Anda di halaman 1dari 13

TUGAS

MAKALAH MANAJEMEN KEPERAWATAN “SERAH TERIMA PASIEN DI RUANG


RAWAT INAP (LANTAI 7) RUMAH SAKIT SILOAM MAKASSAR”

Disusun oleh:

Osvaldo Aditya Poarmassa 01503190258


Rano Kamban 01503190448
Rivaldo Ndaomanu 01503190157
Yalta Juniarman Buaya 01503190
Yohanis Lutang 01503190
Winyalda T Lasi 01503190255

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS PELITA HARAPAN

TANGERANG
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat dan kasih-Nya yang
diberikan kepada kelompok, sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Makalah dengan judul
“DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP(LANTAI 7)
RUMAH SAKIT SILOAM MAKASSAR”
ini ditujukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan bagi kelompok untuk
menyelesaikan mata kuliah manajemen keperawatan di Fakultas Keperawatan, Universitas
Pelita Harapan.
Terselesaikan makalah ini juga tidak terlepas dari berbagai pihak yang turut

memberikan bantuan moril maupun materil baik langsung maupun tidak langsung kepada

kelompok dalam menyelesaikan makalah ini hingga selesai.

Akhir kata, kelompok menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh

karena itu, kelompok sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan

makalah ini.

Makassar , 13 Desember 2019

Penulis

1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ....................................................................................................................... 3
1.2. Tujuan 4
1.2.1. Tujuan Umum 4
1.2.2. Tujuan Khusus 4
1.3. Manfaat4
1.3.1. Bagi Rumah Sakit .................................................................................................................. 4
1.3.2. Bagi Perawat 5
1.3.3. Bagi Ruang Rawat Lantai 7 ................................................................................................... 5
1.3.4. Bagi Mahasiswa ..................................................................................................................... 5

BAB II Analisa Situasi


2.1. Analisa Ruangan .................................................................................................................... 6
2.2. Kapasitas Ruangan ................................................................................................................. 7
2.3. Ketenagakerjaan ..................................................................................................................... 7
2.4. Analisa SWOT ....................................................................................................................... 8
BAB III Tinjauan Teori
BAB IV Pembahasan
BAB V Kesimpulan dan Saran
5.1. Kesimpulan 14
5.2. Saran 14

Lampiran

2
BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini membahas mengenai latar belakang dari masalah dalam ruangan yang
diambil oleh kelompok, tujuan penulisan, dan manfaat penulisan.

1.1 Latar Belakang


Handover adalah salah satu bentuk komunikasi perawat dalam melaksanakan asuhan
keperawatan pada pasien. Handover pasien dirancang sebagai salah satu metode komunikasi
yang relevan pada tim perawat setiap pergantian shift, sebagai petunjuk praktik memberikan
informasi mengenai kondisi terkini pasien, tujuan pengobatan, rencana perawatan serta
menentukan prioritas pelayanan. (Bassie, L, 2013)

Fenomena saat ini yang dijumpai dalam pelayanan keperawatan di rumah sakit terkait
dengan komunikasi perawat dalam kegiatan timbang terima pasien (handover) adalah kurang
informasi yang disampaikan, sering terjadi salah persepsi, isi (content) komunikasi yang tidak
focus tentang masalah pasien, sehingga perawat harus menanyakan ulang kepada perawat
yang bertugas sebelumnya). Hal ini akan menyebabkan terjadinya kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan (commission) atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya
diambil (omission). (Sugiharto, 2012).
Fenomena yang ditemukan ialah handover dilakukan hanya di meja perawat,
menggunakan satu arah komunikasi sehingga tidak memungkinkan munculnya pertanyaan
atau diskusi, ada pengecekan ke pasien hanya sekedar memastikan kondisi secara umum,
tidak ada kontirbusi atau feedback dari pasien dan keluarga, sehingga proses informasi
dibutuhkan oleh pasien terkait status kesehatannya tidak up todate. Handover di meja perawat
tanpa mengkonfirmasi keadaan pasien secara langsung. Hal ini menyebabkan ketidakpuasan
dari pasien dan perawat karena tidak ada komunikasi antara perawat dengan pasien yang
nantinya bermanfaat bagi pelayanan yang dilakukan (Kassesan and Jagoo, dalam JCI, 2010)
Menurut hasil wawancara dengan kepala ruangan lantai tujuh, ia menyatakan bahwa
handover yang dilakukan disetiap pergantian shift belum efektif, baik secara komponennya
maupun waktu handover. Menurut kepala ruangan carmel lantai 7 mengatakan bahwa
handover masih belum melibatkan pasien dalam handover. Handover yang dilakukan juga
terkadang masih tumpang tindi antara informasi yang diberikan oleh ketua tim sebelumnya
dan juga perawat pelaksana di shift sebelumnya.

