PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
1
Moderator : Muhammad Avif Ababil
Sekretaris Meja : Bella Juni Safira
Sekretaris Papan : Haryadi
Waktu : 1. Senin, 17 April 2017
Pukul : 10.30-13.00 WIB
2. Rabu, 19 April 2017
Pukul : 10.30-13.00 WIB
Peraturan :
1. Semua Anggota tutorial harus mengeluarkan pendapat;
2. Mengacungkan tangan saat akan mengajukan argument;
3. Sopan dan penuh tata krama dalam mengemukakan pendapat;
4. Izin saat akan keluar ruangan.
Nawi, laki-laki umur 59 tahun, bekerja sebagai petani, datang ke poli bedah
RSMP dengan keluhan benjolan yang terasa nyeri di kantung buah zakar sebelah
kanan dan tidak dapat masuk kembali sejak 1 jam yang lalu. Benjolan terasa tidak
nyaman dan terasa tegang. BAB dan BAK tidak ada kelainan. Keluhan mual
muntah disangkal.
Pada awalnya, 2 tahun yang lalu benjolan terdapat di lipat paha kanan
kemudian makin lama semakin membesar. Sejak 1 bulan terakhir, benjolan turun
ke kantung buah zakar, teraba kenyal sebesar telur ayam. Benjolan akan terlihat
terutama saat pasien berdiri, batuk, mengedan, dan saat sedang bekerja namun
masih bisa dimasukkan jika didorong dengan tangan. Riwayat penyakit hipertensi,
kencing manis, jantung, dan riwayat pembedahan disangkal. Tidak ada keluarga
yang menderita penyakit yang sama.
Pemeriksaan fisik
Keadaan umum: Sedang, kooperatif, VAS: 4
Tanda Vital: Tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 90x/menit, RR 22x/menit, suhu
36,8˚C
Status generalis:
Kepala dan leher: dalam batas normal
Thorak: jantung dan paru-paru dalam batas normal
Abdomen:
Inspeksi: datar, kulit sama dengan sekitar, gambaran usus (-), gerakan
usus (-)
2
Palpasi: hepar dan lien tidak teraba, tidak ada nyeri tekan
Perkusi: timpani
Auskultasi: bising usus (+) normal
Ekstremitas: tidak ditemukan kelainan
Status lokalis regio skrotalis kanan
Inspeksi: tampak benjolan sebesar telur ayam, berwarna merah, tegang
(+)
Palpasi: benjolan terpisah dari testis, kenyal, nyeri tekan (+)
Auskultasi: bising usus (+)
Rectal Toucher: Anus tidak terdapat benjolan, tonus sfingter ani (+), mukosa
licin, ampula rekti kolaps (-), pembesaran prostat (-), feses (-), darah (-), dan
lendir (-).
Benjolan (Tumor)
Tumor adalah pertumbuhan massa (solid atau padat) atau jaringan abnormal
dalam tubuh dan terjadi akibat dari ketidakseimbangan pertumbuhan dan
regenerasi sel.
Nyeri
Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan
akibat dari kerusakan jaringan yang sudah atau berpotensi terjadi, atau dijelaskan
berdasarkan kerusakan tersebut (Hartwig dan Wilson, 2006: 1063). Nyeri adalah
suatu proses dinamik, yaitu hubungan fisiologik antara rangsangan nyeri dan
keluaran sensorik respons nyeri dapat mengalami modifikasi seiring waktu.
Dalam neurofisiologi nyeri, terjadi empat proses tersendiri antara rangsangan
yang mengganggu, yang menyebabkan cedera jaringan dan pengalaman subjektif
nyeri: (1) Transduksi nyeri, (2) transmisi nyeri, (3) modulasi nyeri, dan (4)
persepsi nyeri.
Nosiseptor adalah saraf aferen primer untuk menerima dan menyalurkan
rangsangan nyeri ke susunan saraf pusat (SSP) (Price dan Wilson, 2006: 1101).
