Disusun oleh:
2021
1. Problem / Analisa Data
DS DO
2. Hypotesis
DO:
- Total nilai skrining MNA 10
Resiko gizi kurang
DS: Kurang terpapar Manajemen Kesehatan
- Ny. S menagtakan HD 2 x informasi Tidak efektif
seminggu
- Ny. S mengatakan memiliki
gula darah yang tinggi, pernah
sampai 500 mg/dL
- Ny. S mengalami hipertensi
- Ny. S tidak pernah olahraga
- Ny. S masih minum teh manis
setiap hari
DS: Kondisi Nyeri Kronis
- Ny. S mengatakan merasakan musculoskeletal
nyeri dibagian paha kiri kronis
- Ny. S mengatakan sulit
tertidur Ketika nyeri sedang
dirasakan
- Ny. S mengatakan ketika
sholat duduk krn berdiri
kakinya nyeri
Diagnosa Prioritas
1. Manajemen Kesehatan Tidak Efektif
2. Nyeri Kronis
3. Pathway
Ny. S mengalami penurunan kardiovaskuler katup jantung menebal dan kaku
elastisitas pembuluh darah menurun otot jantung tebal penurunan kardiak output
muncul masalah hipertensi komplikasi ke berbagai masalah nyeri kronis
Ny. S mengalami penurunan fungsi ginjal menurun sampai 50% nefron
berkurang penurunan proses di ginjal GFR menurun GGK jk pasien HD
gangguan protein sindrom uremia pruritas (gatal-gatal) gangguan
integritas kulit/jaringan nyeri akut
Perubahan nutrisi Ny. S penurunan mobilitas saluran cerna, penurunan sensitifitas
indera pengecap dan pembau resiko deficit nutrisi
Pola penanganan aktivitas sehari-hari tdk sesuai kurangnya terpapar informasi
penanganan masalah tidak efektif dalam masalah kesehatannya manajemen
kesehatan tidak efektif
4. More Info
- Pengkajian nyeri dan gatal-gatal
Nyeri karena faktor usia, pegel linu pada persendian dan paha
Gatal ketika mau hd
- HT dan DM berapa lama
Dm sudah 20 tahun,
- Obat-obatan yang dikonsumsi
- Pemeriksaan fisik, rentang gerak, kekuatan otot
Kekuatan otot atas 5 5 , ekstrenitas bawah 5 4
- Komplikasi dari penyakit
Bermula ketika 20 tahun lalu mengalami DM lalu mengalami komplikasi GGK
- Pola nutrisi (sudah memahami terkait pola makan untuk penderita dm, namun sesekali
masih melanggar seperti minum teh manis, sudah minum banyak air putih) diet sudah
terkontrol
- Mulai GGK sejak kapan
Sejak 2 tahun lalu
- Gatal-gatal apakah muncul pada saat mau HD saja?
Gatal-gatal muncul akibat hd
5. Don’t Know
1. Bagaimana manajemen GGK pada ginjal? Apa bedanya dengan sesorang yg belum
memasuki usia lansia?
2. Apakah ada hubungan HD dengan gatal-gatal?
3. Bagaimana manajemen nutrisi DM pada lansia yg sedang menjalani program HD?
4. Prevalensi GGK pada lansia
5. Apakah nyeri yg dirasakan ada hubungannya dengan riwayat penyakit?
6. Manajemen gangguan tidur pada lansia?
6. Learning Issue
1. Bagaimana manajemen GGK pada ginjal? Apa bedanya dengan sesorang yg belum
memasuki usia lansia?
2. Apakah ada hubungan HD dengan gatal-gatal?
3. Bagaimana manajemen nutrisi DM pada lansia yg sedang menjalani program HD?
4. Prevalensi GGK pada lansia
5. Apakah nyeri yg dirasakan ada hubungannya dengan riwayat penyakit?
6. Manajemen gangguan tidur pada lansia?
EBN
Terapi untuk mengatasi gatal-gatal sebelum HD gatal gatalnya dipastikan lagi!
Manajemen kualitas tidur pada lansia yg akan menjalani HD
Pertemuan 2
1. Bagaimana manajemen GGK pada ginjal? Apa bedanya dengan sesorang yg belum
memasuki usia lansia?
