Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS SINTESIS TINDAKAN ROM (RANGE OF MOTION) PADA Ny.

S
DI RUANG YOSEPH RUMAH SAKIT BRAYAT MINULYA

Hari : Senin
Tanggal : 08/05-2017
Jam : 18.00
A. KELUHAN UTAMA
Keluarga klien mengatakan tangan kanan dan kaki kanan terasa lemah dan
sulit untuk digerakan
B. DIAGNOSA MEDIS
Stroke Non hemoragik
C. Diagnosa keperawatan
Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan otot
D. Data yang mendukung diagnosa keperawatan
Data subyektif
 Keluarga klien mengatakan tangan kanan dan kaki kanan sulit untuk
di gerakan
 Keluarga klien mengatakan klien tidak bisa beraktifitas sendiri harus
dibantu
 Keluarga klien mengatakan klien hanya berbaring di tempat tidur
Data Obyektif
 Klien tampak lemah
 Tangan kanan dan kaki kanan lemah sulit untuk digerakan
 Saat beraktifitas klien dibantu oleh keluaraga seperti mandi,
makan,BAB, BAK
 CT – SCAN kesimpulan hasil: Infrak genu-crus posterior capsula
interna kiri

E. DASAR PEMIKIRAN
Stroke non hemoragik merupakan stroke yang terjadi akibat suplay darah
kejaringan otak berkurang. Hal ini disebabkan oleh obstruksi total atau
sebagian pembuluh darah otak. Hampir 80% pasien stroke merupakan stroke
iskemi. Penyebab stroke non hemoragik adalah tyang paling sering biasanya
berkaitan dengan kerusakan lokal dinding pembuluh darah akibat dari
aterosklerosis. Stroke karena emboli biasanya berasal dari suatu trombosis

1
jantung juga berasal dari plak aterosklerosis sinur karotis atau arteri karotis
internal. Pada strok karena hipoperfusi global biasanya disebabkan
karenacardiac arrest dan embolis pulmonal. Sekitar 85% stroke hnon
hemoragik/ iskemik terjadi akibat obstruksi atau pembekuan (trombus) yang
terbentuk di suatu pembuluh otak pembuluh atau organ distal pada trombus
vaskuler distal. Bekuan dapat terlepas atau mungkin terbentuk di dalam suatu
organ seperti jantung dan kemudian dibawah melalui sistim arteri keotak
sebagai suatu embolus. Sumbatan aliran diarteri karotis interna sering
merupakan penyebab stroke pada usia lanjut yang sering mengakibatkan
pembentukan plat arterosklerosis di pembuluh darah hingga terjadi
penyempitan aterosklerosis. Penyebab lain stroke hemoragik adalah
vasospasme yang sering merupakan respon vaskuler reaktif terhadap
perdarahan ke dalam ruang antara lapisan arachnoid dan diameter meningen.
Sebagian besar stroke non hemoragik tidak menimbulkan nyeri karena
jaringan otak tidak peka terhadap nyeri.

F. PRINSIP TINDAKAN KEPERAWATAN


1. Fase orientasi
a. Memberi salam/menyapa klien
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan tujuan tindakan
d. Menjelaskan langkah dan prosedur
e. Menanyakan kesiapan pasien
2. Fase kerja
a. Mencuci tangan dengan benar
b. Memposisikan pasien dengan benar
c. Mulai melakukan ROM
1) Gerakan bahu
a) Flexi - ekstensi
b) Abduksi – aduksi
c) Rotasi bahu internal – eksternal
2) Gerakan siku
a) Flexi – ekstensi
b) Pronasi – supinasi
3) Gerakan pergelangn tangan

2
a) Fleksi – ekstensi
b) Fleksi radial – radial deviation (abduksi)
c) Fleksi ulnar / ulnar deviation (adduksi)
4) Gerakan jari – jari tangan
a) Fleksi – ekstensi
b) Hiperekstensi
c) Abduksi – adduksi
d) Oposisi
5) Gerakan pinggul dan lutut
a) Fleksi – ekstensi lutut dan pinggul
b) Abduksi – adduksi kaki
c) Rotasi pinggul internal dan eksternal
6) Gerakan telapak kaki dan pergelangan kaki
a) Dorsofleksi – plantar fleksi
b) Fleksi – ekstensi jari – jari kaki
c) Inversi – eversi jari – jari kaki
7) Gerakan leher
a) Fleksi – ekstensi leher
b) Fleksi lateral leher
d. Mengukur denyut nadi (heart rate)
e. Merapikan pasien (posisi)
f. Mencuci tangan dengan benar

3. Fase terminasi
a. Melakukan evaluasi tindakan
b. Menyampaikan rencana tindak lanjut
c. Berpamitan
4. Penampilan selama tindakan
a. Melakukan komunikasi terapeutik selama tindakan
b. Ketelitian selama tindakan
c. Keamanan selama tindakan.