Aktivitas nosiseptor disalurkan ke medula spinalis oleh dua jenis neuron: (1)
serat A-delta (A-ᵟ) yang kecil dan bermielin yang menyalurkan sensasi tajam
berbatas tegas (nyeri cepat) yang terasa dalam 0,1 detik dan (2) serat C yang kecil
dan tidak bermielin yang menyalurkan sensasi panas, pegal, berdenyut, dan
3
berbatas samar yang dirasakan setelah 1 detik (nyeri lambat). Karena persarafan
ganda ini, maka cedera jaringan (misalnya luka di jari tangan) menimbulkan dua
sensari nyeri yang terpisah-nyeri tajam pada permulaan diikuti oleh nyeri yang
tumpul, panas, dan agak memanjang (Price dan Wilson, 2006: 1101).
Sebagian besar jalur nyeri ascendens (serat nyeri A-delta dan C) masuk ke
kornu dorsalis (posterior) medula spinalis, bersinaps dengan interneuron,
memotong garis tengah, dan naik di sisi korda yang berlawanan. Dengan
demikian, hilangnya fungsi korda unilateral menyebabkan berkurangnya sensasi
nyeri di sisi kontralateral tubuh di bawah lesi. Tidak terjadinya penyilangan pada
sebagian saraf ditingkat medula spinalis dapat menjelaskan mengapa nyeri dapat
kembali setelah reseksi saraf (Price dan Wilson, 2006: 1101).
Traktus spinotalamikus anterolateralis memiliki dua jalur nyeri ascendens:
(1) tractus neospinotalamikus membawa impulsa nyeri A-delta dan berproyeksi
secara langsung ke thalamus dan cortex sensori sehingga menghasilkan persepsi
nyeri yang tajam dan berbatas tegas, dan (2) traktus paleospinotalamikus
menyalurkan impuls nyeri C dan mengikuti jalur multisinaps difus sehingga
sensasi nyeri menjadi berbatas tidak jelas, seperti terbakar, pegal (juga
menyalurkan nyeri viscera) (Price dan Wilson, 2006: 1101).
Scrotum
Scrotum merupakan kantong yang menonjol keluar dari bagian bawah
dinding anterior abdomen. Scrotum berisi testis, epidydymis, dan ujung bawah
funiculus spermaticus (Snell, 2011: 656).
Menurut Snell (2011: 656) dinding scrotum mempunyai lapisan sebagai
berikut:
Kulit
Kulit scrotum tipis, berkerut, berpigmen, dan membentuk kantong tunggal.
Sedikit peninggian di garis tengah menunjukkan garis penyatuan dari kedua
pembesaran labioscrotalis. (Pada perempuan pembesaran ini tetap terpisah
dan membentuk labium majus).
Fascia superficialis
Fascia superficialis merupakan lanjutan dari panniculus adiposus dan
stratum membranosum dinding anterior abdomen; akan tetapi panniculus
adiposus diganti oleh otot polos yang dinamakan musculus dartos. Otot ini
4
disarafi oleh serabut saraf simpatik dan berfungsi untuk mengkerutkan kulit
di atasnya. Stratum membranosum fascia superficialis (sering disebut fascia
Collesi) di depan melanjutkan diri sebagai stratum membranosum dinding
anterior abdomen (fascia Scarpae), dan di belakang melekat pada corpus
parienale dan pinggir posterior membrana perinea. Di samping tempat-
tempat ini fascia melekat pada rami ischipubici. Kedua lapisan fascia
superficialis berperan membentuk sekat median yang menyilang scrotum
dan memisahkan testis satu dengan yang lain.
Fasciae spermaticae
Ketiga lapisna ini terletak di bawah fascia superficialis dan berasal dari
ketiga lapisan dinding anterior abdomen masing-masing sisi, seperti yang
telah dijelaskan sebelumnya. Musculus cremaster di dalam fascia
crematerica dapat dibuat kontraksi dengan menggores kulit sisi medial paha.
Hal ini disebut refleks cremaster. Serabut aferen lengkung refleks ini
berjalan pada ramus femoralis nervi genitofemoralis (L1-2), dan serabut
eferen motorik berjalan pada ramus genitalis nervi genitofemoralis. Fungsi
musculus cremaster adalah mengangkat testis dan scrotum ke atas untuk
menghangatkan dan melindungi testis dari cedera.
Tunica vaginalis
Tunica vaginalis terletak di dalam fasciae spermaticae dan meliputi
permukaan anterior, media, dan lateralis masing-masing testis. Tunica
vaginalis merupakan lanjutan bagian bawah processus vaginalis peritonei,
dan biasanya sesaat sebelum lahir menutup dan memisahkan diri dari bagian
atas processus vaginalis peritonei dan cavitas peritonealis. Dnegan
demikian, tunica vaginalis merupakan kantong tertutup, yang terinvaginasi
dari belakang oleh testis.
