Anda di halaman 1dari 17

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI (TAKS) SESI 4

BERCAKAP-CAKAP DENGAN TOPIK TERTENTU


PADA KLIEN DENGAN DIAGNOSA KEPERAWATAN ISOLASI SOSIAL DI RSJD
DR. AMINO GONDOHUTOMO PROVINSI JAWA TENGAH

Disusun untuk Memenuhi Tugas Profesi Ners Stase Keperawatan Jiwa


Pembimbing Akademik :
Diyan Yuli Wijayanti, S. Kep., M.Kep

Kelompok 6B

Amsaini Zakia
22020120210071

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XXXVI


DEPARTEMEN KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2020
A. LATAR BELAKANG
Pada saat ini penderita dengan gangguan jiwa jumlahnya mengalami
peningkatan terkait dengan berbagai macam permasalahan di Indonesia. Kondisi
seperti ini dapat menimbulkan masalah-masalah psikososial dimana salah satunya
adalah Skizofrenia (Jarut, Fatimawali, & Wiyono, 2013). Skizofrenia adalah
sekelompok gangguan psikotik dengan distorsi khas proses pikir, terkadang
mempunyai perasaan bahwa dirinya sedang dikendalikan oleh kekuatan dari luar
dirinya, waham yang kadang-kadang aneh, gangguan persepsi, afek abnormal yang
terpadu dengan situasi nyata atau sebenarnya (Elvira & Hadisukanto, 2013).
Gangguan yang muncul pada klien tergantung dari jenis skizofrenianya.
Ditinjau dari diagnosa atau jenis Skizofrenia berdasarkan penelitian milik
Jarut, Yulia Maria, Sulan Sumekar, dan Dyah, jenis Skizofrenia terbanyak terdapat
pada Skizofrenia paranoid sebanyak 40,8%, kemudian diikuti dengan Skizofrenia
residual sebanyak 39,4%; Skizofrenia hebrefenik sebanyak 12%; Skizofrenia
katatonik sebanyak 3,5%; Skizofrenia tak terinci sebanyak 2,1%; Skizofrenia lainnya
sebanyak 1,4%; dan yang paling sedikit adalah Skizofrenia simpleks sebanyak 0,7%
(Zahnia & Wulan Sumekar, 2016).
Salah satu gejala yang dapat muncul pada penderita Skizofrenia adalah isolasi
sosial. Definisi Isolasi sosial menurut Yosep dalam Aji (2017) adalah suatu keadaan
diamana seorang individu mengalami penurunan kemampuan dalam berinteraksi atau
bahkan tidak bisa sama sekali berkomunikasi dengan orang lain di sekitarnya. Klien
mungkin merasa ditolak, tidak diterima, kesepian dan klien tidak mampu
berhubungan dengan orang lain. Hal ini akan menganggu fungsi sosial dari seorang
individu.
Menurut Varcarolis & Halter, kondisi diatas sebagian besar mengganggu
fungsi sosial klien dalam hal menyesuaikan diri dan berdampak pada kemampuan
memulai dan mempertahankan hubungan, memulai dan mempertahankan percakapan,
mempertahankan pekerjaan, membuat keputusan, dan menjaga kebersihan diri
(Tobing, 2018). Dampak lain yang dimunculkan pun akan beraneka ragam.
Jika isolasi sosial tidak teratasi maka dampak yang mungkin terjadi adalah
narcissisme atau mudah marah, melakukan hal yang tak terduga atau impulsivity,
memberlakukan orang lain seperti objek, halusinasi, defisit perawatan diri dan yang
paling fatal pasien melakukan bunuh diri (Hastuti, Agustin, & Hardyana, 2019).
Untuk mencegah hal buruk terjadi maka perlu sebuah penanganan.
Langkah yang dapat dilakukan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan
kepada pasien isolasi sosial secara komprehensif meliputi terapi individu, terapi kelompok,
dan terapi keluarga maupun komunitas (Hastuti et al., 2019). Terapi Aktivitas Kelompok
Sosialisasi (TAKS) menjadi salah satu intervensi yang efektif untuk klien dengan
