Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN KONSEP DIRI : HARGA DIRI RENDAH

A. Pengertian
Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui
individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan
orang lain (Stuart dan Sundeen, 1991).

Gangguan harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap
diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal
mencapai keinginan. (Budi Ana Keliat, 1999).

B. Proses terjadinya masalah


1. Faktor Predisposisi
Berbagai faktor menunjang terjadinya perubahan dalam konsep diri seseorang.
Faktor ini dapat dibagi sebagai berikut :
a. Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi penolakan orang
tua yang tidak realistis,kegagalan yang berulang,kurang mempunyai
tanggung jawab personal, ketergantungan pada oirang lain dan ideal diri
yang tidak realistis
b. Faktor yang mempengaruhi performa peran adalah stereotif
peran, gender, tuntutan peran kerja dan harapan peran budaya.
c. Faktor yang mempengaruhi identitas pribadi meliputi
ketidakpercayaan orang tua, tekanan dari kelompok sebaya dan perubahan
struktur sosial

2. Faktor Pencetus
Stresor pencetus dapat berasal dari sumber eksternal maupun internal sebagai
berikut :
a. Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau
menyaksikan peristiwa yang mengancam kehidupan.
b. Ketegangan peran berhubungan dengan peran atau posisi yang
diharapkan dan individu mengalaminya sebagai frustasi. Ada tiga jenis
transisi peran:
 Transisi peran perkembangan adalah perubahan normatif yang
berkaitan dengan pertumbuhan .Perubahan ini termasuk tahap
perkembangannya dalam kehidupan individu atau keluarga dan norma-
norma budaya,nilai-nilai, serta tekanan untuk menyesuaikan diri.
 Transisi peran situasi terjadi dengan bertambah atau berkurangnya
anggota keluarga melalui kelahiran atau kematian.
 Transisi peran sehat sakit terjadi akibat pergeseran dari keadaan
sehat ke keadaan sakit. Transisi ini dapat dicetuskan oleh : kehilangan
bagian tubuh,perubahan ukuran , bentuk, penampilan atau fungsi
tubuh,perubahan fisik yang berhubungan dengan tumbuh kembang
normal, prosedur medis dan keperawatan.

3. Penilaian Stressor
Apapun masalah dalam konsep diri dicetuskan oleh stressor psikologis,
sosiologis atau fisiologis, elemen yang penting adalah persepsi pasien tentang
ancaman.

4. Sumber Koping
Semua orang, tanpa memerhatikan gangguan perilakunya, mempunyai
beberapa bidang kelebihan personal yang meliputi :
 Aktivitas olahraga dan aktivitas di luar rumah
 Hobi dan kerajinan tangan
 Seni yang ekspresif
 Kesehatan dan perawatan diri
 Pendidikan atau pelatihan
 Pekerjaan, vokasi, atau posisi
 Bakat tertentu
 Kecerdasan
 Imajinasi dan kreativitas
 Hubungan interpersonal

5. Mekanisme Koping
Mekanisme koping termasuk pertahanan koping jangka pendek atau jangka
panjang serta penggunaan mekanisme pertahanan ego untuk melindungi diri
sendiri dalam menghadapi persepsi diri yang menyakitkan.
Pertahanan jangka pendek mencakup sebagai berikut :
a. Aktivitas yang memberikan pelarian sementara dan krisis
identitas diri (misalnya konser musik, bekerja keras, menonton televisi
secara obsesif)
b. Aktivitas yang memberikan identitas pengganti sementara
(misalnya ikut serta dalam klub sosial, agama, politik, kelompok, gerakan
atau geng)
c. Aktivitas yang sementara menguatkan atau meningkatkan
perasaan diri yang tidak menentu (misalnya olahraga yang kompetitif,
prestasi akademik, kontes untuk mendapatkan popularitas)
d. Aktivitas yang merupakan upaya jangka pendek untuk membuat
identitas di luar dari hidup yang tidak bermakna saat ini (misalnya
penyalahgunaan obat).