5
2. Pada awalnya, 2 tahun yang lalu benjolan terdapat di lipat paha kanan
kemudian makin lama semakin membesar. Sejak 1 bulan terakhir, benjolan
turun ke kantung buah zakar, teraba kenyal sebesar telur ayam. Benjolan
akan terlihat terutama saat pasien berdiri, batuk, mengedan, dan saat
sedang bekerja namun masih bisa dimasukkan jika didorong dengan
tangan.
3. Pemeriksaan fisik
Status lokalis regio skrotalis kanan
Inspeksi: tampak benjolan sebesar telur ayam, berwarna merah, tegang (+)
Palpasi: benjolan terpisah dari testis, kenyal, nyeri tekan (+)
Auskultasi: bising usus (+)
6
profunda, otot-otot, fascia extraperitonealis, dan peritoneum parietale
(Snell, 2011: 642). Organ lain yang kemungkinan yaitu omentum yang
merupakan lipatan peritoneum berlapis ganda yang menghubungkan
gaster dengan viscus berongga lainnya. Sedangkan untuk
kemungkinan organ yang terlibat lain yaitu intestinum tenue dan
intestinum crassum (Snell, 2011: 658).
7
Pendarahan
Arteri
Kulit di sekitar garis tengah mendapat darah dari cabang-cabang
arteria epigastrica superior dan arteria epigastrica inferior. Kulit di
samping tubuh mendapat darah dari cabang-cabang arteria
intercostalis, arteria lumbalis (cabang dinding abdomen lateralis yang
berasal dari belakang aorta dan berjalan di sekitar empat corpus
vertebrae lumbalis sebelah atas), dan arteri circumflexa iliaca
profunda. Di samping itu, kulit di daerah inguinal didarahi oleh arteria
epigastrica superficialis, arteria cicumflexa ilium superficialis, dan
arteriae pudendae externae superficiales, yang merupakan cabang-
cabang dari arteria femoralis (Snell, 2011: 643).
Vena
Aliran vena mengalir ke atas terutama ke vena axillaris melalui vena
thoracica lateralis dan ke bawah ke vena femoralis melalui vena
epigastrica superficialis dan vena saphena magna (Snell, 2011: 643).
Aliran Limfe
Pembuluh limfe cutaneus di atas umbilicus bermuara ke atas ke dalam
limfonodus axillaris anterior. Pembuluh di bawah umbilicus bermuara
ke bawah ke dalam nodus inguinalis superficialis (Snell, 2011: 643).
- Fascia Superficialis
Fascia ini dapat dibagi menjadi lapisan lemak (paanniculus
adiposus) superfisial (Camperi) dan lapisan membranosa (stratum
membranosum) profunda (Scarpae) (Snell, 2011: 643).
Panniculus adiposus berhubungan dengan fascia superficial yang
meliputi seluruh tubuh. Stratum membranosum menghilang di sisi
lateral dan atas. Di inferior, stratum membranosum berjalan di atas
ligamentum inguinale untuk bersatu dengan fascia profunda tungkai
atas (fascia latae) sekitar satu jari di bawah ligamentum inguinale. Di
garis tengah, stratum membranosum tidak melekat pada os pubis,
8
tetapi membentuk selubung tubular untuk penis (atau clitoris). Di
perineum, stratum membranosum melekat pada masing-masing
pinggir arcus pubis dan dikenal sebagai fascia Collesi. Di posterior,
stratum membranosum bersatu dengan corpus pineale dan pinggir
posterior membrana perinealis (Snell, 2011: 643). Bagian superfisial
meluas ke depan dinding abdomen dan turun ke sekitar penis,
skrotum, perineum, paha, bokong. Bagian yang profundus meluas dari
dinding abdomen ke arah penis (Fasia Buck) (Snell, 2006: 161).
- Fascia Profunda
Pada dinding anterior abdomen, fascia profunda merupakan lapisan
tipis jaringan ikat yang meliputi otot-otot.
9
obliquus internus abdominis, dan musculus transversus abdominis. Di
samping itu, pada masing-masing sisi garis tengah bagian anterior,
terdapat sebuah otot vertikal yang lebar, musculus rectus abdominis.