diagnosa keperawatan Isolasi Sosial: Menarik Diri agar dapat mengenal orang lain
dan dapat menjadi salah satu sarana untuk klien agar dapat bersosialisasi sehingga diri
dan emosi dapat terkontrol. TAKS merupakan suatu kegiatan yang penting untuk
membantu dan memfasilitasi klien agar mampu bersosialisasi secara bertahap melalui
7 sesi untuk melatih kemampuan sosialisasi klien[ CITATION Efe12 \l 1057 ].
Penelitian milik Surya, Atih dan Wan pada tahun 2011 menunjukkan hasil uji
statistik p = 0,00 (p<0,05) terhadap pelaksanaan TAKS pada pasien isolasi sosial
dimana terdapat pengaruh yang bermakna pada pemberian TAKS terhadap perubahan
perilaku pasien isolasi sosial. Selain itu, penelitian milik (Panderiot dan Luluk,2015),
ditemukan hasil bahwa sebanyak 5 dari 7 responden mampu untuk bersosialisasi
dengan baik sebanyak setelah melakukan TAKS dan ada pengaruh TAKS terhadap
kemampuan bersosialisasi dengan nilai p=0,025.
Hasil pengkajian yang dilakukan di Ruang Brotojoyo RSJD DR.Amino
Gondohutomo diketahui bahwa terdapat empat pasien dengan diagnosa keperawatan
Isolasi Sosial: Menarik Diri dengan karakteristik terlihat menyendiri, tidak mau keluar
dari ruangan, dan kesulitan mempertahankan kontak mata dengan orang lain. Setelah
dilakukan TAKS Sesi Tiga, terlihat perubahan dari klien isolasi sosial seperti sudah
mampu bercakap-cakap dengan anggota kelompoknya dan mempertahankan kontak
dengan klien lain. Klien isolasi sosial sudah siap untuk meningkatkan kemampuannya
dalam bersosialisasi. Berdasarkan latar belakang di atas, maka TAKS Sesi Empat
dapat dilanjutkan.
Menurut (Indira,2016) klien anggota TAKS, lebih senang apabila didalam
kegiatan diselipkan beberapa hiburan seperti bermain, bernyanyi dan menari bersama.
Selain itu (Puspita,2017) menyebutkan semakin banyak variasi kegiatan yang
dilakukan akan menstimulasi klien TAK untuk melakukan interaaksi dengan anggota
lainnya. Sehingga penulis menyelipkan permainan gulung kertas untuk menentukan
urutan bercakap-cakap antara anggota kelompok TAKS sesi 4.
B. TOPIK
Terapi aktivitas kelompok (TAK) Sosialisasi Sesi 4 : Bercakap-cakap dengan topik
tertentu.
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Klien dapat bercakap-cakap dengan topik tertentu dengan anggota kelompok
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 45 menit.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan tindakan TAKS Sesi 4 selama 1 x 45 menit diharapkan:
a. Klien bersedia mengambil gulungan kertas berisi nomor urut
b. Klien mampu berkenalan dalam kelompok
c. Klien dapat menentukan topik bercakap-cakap
d. Klien dapat bercakap-cakap dengan topik yang sudah ditentukan
e. Klien dapat memasukkan kegiatan bercakap-cakap dengan topik tertentu ke
dalam jadwal kegiatan hariannya
D. KRITERIA KLIEN
1. Klien yang memiliki diagnosa keperawatan isolasi sosial
2. Klien tidak mengalami gangguan fase kritis atau akut
3. Klien dapat berkomunikasi dan kooperatif
4. Klien minimal sudah berhasil dalam TAKS Sesi 3 pada pertemuan sebelumnya
E. STRUKTUR KEGIATAN
1. Tempat
Tempat yang digunakan dalam pelaksanaan terapi aktivitas kelompok pada klien
adalah di Aula RSJD Dr. Amino Gondohutomo
2. Hari/tanggal
Jum’at, 20 November 2020
3. Waktu
Dilakukan selama 45 menit (08.00 WIB – 08.45 WIB)
4. Jumlah klien
Jumlah klien dalam kegiatan ini adalah empat orang
5. Setting tempat

