Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN DAN SPTK

HARGA DIRI RENDAH

Di susun oleh :
Putri amelia
(1720190003)

Program Studi D III Keperawatan


Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Islam As-Syafi’iyah
2021
LAPORAN PENDAHULUAN HARGA DIRI RENDAH
I. KASUS (MASALAH UTAMA)
Gangguan konsep diri : Harga diri rendah
II. PROSES TERJADINYA MASALAH
A. Definisi
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan
rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negative terhadap
diri sendiri atau kemampuan diri. Adanya perasaan hilang kepercayaan
diri, merasa gagal karena tidak mampu mencapai keinginan sesuai ideal
diri. (Yosep, 2009)
Harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri sendiri
atau kemampuan diri yang negative yang dapat secara langsung atau
tidak langsung diekspresikan. (Towsend, 2008)
Harga diri rendah adalah penilaian tentang pencapaian diri dengan
menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. (Keliat BA,
2006)
B. Faktor Predisposisi
1. Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi penolakan orang tua,
harapan orang tua yang tidak realistis, kegagalan yang berulang,
kurang mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada
orang lain, dan ideal diri yang tidak realistis.
2. Faktor yang mempengaruhi performa peran dan stereotype peran
gender, tuntutan pekerja keras, dan harapan budaya.
3. Faktor yang mempengaruhi identitas pribadi meliputi
ketidakpercayaan orangtua, tekanan dari kelompok sebaya, dan
perubahan struktur sosial. (Setuaret & Sundeent, 2016)
C. Faktor Presipitasi
Harga diri rendah sering disebabkan karena adanya koping individu yang
tidak efektif akibat adanya kurang umpan balik positif, kurangnya sistem
pendukung kemunduran perkembangan ego, pengulangan umpan balik
yang negative, disfungsi sistem keluarga serta terfiksasi pada tahap
perkembangan awal. (Tausend, 2008)
D. Jenis
Harga diri rendah merupakan penilaian individu tentang nilai personal
yang diperoleh dengan menganalisa seberapa baik perilaku seseorang
seuai dengan ideal dirinya. Harga diri yang tinggi adalah perasaan yang
berakar dalam penerimaan diri tanpa syarat, walaupun melakukan
kesalahan, kekalahan, dan kegaggaln tetapi mereka sebagai seorang yang
penting dan berharga.
E. Fase-fase
Gangguan harga diri rendah merupakan masalah bagi banyak orang dan
diekspresikan melalui tingkat kecemasan yang sedang sampai berat.
Umumnya disertai dengan evaluasi diri yang negative membenci diri
sendiri dan menolak diri sendiri.
Gangguan diri taua harga diri rendah dapat terjadi secara:
a. Situasional
Yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misalnya harus di operasi,
kecelakaan, dicerai suami, putus sekola, putus hubungan kerja.
b. Kronis
Yaitu perasaan negative terhadap diri telah berlangsung lama, yaitu
sebelum sakit atau di rawat. Pasien mempunyi cara berfikir yang
negative. Kejadian sakit dan dirawat akan menambah persepsi
negative terhadap dirinya. Kondisi ini mengakibatkan respon yang
maladaktif, kondisi ini dapat ditemukan pada pasien gangguan fisik
yang kronis atau pada pasien gangguan jiwa. (Makhripah D &
Iskandar, 2012)
F. Rentang respon
a. Respon Adaptif
Respon adaptif adalah kemampuan individu dalam menyelesaikan
masalah yang dihadapinya.
1) Aktualisasi diri adalah pernyataan diri tentang konsep diri yang
positif dengan latar belakang pengalaman nyata yang sukses dan
dapat diterima
2) Konsep diri positif adalah apabila individuu mempunyai
pengalaman yang positif dalam beraktualisasi diri dan menyadari
hal-hal positif maupun yang negative dari dirinya. (Eko P, 2014)
b. Respon Maladaptif
Respon maladaptive adalah respon yang diberikan individu ketika dia
tidak mampu lagi meyelesaikan masalah yang dihadapi
1) Harga diri rendah adalah individu yang cenderung untuk menilai
dirinya yang negative dan merasa lebih rendah dari orang lain.
2) Keracunan identitas adalah identitas diri kacau tau tidak jelas
sehingga tidak memberikan kehidupan dalam mencapai tujuan.
3) Depersonalisasi (tidak mengenal diri) tidak mengenal diri yaitu
mempunyai kepribadian yang kurang sehat, tidak mampu
berhubungan dengan orang lain secara intim. Tidak ada rasa
percaya diri atau tidak dapat membina hubungan baik degan
orang lain. (Eko P, 2014)
G. Mekanisme Koping
Mekanisme koping termasuk pertahanan koping jangka panjang pendek
atau jangka panjang serta penggunaan mekanisme pertahanan ego untuk
melindungi diri sendiri dalam menghadapi persepsi diri yang
menyakitkan. Pertahanan tersebut mencakup berikut ini:
Jangka pendek:
1) Aktivitas yang memberikan pelarian sementara dari krisi identitas
diri (misalnya, konsermusik, bekerja keras, menonton tv secara
obsesif)
2) Aktivitas yang memberikan identitas oengganti sementara (misalnya,
ikut serta dalam klub sosial, agama, politik, kelompok, gerakan, atau
geng).
3) Aktivitas yang sementara menguatkan atau meningkatkan perasaan
diri yang tidak menentu (misalnya, olahraga yang kompetitif, prestasi
akademik, kontes atau mendapatkan popularitas).
Jangka panjang:
1) Penutupan identitas : adopsi identitas prematuryang diinginkan oleh
orang terdekat tanpa memerhatikan keinginan, aspirasi, atau potensi
diri individu.
2) Identitas negative : asumsi identitas yang tidak sesuai dengan nilai
dan harapan yang diterima masyarakat.
Mekanisme pertahanan ego termasuk penggunaan fantasi, disosiasi,
isolasi, proyeksi, pengalihan (Displacement, berbalik marah terhadap diri
sendiri, dan amuk). (Stuart, 2006)
III. DASAR PENETAPAN MASALAH KLIEN
A. Pohon Masalah

