Anda di halaman 1dari 5

Pathway Keperawatan

Patologis (penurunan densitas tulang Trauma langsung / Stress / tekanan


karena tumor, osteoporosis) tidak langsung yang berulang

Jar. Tidak kuat/tidak dapat menahan


kekuatan dari luar

Fraktur Operatif (ORIF,


Konservatif OREF)

Eksternal
fixation Perubahan letak Kerusakan Kerusakan bagian-
fragmen (deformitas) kontinuitas tulang bagian lunak

Traksi gips Kerusakan jar. Syaraf


Kehilangan fungsi Kelemahan /
ketidaknormalan
mobilitas & krepitasi
Keterbatasan gerak
Impuls nyeri
dibawa ke otak
Imobilitas Imobilitas

Gangguan Gangguan pemenuhan Otak


mobilitas fisik kebutuhan (ADL) menterjemahkan
impuls nyeri
Penekanan pada
bagian yang menonjol Kerusakan Jar. Pembuluh darah
Nyeri Akut

Sirkulasi perifer Peningkatan aliran darah


berkurang

Ischemia Peningkatan tekananpembuluh darah

Peningkatan volume
Nekrosis jar
cairan ekstrasel

Gangguan integritas Odema


jaringan

Gangguan
perfusi jaringan
Adapun beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penanganan fraktur yang tepat adalah
1) survey primer yang meliputi Airway, Breathing, Circulation,
2) meminimalisir rasa nyeri
3) mencegah cedera iskemia-reperfusi
4) menghilangkan dan mencegah sumber-sumber potensial kontaminasi. Ketika semua hal
diatas telah tercapai maka fraktur dapat direduksi dan reposisi sehingga dapat
mengoptimalisasi kondisi tulang untuk proses persambungan tulang dan meminimilisasi
komplikasi lebih lanjut

Survey Primer
Setelah pasien sampai di UGD yang pertama kali harus dilakukan adalah mengamankan dan
mengaplikasikan prinsip ABCDE (Airway, Breathing, Circulation, Disability Limitation, Exposure)
1. A : Airway, dengan kontrol servikal. Yang pertama harus dinilai adalah kelancaran jalan nafas.
Ini meliputi pemeriksaan adanya obstruksi jalan nafas oleh adanya benda asing atau fraktus di
bagian wajah. Usaha untuk membebaskan jalan nafas 6 harus memproteksi tulang cervikal,
karena itu teknik Jaw Thrust dapat digunakan. Pasien dengan gangguan kesadaran atau GCS
kurang dari 8 biasanya memerlukan pemasangan airway definitif
2. B : Breathing. Setelah mengamankan airway maka selanjutnya kita harus menjamin ventilasi
yang baik. Ventilasi yang baik meliputi fungsi dari paru paru yang baik, dinding dada dan
diafragma. Beberapa sumber mengatakan pasien dengan fraktur ektrimitas bawah yang signifikan
sebaiknya diberi high flow oxygen 15 l/m lewat non-rebreathing mask dengan reservoir bag
3. C : Circulation. Ketika mengevaluasi sirkulasi maka yang harus diperhatikan di sini adalah
volume darah, pendarahan, dan cardiac output. Pendarahan sering menjadi permasalahan utama
pada kasus patah tulang, terutama patah tulang terbuka. Patah tulang femur dapat menyebabkan
kehilangan darah dalam paha 3 – 4 unit darah dan membuat syok kelas III. Menghentikan
pendarahan yang terbaik adalah menggunakan penekanan langsung dan meninggikan lokasi atau
ekstrimitas yang mengalami pendarahan di atas level tubuh. Pemasangan bidai yang baik dapat
menurunkan pendarahan secara nyata dengan mengurangi gerakan dan meningkatkan pengaruh
tamponade otot sekitar patahan. Pada patah tulang terbuka, penggunaan balut tekan steril
umumnya dapat menghentikan pendarahan. Penggantian cairan yang agresif merupakan hal
penting disamping usaha menghentikan pendarahan
4. D : Disability. menjelang akhir survey primer maka dilakukan evaluasi singkat terhadap keadaan
neurologis. yang dinilai disini adalah tingkat kesadaran, ukuran dan reaksi pupil, tanda-tanda
lateralisasi dan tingkat cedera spinal
5. E : Exposure. pasien harus dibuka keseluruhan pakaiannya, seiring dengan cara menggunting,
guna memeriksa dan evaluasi pasien. setelah pakaian dibuka, penting bahwa pasien diselimuti
agar pasien tidak hipotermia.

Masalah Keperawatan Yang Muncul


1. Nyeri akut

➢ Definisi

Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan

aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas

ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulang.

➢ Penyebab

Agen pencedera fisik (mis. Amputasi, terbakar, terpotong, mengangkat berat,

prosedur operasi, trauma, latihan fisik berlebihan)

➢ Gejala dan tanda mayor

− Tampak meringis

− Bersikap protektif

− Gelisah

− Frekuensi nadi menigkat. (PPNI, 2016)

2. Gangguan mobilitas fisik

➢ Definisi

Keterbatasan dalam gerakan fisik dari satu atau lebih ekstermitas secara mandiri

➢ Penyebab

− Kerusakan integritas struktur tulang

− Penurunan kekuatan otot

− Gangguan musculoskeletal

− Nyeri
➢ Gejala dan tanda mayor

Subjektif : Mengeluh sulit menggerakan ekstermitas

Objektif : kekakuan otot menurun dan rentang gerak

➢ Gejala dan tanda minor

Subjektif :

− Nyeri saat bergerak

− Enggan melakukan pergerakan

− Merasa cemas saat bergerak

Objektif :

− Sendi kaku

− Gerakan tidak terkoordinasi dan gerakan terbatas. (PPNI, 2016)

3. Kerusakan integritas kulit

➢ Definisi : Kerusakan pada epidermis atau dermis

➢ Batas karakteristik

− Benda asing yang menusuk permukaan kulit

− Kerusakan integritas kulit

➢ Faktor yang berhubungan

Eksternal : faktor mekanik mis. daya gesek, tekanan dan imobilitas fisik

Internal : Tekanan pada tulang, gangguan turgor kulit dan fraktur terbuka. (T

Heather Herderman, 2015)


Rencana tindakan
Tatalaksana fraktur yang tepat akan dapat mengurangi nyeri, kecacatan dan dan
komplikasi yang berat. Berikut adalah prinsip-prinsip penanganan kegawat-daruratan pada kasus
fraktur:

1. Imobilisasi bagian tubuh yang mengalami fraktur sebelum korban dipindah


2. Jika pasien harus dipindah sebelum dipasang splint (bidai), tahan bagian atas dan
3. bawah daerah fraktur untuk mencegah gerakan rotasi atau anguler
4. Pembidaian dilakukan secara adekuat terutama pada sendi-sendi disekitar fraktur
5. Pada tungkai kaki, kaki yang sehat dapat digunakan sebagai bidai
6. Pada ekstremitas atas, lengan dipasang plester elastik ke dada atau lengan bawah
7. dipasang sling
8. Status neurovaskuler bagian bawah fraktur dikaji untuk menentukan adekuasi
perfusi
9. jaringan perifer dan fungsi saraf

Anda mungkin juga menyukai