Ggk pada lansia disarankan untuk self care, pengaturan diri untuk memanajemen
penyakitnya. Inisiatif lansia untuk meningkatkan kualitas hidupnya, cek kesehatan
berkala, hindari asap rokok, aktivitas, diet ggk, membatasi cairan, istirahat cukup,
kelola stress dengan baik, edukasi terkait diet, pengaturan ROM, relaksasi otot
progresif. Lansia tingkat kemandirian berkurang, perhatikan nutrisi karena napsu
makan lansia biasanya berkurang, intake cairan dibatasi sesuai kebutuhan lansia
Lebih diperhatikan dan ditingkatkan untuk harapan hidup si lansia agar tidak patah
semangat dengan kondisinya
2. Apakah ada hubungan HD dengan gatal-gatal?
Pasien HD , kelenjar subasea mengalami atrofi. Kelenjar subasea penghasil keringat,
ketika sebum tidak dapat diproduksi dengan baik, makan akan menimbulkan reaksi
gatal pada tubuh, selain kulit dapat berpengaruh pada kuku yang menjadi kering dan
rambut. Tingginya kadar ureum menyebabkan subasea mengalami atrofi.
3. Bagaimana manajemen nutrisi DM pada lansia yg sedang menjalani program HD?
Jadwalkan makanan yang sesuai, 3 jam, diet rendah kalori, gula, jenis makanan
(energi, serat, karbo, protein, lemak). Manajemen nutrisi dm-ggk-hd diet yang
dilakuakan membatasi asupan glukosa, diet rendah protein untuk mencegah anoreksia,
mual, muntah saat hd. Diet protein untuk mengurangi beban ekskresi ginjal,
menurunkan hipelfitrasi glomerolus
4. Prevalensi GGK pada lansia
Penyakit ggk pada lansia : >65 tahun angkanya cukup tinggi karena kondisi tubuh
yang sudah menurun juga, 46,39%. Paisen hd – ggk- stadium 5 ada 90%. Terjadi
infeksi di glomerolus, usia 50tahun dan produktif, lansia karena komplikasi dari dm
dan hipertensi yang tidak terkontrol
5. Apakah nyeri yg dirasakan ada hubungannya dengan riwayat penyakit? Nyeri tidak
begitu teras
Faktor riwayat dm, faktor usia . terjadi penyempitan pembuluh darah pada bagian
sendi
Diabetes bisa menyebabkan nyeri sendi melalui berbagai cara, termasuk
dengan cara merusak sendi atau saraf. Termasuk, kaitannya dengan artritis
Penyakit dm yang tidak terkontrol dapat mempengaruhi otot dan tulang
yang nantinya akan menyebabkan nyeri pada bagian persendian, kerusakan
saraf, serta gejala lain yang dirasakan..
6. Manajemen gangguan tidur pada lansia?
Terapi murotal: terapi pengaturan jadwal tidur, kualitas tidur, terapi relaksasi napas
dalam, otot progresif, musik (murotal) yang dapat menurunkan hormon stress dan
mengaktifkan endorpin sevara alami, mengurangi ansietas dan menurunkan tekanan
darah. Membuat tubuh lansia rileks
Kombinasi relaksasi otot progresif dan murotal al quran, menenangkan dan
merilekskan. Meningkatkan kualitas tidur lansia.
Problem Solving
Jurnal 2
Manajemen gatal pada
pasien HD
Efficacy of a Moisturizer for
Pruritus Accompanied With
Asteatosis in Dialysis Patients:
An Open-Label, Randomized,
Exploratory Study
Hasil dari kandungan air pada
stratum korneum dan penilaian
kulit menyarankan bahwa
pelembap heparinoid topikal
dapat memperbaiki kulit kering
dan menjaga kadar air pada
stratum korneum bila
digunakan secara terus menerus
oleh pasien dialisis. Penelitian
ini mendemonstrasikan
kemungkinan kegunaan
pelembab untuk penderita cuci
darah yang mengalami kering
kulit. Untuk pelembab
mengerahkan efeknya
secukupnya, pasien perlu
menyadari dan mematuhi dosis
yang sesuai.