: Leader
: Klien Isolasi
Sosial
: Fasilitator
: Observer
6. Metode TAK
Metode yang digunakan pada terapi aktivitas kelompok sosialisasi yaitu dinamika
kelompok.
7. Pembagian Tugas
Peran Tugas
Leader a. Memimpin kegiatan TAKS
b. Memperkenalkan diri dan anggota terapis lainnya
c. Melakukan evaluasi validasi, termasuk kabar, apa yang
dirasakan klien saat ini, bagaimana proses TAKS
sebelumnya dan kegiatan apa saja yang sudah dilakukan
d. Membuat kontrak waktu, tempat dan menjelaskan
rincian kegiatan
e. Mengajarkan langkah-langkah dalam membuat topik
untuk bercakap-cakap dan bagaimana praktiknya
f. Meminta klien melakukan apa yang sudah diajarkan dan
tidak lupa memberikan pujian (reinforcement)
g. Membuka sesi diskusi dan memberikan kesempatan bagi
klien untuk bertanya
h. Mengevaluasi baik subyektif maupun obyektif
i. Membuat RTL
j. Menutup dan mengakhiri kegiatan
Fasilitato a. Mendampingi peserta selama pelaksanaan kegiatan
r
b. Memfasilitasi klien dalam kegiatan TAKS (memastikan
klien fokus dalam kegiatan)
c. Mencegah gangguan atau hambatan terhadap jalannya
kegiatan
d. Memberikan stimulus kepada anggota yang kurang aktif
e. Memberi peringatan waktu kepada leader apabila
melampaui batas
Observer a. Mengamati jalannya kegiatan
b. Membuat interpretasi terhadap apa yang diamati dari
klien
c. Mencatat dan mengumpulkan data dari kegiatan
berdasarkan format yang tersedia. Data dapat berupa
verbal maupun non-verbal
d. Menyampaikan observasi pada kelompok
e. Membuat laporan pelaksanaan kegiatan
F. ALAT DAN MEDIA YANG DIGUNAKAN
1. Kursi
2. Alat tulis : kertas dan bolpoin
3. Buku catatan harian klien
G. TAHAP PELAKSANAAN

