memperagakan
beberapa kegiatan
yang akan dilakukan
klien
SP1: Setelah ….x Berikan pujian yang Pujian yang wajar akan
Klien dapat pujian
interaksi klien wajar dari perawat meningkatkan harga
yang wajar dari
mendapat pujian untuk kegiatan yang diri klien
perawat untuk
yang wajar dari dapat dilakukannya
kegiatan yang dapat
perawat untuk
dilakukan
kegiatan yang dapat
dilakukannya
SP 1: Setelah ….x Masukan kegiatan yang Memasukan kegiatan
Klien memasukan
interaksi klien dapat dolatih ke dalam jadwal ke dalam jadwal harian
kegiatan yang dilatih
memasukan kegiatan kegiatan harian merupakan proses
kedalam jadwal
yang dilatih ke untuk membiasakan
kegiatan harian
dlaam jadwal klien melakukan
kegiatan harian aktivitas rutin yang
dapat meningkatkan
harga diri klien
SP 2: Setelah ….x Evaluasi jadwal harian Evaluasi jadwal harian
Jadwal kegiatan
interaksi klien dapat klien oleh perawat klien oleh perawat
harian terevaluasi
mengevaluasi untuk melihat
oleh perawat
kegiatan hariannya perkembangan harga
diri klien.
SP 2: Setelah ….x Latih kemampuan Menghargai
Klien dapat melatih
interaksi klien dapat kedua klien yang dapat kemampuan klien serta
kemampuan kedua
melakukan dilakukan menunjukan
yang dapat
kemampuan kadua kemampuan yang klien
dilakukan
yang dapat miliki selain
dilakukan kemampuan
sebelumnya
SP 2: Setelah ….x Anjurkan klien untuk Memasukan kegiatan
Menganjurkan klien
interaksi klien dapat memasukan kedalam jadwal harian
memasukan dalam
memasukan dalam kemampuan kedua merupakan proses
kegiatan harian
jadwal kegiatan kedalam jadwal untuk membiasakan
harian kegiatan harian klien melakukan
aktivitas rutin yang
dapat meningkatkan
harga diri klien.
Daftar Pustaka
Fitria,Nita.2012.Prinsip dasar dan aplikasi penulisan laporan pendahuluan
dan strategi pelaksanaan tindakan keperawatan(LP/LK).Jakarta: Salemba
Medika.
Yosep, H Iyus, Sutini Titin. 2014. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Bandung:
Refika Aditama
Dermawan Deden, Rusdi. 2013. Keperawatan Jiwa, Konsep dan Kerangka
Kerja Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Gosyen Publishing
Damayanti Mukhritah dan Iskandar. 2014. Asuhan Keperawatan Jiwa.
Bandung: Refika Aditama

Anda mungkin juga menyukai