3
1.2 Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Melakukan Analis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Treat), mengenai serah
terima pasien di ruang Rawat Inap (Lantai 7) Siloam Hospital Makassar.

1.2.2. Tujuan Khusus

a. Mengumpulkan Data untuk analisis SWOT


b. Melakukan analisis SWOT
c. Mengidentifikasi kesenjangan antara teori dan praktik terkait
serah terima pasien di Ruang Rawat Inap (Lantai 7) Siloam Hospital Makassar

d. Membuat perencanaan untuk mengatasi prioritas masalah yang diangkat.

1.3. Manfaat
Penulisan Makalah ini bermanfaat untuk :

1.3.1. Bagi Rumah Sakit Siloam Makassar

Melalui penulisan yang diberikan melalui pengkajian SWOT, diharapkan dapat


meningkatkan pelaksanaan serah terima pasien yang ada di Rumah Sakit Siloam Makassar

4
1.3.2. Bagi Perawat

Melalui penulisan makalah ini diharapkan dapat membantu dan memotivasi perawat
untuk melaksanakan serah terima pasien.

1.3.3. Bagi Ruang Rawat Inap (Lantai 7) Siloam Hospital Makassar

Melalui penulisan makalah ini, diharapkan dapat membantu dan memotivasi perawat
untuk melaksanakan serah terima pasien.

1.3.4. Bagi Mahasiswa


Memberi pengetahuan pada mahasiswa dalam menerapkan keperawatan manajemen
sebagai dasar acuan serah terima pasien yang baik saat melakukan ptaktik klinik di rumah
sakit

5
BAB II

ANALISA SITUASI

Pada bab ini dipaparkan hasil pengkajian yang telah didapatkan oleh kelompok, berdasarkan
hasil observasi dan pengkajian strength, weakness, opportunity, threat (SWOT) di Ruang
Rawat Inap (Lantai 7) Siloam Hospital Makassar.

2.1. Analisa Ruangan


Ruang rawat inap lantai 7 Siloam Hospital Makassar merupakan ruang perawatan untuk pasien
dengan kelas I, II, III, dan pasien asuransi. Ruang inap lantai 7 merupakan ruangan perawatan
bagi pasien mulai dari anak-anak sampai dewasa dengan penyakit umum. Metode yang
digunakan dalam pemberian asuhan keperawatan di ruang rawat inap lantai 7 adalah primary
team nursing model. Metode handover di ruangan lantai 7 menggunakan SBAR dan bedside
handover. Dokumentasi keperawatan di ruangan ini menggunakan metode Subjektif,
Objektif, Analisa, Perencanaan (SOAP). Terdapat dua Nurse statition di lantai 7 yang terletak
di tengah antara ruang camel dan genezareth, clean utility (CU) terletak ±30 meter dibelakang
nurse station genezareth. Fasilitas di ruangan CU terdapat tempat penyimpanan obat, trolley
obat, kulkas obat, tempat penyimpanan ATK, APD, dll. Terdapat dua ruangan dirty utility
(DU) di belakang kedua nurse statition dengan jarak ±30 meter dari kedua nurse station.
Fasilitas yang tersedia di ruangan DU yaitu trolley penyimpanan linen kotor, tersedia alat
steril pispot dan bedpan, trolley dan baskom mandi, tempat penyimpanan APD, tempat
sampah infeksius dan non-infeksius. Ruang rawat lantai 7 memiliki trolley emergency yang
berdekatan dengan nurse station. Pada ruangan ini memiliki dua tombol code blue di masing-
masing nurse station. Terdapat dua ruangan isolasi yang difasilitasi dengan tekanan negatif.
Terdapat ruangan penyimpanan linen bersih, mobile infus. ruang rawat inap lantai 7
dilengkapi dengan 4 APAR dan 1 hydrant.

