M DENGAN
DHF GRADE III DI RUANGAN PICU RSUP
PROF DR R.D KANDOU
MANADO
OLEH :
MUTHMAINNA LAKIBU
1804028
A. Latar Belakang
Usia secara jelas mendefinisikan karakteristik yang memisahkan
anak-anak dari orang dewasa. Namun, mendefinisikan anak-anak dari segi
usia dapat menjadi permasalahan besar karena penggunaan definisi yang
berbeda oleh beragam negara dan lembaga internasional. (WHO , 2003) .
Anak-anak sebagai orang yang berusia di bawah 20 tahun. Sedangkan The
Convention on the Rights of the Child mendefinisikan anak-anak sebagai
orang yang berusia di bawah 18 tahun. ( Department of Child and
Adolescent Health and Development , 2006)
Dalam kehidupan anak ada dua proses yang beroperasi secara
kontinu, yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Banyak orang yang
menggunakan istilah “pertumbuhan” dan “perkembangan” secara
bergantian. Kedua proses ini berlangsung secara interdependensi, artinya
saling bergantung satu sama lain. Kedua proses ini tidak bisa dipisahkan
dalam bentuk-bentuk yang secara pilah berdiri sendiri-sendiri; akan tetapi
bias dibedakan untuk maksud lebih memperjelas penggunaannya. Dalam
hal ini kedua proses tersebut memiliki tahapan-tahapan diantaranya tahap
secara moral dan spiritual. Karena pertumbuhan dan perkembangan
peserta didik dilihat dari tahapan tersebut memiliki kesinambungan yang
begitu erat dan penting untuk dibahas maka kita meguraikannya dalam
bentuk struktur yang jelas baik dari segi teori sampai kaitannya dengan
pengaruh yang ditimbulkan.
Penanggulangan demam berdarah secara umum di tujukan pada
pemberantasan rantai penularan dengan memusnahkan pembawa virusnya
(vektornya) yaitu nyamuk Aedes Aegypty dengan memberantas sarang
perkembangbiakannya yang umunya ada di air bersih yang tergenang di
permukaan tanah maupun di tempat-tempat penampungan air, melakukan
program 3M ( menutup, menguras, mengubur) (WHO 2004).
Dari data yang diperoleh, kasus DBD di dki jakarta menurun
selama tiga tahun terakhir, secara signifikan. Dinas Kesehatan (Dinkes)
DKI Jakarta menyebutkan, penurunan terjadi hingga tiga tahun terakhir.
Pada tahun 2007, jumlah kasus DBD mencapai 31.836 kasus. Jumlah itu
mengalami penurunan di tahun 2008 yang hanya mencapai 28.361 kasus.
Pada 2009 penurunannya sangat signifikan hanya menyisakan 18.835
kasus. Di tahun 2010, jumlah kasus DBD kian menyusut menjadi 12.639
kasus.
Data Kementerian Kesehatan RI tahun 2010 menunjukkan, jumlah
kasus DBD di DKI sebesar 18.006 kasus, dengan tingkat kejadian rata-rata
(incidence rate/IR) sebesar 202,4 per 100.000 penduduk. Angka tersebut
jauh di atas target nasional, yaitu 150 per 100.000 penduduk.
Untuk tahun 2011 hingga bulan Mei kasus DBD tercatat sebanyak
3.603 kasus. Dengan rincian Jakarta Timur 941 kasus, Jakarta Selatan
720 kasus, Jakarta Barat 661 kasus, Jakarta Utara 961 kasus, Jakarta
Pusat 314 kasus, dan Kepulauan Seribu 6 kasus.
Peran perawat untuk mengatasi penyakit DBD dengan cara
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Promotif yaitu memberi
penyuluhan kesehatan tentang penyakit DBD dan penanggulangannya,
preventif yaitu untuk mencegah terjadinya DBD dengan cara merubah
kebiasaan hidup sehari-hari melalui tidak menggantung pakaian yang
sudah di pakai, menjaga kebersihan lingkungan dan penampungan air,
kuratif yaitu untuk memenuhi cairan tubuh sesuai dengan kebutuhan,
serta mengkonsumsi minuman yang dapat meningkatkan trombosit
seperti jus kurma dll. Dari aspek rehabilitatif perawat berperan
memulihkan kondisi klien dan menganjurkan klien untuk kontrol kembali
kerumah sakit bila keluhan timbul kembali.