Waktu Kegiatan PJ
08.00 WIB- Orientasi: Leader
08.05 WIB 1. Mengucapkan selamat siang
(5’) 2. Memperkenalkan diri dan anggota terapis lainnya
3. Menanyakan kabar dan perasaan klien saat ini
4. Menanyakan keberlanjutan SP dan TAKS Sesi 3
yang dilakukan klien apakah sudah dijalankan
setelah pertemuan pertama dan apakah ada
kendala/masalah
5. Membuat kontrak waktu, tempat dan
menjelaskan rincian kegiatan mulai dari tujuan,
aturan kegiatan hingga mekanisme kegiatan.
Rincian dari kegiatan ini adalah:
- Waktu pelaksanaan TAKS selama 45 menit
- Tempat untuk melakukan kegiatan di Aula
RSJD Dr. Amino Gondohutomo
- Kegiatan ini bertujuan agar kemampuan
bersosialisasi klien meningkat
- Menyampaikan peraturan dari kegiatan TAKS
Sesi 4 dimana klien harus meminta izin apabila
ingin meninggalkan forum dan sebisa mungkin
mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir
08.05 WIB- Kerja: Leader,
08.35 WIB 1. Mengatur tempat duduk klien sesuai yang Fasilitator,
(30’) direncanakan Observer
2. Menjelaskan mekanisme kegiatan TAKS Sesi 4
dimulai dari cara menentukan siapa dahulu yang
memulai, kemudian leader memberikan contoh
cara menentukan topik untuk bercakap-cakap dan
mempraktikkannya
3. Memulai kegiatan dengan meminta klien
mengambil gulungan kertas berisi nomor urut.
4. Membimbing klien mulai bercakap-cakap
diawali dengan salam, nama, kemudian
menunjuk sala seoran temannya untuk bercakap-
cakap. Lalu mulai bercakap-cakap dengan topik
yang sudah ditentukan sesuai urutan nomor yang
didapatkan klien.
5. Memberikan reinforcement positive kepada klien
yang melakukan kegiatan bercakap-cakap
dengan topik tertentu.
6. Melakukan kegiatan 1-5 sampai semua klien
dalam forum sudah memperkenalkan dirinya dan
bertanya satu sama lain
7. Memimpin klien untuk memasukkan kegiatan ini
dalam buku catatan harian
8. Selama proses 1-7 observer melakukan observasi
08.35-08.40 Terminasi : Leader,
WIB (5’) a. Perawat melakukan evaluasi subyektif Observer
b. Perawat melakukan evaluasi obyektif
c. Memberikan reinforcement positive kepada klien
d. Membuat rencana tindak lanjut :
1. Untuk klien :
- Menganjurkan klien melatih secara rutin
kegiatan bercakap-cakap dengan topik
tertentu bersama orang lain, yang telah
dipelajari agar lebih lancar dalam
melakukan sosialisasi dengan orang lain
2. Untuk perawat:
- Merencanakan TAKS Sesi Lima yaitu
kemampuan bercakap-cakap bersama
anggota kelompok dengan topik masalah
pribadi
3. Membuat kontrak pertemuan selanjutnya
(tempat, waktu, tujuan)
4. Mengucapkan terimakasih dan salam
penutup
Antisipasi Masalah
1. Penanganan terhadap klien yang tidak aktif dalam aktivitas:
- Menyebut nama klien
- Memberikan kesempatan pada klien untuk menjawab sapaan perawat atau
klien lain
- Memberikan semangat dan motivasi
2. Penanganan terhadap klien yang meninggalkan kegiatan tanpa izin:
- Menanyakan alasan
- Memberikan pengertian agar klien tetap tinggal sampai akhir
3. Penanganan terhadap klien yang ingin ikut dalam kegiatan:
- Menyampaikan kriteria klien yang dapat ikut dalam kegiatan
- Menolak dengan cara halus dan menyarankan untuk mengikuti kegiatan yang
lain
H. EVALUASI
1. Struktur
a. Mahasiswa sudah berperan sesuai dengan jobdesc dan tanggung jawabnya
masing-masing
b. Media dan alat yang digunakan sudah siap H-1 sebelum pelaksanaan terapi
aktvitas kelompok
c. Waktu pelaksanaan sudah sesuai dengan rencana yang ditetapkan
d. Tempat pelaksanaan sudah dipersiapkan H-1 jam sebelum pelaksanaan
e. Klien duduk sesuai dengan tempat atau kursi yang telah disiapkan
2. Proses
a. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat
b. Seluruh klien dapat mengikuti kegiatan dari awal sampai akhi dengan tertib
dan antusias
c. Seluruh klien dapat mengikuti aturan dan instruksi yang telah dibuat
d. Sistematika pelaksanaan terapi aktivitas kelompok berjalan sesuai dengan alur
yang telah disusun
3. Hasil
a. 100% klien mau berpatisipasi mengambil kertas berisi nomor urut kegiatan
bercakap-cakap
b. 100% klien dapat mementukan topik bercakap-cakap
c. 100% klien dapat bercakap-cakap dengan topik yang sudah ditentukan
d. 100% klien dapat memasukkan kegiatan bercakap-cakap dengan topik
tertentu ke dalam jadwal kegiatan hariannya
DAFTAR PUSTAKA

