A. Definisi
Harga diri rendah adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai
dengan menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi ideal diri (Stuart dan
Sundeen, 1998 : 227).
B. Etiologi
1. Faktor predisposisi
a. Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi penolakan orang tua,
harapan orang tua yang tidak realistik, kegagalan yang berulang,
kurang mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada
orang lain, dan ideal diri yang tidak realistis.
b. Faktor yang mempengaruhi performa peran adalah stereotipe peran
gender, tuntutan peran kerja, dan harapan peran budaya
c. Faktor yang mempengaruhi identitas pribadi meliputi
ketidakpercayaan orangtua, tekanan dari kelompok sebaya, dan
perubahan struktur sosial. (Stuart & Sundeen, 2006)
2. Faktor presipitasi
Faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah biasanya adalah
kehilangan bagian tubuh, perubahan penampilan/bentuk
tubuh,kegagalan atau produktivitas yang menurun. Secara umum,
gangguan konsep diri harga diri rendah ini dapat terjadi secara
emosional atau kronik. Secara situasional karena trauma yang muncul
secara tiba-tiba, misalnya harus dioperasi,kecelakaan,perkosaan atau
dipenjara, termasuk dirawat dirumah sakit bisa menyebabkan harga diri
rendah disebabkan karena penyakit fisik atau pemasangan alat bantu
yang membuat klien sebelum sakit atau sebelum dirawat klien sudah
memiliki pikiran negatif dan meningkat saat dirawat.( Yosep,2009)
Harga diri rendah sering disebabkan karena adanya koping
individu yang tidak efektif akibat adanya kurang umpan balik positif,
kurangnya system pendukung kemunduran perkembangan ego,
pengulangan umpan balik yang negatif, disfungsi system keluarga serta
terfiksasi pada tahap perkembangan awal.(Townsend,2008)
Sedangkan menurut Stuart (2006) tanda- tanda klien dengan harga diri rendah
yaitu:
a. Perasaan malu terhadap diri sendiri adalah akibat penyakit dan akibat
tindakan terhadap penyakit
b. Rasa bersalah terhadap diri sendiri
c. Merendahkan martabat
d. Gangguan hubungan sosial seperti menarik diri
e. Percaya diri kurang
f. Menciderai diri
E. Mekanisme Koping
1. Aktivitas yang memberikan pelarian semestara dari krisis identitas diri (
misalnya, konser musik, bekerja keras, menonton tv secara obsesif
2. Aktivitas yang memberikan identitas pengganti semestara ( misalnya, ikut
serta dalam klub sosial, agama, politik, kelompok, gerakan, atau geng)
3. Aktivitas yang sementara menguatkan atau meningkatkan perasaan diri
yang tidak menentu ( misalnya, olahraga yang kompetitif, prestasi
akademik, kontes untuk mendapatkan popularitas) Pertahanan jangka
panjang mencakup berikut ini :
a) Penutupan identitas : adopsi identitas prematur yang diinginkan
oleh orang terdekat tanpa memerhatikan keinginan,aspirasi,atau
potensi diri individu
b) Identitas negatif : asumsi identitas yang tidak sesuai dengan nilai
dan harapan yang diterima masyarakat. Mekanisme pertahanan
ego termasuk penggunaan fantasi, disosiasi,isolasi, proyeksi,
pengalihan ( displacement, berbalik marah terhadap diri sendiri,
dan amuk ). (Stuart,2006)
F. Rentang Respon
1) Respon Adaptif
1. Aktualisasi diri adalah pernyataan diri tentang konsep diri yang positif
dengan latar belakang pengalaman nyata yang sukses dan dapat diterima.
2. Konsep diri positif adalah apabila individu mempunyai pengalaman yang
positif dalam beraktualisasi diri dan menyadari hal-hal positif maupun
yang negatif dari dirinya.(Eko P, 2014)
2) Respon Maladaptif
Respon maladaptif adalah respon yang diberikan individu ketika dia tidak
mampu lagi menyelesaikan masalah yang dihadapi.
1. Harga diri rendah adalah individu yang cenderung untuk menilai dirinya
yang negatif dan merasa lebih rendah dari orang lain.
2. Keracunan identitas adalah identitas diri kacau atau tidak jelas sehingga
tidak memberikan kehidupan dalam mencapai tujuan.