Pada saat ketiga lapis aponeurosis berjalan ke depan, aponeurosis itu
membungkus musculus rectus abdominis dengan membentuk vagina
musculi recti abdominis (Snell, 2011: 644).
Pada bagian bawah vagina musculi recti abdominis mungkin
terdapat sebuah otot kecil dinamakan musculus pyramidalis. Musculus
cremaster membentuk sebagian pembungkus funiculus spermaticus
dan berasal dari serabut-serabut bagian bawah musculus obliquus
internus abdominis, otot ini berjalan ke inferior dan masuk ke
scrotum.
- Vagina Musculi Recti Abdominis
Vagina musculi recti abdominis merupakan sarung fibrosa panjang
yang membungkus musculus rectus abdominis dan musculus
pyramidalis (jika ada) dan berisi ramus anterior enam nervus
thoracicus bagian bawah serta arteria dan vena epigastrica superior
dan inferior dan pembuluh limfe. Vagina musculi recti abdominis
terutama dibentuk oleh aponeurosis ketiga otot lateral abdomen.
Aponeurosis musculus obliquus internus abdominis membelah di
pinggir lateral musculus rectus abdominis membentuk dua lamina;
satu lamina berjalan ke anterior dan yang lain berjalan ke posterior
musculus rectus abdominis (Snell, 2011: 644).
Aponeurosis musculus obliquus externus abdominis bergabung
dengan lamina anterior, dan aponeurosis musculus transversus
abdominis bergabung dengan lamina posterior. Setinggi spina iliaca
anterior superior, ketiga aponeurosis berjalan ke anterior musculus
rectus abdominis, sehingga tidak ada lamina posterior sarung di bawah
SIAS. Di bawah, pinggir yang membentuk bulan sabit di lamina
posterior vagina musculus recti abdominis disebut linea arcuata.
Ketiga aponeurosis bergabung menjadi satu dan bersama dengan
10
ketiga aponeurosis sisi lainnya di garis tengah di antara musculus
rectus abdominis kanan dan kiri membentuk pita fibrosa disebut linea
alba, yeng terbentang dari processus xiphoideus di atas sampai sampai
symphysis pubica di bawah (Snell, 2011: 644).
11
pubica
M. Enam Processus Enam nervus Menekan isi
transversus cartilago xiphoideus, thoracicus abdomen
abdominis costalis, linea alba, bagian bawah
costalis dan dan nervus
bagian symphysis Iliohypogastri
bawah. pubica cus dan
Fascia nervus
lumbalis, Ilioinguinalis
crista iliaca, (L1)
1/3 lateral
ligamentum
inguinale
M. rectus Symphysis Cartilago Enam nervus Menekan isi
abdominis pubica dan costalis V, thoracicus abdomen, dan
crista pubica VI, dan VII, bagian bawah fleksi columnae
dan vertebralis, otot
processus pembantu
xiphoideus ekspirasi
M. Permukaan Linea alba Nervus Menegangkan
pyramidalis anterior thoracicus XII linea alba
(jika ada) pubis
Dari Snell RS: Clinical Anatomy, Ed 7, Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins, 2004,
hal 167 dalam Snell, Richard S. 2011. Anatomi Klinis Berdasarakan Sistem. Jakarta: EGC.
Hal 648.
- Linea Semilunaris
Linea semilunaris adalah pinggir lateral musculus rectus abdominis.
Linea ini menyilang margo costalis setinggi ujung cartilago costalis IX
(Snell, 2011: 644).
- Konjoin tendon
12
Merupakan gabungan serabut-serabut bagian bawah aponeurosis
obliqus internus dengan aponeurosis transversus abdominis yang
berinsersi pada tuberkulum pubikum dan ramus superior tulang pubis
(Snell, 2011: 645).
- Fascia transversalis
- Fascia extraperitonealis
Canalis Inguinalis
13
atau sebaliknya. Pada perempuan, saluran ini dilalui oleh ligamentum
teres uteri yang berjalan dari uterus ke labium majus (Snell, 2011:
647).
