Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN

WAHAM

Disusun oleh :

Eka Aestri Agustina


(A31500823)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
GOMBONG
2016

GANGGUAN KONSEP DIRI : HARGA DIRI RENDAH

A. Pengertian
Konsep diri adalah penilaian subjectif individu terhadap dirinya, perasaan
sadar atau perasaan tidak sadar dan persepsi terhadap fungsi, peran dan tubuh
(Kusumawati, 2011).
Harga diri rendah merupakan keadaan dimana individu mengalami
evaluasi diri negative tentang kemampuan dirinya (Fitriya, 2013).
Harga diri rendah merupakan perasaan tidak berharga, tidak berarti, rendah
diri yang menjadikan evaluasi negative terhadap diri sendiri dan kemapuan
diri (Keliat, 2011).
Harga diri rendah merupakan evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau
kemampuan diri yang negative terhadap diri sendiri, hilangnya percaya diri
dan harga diri, merasa gagal dalam mencapai keinginan (Herman, 2011).

B. Proses Terjadinya Harga Diri Rendah


Berdasarkan hasil riset Malhi (2008, dalam http:www.tqm.com)
menyimpulkan bahwa harga diri rendah diakibatkan oleh rendahnya cita-cita
seseorang. Hal ini mengakibatkan berkurangnya tantangan dalam mencapai
tujuan. Tantangan yang rendah mengakibatkan upaya yang rendah.
Selanjutnya, ini menyebabkan penampilan seseorang tidak optimal. Dalam
tinjauan life span history klien, penyebab terjadinya harga diri rendah adalah
pada masa kecil sering disalahkan, jarang diberi pujian atas keberhasilannya.
Saat individu mencapai remaja keberadaannya kurang dihargai,tidak diberi
keempatan dan tidak diterima. Menjelang dewasa awal sering gagal di
sekolah, pekerjaan atau pergaulan. Harga diri rendah muncul saat lingkungan
cenderung mengucilkan dan menuntut lebih dari kemampuannya.

C. Faktor Predisposisi dan Faktor Presipitasi


Menurut Fitriya (2009) factor-faktor yang mempengaruhi terjadinya harga
diri rendah yaitu factor predisposisi dan factor presipitasi.
1. Factor Predisposisi
Factor predisposisi terjadinya harga diri rendah adalah penolakan
orang tua yang tidak realistis, kegagalan berulang kali, kurang
mempunyai tanggungung jawab personal, ketergantungan pada orang
lain ideal diri yang tidak realistis.
2. Factor Presepitasi
Faktor presipitasi harga diri rendah biasanya adalah hilangnya
sebagian tubuh, perubahan penampilan/bentuk tubuh, mengalami
kegagalan serta menurunnya produktivitas.

D. Jenis-Jenis Harga Diri Rendah


Menurut Purba (2008) gangguan harga diri rendah dapat terjadi secara
situasional dan kronik. Gangguan harga diri yang terjadi secara situasional
bisa disebabkan oleh trauma yang muncul secara tiba-tiba misalnya harus
dioperasi, mengalami kecelakaan, menjadi korban perkosaan atau menjadi
narapidana sehingga harus masuk penjara. Selain itu, dirawat di rumah sakit
juga mengakibatkan rendahnya harga diri seseorang diakibatkan penyakit
fisik, pemasangan alat bantu yang membuat klien tidak nyaman, harapan
yang tidak tercapai akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh serta perlakuan
petugas kesehatan yang kurang menghargai klien dan keluarga. Sedangkan
gangguan harga diri kronik biasanya sudah berlangsung sejak lama yang
sudah dirasakan klien sebelum sakit atau sebelum dirawat dan menjadi
semakin meningkat saat dirawat.

E. Tanda dan Gejala Harga Diri Rendah


Keliat (2009) mengemukakan beberapa tanda dan gejala harga diri rendah
adalah :
1. Mengkritik diri sendiri
2. Perasaan tidak mampu
3. Pandangan hidup yang pesimis
4. Penurunan produktivitas
5. Penolakan terhadap kemampuan diri.
Selain tanda dan gejalatersebut, penampilan seseorang dengan harga diri
rendah juga tampak kurang memperhatikan perawatan diri, berpakaian tidak
rapih, selera makan menurun, tidak berani menatap lawan bicara, lebih
banyak menunduk dan bicara lambat dengan nada suara lemah.

F. Pohon Masalah

Resiko Perilaku Kekerasan

Gangguan persepsi sensori

Harga Diri Rendah

Koping individu tidak efektif

Traumatic tumbuh kembang

Sumber : Yosep (2009)

G. Masalah Keperawatan yang Mungkin Muncul


1. Harga diri rendah kronis
2. Koping individu tidak efektif
3. Isolasi social
4. Perubahan persepsi sensori : halusinasi
5. Resiko tinggi perilaku kekerasan
(Herdman, 2012).
H. Strategi Pelaksanaan Harga Diri Rendah
Pasien Keluarga
SP I Pasien SP I Keluarga
1. Mengidentifikasi kemampuan dan 1. Mendiskusikan masalah yang
aspek positif yang dimiliki pasien dirasakan keluarga dalam
2. Membantu pasien menilai kemampuan merawat pasien
pasien yang masih dapat dilkakukan 2. Menjelaskan pengertian, tanda
3. Membantu pasien memilih kegiatan dan gejala harga diri rendah
yang akan dilakukan sesuai dengan yang dialami pasien beserta
kemampuan pertama pasien proses terjadinya
4. Melatih pasien sesuai kemampuan yang 3. Menjelaskan cara-cara
dipilih merawat pasien harga diri
5. Memberi pujian yang wajar terhadap rendah
keberhasilan pasien
6. Menganjurkan pasien memasukkan SP II Keluarga
dalam jadwal kegiatan sehari-hari 1. Melatih keluarga
mempraktekan cara merawat
SP II Pasien pasien dengan harga diri
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian rendah
pasien 2. Melatih keluarga melakukan
2. Melatih kemampuan ke dua cara merawat langsung kepada
3. Menganjurkan pasien memasukkan pasien harga diri rendah
dalam jadwal kegiatan harian.
SP III Keluarga
1. Membantu keluarga membuat
jadwal aktivitas di rumah
termasuk minum obat
(discharge planning)
2. Menjelaskan follow up pasien
setelah pulang.
Sumber : Purba, dkk (2008).
DAFTAR PUSTAKA
Fitriya, Nita. 2009. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta : Salemba Medika

Herdman, T. H. 2012. NANDA International Diagnosis Keperawatan : Definisi


dan Klasifikasi 2012-2014. Jakarta : EGC

Herman, A. 2011. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Yogyakarta : Nuha Medika

Keliat, B. A. 2011. Model Praktek Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta : EGC

Kusumawati, F. 2011. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta : Salemba Medika

Malhi. 2008. Asuhan Keperawatan Harga Diri Rendah (online). From :


http://tqm.com. Diakses pada 20 Januari 2016

Purba, J. M, Sri Eka, Mahnum, L. N dan Hardiyah. 2008. Asuhan Keperawatan


pada Klien dengan Masalah Psikososial dan Gangguan Jiwa. Medan :
USU press

Yosep, Iyus, S. Kp, M. Si. 2009. Keperawatan Jiwa edisi revisi. Bandung : PT.
Refika Aditama

Anda mungkin juga menyukai