Pertahanan jangka panjang mencakup sebagai berikut :


a. Penutupan identias  adopsi identitas prematur yang diinginkan
oleh orang yang terdekat tanpa memperhatikan keinginan, aspirasi atau
potensi diri individu.
b. Identitas negatif  asumsi identitas yang tidak sesuai dengan
nilai dan harapan yang diterima masyarakat.
Mekanisme pertahanan ego termasuk penggunaan fantasi, disosiasi,
isolasi, proyeksi, pengalihan(displacement), splitting, berbalik marah
terhadap diri sendiri dan amuk.
6. Rentang Respons Konsep Diri

Rentang Respons Konsep Diri :


1. Aktualisasi diri adalah : pernyataan diri tentang
konsep diri yang positif dengan latar belakang pengalaman nyata yang sukses
dan dapat diterima
2. Konsep diri positif apabila individu mempunyai
pengalaman yang positif dalam beraktualisasi diri dan menyadari hal –hal
positif maupun yang negative dari dirinya
3. Harga diri rendah adalah ; individu cenderung
untuk menilai dirinya negative dan merasa lebih rendah dari orang lain
4. Identitas kacau adalah kegagalan individu
mengintegrasikan aspek – aspek identitas masa kanak – kanak ke dalam
kematangan aspek psikososial kepribadian pada masa dewasa yang harmonis
5. Depersonalisasi adalah ; perasaan yang tidak
realistis dan asing terhadap diri sendiri yang berhubungan dengan kecemasan,
kepanikan serta tidak dapat membedakan dirinya dengan orang lain.
C. Asuhan Keperawatan
1. Pohon Masalah

Isolasi Sosial

Harga Diri Rendah Core Problem

Berduka disfungsional

2. Masalah Keperawatan dan Data yang Perlu Dikaji


Harga diri rendah
DS :
- Ungkapan mengkritik diri sendiri, merendahkan diri sendiri
- Ungkapan rasa bersalah, khawatir
- Ungkapan suka menunda keputusan
- Menyangkal kesenangan sendiri
- Bosan
- Polarisasi pandangan hidup
DO :
- Gangguan berhubungan
- Perilaku destruktif

D. Diagnosa keperawatan

Diagnosa yang muncul dari pohon masalah diatas adalah :


a. Gangguan konsep diri : Harga diri rendah
b. Berduka disfungsional
c. Isolasi sosial

E. Rencana Tindakan Keperawatan


Masalah yang menjadi diagnosa utama adalah : Gangguan konsep diri : harga diri
rendah
Harga Diri Pasien Keluarga
Rendah SP I p SP I k
1. Membina hubungan saling percaya 1. Mendiskusikan
2. Mengidentifikasi kemampuan dan masalah yang
aspek positif yang dimiliki pasien dirasakan keluarga
3. Mermbantu pasien menilai dalam merawat
kemampuan pasien yang masih pasien
dapat digunakan 2. Menjelaskan
4. Membantu pasien memilih pengertian, tanda
kegiatan yang akan dilatih sesuai dan gejala harga diri
dengan kemampuan pasien rendah yang dialami
5. Melatih pasien sesuai kemampuan pasien beserta
yang dipilih proses terjadinya
6. Memberikan pujian yang wajar 3. Menjelaskan cara-
terhadap keberhasilan pasien cara merawat pasien
7. Menganjurkan pasien memasukkan harga diri rendah
dalam jadwal kegiatan harian

SP II p SP II k
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan 1. Melatih keluarga
harian pasien mempraktekkan cara
2. Melatih kemampuan kedua merawat pasien
3. Menganjurkan pasien memasukkan dengan harga diri
dalam jadwal kegiatan harian rendah
2. Melatih keluarga
melakukan cara
perawat langsung
kepada pasien harga
diri rendah
SP III k
1. Membantu keluarga
membuat jadwal
aktifitas di rumah
termasuk minum
obat [discharge
planning]
2. Menjelaskan follow
up pasien setelah
pulang

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Pertemuan Ke :1
Hari/Tanggal :
Nama Klien :