14
lateral oleh serabut-serabut m. obliquus internus abdominis. Seluruh
panjang dinding posterior kanalis inguinalis dibentuk oleh fascia
transversalis yang diperkuat conjoint tendon di 1/3 medial. Conjoint
tendon adalah gabungan tendon insersi m. obliquus internus
abdominisdan m. transversus abdominis yang melekat pada crista
pubica dan linea pectinea. Dasar atau dinding inferior kanalis
inguinalis dibentuk oleh ligamentum inguinalis, sedangkan atapnya
dibentuk oleh m. obliquus internus abdominis dan m.transversus
abdominis (Snell, 2006: 160).
15
melekat pada ligamentum pektineal. Ligamentum ini membentuk
pinggir medial kanalis femoralis.
16
- Traktus iliopubika
- Segitiga Hasselbach
17
Hasselbach tahun 1814 mengemukakan dasar dari segi tiga yang
dibentuk oleh pekten pubis dan ligamentum pektinea. Segitiga ini
dibatasi oleh:
Supero-lateral : Pembuluh darah epigastrika inferior
Medial : Bagian lateral rektus abdominis
Inferior : Ligamentum ingunale
Scrotum
Scrotum adalah kantong yang membungkus dari testis, epididimis,
dan ujung bawah funiculus spermatikus. Scrotum berfungsi sebagai
termoregulator yang mengatur suhu testis agar tetap terjaga dalam
suhu yang normal agar sperma tidak rusak. Pada keadaan dingin
scrotum akan mengkerut untuk mendekatkan testis dengan tubuh agar
tetap hangat. Namun sebaliknya ketika panas maka scrotu akan
merenggang untuk menjauhkan testis dari tubuh. Scrotum dibentuk
oleh cutis scroti pada bagian luar. Bagian tengah dari scrotum akan
membentuk lipatan-lipatan yang disebut raphe scroti (rugae scroti).
Septum scroti merupakan pemisah lipatan di dalam scrotum (Snell,
2011: 656).
18
- Fascia spermatica externa : adalah lanjutan dari muskulus oblique
eksternus abdominalis.
Pendarahan
Plexus subcutaneus dan anastomosis arteriovenosa menyebabkan suhu
turun dan keadaan ini membantu mengontrol lingkungan disekitar
testis.
19
Arteri dan venae
arteriae pudenda externa dari a. Femoralis dan rami scrotales arteriae
pudenda interna.
Aliran Limfe
Cairan limfe dinding scrotum dialirkan nodi superomedialis dari nodi
inguinales superficiales. Pembuluh limf dari testis dan epididymis
berjalan diatas didalam funiculus spermaticus dan bermuara ke nodi
lymphoidei lumbales (paraaortici) setinggi vertebre lumbalis pertama.
Hal ini disebabkan karena selama perkembangannya testis bermigrasi
dari bagian posterior abdomen bagian atas, turun kebawah melalui
canalis inguinalis, dan masuk kedalam scrotum sambil menarik
pembuluh darah dan limfnya (Snell, 2006: 167).
Persarafan
Permukaan anterior scrotum
nervus ilioinguinalis dan ramus genetalis nervus genitofemoralis
Permukaan posterior
cabang nervi perinealis dan nervus cutaneus femoris posterior.
Fisiologi
Dalam keadaan relaksasi otot dinding perut, bagian yang
membatasi anulus internus turut kendur. Pada keadaan itu tekanan
intra abdomen tidak tinggi dan kanalis inguinalis berjalan lebih
vertikal. Sebaiknya bila otot dinding perut berkontraksi kanalis
inguinalis berjalan lebih transversal dan anulus inguinalis tertutup
sehingga dapat mencegah masuknya usus ke dalam kanalis inguinalis.
Pada orang yang sehat ada tiga mekanisme menurut Sjamsuhidajat
(2010: 625) yang dapat mencegah terjadinya hernia inguinalis yaitu:
- Kanalis inguinalis yang berjalan miring
- Adanya struktur muskulus oblikus internus abdominis yang
menutup anulus inguinalis internus ketika berkontraksi
- Adanya fasia transversa yang kuat yang menutupi trigonum
Hasselbach yang umumnya tidak berotot
20
Gambar 5. Kerja otot-otot pada canalis inguinalis
21
- Dinding posterior canalis inguinalis diperkuat oleh tendo
conjunctivus yang kuat tepat di belakang anulus inguinalis
superficialis.
