Anda di halaman 1dari 8

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK PUZZLE PADA LANSIA

DI PANTI JOMPO

Kelompok 5:

1. Willy Andreas Senduk


2. Junaidi Dolang
3. Jonatan Kimbal
4. Novelia Torar
5. Delisia Makawoghe
6. Eunike Kelanit
7. Fabiola Kainde

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE MANADO

2020
KATA PENGANTAR

Puji Tuhan, terima kasih kami ucapkan atas bantuan Tuhan yang telah mempermudah dalam pembuatan
tugas ini, hingga akhirnya dapat kelompok kami selesaikan. Tanpa bantuan dari Tuhan, kami bukanlah
siapa-siapa. Selain itu, Saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada orang tua, teman teman
kelompok yang sudah mendukung hingga titik terakhir ini. Dan juga paman Siong yang sudah merelakan
wifinya untuk membantu tugas kelompok kami.

Kami menyadari jika mungkin ada sesuatu yang salah dalam penulisan, seperti menyampaikan informasi
berbeda sehingga tidak sama dengan pengetahuan pembaca lain. Kelompok kami mohon maaf yang
sebesar-besarnya jika ada kalimat atau kata-kata yang salah. Tidak ada manusia yang sempurna kecuali
Tuhan.

Demikian kami ucapkan terima kasih atas waktu Anda untuk membaca hasil tugas kami.

Manado, 17 feb 2020


DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Lansia adalah seseorang yang berumur 60 tahun atau lebih (Depkes RI, 2001). Dengan
bertambahnya usia banyak fungsi tubuh menjadi menurun yang berdampak pada biologis
seperti menjadi malas beraktifitas, gangguan mobilitas, mata kabur, pendengaran kurang,
terjadi inkontinensia urin, daa ingat menurun dan lain-lain. Sedangkan pada aspek psikososial
lansia akan kehilangan hubungan dengan teman-teman dan keluarga sehingga berpotensi
menimbulkan stress psikososial (Depkes, 2000). Proses menjadi tua adalah tahap akhir dari
perjalanan hidup manusia, yang ditandai dengan penurunan semua fungsi alat-alat tubuh
seseorang. Dengan menurunnya fungsi alat-alat tubuh ini, seseorang akan menjadi sangat
terbatas atau mengalami keterlambatan dalam memenuhi kebutuhannya untuk kehidupan
sehari-hari. Akibat dari keadaan ini akan memberikan dampak biopsikososial dan spiritual pada
usia lanjut . Pada lanjut usia terjadi perubahan atau penurunan baik secara fisik, mental, sosial
dan spiritual. Terjadinya perubahan pada persyarafan yaitu daya ingat menurun. Demikian pula
pada lanjut usia yang mengalami penurunan fungsi kerja otak diperlukan latihan dan aktifitas
otak agar kemundurun fungsi tersebut dapat ditekan. Bila hal tersebut tidak dilakukan bukan
hanya kualitas hidup yang tidak optimal tetapi berbagai penyakit pikun atau demensia lebih
banyak dan lebih cepat menghinggap pada usia lanjut nantinya. Otak memiliki plastisitas bahwa
kita dapat membangun neurons dan susunannya di dalam jaringan otak untuk mengembalikan
fungsinya.

Penatalaksanaan demensia dimulai dengan evaluasi menyeluru penderita meliputi


riwayat peyakit, pemeriksaan fisik, tes mini mental (untuk menilai fungsi intelegensi), dan
pemeriksaan penunjang lainyya. Salah satu terapi aktivitas yang dapat melatih daya ingat dan
melindungi diri dari gejala demensia di masa usia lanjut yaitu dapat dengan menyusun puzzle.
Puzzle merupakan permainan yang membutuhkan kesabaran dan ketekunan dalam
merangkainya. Hal ini memberikan mereka kesempatan untuk bersosialisasi dengan satu sama
lain dan meningkatkan kemampuan fisik dan mental mereka pada waktu yang sama. Puzzle
dapat melatih otak khususnya otak kiri, menurut pusat pelatihan kognitif LearningRx

Jenis TAK Puzzle akan kelompok kami aplikasikan di panti werda damai ranomuut.
Fenomena yang sering terjadi di panti werda ini yaitu penyakit demensia

2. TUJUAN DILAKUKAN TAK


Tujuan Setelah mengikuti terapi aktifitas kelompok diharapkan penghuni panti werda damai
ranomuut mampu melatih otak sehingga dapat meningkatkan daya ingat pada lansia.
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Terapi aktivitas kelompok adalah terapi modalitas yang dilakukan perawat kepada sekelompok
klien yang mempunyai masalah keperawatan yang sama.
Terapi aktivitas kelompok adalah kumpulan individu yang mempunyai relasihubungan satu sama lain,
saling terkait dan mengikuti norma yang sama. Terapi aktivitaskelompok (TAK) merupakan terapi yang
dilakukan atas kelompok penderita bersarna-sarnadengan berdiskusi satu sama lain yang dipimpin atau
diarahkan oleh seseorang terapis. Aktivitas digunakan sebagai terapi, dan kelompok digunakan sebagai
target asuhan.

Di dalam kelompok terjadi dinamika interaksi yang saling bergantung, saling membutuhkan,
dan menjadi laboratorium tempat klien berlatih perilaku baru yang adaptif untuk memperbaiki perilaku
lama yang maladaptif.Terapi aktivitas kelompok adalah suatu upaya untuk memfasilitasi psikoterapis
terhadap sejumlah klien pada waktu yang sama untuk memantau dan meningkatkan hubungan
interpersonal antar anggota.