3. Depersonalisasi (tidak mengenal diri) tidak mengenal diri yaitu
mempunyai kepribadian yang kurang sehat, tidak mampu berhubungan
dengan orang lain secara intim. Tidak ada rasa percaya diri atau tidak
dapat membina hubungan baik dengan orang lain.(Eko P,2014)
III. A. POHON MASALAH
Ah. Yusuf, Rizky Fitryasari PK, Hanik Endang Nihayati. 2014. Buku Ajar Keperawatan
Kesehatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika
Carpenito, L.J (1998). Buku Saku Diagnosa Keperawatan (terjemahan). Edisi 8, Penerbit
Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Keliat, B.A, (1994). Seri Keperawatan Gangguan Konsep Diri, Cetakan Ii, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta
https://ilper.wordpress.com/2012/12/11/lp-hdr/ (diakses pada 17 juni 2018)
PROSES KEPERAWATAN
Tujuan:
Tindakan Keperawatan
“Selamat pagi ? Perkenalkan nama saya Daniel, Saya senangnya dipanggil Dani.
Saya adalah Mahsiswa keperawatan UPH yang sedang praktek disini.Nama anda
siapa ya? Senangnya dipanggil apa. Oh, jadi anda senangnya dipanggil Raka saja.
Saya lihat dari tadi Raka melamun, ada yang sedang dipikirkan. Bagimana kalau
kita ngobrol-ngobrol dulu Raka? Mau berapa lama kira-kira kita ngobrolnya? Oke,
Jadi Raka maunya kita ngobrol-bgobrolnya 30 menit. Baiklah mau dimana kita
ngbrolnya Raka? Oh, jadi kita ngobrolnya diruang ini saja.”
B. Fase Kerja
“Bagaimana perasaan Raka saat ini? Oh jadi Raka merasa hidupnya sudah tidak
berguna lagi dan pengen mengakhiri hidup Raka. Mengapa Raka berkata
demikian? Biasanya kalau dirumah Raka ngapain saja?Raka punya hobi apa saja?
Oh, jadi Raka senangnya Jalan-jalan, menggambar desain dan membuat cerita
komik. Menurut Raka dari hobi yang sudah Raka sebutkan tadi mana saja yang
mungkin dan dapat kita lakuakan sekarang? Bagaimana jika menggambar desain?
Jadi, Raka bersedia mau menggambar desain, kira-kira mau menggambar apa ya?
Oh, Jadi Raka mau menggambar rumah. Sebentar saya sediakan peralatannya ya
Raka. Kira-kira Raka menggambarnya mau ditemenin Rangga atau tidak. Wah
bagus sekali gambarnya Raka. Kira-kira Raka mau menggambarnya berapa
banyak ni, bagus lo gambarnya. Oh, Jadi Raka mau 5 kali sehari menggambarnya.
Bagaimana kalau kegiatan menggambarnya Rangga buatkan jadwal buat Raka?.
Apakah Raka mau? Oke, Jadi Raka bersedia ya Rangga buatkan Raka jadwalnya.”
C. Fase Terminasi
“Pagi Raka? Bagaimana perasaan Raka hari ini? Apakah sudah dicoba kegiatan
yang kemarin sudah dimasukkan kedalam jadwal harian Raka? Wah, bagus sekali.
Sudah berapa banyak gambar yang Raka buat. Bolehkan Rangga melihatnya.Wah,
hebat bagus sekali gambarnya. Oya Raka masih ingat ngaak kita mau ngapain hari
ini? Iya, benar sekali jadi, kemarin Raka menyubutkan selain Raka suka
menggambar desain rumah Raka juga suka membuat cerita komik. Jadi, hari ini
kita akan latihan untuk membuat cerita komik. Apakah Raka bersedia? Kira-kira
mau berapa lama dengan Rangga? Oh, jadi Raka maunya 30 menit. Baiklah
ruangnya disini saja. Baiklah”
B. Fase Kerja
“Bagaiamana perasaan Raka setelah menggambar begitu banyak gambar dan
gambar-gambar desainnya bgasu-bagus sekali? Apa yang Raka rasakan. Oh, Raka
jadi merasa Raka masih berguna, buktinya Raka masih bisa membuat gambar-
gambar desain yang bagus sekali. Bagaiman dengan hobi Raka yang lain? Raka
masih ingat? Ya, bagus sekali Raka masih ingat. Jadi Raka punya hobi lain yaitu:
membuat cerita komik. Bagaiman kalau Raka selain membuat gambar desain juga
membuat cerita komik. Apakah Raka bersedia? Baiklah,rangga Raka sediakan ya
alat tulis dan bukunya. Raka pengen ditemeni rangga atau tidak membuat
komiknya. Kira-kira ceritanya seri atau drama. Oh, jadi Raka mau langsung
membuat sekarang dan tidak ingin ditemani. Baiklah rangga tinggal dulu kira-kira
30 menit rangga balik lagi kesini bagaiman Raka? Baik Raka bagaiman cerita
komiknya sudah dapat berapa halaman. Boleh rangga lihat dan baca. Oke rangga
baca ya. Wah ceritanya bagus sekali Raka dan gambarnya sesuai dengan karakter
ceritanya. Raka habat ya. rangga saja tidak bisa membuat komik. Bagaimana
kalau Raka buat lagi cerita-cerita yang lainnya. Nanti hasil komiknya kita jadiin
satu dan dibuat komik mini seri kan keren. Bagaimana Raka? Nah, kira-kira Raka
mau buat berapa banyak nih dalam satu hari. Oh jadi Raka mau membuat dua
cerita komik mini serialam satu hari. Bagaiman jika kegitan ini rangga masukin
dalam jadwal kegiatan harian Raka. Apakah Raka bersedia?”