- Pada waktu batuk, mengedan, seperti pada miksi, defeksasi, dan
partus, serabut-serabut paling bawah musculus obliquus internus
abdominis dan musculus transversus abdominis yang melengkung
berkontraksi sehingga atap yang melengkung menjadi datar dan
turun mendekati lantai. Atap mungkin menekan isi canalis
inguinalis ke arah dasar sehingga sebenarnya canalis inguinalis
menutup.
- Bila diperlukan mengedan dengan kuat, seperti pada defekasi dan
partus, secara alamiah oranh cenderung berada dalam posisi
jongkok, art. coxae fleksi, dan permukaan anterior tungkai atas
mendekati permukaan anterior dinding abdomen. Dengan cara ini
baguan bawah dinding anterior dilindungi oleh tungkai atas.
22
vaginalis sinistra; testis dextra turun setelah testis sinistra turun). Juga
lebih sering dijumpai pada anak-anak dan dewasa muda (Snell, 2006:
190).
Hernia dapat dijumpai pada segala usia dan lebih banyak pada laki-
laki daripada perempuan. Berbagai faktor penyebab berperan pada
pembentukan pintu masuk hernia di annulus internus yang cukup lebar
sehingga dapat dilalui oleh kantong dan isi hernia. Hubungan hernia
dan pekerjaan tentulah ada, usus keluar ketika ada peningkatan
tekanan abdomen seperti berdiri, mengedan dan mengangkat beban
yang terlalu berat. Oleh karena itu dapat terjadi hernia.
23
cukup panjang, menonjol keluar dari anulus inguinalis eksternus.
Apabila hernia ini berlanjut, tonjolan akan sampai ke skrotum, ini
disebut hernia skrotalis (Sjamsuhidajat, 2010: 626).
e. Apa makna BAB dan BAK tidak ada kelainan serta keluhan mual
muntah disangkal?
Jawab:
BAB & BAK tidak ada kelainan makna nya tidak ada kelainan
defekasi yang menunjukkan adanya kelainan fungsi saluran
pencernaan.
Mual muntah di sangkal : Karena tidak terjadi obstruksi pada
usus, itulah mengapa tidak terjadi mual dan muntah.
2. Pada awalnya, 2 tahun yang lalu benjolan terdapat di lipat paha kanan
kemudian makin lama semakin membesar. Sejak 1 bulan terakhir, benjolan
turun ke kantung buah zakar, teraba kenyal sebesar telur ayam. Benjolan
akan terlihat terutama saat pasien berdiri, batuk, mengedan, dan saat
sedang bekerja namun masih bisa dimasukkan jika didorong dengan
tangan.
a. Bagaimana patofisiologi benjolan dilipat paha kanan dan semakin
membesar, benjolan turun ke kantung buah zakar, teraba kenyal
sebesar telur ayam?
Jawab:
Melakukam aktivitas berat (kasus: Petani) menyebabkan terjadinya
kontraksi otot dinding luar abdomen dan menyebabkan peningkatan
tekanan intra abdomen. Di tambah dengan faktor usia lanjut yang
merupakan penyebab kelemahan serabut-serabut bawah musculus
obliquus internus abdominis dan musculus transversus abdominis.
Bersama-sama keduanya ini akan memicu penerusan tekanan ke lokus
minoris resisten (daerah lemah), hal tersebut menyebabkan bagian
abdomen masuk ke canalis inguinalis melalui anulus inguinalis
24
internus dekstra yang terletak lateral dari pembuluh epigastrika
inferior (hernia inguinalis) yang menyebabkan terjadinya hernia
inguinalis lateralis. Aktivitas yang dilakukan terus menerus
menyebabkan peningkatan tekanan intraabdomen berlangsung terus
menerus yang menyebabkan organ abdomen (kasus: usus) cukup
panjang sehingga hernia akan menonjol keluar dari anulus inguinalis
eksternus sehingga tonjolan sampai ke scrotum, maka menyebabkan
terjadinya hernia scrotalis (Sjamsuhidajat, 2010: 622-624).