Isolasi sosial
Akibat

Harga diri rendah


Masalah utama

Koping individu tidak efektif


Penyebab

B. Masalah Keperawatan Dan Data Yang Perlu Dikaji


1. Identitas klien
Meliputi Nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, pendidikan,
pekerjaan, dan diri penanggung jawab.
2. Keluhan utama dan alasan masuk
Keluhan utama atau alasan masuk ditanyakan pada keluarga/klien,
apa yang menyebabkan klien dan keluarga datang ke rumah sakit.
3. Faktor predisposisi
Faktor yang mempengaruhi harga diri, penampilan dan identitas diri.
4. Faktor presipitasi
Faktor internal dan eksternal : trauma dan ketegangan peran,
(transisis, peran : perkembangan, situasi, dan sehat sakit)
5. Aspek fisik
Mengukur dan mengobservasi TTV, ukur TB dan BB, aktivitas
sehari-hari, pola tidur, pola istirahat, rekreasi dan kaji fungsi organ
tubuh bila ada keluhan.
6. Aspek psikososial
a. Membuat genogram yang memuat paling sedikit tiga generasi
b. Konsep diri :
1) Citra tubuh : Persepsi klien terhadap tubuhnya
2) Identitas diri : Status dan posisi klien sebelum dirawat
3) Peran diri : Tugas yang diemban dalam keluarga
4) Ideal diri : Harapan terhadap tubuh, posisi, status, tugas dll
5) Harga diri : Hubungan klien dengan orang lain, penilaian dan
penghargaan orang lian terhadap dirinya
c. Hubungan sosial dengan orang lain yang terdekat dalam
kehidupan, kelompok yang diikuti dalam masyarakat
d. Spiritual, mengenai nlai dan keyakinan dan kegiatan ibadah
7. Status mental
Nilai penampilan klien rapih atau tidak, amati pembicaraan klien,
aktivitas motoric klien, atau perasaan klien (sedih, takut, khawatir),
interaksi selama wawancara, persepsi klien, proses piker, isi piker,
tingkat kesadaran, memori, tingkat konsentrasi dan berhitung,
kemampuan penilaian.
8. Masalah psikososial dan lingkungan
Dari data keluarga atau klien mengenai yang dimiliki klien
9. Aspek medic
Terapi yang diterima klien yaitu FCT, terapi lain seperti psikomotor,
terapi tingkah laku, terapi keluarga, terapi spiritual, terapi okupasi,
dan terapi lingkungan serta rehabilitasi.