C. Fase Terminasi
”Bagaimana perasaanya setelah kita bercakap-cakap dan latihan tadi? Jadi berapa
cara yang bisa Raka lakukan pada saat-saat merasa jenuh dan tidak berarti? Bagus
sekali Raka bisa menyebutkannya kembali. Baik besok mantri Rangga akan
bertemu dan ngobrol-ngobrol dengan orang tua Raka, biasanya orang tua Raka
berkunjung jam berapa? Oh, jadi orang tua Raka biasanya berkunjung jam satu
siang. Baiklah besok Mantri Rangga akan berkunjung kesini dan ngobrol-ngobrol
dengan orang tua Raka di ruang depan kira-kira jam dua siang, bagaimana Raka
bolehkah Mantri Rangga ngobrol dengan mereka? Baiklah samapai jumpa besok
ya Raka. Selamat pagi menjelang siang.”
3. STRATEGI PELAKSAAN TINDAKAN KEPERAWATAN KELUARGA
A. Orientasi
Selamat pagi Bapak Ibu. Perkenalkan nama saya Surangga Jaya, bisa dipanggil .
Saya adalah mahasiswa Ilmu Keperawatan AKPER SUBANG yang sedang
praktek di RS ini dan sedang merawat anak Bapak dan Ibu yang bernama Raka.
Bapak namanya siapa? Bapak senganya dipanggil apa Pak? Dan Ibu namanya
siapa? Senangnya dipanggil apa Bu? Bagaimana perasaan Bapak dan Ibu saat ini
berhubungan dengan kondisi kesehatan Raka saat ini? Baiklah Pak Bu, bagaimana
kalau kita bercakap-cakap mengenai kondisi kesehatan Raka selama 30 menit?
Kita mau bercakap-cakap dimana? Oh, baiklah kita mengorol diruang tamu saja
ya.
B. Fase Kerja
”Apa yang Bapak dan Ibu rasakan denagn kondisi kesehatan Raka saat ini?
Bagaimana setelah melihat kondisi Raka saat ini? Kesulitan seperti apa yang
Bapak dan Ibu rasakan dalam merawat Raka? Bapak dan Ibu tahu apa yang
menyebabkan Raka keadaannya menjadi seperti sekarang ini? Ya, jadi anak Bapak
dan Ibu keadaanya menjadi seperti sekarang ini karena Ia merasa gagal menjadi
anak yang baik karena Ia merasa tidak mampu mewujudkan impian orang tuanya.
Oleh karena itu Raka sering melamun dan terkadang tiba-tiba menangis krena Ia
kecewa dengan dirinya sendiri dan jadi merasa rendah diri serta menganggap
dirinya tidak tidak berguna, sehingga Raka memilki keinginan untuk mengakhiri
hidupnya. Tentunya Ibu dan Bapak sangat menyayangi Raka bukan dan tidak
menginginkan hal tersebut terjadi? Nah, menurut Bapak dan Ibu bagaiman cara
yang tepat dalam merawat Raka? Oh, jadi Bapak dan Ibu ingin memngikuti
kemauannya dulu untuk kuliah dijurusan Tehnik desain. Oke, selain itu apa lagi
yang dapat dilakukan Bapak dan Ibu jika nanti Raka menjalani perawatan
dirumah. Iya, benar sekali Pak Bu. Kita harus mendukung kegiatan-kegiatan yang
dapat Raka lakukan tapi tetap tidak dengan paksaan. Jadi, kemarin Raka
mengatakan Ia sangat senag menggambar desain dan membuat cerita komik serta
Jalan jalan, Jadi, nanti sebaiknya jika Ia dirumah sediakan peralatan yang
diperlukan untuk mendukung kegiatan-kegiatan tersebut ya Pak Bu. Dan untuk
meningkatkan semangatnya jangn lupa beri Ia pujian setelah melakukan kegitan
tersebut atau Bapak dan Ibu sesekali dapat menemaninya. Bagaiman Bapak Ibu?.
Ya, benar baik sekali Ibu Bapak. Oya Pak Bu saya sudah membuatkan Raka
jadwal harian. Nanti diperhatiakn juga ya bu jadwal harian tersebut agar dapat
dilaksanakan oleh Raka tapi tidak dengan paksaan cukup ingatkan saja jika Raka
terlupa.”
C. Fase Terminasi