G. ANALISIS TINDAKAN
ROM (Range Of Motion) adalah latihan yang dilakukan untuk
mempertahankan atau memperbaiki tingkat kesempurnan kemampuan

3
menggerakan persendian secara normal dan lengkap untuk meningkatkan
masa otot dan tonus otot tujuan ROM adalah untuk meningkatkan atau atau
mempertahankan fleksibilitas atau kekuatan otot. Mempertahankan fungsi
jantung dan pernapasan mencegah kontraktur dan kekakuan pada sendi.
Sebagian manfaat ROM adalah untuk menentukan nilai kemampuan sendi
tulang dan otot dalam melakukan pergerakan, memperbaiki tonus otot,
memperbaiki toleransi otot untuk latihan, mencegah terjadinya kekakuan
sendi, memperlancar sirkulasi darah dengan dilakukannya latihan ROM pada
pasien.

H. BAHAYA DILAKUKANNYA TINDAKAN


1. Latihan ROM tidak boleh diberikan apabila gerakan dapat mengganggu
proses penyembuhan cedera.
2. ROM tidak boleh dilakukan bila respon pasien atau kondisinya
membahayakan.
3. Pada pasien yang demam tidak boleh dilakukan ROM.

I. TINDAKAN KEPERAWATAN LAIN YANG DILAKUKAN


1. Bantu pasien untuk menggunakan tongkat saat berjalan dan cegah adanya
cedera.
2. Ajarkan pasien tentang teknik ambulasi
3. Kaji kemampuan pasien dan mobilisasi
4. Latih pasien dalam pemenuhan kebutuhan ADL secara mandiri
5. Damping dan bantu pasien saat mobilisasi dan penuhi kebutuhan ADL
pasien
6. Ajarkan pasien bagaimana merubah posisi dan kalau perlu memberikan
bantuan
7. Konsultasi dengan terapi fisik tentang rencana ambulasi sesuai kebutuhan.

J. HASIL YANG DIDApAT SETELAH MELAKUKAN TINDAKAN


S : Keluarga Klien mengatakan Keluarga klien mengatakan tangan kanan dan
kaki kanan sulit untuk di gerakan

4
Keluarga klien mengatakan klien tidak bisa beraktifitas sendiri harus
dibantu
Keluarga klien mengatakan klien hanya berbaring di tempat tidur
O : Klien tampak lemah
Tangan kanan dan kaki kanan lemah sulit untuk digerakan
Saat beraktifitas klien dibantu oleh keluaraga seperti mandi, makan,BAB,
BAK
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan

K. Evaluasi diri
Tidak dapat mengevaluasi perasaan dan kenyamanan klien setelah dilakukan
ROM dikarenakan klien hanya diam saat ditanyakan. Meningkatkan
pemahaman dan mengevaluasi lagi kemampuan keluarga dalam melakukan
ROM.

5
pDAFTAR PUSTAKA

Adamovich, SV, Marians, AS, Bolan, R. Lewis, JA, Tremaine, M. Burden, GS,
Recce, M, , Poisner, H. (2005). A virtual reality – based exercise system for
hand reabilitation post – stroke. Pressence. 14 (2). 161-174.

Auryn, Y. (2007). Mengenal dan memahami stroke. Jogjakarta : kata hati.

Beebe, JA & lang. CE. (2009). Active Range Of Motion Predicts upper extremity
function three months post - stroke. 40 (5), 1772 – 1779.

Tarwoto, dkk. (2007). Keperawatan medikal bedah gangguan sistem persarafan.


Jakarta. CV. Sugeng seto.

Tserg. C. Chen, cc, wu, s & Lim. L. (2007). Effects of 2 range of motion exercise.
Journal of advanced Nursing 57 (2). 181-191.

Anda mungkin juga menyukai