Berdasarkan hal tersebut di atas maka penulis tertarik memilih
judul “Asuhan Keperawatan Anak Dengan DHF”.
B. Tujuan penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan Anak dengan DHF
2. Tujuan Khusus
a) Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian DHF.
b) Mahasiswa dapat menjelaskan tentang etiologi DHF.
c) Mahasiswa dapat menjelaskan tentang patofisiologi DHF.
d) Mahasiswa dapat menjelaskan tentang klasifikasi DHF.
e) Mahasiswa dapat menjelaskan tentang manifestasi klinis.
f) Mahasiswa dapat menjelaskan tentang pemeriksaan diagnostik.
g) Mahasiswa dapat menjelaskan tentang penatalaksanaan DHF.
h) Mahasiswa dapat menjelaskan teori asuhan keperawatan DHF
i) Mahasiswa dapat memahmi dalam melakukan asuhan
keperawatan DHF
C. Metode penulisan
Metode dalam penulisan makalah ini, penulis menggunakan
metode studi kepustakaan dengan tujuan mendapatkan gambaran secara
tepat tentang asuhan keperawatan anak pada DHF, untuk memperoleh
data, penyusun menggunakan metode kepustakaan dengan mempelajari
buku-buku referensi yang terkait dengan asuhan keperawatan Anak DHF.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian
C. Patofisiologi
Virus dengue masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes
aegypty dimana virus tersebut akan masuk ke dalam aliran darah, maka
terjadilah viremia (virus masuk ke dalam aliran darah). Kemudian akan
bereaksi dengan antibody dan terbentuklah kompleks virus antibody
yang tinggi akibatnya terjadilah peningkatan permeabilitas pembuluh
darah karena reaksi imunologik. Virus yang masuk ke dalam pembuluh
darah dan menyebabkan peradangan pada pembuluh darah vaskuler atau
terjadi vaskulitis yang mana akan menurunkan jumlah trombosit
(trombositopenia) dan factor koagulasi merupakan factor terjadi
perdarahan hebat. Keadaan ini mengkibatkan plasma merembes
(kebocoran plasma) keluar dari pembuluh darah sehingga darah
mengental, aliran darah menjadi lambat sehingga organ tubuh tidak
cukup mendapatkan darah dan terjadi hipoksia jaringan.
Pada keadaan hipoksia akan terjadi metabolisme anaerob , hipoksia dan
asidosis jaringan yang akan mengakibatkan kerusakan jaringan dan bila
kerusakan jaringan semakin berat akan menimbulkan gangguan fungsi
organ vital seperti jantung, paru-paru sehingga mengakibatkan hipotensi
, hemokonsentrasi , hipoproteinemia, efusi pleura, syok dan dapat
mengakibatkan kematian. Jika virus masuk ke dalam sistem
gastrointestinal maka tidak jarang klien mengeluh mual, muntah dan
anoreksia.
Bila virus menyerang organ hepar, maka virus dengue tersebut
menganggu sistem kerja hepar, dimana salah satunya adalah tempat
sintesis dan osidasi lemak. Namun, karena hati terserang virus dengue
maka hati tidak dapat memecahkan asam lemak tersebut menjadi bahan
keton, sehingga menyebabkan pembesaran hepar atau hepatomegali,
dimana pembesaran hepar ini akan menekan abdomen dan menyebabkan
distensi abdomen. Bila virus bereaksi dengan antbody maka
mengaktivasi sistem koplemen atau melepaskan histamine dan
merupakan mediator factor meningginya permeabilitas dinding
pembuluh darah atau terjadinya demam dimana dapat terjadi DHF
dengan derajat I,II,III, dan IV.