Sintesis:
Hernia inguinalis indirek, kantong hernia merupakan sisa processus
vaginalis peritonei (sebuah kantong peritopneum yang menonjol
keluar, yang pada janin berperan dalam pembentukan canalis
inguinalis) oleh karena itu melalui anulus inguinalis profundus, lateral
dari arteri dan vena epigastrica inferior. Hernia ini dapat meluas
sampai ke sebagian atau sepanjang canalis inguinalis, sampai pada
anulus inguinalis superfisialis. Jika processus vaginalis peritonei tidak
mengalami obliterasi, hernia disebut hernia komplet dan meluas dari
anulus inguinalis superfisialis turun sampai ke scrotum atau labium
majus. Pada keadaan ini leher kantong hernia terletak pada anulus
inguinalis profundus, lateral terhadap arteri dan vena epigasrtrica, dan
25
badan kantong hernia terletak di dalam canalis inguinalis dan scrotum
(atau dasar labium majus) (Snell, 2006: 190).
26
berlanjut ke skrotum sehingga nampak benjolan (Sjamsuhidajat, 2010:
623-624).
Sintesis:
Canalis inguinalis merupakan tempat lemah untuk kedua jenis
kelamin. Pada waktu batuk dan mengedan (seperti pada miksi,
defekasi, dan partus), serabut-serabut dari musculus obliquus internus
abdominis dan musculus transversus abdominis yang melengkung
akan mengakibatkan kontraksi dan mengubah lengkung menjadi datar.
Selanjutnya kontraksi ini akan menurunkan atap canalis ke dasar dan
canalis inguinalis menutup (Snell, 2011: 650). Namun, apabila
terdapat defek, maka tempat lemah tersebut merupakan tempat
terjadinya penonjolan isi rongga abdomen saat terjadinya kontraksi
dari otot abdomen yang dicetuskan oleh kegiatan-kegiatan seperti
batuk, mengedan, dan berdiri.
27
peningkatan tekanan intraabdomen menyebabkan terbuka kembali
anulus inguinalis profundus sehingga organ abdomen keluar ke canalis
inguinalis namun saat terjadi penurunan tekanan (istirahat) ataupun
didorong dengan tangan, organ akan masuk lagi ke abdomen
(reponibel) karena tidak ada hambatan. Hal tersebut terjadi karena
organ abdomen yang masuk ke canalis inguinalis tidak banyak
sehingga memungkinkan untuk kembali rongga abdomen bila
didorong.
Sintesis:
Hernia terdiri atas cincin, kantong, dan isi hernia. Menurut sifatnya,
hernia disebut reponibel bila isi hernia dapat keluar masuk. Usus
keluar ketika berdiri atau mengedan, dan masuk lagi ketika berbaring
atau bila didorong masuk ke perut. Selama hernia masih reponibel,
tidak ada keluhan nyeri atau gejala obstruktif usus. Bila isi kantong
tidak dapat direposisi kembali ke dalam rongga perut, hernia disebut
hernia ireponibel. Ini biasanya disebabkan oleh pelekatan isi kantong
kepada peritoneum kantong hernia (Sjamsuhidajat, 2010: 620).
Pada kasus: Satu bulan yang lalu termasuk hernia reponibel karena isi
hernia masih bisa keluar masuk ketika didorong dengan tangan dan
belum ada pelekatan isi kantong kepada peritoneum kantung hernia.
3. Pemeriksaan fisik
Status lokalis regio skrotalis kanan
Inspeksi: tampak benjolan sebesar telur ayam, berwarna merah, tegang (+)
Palpasi: benjolan terpisah dari testis, kenyal, nyeri tekan (+)
Auskultasi: bising usus (+)
a. Bagaimana interpretasi dari hasil pemeriksaan fisik?
Jawab:
Inspeksi: tampak benjolan sebesar telur ayam, berwarna merah, tegang
(+)
Interpretasi: kemungkinan hernia, infeksi (orkitis, epididimitis),
keganasan, hidrokel, dan limfadenopati.
28
Normal: Tidak tampak benjolan, tidak berwarna merah, dan tidak
tegang
Nyeri tekan
Hernia scrotalis melewati anulus externus → adanya tekanan setempat
→ obstruksi saluran intestinal → saluran limfe terbendung → suplai
darah terhenti → oedem → iskemik jaringan → Nyeri.
4. Pemeriksaan penunjang
Diaphanoscopy/Transiluminasi (-)
a. Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan penunjang?
Jawab:
Makna dari hasil pemeriksaan diapanoscopy negatif adalah untuk
meyingkirkan kemungkinan kelainan pada kasus ini berupa hidrokel
atau spermatokel dimana kalau hidrokel maka hasil pemeriksaan
diapanoscopy akan bernilai positif.