Aji, R. P. (2017). UPAYA MENINGKATKAN SOSIALISASI DENGAN MELATIH CARA


BERKENALAN PADA KLIEN ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI. Surakarta.
Elvira, S., & Hadisukanto, G. (2013). Buku ajar psikiatri. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
Hastuti, R. Y., Agustin, N. W., & Hardyana, S. (2019). Pengaruh Penerapan Tak : Permainan
Kuartet Terhadap Kemampuan Sosialisasi Pada Pasien Isolasi Sosial. Jurnal
Keperawatan Jiwa, 7(1), 61. https://doi.org/10.26714/jkj.7.1.2019.61-70
Jarut, Y. M., Fatimawali, & Wiyono, W. I. (2013). Tinjauan Penggunaan Antipsikotik Pada
Pengobatan Skizofrenia Di Rumah Sakit Prof . Dr . V . L. Ratumbuysang Manado
Periode Januari 2013- Maret 2013. Jurnal Ilmiah Farmasi, 2(03), 54–57.
Tobing, D. L. (2018). PENGARUH TERAPI SOCIAL SKILL TRAINING TERHADAP
KEMAMPUAN BERSOSIALISASI KLIEN SKIZOPHRENIA DI RS JIWA Dr.
SOEHARTO HEERDJAN JAKARTA. Jurnal Ilmiah Keperawatan Indonesia [JIKI],
1(2), 29. https://doi.org/10.31000/jiki.v1i2.406
Varcarolis, & Halter. (2010). Psychiatric nursing clinical guide; assasment tools and
diagnosis. Philadelphia (PA): W.B Saunders Co.
Zahnia, S., & Wulan Sumekar, D. (2016). Kajian Epidemiologis Skizofrenia. Majority, 5(5),
160–166. Retrieved from
http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/view/904/812
SKENARIO ROLEPLAY
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI SESI 4
BERCAKAP-CAKAP DENGAN TOPIK TERTENTU
PADA KLIEN DENGAN DIAGNOSA KEPERAWATAN ISOLASI SOSIAL DI
RUANG BROTOJOYO RSJD DR. AMINO GONDOHUTOMO PROVINSI JAWA
TENGAH

Peran :
Leader : L1 Klien 1 : K1
Fasilitator 1 : F1 Klien 2 : K2
Fasilitator 2 : F2 Klien 3 : K3
Observer :O Klien 4 : K4

Pada sebuah pagi di Ruang Brotojoyo RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang
akan dilaksanakan kegiatan Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi (TAKS) Sesi 4 pada klien
Isolasi Sosial: Menarik Diri. Perawat sudah mempersiapkan kursi dan alat serta bahan yang
akan digunakan. Sebelumnya, perawat sudah melakukan validasi siapa saja klien yang akan
mengikuti kegiatan dengan mencocokkan dengan daftar nama. Lalu mulai memanggil klien
dan mengarahkan untuk duduk di tempat yang sudah diatur dan disiapkan.