D. Klasifikasi
Berdasarkan standar WHO (2002), DHF dibagi menjadi empat derajat
sebagai berikut:
1. Derajat I :
Demam disertai gejala klinis lain atau perdarahan spontan, uji
turniket positi, trombositopeni dan hemokonsentrasi.
2. Derajat II :
3. Derajat III :
4. Derajat IV :
Renjatan berat dengan nadi tidak teratur dan tekanan darah yang
tidak dapat diukur.
E. Manifestasiklinis
Menurut Nursalam, 2008 tanda dan gejala penyakit DHF antara lain
D. Implementasi
Implementasi adlh proses keperawatan yang mengikuti rumusan
dari keperawatan.
Pelaksanaan keperawatan mencakup
melakukan,membantu,memberikan askep. Tujuannya berpusat pada
klien, mencatat serta melakukan pertukaran informasi yang relevan,
dengan keperawatan kesehatan berkelanjutan pada klien.
1. Proses atau tahapan
a. Mengkaji ulang klien.Fase ini merupakan komponen yang
memberikan mekanisme bagi perawat yang menentukan
apakah tindakan keperawatan yang diusulkan masih sesuai.
b. Mengklarifikasi rencana yang sudah ada.
c. Mengidentifikasi bidang bantuan berupa tenaga, pengetahuan
serta keterampilan.
d. Mengimplementasikan intervensi keperawatan.
2. Dokumentasi
Mencatat semua tindakan yang dilakukan tentang respon pasien,
tanggal dan waktu serta nama dan paraf perawat yang jelas.
E. Evaluasi
1. Definisi
Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan
dengan cara melakukan identifikasi sejauh mana tujuan dan
rencana keperawatan tercapai atau tidak.
2. Jenis evaluasi
a. Evaluasi pormatif
Menyatakan evaluasi yang dilakukan pada saat memberikan
intervensi dengan respon segera ( pendokumentasian dan
implementasi ).
b. Evaluasi sumatif
Merupakan rekapitulasi dari hasil observasi dengan analisis
stasus klien pada waktu tertentu berdasarkan tujuan yang
direncanakan pada tahap perencanaan ( dalam bentuk SOAP ).
BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN An. A.M DENGAN
DHF GRADE III DI RUANGAN PICU RSUP
PROF Dr. R.D.KANDOU MANADO
A.Biodata
I. Identitas Klien
1. Nama/Nama panggilan : An. A.M
2. Tempat tanggal lahir/usia : Moyag, 10/10/2011
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Pendidikan : Belum taamatt SD
6. Alamat : Moyag Dusun II, Kotamobagu
7. Tanggal masuk : 26 juli 2019
8. Tangal pengkajian : 31 Juli 2019
9. Diagnosa Medik : DHF Grade III
Sepsis
Keterangan :
= Laki-laki = Laki-laki sudah meninggal
= Perempuan = Perempuan sudah meninggal
= Klien = Garis pernikahan
= Tinggal serumah = Garis keturunan
Klien merupakan anak pertama dalam keluarga, Ibu klien mengatakan dalam keluarga tidak
ada riwayat penyakit kronis atau menular dan menurun seperti jantung, hipertensi, DM,
TBC, hepatitis, penyakit kelamin dll.
Riwayat Imunisasi
Reaksi setelah
No Jenis Imunisasi Waktu Pemberian
Pemberian
1. BCG 1 Bulan
2. DPT (I, II, III) 2,3,4 Bulan Panas
3. Polio (I, II, III, IV) 1,2,3,4 Bulan
4. Campak 9 Bulan
5. Hepatisi 0,2,4,6 Bulan
Lain-lain
D.Riwayat Tumbuh Kembang
A. Pertumbuhan Fisik
1. Berat badan : 18 kg
2. Tinggi badan : 114 cm
3. IMT : 13,8
B. Pola Perubahan Nutrisi Tiap Tahapan Usia Sampai Nutrisi Saat ini
VI.Riwayat Psikososial
- Ibu klien mengatakan tinggal di rumah bersama keluarganya
- Lingkungan tempat mereka tinggal berada di pedesaan
- Hubungan antara klien dan keluarganya harrmonis
- Klien di asuh oleh ibu dan ayahnya sejak kecil
- Selama sakit klien di rawat oleh ayah dan ibunya
F.Riwayat Spiritual
- Dalam keluarga ayah, ibu dan saudara saudaranya merupakan support system klien..