29
Jika menemukan massa skrotum, lakukanlah transluminasi. Di
dalam suatu ruang yang gelap, sumber cahaya diletakkan pada sisi
pembesaran skrotum. Struktur vaskuler, tumor, darah, hernia dan testis
normal tidak dapat ditembus sinar. Transmisi cahaya sebagai
bayangan merah menunjukkan rongga yang mengandung cairan
serosa, seperti hidrokel atau spermatokel.
30
Hidrokel Semua umur Ya Tidak Tidak ada
Spermatokel Semua umur Ya Tidak Tidak ada
Hernia Semua umur Tidak Tidak Tidak ada
sampai sedang*
Varikokel > 15 Tidak Tidak Tidak ada
Sjamsuhidayat R, Wim de Jong. 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta:
EGC. Hal 519-537.
Sintesis:
Hernia Strangulata digunakan untuk menyebut hernia ireponibel yang
disertai gangguan vaskularisasi. Pada keadaan sebenarnya, gangguan
vaskularisasi telah terjadi pada saat jepitan dimulai, dengan berbagai
31
tingkat gangguan mulai dari bendungan sampai nekrosis (Sjamsuhidajat,
2010:620).
32
Sedasi yang baik.
Paha pasien di fleksikan, diadduksikan dan dirotasi medial.
Dengan tangan kanan, kantong diperas perlahan-lahan dengan
memberikan tekanan di sekitar skrotum. Pada saat yang sama dengan
tangan kiri, bagian proksimal kantong hernia dipandu masuk ke
dalam kanalis inguinalis. Prosedur ini dilukiskan sebagai taxis.
TAXIS dikontraindikasikan jika terdapat gangren.
Komplikasi reduksi paksa mencakuo kontusio dinding usus, ruptur
kantong hernia pada leher dan reduksi on masse yaitu seluruh
kantong pada leher dengan isi reduksi ke dalam cavum abdomen.
Bagaimanapun usus masih tetap mengalami strangulasi.
- Pasien disiapkan menjalani operasi dan darah disediakan untuk operasi.
8. Apa yang akan terjadi bila keadaan ini tidak diatasi secara
komprehensif?
Jawab:
Komplikasi hernia bergantung pada keadaan dialami oleh isi hernia. Isi
hernia dapat tertahan dalam kantong hernia pada hernia ireponible. Hal ini
dapat terjadi kalau isi hernia terlalu besar, misalnya Omentum , organ
ekstreperitoneal. Disini tidak timbul gejal klinis kecuali berupa benjolan.
33
Isi hernia dapat pula tecekik oleh cincicn hernia sehingga terjadi hernia
Injaserata (yang menimbulkan gejala obstruksi usus sederhana. Dapat
terjadi sumbatan total atau persial seperti pada hernia Rchter. Bila cincin
hernia sempit , kurang elastis atau lebih kaku seperti pada hernia femoralis
dan hernia obturatoria, lebih sering terjadi jepitan arsial (Sjamsuhidajat,
2010: 628).
Jepitan cincicn hernia akan menyebabkan gangguan perfusi jaringan isi
hernia. Pada permulaan , terjadi bendungan vena sehingga terjadi udem
organ dan struktur didalam hernia dan transudasi ke dalam kantong hernia.
Timbulnya udem menyebabkan jepitan pada cicncin hernia semakin
bertambah sehingga akhirnya peredaran darah jaringan terganggu sehingga
menyebabkan iskemia (Sjamsuhidajat, 2010: 628).
Sedangkan pada kasus, komplikasi yang dapat terjadi bila hernia tidak
diatasi secara komprehensif adalah:
- Hernia inkarserata
- Hernia Obstruktif
- Hernia Inflamatorik
- Septikemia
34
yang relevan (kasus gawat darurat) (Peraturan Konsil Kedokteran
Indonesia Nomor 11, 2012: 44).
35
balik cobaan ini, terdapat berbagai rahasia/hikmah yang tidak dapat di
nalar oleh akal manusia.
2.6 Kesimpulan
Nawi, 59 tahun mengalami benjolan yang terasa nyeri di kantung buah zakar
sebelah kanan disebabkan oleh hernia scrotalis strangulata dekstra.
Hernia inguinalis
Masuk ke scrotum
Hernia scrotalis
Iskemia
Nyeri
36
DAFTAR PUSTAKA
37