6
2.2. Kapasitas Ruangan
Ruang rawat inap lantai 7 carmel memiliki 14 kamar dengan jumlah bed 41. Ruangan lantai
7 terdiri dari kelas I, II, dan III. Pada ruangan kelas I terdapat 8 kamar dengan jumlah bed 16.
Ruangan kelas 2 terdapat 3 kamar dengan jumlah bed 15. Ruangan kelas 3 terdapat 1 kamar
dengan jumlah bed 8 bed. R Ada 2 ruangan isolasi. Untuk pasien asuransi sendiri, biasanya
dipergunakan ruangan kelas 1 ataupun ruangan isolasi. Pasien dengan bantuan total ada 1
pasien, rata-rata pasien dengan bantuan parsial sebanyak 5 pasien, dan rata-rata jumlah pasien
mandiri sebanyak 28 pasien.

2.3. Ketenagakerjaan
2.3.1. Struktur Organisasi

Kepala Ruangan

PP 1 PP 2

PA 1 PA 2 PA 3 PA 4 PA 1 PA 2 PA 3 PA 4

Keterangan :
PP = Perawat Primer
PA = Perawat Asosiet

7
2.3.2. Jumlah Tenaga Kerja
a. Tenaga kesehatan ruang rawat inap lantai 7 carmel berdasarkan jabatan

Kepala ruangan : 1 orang


Perawat Pelaksana : 18 orang
HCA : 2 orang
b. Tenaga perawat berdasarkan tingkat Pendidikan
S.Kep + Ners : 12 orang
D3 : 6 orang
c. Tenaga perawat berdasarkan lama kerja
<3 tahun : 6 orang
>3 tahun : 12 orang

2.4. Analisa SWOT

Strength: Weakness:
1. Tenaga perawat berdasarkan tingkat 1. Perbandingan perawat dengan pasien 1:8
Pendidikan; S.Kep + Ners sebanyak 12 (biasanya pada perawat shift pagi dan siang), dan
orang, D3 sebanyak 6 orang bahkan lebih perbandingannya (1:14) pada shift
2. Masa kerja <3 tahun sebanyak 6 orang dan malam.
>3 tahun sebanyak 12 orang 2. Beban kerja perawat di ruangan cukup tinggi
3. Adanya pelatihan perawat setiap ada ilmu 3. Kurangnya penggunaan brosur edukasi yang
baru/update disediakan
4. Pembagian tugas di ruangan rawat inap 4. Penggunaan ruangan yang rusak (AC, toilet,
lantai 7 sangat jelas, sehingga semua lantai) dijadikan sebagai kamar pasien
bertanggungjawab sesuai dengan perannya 5. Tidak tersedia toilet khusus pada perawat
sebagai ketua tim dan perawat pelaksana 6. Terdapat sekitar 6 bed pasien tidak memiliki
5. Pembagian tim K3 sangat jelas dan akses bel pasien
terstruktur 7. Tidak terdapat ruang khusus untuk ganti pakaian
6. Memiliki Q-pulse untuk mempelajari asuhan karyawan
keperawatan dan SPO Rumah Sakit.
7. Memiliki satu ruangan clean utility (CU)
dan dua ruangan dirty utility (DU)

8
8. Memiliki satu ruangan khusus untuk 9. Jika ruangan isolasi penuh, seringkali digunakan
meeting perawat dilengkapi dengan pantry, ruangan pasien biasa untuk dijadikan ruang
kulkas, dispenser, dan lemari penyimpanan isolasi
makanan. 10. Handover yang dilakukan, lebih banyak
9. Memiliki 6 lift dengan masing-masing; 1 lift melibatkan ketua tim tanpa perawat pelaksana.
khusus barang, 1 lift khusus pengunjung Komunikasi masih bersifat satu arah, dalam
BPJS, 2 lift khusus pasien, dan 2 lift khusus artian tidak melibatkan pasien maupun
pengunjung. keluarga. Ada beberpa handover dilakukan
10. Semua perawat baru diberikan pelatihan diluar kamar pasien.
selama 1 bulan 11. Ketidakkelengkapan file pasien, kurangnya
11. Jam berkunjung dibatasi pada anak-anak beberapa form penting seperti form resiko
dibawah usia 13 tahun jatuh, catatan harian perawat, Nursing care
12. Fasilitas pintu dan lift dilengkapi dengan plan. Dan juga beberapa form khusus seperti
akses khusus form site marking untuk pasien dengan operasi
13. Nurse station dilengkaspi dengan 4 pada organ yang memiliki 2 sisi atau 2 bagian.
komputer, 2 mesin print dan fotokopi, rak
penyimpanan file pasien dan form-form
kelengkapan pasien, dll.
14. Jumlah penjaga/pendamping pasien
dibatasi dua.
Opportunity: Threatened:
1. Rumah Sakit merupakan rumah sakit tipe B 1. Tuntutan yang tinggi dari masyarakat
2. Adanya kerjasama yang baik antar mengenai pelayanan yang lebih professional
mahasiswa fakultas keperawatan dengan 2. Persaingan antar Rumah Sakit yang semakin
perawat kuat
3. Adanya pelatihan setiap ada ilmu 3. Kesadaran masyarakat akan hukum semakin
baru/update tinggi
4. Akreditasi dilakukan secara teratur yaitu
akreditasi KARS
5. Memiliki kerja sama dengan BPJS dan
Asuransi lain