TAHAP ORIENTASI
Salam dan perkenalan
L1 : “Selamat pagi semuanya.”
K1, K2, K3, K4 : “(menjawab serentak) pagi.”
L1 : “Perkenalkan, saya Perawat Zakia yang bertugas pada hari ini dari
jam 07.00 – 14.00 WIB. Ibu-ibu bisa panggil saya Mbak Zakia. Saya
datang kemari bersama beberapa teman, masih ingat tidak dengan
kami?
K1, K2, K3, K4 : “Masih”
L1 : “Wah yang benar Bu? Bisa minta tolong salah satu untuk
menyebutkan siapa saja perawat yang ada disini?”
K3 : “(mengacungkan jari) Saya.”
L1 : “Baik Bu, silahkan.”
K3 : “Yang disana ada Perawat Shanti (menunjuk F1).”
F1 : “Halo, Saya Perawat Shanti.”
K3 : “Yang ada disampingnya itu Perawat Riri (menunjuk F2).”
F2 : “Saya Perawat Riri.”
K3 : “Yang terakhir ada Perawat Indah (menunjuk O)”
O : “Perkenalkan saya Perawat Indah.”
L1 : “Wah terimakasih Ibu K3. Ibu-ibu, luar biasa masih ingat dengan
kami ya. Iya benar ini adalah teman-teman saya yang akan membantu
berkegiatan hari ini seperti pertemuan sebelumnya. Apabila ibu
membutuhkan bantuan bisa ke teman-teman saya yaitu Shanti dan
Riri juga ya buu.”
“Semoga ibu-ibu yang lain juga tidak lupa ya dengan kami. Kalau
memang lupa, bisa bertanya lagi atau cukup panggil kami dengan
Mbak. Paham ya?”
K1, K2, K3, K4 : “Paham.”
Evaluasi Validasi
L1 : “Bagaimana kabarnya hari ini, Ibu-ibu?”
K1, K2, K3, K4 : “Alhamdulilah baik, Mbak.”
L1 : “Senang mendengarnya. Kalau boleh tau Ibu-ibu sudah
beraktivitas apa saja akhir-akhir ini? Masih ada tidak yang rutin
melakukan kegiatan yang sebelumnya pernah dijadwalkan
bersama?”
K1 : “Saya masih suka latihan Mbak.”
K2 : “Saya juga.”
K3 : “Saya sudah rutin.”
K4 : “Saya sudah bisa rutin Mbak.”
Kontrak Waktu, Tempat, Tujuan dan Rincian Kegiatan
L1 : “Wah, bagus sekali, Ibu-ibu bisa mengulang dan mempraktikkan
kegiatan yang sudah diajarkan sebelumnya secara mandiri.”
L1 : “Ibu-ibu, karena sudah bilang berlatih ya, masih ingat tidak
dengan nama teman-temannya yang ada disini?”
K1, K2, K3, K4 : (saling melihat satu sama lain kemudian mengangguk) “Ingat”
L1 : “Ayo bisa disebutkan.”
K2 : “Dari kiri saya, ada Bu K1, K3, lalu K4.”
L1 : “Sudah benar bagi yang disebutkan namanya?”
K1, K3, K4 : “(menjawab bersamaan) sudah benar Mbak.”
L1 : “Bagus. Ada yang mungkin disini lupa siapa nama temannya?”
K1, K2, K3, K4 : “(kompak menggeleng) Nggak Mbak.”
L1 : “Baiklah sungguh perkembangan yang sangat bagus ya. Saya
senang sekali mengetahui Ibu-ibu masih ingat kami para terapis
dan teman-temannya.”
L1 : “Kemarin sudah mencoba bercakap-cakap ya Bu? Ada yang mau
bercerita pengalamannya mungkin? Sebelum kita ke sesi hari ini.”
K3 : “Saya.”
L1 : “Baik Bu K3, silahkan.”
K3 : “Saya kemarin bertemu dengan Bu K2 di tempat laundry. Lalu
saya memulai untuk ngobrol duluan.”
L1 : “Begitu ya, apa benar Bu K2?”
K2 : “Iya Mbak, saya ngobrol dengan Bu K3 sebentar.”
L1 : “Bagus sekali, bagaimana dengan Bu K1 dan Bu K4?”
K3 : “Saya tidak ngobrol dengan teman-teman yang ada disini tapi saya
ngobrol dengan Perawat yang mendatangi saya waktu shift
