Anda di halaman 1dari 17

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIKES WIYATA HUSADA
SAMARINDA
2019
Abstrak

 Judul : Efektivitas Alih Baring Dengan Masase Punggung Terhadap Resiko Dekubitus
Pada Pasien Tirah Baring Di RSUD Ambarawara
 Tahun : 2016
 Nama Author : Maretha Fitri Andani, Sri Puguh Kristiyawati, S Eko Ch. Purnomo
 Penerbit : Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan (JIKK)
 Tempat : RSUD Ambarawa

 Dekubitus adalah kerusakan struktur anatomis dan fungsi kulit normal yang disebabkan oleh tekanan
tubuh secara terus menerus terutama pada area penonjolan tulang. Dekubitus bisa dihindari dengan
melakukan alih baring setiap 2 jam sekali. Alih baring merupakan tindakan yang dilakukkan untuk
mengubah posisi pasien untuk mengganti titik tumpu berat badan, mempertahankan sirkulasi darah pada
area yang tertekan, mengurangi tekanan, badan dan gaya gesek pada kulit. Salah satu tindakan lain untuk
mencegah dekubitus yaitu dengan masase punggung. Masase punggung merupakan pemijatan atau
ditepuk tepuk menggunakan tangan atau alat-alat khusus pada bagian punggung untuk meningkatkan
fungsi kulit, fungsi otot, fungsi syaraf, memperbaiki peredaran darah dan metabolisme. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui efektifitas alih baring dengan masase punggung terhadap resiko dekubitus
pada pasien tirah baring.

 Desain penelitian ini dalah quasi experiment dengan jumlah sampel 60
responden dengan menggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian ini
menunjukkan alih baring dikombinasikan masase punggung lebih efektif
dalam menurunkan resiko dekubitus pada pasien tirah baring dibandingkan
dengan alih baring. Rekomendasi penelitian ini adalah agar perawat
menerapkan alih baring setiap 2 jam dengan masase punggung 2 kali sehari
setiap pagi dan sore untuk menurunkan resiko dekubitus pada pasien tirah
baring.

 Alih baring dapat mencegah dekubitus pada daerah tulang yang
menonjol. Hal ini dikarenakan alih baring mengurangi penekanan akibat
tertahannya pasien pada satu posisi yang diberikan untuk mengurangi
tekanan dan gaya gesek kulit. Menjaga bagian kepala tempat tidur
setinggi 30 derajat atau kurang akan menurunkan peluang terjadinya
dekubitus akibat gaya gesek (Potter & Perry, 2010, hlm.1275). Posisi tubuh
alih baring 2 jam yang tepat akan menentukan keberhasilan intervensi
keperawatan terhadap pasien, menurut Perry & Potter (2010, hlm.91)
posisi alih baring meliputi supine/terlentang, lateral/miring,
prone/telungkup, dan fowler tinggi.

 Masase punggung merupakan pemijatan atau ditepuk tepuk
menggunakan tangan atau alat-alat khusus pada bagian
punggung untuk meningkatkan fungsi kulit, fungsi otot, fungsi
syaraf, memperbaiki peredaran darah dan metabolisme.
Masase adalah suatu pemijatan atau ditepuk tepuk pada bagian
tubuh tertentu dengan tangan atau alat-alat khusus untuk
memperbaiki sirkulasi, metabolisme, melepaskan pelekatan
dan melancarkan peredaran darah sebagai cara pengobatan
(Asmadi, 2008. hlm.142).
 Kelebihan masase punggung daripada terapi lain adalah
masase punggung selama 3-5 menit dapat memberikan efek
relaksasi dan mengurangi tekanan pada tubuh (Labyak &
Smeltzer, 1997 dalam Kozier & erb, 2011, hlm.339).

 Sumber data, perlakuan, dan sampel
Sumber data yang dipakai dalam intervensi ini ialah data primer,
yaitu data diperoleh dari pengisian kuisioner oleh pasien/perawat sesuai
persetujuan untuk melihat adanya efektifitas terhadap alih baring dengan
masase punggung yang dilakukan di stroke centre RSUD Abdul Wahab
Sjahranie Samarinda dengan jumlah responden sebanyak 2 orang.
 BEFORE
Sebagaimana terlihat pada data, bahwa sebelum dilakukan alih
baring dan massage punggung responden mengalami penurunan kualitas
tidur dan mengalami pegal badan karena terlalu lama berbaring ditempat
tidur.
 AFTER
Sebagaimana terlihat pada data terlihat bahwa setelah dilakukan alih
baring dan massage punggung, kualitas tidur responden mengalami
peningkatan dan pegal berkurang.
DATA SUBJEKTIF DAN OBJEKTIF
Before After
1. Pasien Ny. S a. Sesudah dilakukan alih baring dan massage punggung


a. Sebelum dilakukan alih baring dan massage punggung (Tanggal (Tanggal 15 Januari 2019, Pukul 17.00)
15 Januari 2019) 1) Data Objektif
1) Data Objektif - KU: Sedang: GCS: E4 V5 M5; TD: 140/90 N:85 R: 22 T: 36,3 OC
- KU: CM; GCS: E4 V5 M5; TD : 150/100 N:87 R: 24 T: 36,5oC - Skala Braden 12
- Skala Braden 12 - Wajah pasien tampak tenang
1) Data Subjektif 1) Data Subjektif
- Pasien mengatakan pusing - pasien mengatakan masih merasa pusing
- Pasien mengatakan tubuhnya terasa pegal karena hanya - Pasien mengatakan pegal pada tubuhnya berkurang dan nyaman
terbaring ditempat tidur saat berbaring

(tanggal 16 Januari 2019, Pukul 10.00)


1) Data Objektif
- KU: Sedang; GCS: E4 V5 M5; TD: 160/90 N: 75 R: 19 T : 36,2 oC
- Wajah pasien tampak tenang
1) Data Subjektif
- Pasien mengatakan masih merasa pusing
- Pasien mengatakan pegal pada tubuhnya berkurang dan nyaman
saat berbaring
Implikasi Keperawatan

 Implikasi keperawatan yang dapat diambil dari penelitian ini yaitu data dari penelitian ini dapat
menjadi dasar bagi keperawatan, terutama untuk keperawatan medical bedah untuk memberikan
intervensi pada pasien sehingga diharapkan dapat membantu dalam memberikan asuhan
keperawatan pada pasien tirah baring lama dengan intervensi alih baring dengan masase
punggung.

Kesulitan dan proses intervensi

 Salah satu responden sering tertidur dan tidak mau dilakukan intervensi di waktu tertentu.

Saran melanjutkan penelitian

Berdasarkan jurnal penelitian yang kelompok lakukan, maka saran yang diberikan oleh kelompok
adalah :

 Sebagai refrensi untuk dijadikan penelitian KIAN dan KTI Keperawatan

 Sebagai dasar acuan membuat KIAN dan KTI yang valid


Persiapan Alat

Teknik Massage Punggung
 Selang Seling Tangan

 Remasan

 Gesekan

 Eflurasi

 Petrisasi

 Tekanan Menyikat

Anda mungkin juga menyukai