9
BAB III PEMBAHASAN

A. Pembahasan masalah.

Saat ini mutu layanan kesehatan merupakan fokus utama bagi masyarakat. Perawat sebagai
pemberi layanan kesehatan dirumah sakit yang diharapkan memberi upaya meningkatakan kualitas
layanan asuhan keperawatan. Mutu juga diartikan sejauh mana layanan kesehatan yang diberikan
sesuai dengan standar operating procedure (SOP) atau prosedur tetap medis. Upaya yang dapat
dilakukan oleh perawat ialah melakukan asuhan keperawatan kepada pasien sesuai dengan
prosedur tetap medis. Selain itu, dalam meningkatan mutu layanan kesehatan dapat memberi
inovasi bagi layanan kesehatan. Memberikan inovasi bagi layanan kesehatan khsusnya rumah
sakit, perawat harus melakukan pengkajian terlebih dahulu dengan tujuan mengetahui masalah
atau kesenjagan yang terjadi di lingkungan rumah sakit.

Kesenjangan yang ditemukan ialah handover antar shift yang belum efektif, baik secara
komponen handover maupun waktu handover. Ketidakterlibatan pasien dalam handover yang
membuat handover tidak efektif dikarenakan komunikasi hanya satu arah. Serah terima pasien
yang efektif mendukung informasi penting dan kontinuitas dari perawatan, pengobatan, dan
berdampak terhadap keselamatan pasien. Serah terima pasien yang efektif harus menjadi budaya
bagi individu, kelompok dan organisasi pada institusi pelayanan keperawatan/kesehatan saat ini.
Pemahaman perawat yang baik tentang prinsip, jenis, tatacara, masalah/hambatan dan upaya untuk
mengurangi kesalahan/meningkatkan keselamatan pada kegiatan serah terima pasien dalam
pelayanan keperawatan dapat mencegah kerugian bagi pasien yang disebabkan oleh
kesalahan/hambatan karena faktor individu, kelompok, dan organisasi. Indikator pelayanan
keperawatan berkualitas dapat dicapai dengan salah satu cara dari berbagai upaya yang tersedia,
antara lain; melaksanakan serah terima pasien oleh perawat, tenaga kesehatan lain, maupun
organisasi secara bertanggungjawab dan bertanggunggugat.

B. Perencanaan

1. Memastikan Perawat pelaksana pada shift sebelumnya hadir dan terlibat aktif dalam handover.

2. Perawat yang melakukan handover perlu memastikan melakukan identifikasi pasien sebelum

melakukan handover.

3. Butuh penyedian waktu khusus untuk handover bagi perawat antar shift.

10
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Handover merupakan bagian yang penting dalam memastikan perencanaan asuhan


keperawatan dapat berjalan dengan baik. Melalui format handover yang benar, segala rencana
tindakan yang direncanakan untuk dilakukan kepada pasien.

5.2. Saran

5.2.1. Bagi Rumah Sakit Siloam Makassar

Melalui makalah ini, ruang rawat inap lantai 7 dapat meningkatkan pelaksanaan
melalui perbaikan metode handover. asuhan keperawatan yang ada di Rumah Sakit Siloam
Makassar.

5.2.2. Bagi Perawat

Perawat harus melaksanakan handover asuhan keperawatan sesuai standar Rumah


Sakit dan dilakukan audit mengenai handover asuhan keperawatan oleh kepala ruangan setiap
hari.

11
DAFTAR PUSTAKA

Bassie, L, M. (2013). Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan: Teori dan Aplikasi (4th ed.). Jakarta:
EGC.
Sugiharto, A. S. (2012). Manajemen Keperawatan: Aplikasi MPKP di Rumah Sakit.

12

Anda mungkin juga menyukai