IV. DIAGNOSA KEPERAWATAN


Harga diri rendah

V. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


Diagnosa
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
Keperawatan
Harga diri TUM : a. Setelah 2x SP 1 p
rendah Pasien pertemuan pasien 1. Mengidentifikasi
mampu mampu kemampuan dan aspek
mengatasi menyebutkan positif yang dimiliki
harga diri kemampuan dan pasien
rendah yang aspek positif yang 2. Membantu pasien
dialaminya dimiliki menilai kemmapuan
b. Setelah 2x pasien yang masih dapat
pertemuan pasien digunakan
mampu 3. Membantu pasien
menyebutkan memilih kegiatan yang
kemampuan yang akan dilatih sesuai
dimiliki dan dapat dengan kemampuan
digunakan pasien
c. Setelah 1x 4. Melatih pasien sesuai
pertemuan pasien kemampuan yang dipilih
mampu 5. Memberikan pujian yang
merencanakan wajar terhadap
kegiatan yang sesuai kemampuan pasien
dengan kemampuan 6. Menganjurkan pasien
yang dimilikinya memasukkan dalam
d. Setelah 1x jadwal kegiatan harian
pertemuan pasien SP II p

mampu melakukan 1. Mengevaluasi jadwal


kegiatan sesuai kegiatan pasien
jadwal yang sudah 2. Melatih kemampuan
dibuat kedua
3. Menganjurkan pasien
memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian

SP III p
1. Mengevaluasi jadwal
harian pasien
2. Melatih kemampuan
ketiga
3. Menganjurkan pasien
memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian
SPTK II HARGA DIRI RENDAH
Proses Keperawatan
Kondisi Klien :
DS :

 Klien mengatakan bahwa dirinya tidak berguna


 Klien mengatakan bahwa ia merasa malu
 Klien mengatakan dirinya adalah orang terbodoh sedunia
 Klien mengatakan tidak memiliki kemampuan apapun
DO :

 Klien tampak sering menyendiri


 Klien tampak menunduk
Diagnosa Keperawatan : Harga Diri Rendah
Tujuan Khusus : Dapat menidentifikasi kemampuan yang klien miliki
Tindakan Keperawatan :
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2. Melatih kemampuan kedua
3. menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
Proses Komunikasi dalam Pelaksanaan Tindakan
ORIENTASI
1. Salam Terapeutik
“ Selamat pagi Bu, saya suster Khilda yang kemarin melakukan kontrak waktu
dengan ibu bahwa hari ini kita akan melakukan kegiatan melatih kemampuan
ibu yang kedua yaitu menyapu”
2. Ealuasi/validasi
“Bagaimana keadaan ibu pagi ini ?”
“Apakah ibu merasa senang?”
“Apakah Ibu sudah melaukan kegiatan sesuai jadwal yang telah di buat?”
3. Kontrak
a. Topik
“ Ibu kita akan melakukan kegiatan yang kedua sesuai yang ibu sebutkan
kemarin yaitu menyapu, bagaimana apakah ibu bersedia untuk
melakukannya sekarang ?
b. Waktu
“ Baik bu kegiatan ini memerlukan waktu selama 10 menit apakah ibu
bersedia?
c. Tempat
d. “ Ibu kita akan melakukannya di Ruang depan atau di sini saja?”
e. Tujuan Interaksi
untuk mengidentifikasi kemampuan pasien yang kedua.
Kerja ( Langkah – langkah tindakan keperawatan )
1. “Ibu sudah tau cara menyapu yang benar seperti apa?”
2. “Baik akan saya ajarkan ya bu, pertama-tama memegang sapu dengan tangan
kanan, kemudian sapu pojok terlebih dahulu lalu debu nya ibu kumpulkan di
tengah, kemudian siapkan serokan untuk menampung debu-debudan setelah itu
buang ke tempat sampah”
3. “Sekarang coba ibu pratekan apa yang sudah saya ajarkan tadi.”
4. “Nah seperti itu ya bu, bagus sekali.”
5. “Wah sekarang ruangan nya terlihat sangat rapih setelah ibu sapu tadi.”
6. “Ibu sangat pandai menyapu, bisa melakukan pekerjaan dengan sangat baik.”
7. “Sekarang ibu tau kan ternyata ibu memiliki kelebihan dan potensi yang ibu
punya di dalam diri ibu, jadi ibu tidak boleh merasa tidak berharga lagi, karna
sebenarnya ibu adalah orang yang sangat luar biasa.”
TERMINASI
1. Evaluasi
a. Evaluasi klien ( Subjektif )
“ Bagaimana perasaan ibu setelah melakukan kegiatan yang kedua?”
“Apakah Ibu sudah melaukan kegiatan sesuai jadwal yang telah di buat?”
b. Evaluasi perawat ( objektif)
“Apakah ibu bisa melakukan apa yang saya katakan kembali?”
2. Rencana Tindakan
“Baik ibu besok kita akan melakukan kegiatan ibu yang ketiga yaitu membaca
buku apakah ibu bersedia?”
3. Kontrak yang akan datang
Topik :
“Ibu besok kita akan melakukan kegiatan yang ketiga, seperti yang sudah ibu
sebutkan kemarin kegiatan ketiga kita yaitu membaca buku. Jadi kegiatan hari
ini akan saya masukkan ke jadwal kegiatan rutin ibu.”
Waktu :
“Baik, kita akan melakukan kegiatan tersebut pada pukul 07:00 pagi ya bu.”
Tempat :
“Besok kita akan melakukan kegiatannya ruangan belakang ya bu.”
SPTK III HARGA DIRI RENDAH
Proses Keperawatan
Kondisi Klien :
DS:

 Klien mengatakan bahwa dirinya tidak berguna


 Klien mengatakan bahwa ia merasa malu
 Klien mengatakan dirinya orang terbodoh sedunia
 Klien mengatakan tidak memiliki kemampuan apapun
DO:

 Klien tampak sering menyendiri


 Klien tampak menunduk
Diagnosa Keperawatan : Harga Diri Rendah
Tujuan Khusus : Dapat mengidentifikasi kemampuan klien yang di miliki
Tindakan Keperawatan :
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2. Melatih kemampuan ketiga
3. Menganjurkan pasien memasukan dalam jadwal kegiatan harian

Proses Komunikasi dalam Pelaksanaan Tindakan


ORIENTASI
1. Salam terapeutik
“selamat pagi bu, saya perawat Khilda yang kemarin melakukan kontrak waktu
dengan ibu bahwa hari ini kita akan melakukan kegiatan yang ketiga yaitu
membaca buku“.
2. Evaluasi
“Bagaimana keadaan ibu pagi ini ? apakah ibu merasa senang setelah melakukan
kegitan yang kedua kemarin? Ibu sudah rutin melakukan jadwal kegiatan ibu
yang telah dijadwalkan?”
3. Kontrak
a. Topik
“Ibu hari ini kita akan melakukan kegiatan yang ketiga sesuai yang kakak
sebutkan kemarin, yaitu membaca buku, bagaimana apakah ibu bersedia
untuk mealakukannya sekarang ?
b. Waktu
“Baik bu kegiatan ini memerlukan waktu selama 15 menit ya.”
c. Tempat
“Baik Ibu sesuai rencana kita kemarin kita akan melakukan kegiatan ini di
ruang belakang ya bu”
d. Tujuan interaksi
Untuk mengevaluasi hasil kegitan pasien yang sudah di lakukan.
Kerja (Langkah-langkah tidakaan keperawatan )
1. “Ibu biasanya senang membaca buku apa?”
2. “Wah saya juga senang sekali bu dengan Novel.”
3. “Novel favorit ibu judul nya apa?”
4. “Boleh ceritakan sedikit tidak bu tentang novel yang ibu sukai?”
5. “Wah ternyata ibu punya selera novel yang sangat bagus ya bu.”
6. “Apa ibu membawa novel yang ibu sukai?”
7. “Baik kalau begitu silahkan ibu baca novelnya ya bu, baca pelan-pelan saja tidak
usah terburu-buru.”
8. “Hebat sekali ibu dalam 15 menit bisa menyelesaikan 1 bab.”
9. “Ternyata selain menulis, menyapu lantai masi ada satu lagi kemampuan ibu
yang sangat luar biasa yaitu membaca, ibu harus bangga dengan itu karna ibu
punya kemampuan yang sangat luar biasa.”

TERMINASI
1. Evaluasi
a. Evaluasi klien (subjektif )
“Bagaimana perasaan ibu setelah melakukan semua kegiatan yang ibu
sukai ?”apakah ibu merasa senang dengan apa yang sudah kita lakukan?”
b. Evaluasi perawat (Objektif )
“Ibu apakah ibu bisa mengulang kegiatan yang sudah kita lakukan
selama 3 hari ini? “
2. Rencana tindakan
“Baik ibu jika ibu sudah bisa melakukan semua kegiatan yang ibu senangi saya
akan memasukan semua kegiatan yang sudah kita lakukan selama 3 hari ini ini
kedalam kegiatan kakak sehari-hari yang bisa ibu lakukan.”

3. Kontrak yang akan datang


Topik :
“Ibu semua kegiatan sudah kita lakukan selanjutnya ibu akan mengisi jadwal
kegiatan harian sesuai dengan kegiatan yang sudah kita lakukan.”
Waktu :
“Untuk waktunya sendiri ibu bisa melakukannya pagi dan sore ya.”
Tempat :
“Untuk tempat kakak bisa menyesuaikan sesuai dengan kegiatan yang akan
kakak lakukan.”

Anda mungkin juga menyukai