Jenis TAK yang dipilih TAK kognitif (TAK Puzzle)


BAB 3

RENCANA PELAKSANAAN

1. PENGORGANISASIAN
Hari/tanggal : minggu, 17-02-2020
Waktu : 08.30
Tempat : Panti werda damai ranomuut
 Leader : Delisia makaoge
 Co-leader: Galilea kalanit
 Observer : Novelia torar
 Fasilitator: Carien kainde
Willy senduk
Junaidy dolang
Jonathan kimbal
Job description: :leader: • Membuka dan menutup kegiatan
• Menjelaskan tentang aturan dan cara pelaksanaan kegiatan
• Mengarahkan jalannya kegiatan
• Memberi reinforcement positif atas hasil yang dicapai
• Mengatasi masalah yang mungkin timbul
• Menjelaskan tujuan dari terapi
Co-leader: • Membantu Leader mengkoordinir permainan
• Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader
• Mengingatkan leader tentang kegiatan

Observer: • Mengamati proses pelaksanaan permainan dari awal


sampai akhir

• Mencatat perilaku verbal dan nonverbal selama kegiatan


berlangsung
• Mencatat penyimpangan kegiatan
• Membuat laporan hasil kegiatan yang telah
dilaksanakan

Fasilitator: Memotivasi peserta kegiatan untuk berperan aktif selama


kegiatan berlangsung dan membantu membagikan peralatan

Alat dan bahan : puzzle, kursi roda, kursi, meja, sounsistem


Pengaaturan tempat :
Keterangan :

Pembimbing
Leader
Co Leader
Observer
Fasilitator
Peserta

2. KLIEN
 Karakteristik lansia
-Klien sehat secara fisik
-klien dalam keaadaan tenang, kooperatif, dan dapat berinteraksi
-klien yang mengalami halusinasi namun halusinasinya sudah terkontrol
 Proses seleksi
Proses seleksi dilakukan dngan cara observasi klien secara beberapa hari

3. PELAKSANAAN

no waktu PiC Kegiatan Respon klien


1. 09:00- Orientasi:
09:20 1. Salam perkenalan
2. Penjelasan tujuan
3. Penjelasan proses pelaksanaan
09:25- Proses pelasanaan kerja (tahap-tahap
09:45 kegiatan)
10:00- Terminasi:
10:30 1. Evaluasi respon subjektif dan
objektif dari klien
2. Tindaklanjut yang biasa klien
lakukan setelah TAK
3. Kontrak waktu kegiatan selanjutnya

4. FORMAT EVALUASI
1. Evaluasi Struktur: a. Peserta mengikuti kegiatan sesuai rencana.
b.Tempat dan alat tersedia sesuai dengan rencana
c.Peran dan tugas mahasiswa sesuai perencanaan
d.Peserta 12 orang dibagi menjadi 4 kelompok dan duduk sesuai setting

2. Evaluasi Proses a. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana

b. Peserta yang hadir mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir (tidak
meninggalkan tempat)
c. Peserta yang hadir berperan aktif selama kegiatan berlangsung

d. Peserta dapat bekerja sama dengan teman-temannya

3. Evaluasi Hasil a. Peserta yang hadir dapat lebih bersosialisasi dengan penghuni wisma
b. Peserta yang hadir dapat mengunggapkan perasaan senang setelah
mengikuti terapi aktivitas kelompok

c. Peserta yang hadir dapat tampak rileks

BAB 4 PENUTUP

KESIMPULAN

Jadi kesimpulannya, Lansia adalah seseorang yang berumur 60 tahun atau lebih (Depkes RI,
2001). Dengan bertambahnya usia banyak fungsi tubuh menjadi menurun yang berdampak pada
biologis seperti menjadi malas beraktifitas, gangguan mobilitas, mata kabur, pendengaran kurang,
terjadi inkontinensia urin, daa ingat menurun dan lain-lain.

Begitu juga dengan Terapi aktivitas kelompok, terpi aktivitas kelompok adalah kumpulan


individu yang mempunyai relasihubungan satu sama lain, saling terkait dan mengikuti norma yang sama.
Terapi aktivitaskelompok (TAK) merupakan terapi yang dilakukan atas kelompok penderita bersarna-
sarnadengan berdiskusi satu sama lain yang dipimpin atau diarahkan oleh seseorang terapis. Aktivitas
digunakan sebagai terapi, dan kelompok digunakan sebagai target asuhan.

Semoga dengan Tujuan Setelah mengikuti terapi aktifitas kelompok diharapkan penghuni panti
werda damai ranomuut mampu melatih otak sehingga dapat meningkatkan daya ingat pada lansia.

B. Saran

Agar pelaksanaan TAK (terapi aktivitas kelompok) dapat terlaksanakan dengan baik, kelompok kami
memberikan saran :

1. Harus membangun rasa percaya kepada lansia

2. Harus sabar dalam melakukan TAK

3. Pandai berkomunikasi dengan lansia

4. Tidak mudah berputus asa dan jangan menyerah

5. Disiplin, bertanggungjawab, kreatif dan inovatif.

DAFTAR PUSTAKA

1. Thesis.umy.ac.id.pdf
2.

Anda mungkin juga menyukai