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
DS :
 Ungkapan mengkritik diri sendiri, merendahkan diri sendiri
 Ungkapan rasa bersalah, khawatir
 Ungkapan suka menunda keputusan
 Menyangkal kesenangan sendiri
 Bosan
 Polarisasi pandangan hidup
DO :
 Gangguan berhubungan
 Perilaku destruktif
2. Diagnosa Keperawatan:
Harga Diri Rendah
3. Tujuan Khusus
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
b. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
c. Klien dapat menilai kemampuan yang dimiliki untuk dilaksanakan
d. Klien dapat merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki
e. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai dengan rencana yang dibuat
4. Tindakan Keperawatan:
a. Identifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien
b. Bantu klien menilai kemampuan klien yang masih dapat digunakan
c. Bantu klien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan
kemampuan klien
d. Latih klien sesuai kemampuan yang dipilih
e. Berikan pujian yang wajar terhadap keberhasilan klien
f. Anjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

B. Strategi Pelaksanaan
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Assalamualaikum,
b. Evaluasi/Validasi
“Bagaimana keadaan T hari ini ? T terlihat segar“.
c. Kontrak
Topik : ”Bagaimana, kalau kita bercakap-cakap tentang kemampuan
dan
kegiatan yang pernah T lakukan? Setelah itu kita akan nilai
kegiatan mana yang masih dapat T dilakukan di rumah sakit.
Setelah kita nilai, kita akan pilih satu kegiatan untuk kita latih”

Waktu : “Berapa lama ? Bagaimana kalau 20 menit ?


Tempat : ”Dimana kita duduk ? bagaimana kalau di ruang tamu?”

2. Kerja
”T, apa saja kemampuan yang T dimiliki? Bagus, apa lagi? Saya buat
daftarnya ya! Apa pula kegiatan rumah tangga yang biasa T lakukan?
Bagaimana dengan merapihkan kamar? Menyapu ? Mencuci
piring..............dst.”. “ Wah, bagus sekali ada lima kemampuan dan
kegiatan yang T miliki “.
”T, dari lima kegiatan/kemampuan ini, yang mana yang masih dapat
dikerjakan di rumah sakit ? Coba kita lihat, yang pertama bisakah, yang
kedua.......sampai 5 (misalnya ada 3 yang masih bisa dilakukan). Bagus
sekali ada 3 kegiatan yang masih bisa dikerjakan di rumah sakit ini.
”Sekarang, coba T pilih satu kegiatan yang masih bisa dikerjakan di rumah
sakit ini”.” O yang nomor satu, merapihkan tempat tidur?Kalau begitu,
bagaimana kalau sekarang kita latihan merapihkan tempat tidur T”. Mari kita
lihat tempat tidur T. Coba lihat, sudah rapihkah tempat tidurnya?”
“Nah kalau kita mau merapihkan tempat tidur, mari kita pindahkan dulu bantal
dan selimutnya. Bagus ! Sekarang kita angkat spreinya, dan kasurnya kita
balik. ”Nah, sekarang kita pasang lagi spreinya, kita mulai dari arah atas, ya
bagus !. Sekarang sebelah kaki, tarik dan masukkan, lalu sebelah pinggir
masukkan. Sekarang ambil bantal, rapihkan, dan letakkan di sebelah
atas/kepala. Mari kita lipat selimut, nah letakkan sebelah bawah/kaki.
Bagus !”
”T sudah bisa merapihkan tempat tidur dengan baik sekali. Coba perhatikan
bedakah dengan sebelum dirapikan? Bagus ”
“ Coba T lakukan dan jangan lupa memberi tanda MMM (mandiri) kalau T
lakukan tanpa disuruh, tulis B (bantuan) jika diingatkan bisa melakukan, dan
T (tidak) melakukan.