Selama sakit ayah dan ibunya selalu di samping klien
- Ibu klien mengatakan mereka selalu rutin ibadah. Ibu dan ayah klien selalu berdoa
untuk kesembuhan klien.
I. Reaksi Hospotalisasi
A. Pemahaman keluarga tentang sakit dan rawat inap
- Saat di kaji klien terbaring lemah, dengan wajah bengkak dan mata tidak bisa di
buka karena bengkak. Klien hanya sesekali bicara.
B. Cairan :
D. Istirahat tidur :
1. Jam tidur
- Siang 2-3 Jam 2-4 Jam
8 jam 8 Jam
- Malam
2. Pola tidur Baik Baik
3. Kebiasaan sebelum tidur Membersihkan diri dan Berdoa
berdoa
4. Kesulitan tidur Tidak ada kendala Tidak ada kendala
E. Personal Hygiene :
1. Mandi
- Cara Sendiri Di bantu perawat/ ibu
- Frekuensi 2 kali 2 kali
- Alat mandi Gayung,sabun Tisshu basah
2. Cuci rambut
2 hari 1 kali -
- Frekuensi
3. Gunting kuku
1 minggu sekali 1 minggu sekali
- Frekuensi
4. Gosok gigi
- Frekuensi 2 kali sehari 2 kali sehari
F. Aktivitas/Mobilisasi Fisik
G. Rekreasi
Laboratorium 29-07-2019
2 DS :
- Ibu klien mengatakan anaknya tidak nafsu makan
Nafsu makan menurun
DO :
ketidakseimbangan nutrisi
- Klien tampak lemah masukan nutrisi kurang
kurang dari kebutuhan tubuh
- Klien makan 3 kali sehari, namun porsi makan hanya di habiskan 2-3 ketidakseimbangan nutrisi
sendok kurang dari kebuthan tubuh
- BB : 18 kg
3 Ds : - ibu klien mengatakan klien hanya terbaring lemah penurunan kebutuhan 02
Do : - TTV : TD :110/70 mmHg, N : 82x/m ,Sb :36°c, RR:37x/m Metabolisme menurun
- klien tampak lemah lemah, pusing, nadi dan respirasi Intoleransi aktivitas
- aktivitas di bantu ibu, perawat daan alat meningkat
- eritrrosit : 8-10 troombosit : 63 Intoleransi aktivitas
L. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. pola napas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan cairan pada pleura
3. ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
kehilangan nafsu makan
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan tubuh.
M. INTERVENSI
08.35 2. memonitor aliran oksigen 2. pasien terpasang 02, tidak ada kendala dallam alirrarn O2
3. memonitor TTV 3. TD : 110/70 N : 82 R: 37 S : 36
1815 3. membantu pasien mengembangkan motivasi diri dan penguatan 3. pasien hanya terbaring lemah daan hanya menganggukkan kepala
1 kamis, 1 08.00 1. melakukan whaslap, membersihkan mulut, dan hidung 1. pasien mengatakan merasa segar dan nyaman
31-07-2019
1815 3. membantu pasien mengembangkan motivasi diri dan penguatan 3. pasien terbaring lemahdan menganggukkan kepala
M. EVALUASI
NO HARI/TANGGAL EVALUASI
: Rabu, S 1. Ibu passien mengatakan anaknya sesak
31-07-2019 O 1. Pasien terrbaring lemah TTV
2. Pasien tampak sesak TD : 110/70 mmhg R : 30x/ menit
N : 88x/ menit S : 36
P Lanjutkan intervensi