3. Terminasi
a. Evaluasi
Subyektif: “Bagaimana perasaan T setelah kita bercakap-cakap dan
latihan
merapihkan tempat tidur ?
Obyektif : “Berarti sudah berapa kemampuan yang T miliki dan bisa T
lakukan?”
b. Rencana Tindak Lanjut
Ya, T ternyata banyak memiliki kemampuan yang dapat dilakukan di
rumah sakit ini. Salah satunya, merapihkan tempat tidur, yang sudah T
praktekkan dengan baik sekali. Nah kemampuan ini dapat dilakukan juga
di rumah setelah pulang.” ”Sekarang, mari kita masukkan pada jadual
harian. T. Mau berapa kali sehari merapihkan tempat tidur. Bagus, dua
kali yaitu pagi-pagi jam berapa ? Lalu sehabis istirahat, jam 16.00”
c. Kontrak
Topik : ”Besok pagi kita latihan lagi kemampuan yang kedua. T masih
ingat
kegiatan apa lagi yang mampu dilakukan di rumah sakit selain
merapihkan tempat tidur? Ya bagus, cuci piring.. kalau begitu
kita
akan latihan mencuci piring”

Waktu : ”Besok jam 8 pagi, sehabis makan pagi”


Tempat : “Di dapur ruangan ini, ya. Sampai jumpa”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Pertemuan Ke :2
Hari/Tanggal :
Nama Klien :

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
DS :
DO :
2. Diagnosa Keperawatan:
Harga diri rendah
3. Tujuan Khusus
a. Klien dapat merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki
b. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai dengan rencana yang dibuat
4. Tindakan Keperawatan:
a. Evaluasi jadwal kegiatan harian klien
b. Latih kemampuan kedua
c. Anjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

B. Strategi Pelaksanaan
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Assalammua’laikum”
b. Evaluasi/Validasi
”Bagaimana perasaan T pagi ini ? Wah, tampak cerah ”
”Bagaimana T, sudah dicoba merapikan tempat tidur sore kemarin/ Tadi
pagi? Bagus (kalau sudah dilakukan, kalau belum bantu lagi)
c. Kontrak
Topik : “Sekarang kita akan latihan kemampuan kedua. Masih ingat
apa kegiatan itu T?” ”Ya benar, kita akan latihan mencuci piring di dapur
ruangan ini”
Waktu : ”Waktunya sekitar 15 menit
Tempat : “Mari kita ke dapur!”

2. Kerja
“T, sebelum kita mencuci piring kita perlu siapkan dulu perlengkapannya,
yaitu sabut/tapes untuk membersihkan piring, sabun khusus untuk mencuci
piring, dan air untuk membilas., T bisa menggunakan air yang mengalir dari
kran ini. Oh ya jangan lupa sediakan tempat sampah untuk membuang sisa-
makanan.
“Sekarang saya perlihatkan dulu ya caranya”
“Setelah semuanya perlengkapan tersedia, T ambil satu piring kotor, lalu
buang dulu sisa kotoran yang ada di piring tersebut ke tempat sampah.
Kemudian T bersihkan piring tersebut dengan menggunakan sabut/tapes
yang sudah diberikan sabun pencuci piring. Setelah selesai disabuni, bilas
dengan air bersih sampai tidak ada busa sabun sedikitpun di piring tersebut.
Setelah itu T bisa mengeringkan piring yang sudah bersih tadi di rak yang
sudah tersedia di dapur. Nah selesai…
“Sekarang coba T yang melakukan…”
“Bagus sekali, T dapat mempraktekkan cuci pring dengan baik. Sekarang
dilap tangannya
3. Terminasi
a. Evaluasi
Subyektif: ”Bagaimana perasaan T setelah latihan cuci piring ?”
Obyektif : “Sudah berapa kemampuan yang sudah T lakukan?”
b. Rencana Tindak Lanjut
”Bagaimana jika kegiatan cuci piring ini dimasukkan menjadi kegiatan
sehari-hari T. Mau berapa kali T mencuci piring? Bagus sekali T
mencuci piring tiga kali setelah makan.”
c. Kontrak
Topik : “Besok kita akan latihan untuk kemampuan ketiga, setelah
merapihkan tempat tidur dan cuci piring. Masih ingat kegiatan apakah itu?
Ya benar kita akan latihan mengepel”
Waktu : ”Mau jam berapa ? Sama dengan sekarang ?
Tempat : “Di ruang tamu saja ya? Sampai jumpa ”

Anda mungkin juga menyukai