malam.”
L1 : “Itu juga bagus Bu, ngobrolnya tidak harus selalu dengan teman
yang ada disini ya tapi bebas dengan siapapun. Kalau Bu K4
bagaimana?”
K4 : “Sama Mbak, saya juga ngobrol dengan teman sekamar saat
sedang menonton televisi.”
Kontrak Waktu, Tempat dan Tujuan
L1 : “Baik, karena Ibu-ibu sudah bisa semuanya untuk TAKS 3 maka
hari ini kita akan melanjutkan untuk TAKS 4 ya. Kita sudah
berada di aula seperti yang kemarin sudah dijanjikan. Kegiatan
TAKS 4 ini nanti kita akan berlatih untuk bercakap-cakap
bersama anggota kelompok dengan topik tertentu. Tujuannya agar
Ibu-ibu sekalian lebih bagus lagi dalam bersosialisasi dengan
orang lain. Waktunya 40 menit, apakah Ibu-ibu keberatan?”
K1,K2, K3, K4 : “(menjawab serentak) Tidak Mbak.”
Tahap Kerja
: “Baik, sebelum saya mulai untuk menjelaskan kegiatan pada siang
hari ini. Saya akan menjelaskan aturan dalam kegiatan ini ya.
L1
Aturannya adalah nanti apabila Ibu ingin meninggalkan forum,
Ibu bisa izin dulu ya. Apakah Ibu keberatan?”
K1,K2, K3, K4 : “Nggak Mbak.”
L1 : “Ada yang ingin ditanyakan sebelum saya mulai?”
K4 : “Nggak ada Mbak, silahkan dimulai.”
: “Baik saya akan menjelaskan cara pelaksanaannya ya. Di tangan
saya sudah ada gulungan kertas berisi nomor urut. Nanti ibu-ibu
dipersilahkan mengambilnya dan kembali ke tempat masing-
masing, baru nant kita buka bersama-sama. Dan ibu-ibu bisa
L1 menyebutkan nomor urut yang didapat. Urutan nomor satu dapat
memulai kegiatan bercakap-cakap duluan.
Namun sebelum kita bercakap-cakap kita akan menentukan topik
pembicaraan terlebih dahulu. Saya akan berikan contoh dengan
F1, mohon diperhatikan ya.”
: “Selamat pagi, nama saya F1, saya ingin ngobrol dengan Ibu.
F1 Sekiranya kita membahas apa ya? Mungkin ada yang ingin Ibu
diskusikan?”
: “Halo F1, nama saya L1 biasa dipanggil L1. Saya ingin berdikusi
L1
soal teman dekat. Mau tidak?”
F1 : “Boleh. Saya.....(melanjutkan obrolan soal teman dekat).”
: “Nah begitu kira-kira caranyaya. Kita membahas teman dekat,
L1 nanti Ibu bisa membahas hal lain. Apakah semuanya sudah
paham?”
K1, K2, K3, K4 : “Paham Mbak.”
L1 : “Nah, untuk sesi ngobrol kali ini Ibu-ibu mau membahas apa?”
K2 : ‘Karena tadi diberikan contoh soal teman dekat, bagaimana kalau
itu saja? Saya sebenernya ada uneg-uneg.”
K1 : “Setuju.”
K3 : “Aku nurut saja. Teman juga boleh.”
K4 : ‘Teman boleh. Sama lagu kesukaan boleh ga mba?.”
L1 : “Iyaa boleh bu. Baik jadi nanti ibu-ibu bisa memilih antara topik
tentang teman atau lagu kesukaan yaaa. Kalau begitu kita bisa
mulai, silahkan masing-masing mengambil gulungan kertas
ditangan saya.”
Perawat meminta klien mengambil gulungan kertas, semua klien telah mengambil
gulungan kertasnya dan duduk dikursinya masing-masing.
L1 : “Jangan dibuka dulu ya buuu, nanti kita buka bareng-bareng.”
K2 : “Iyaa mba”
L1 : “Baik, semua sudah memegang kertas yaaa. Mari kita buka
bersama-sama, 1...2...3...”
K1 : “Wahh saya urutan terakhir mbaa”
L1 : “Iyaa dari bu yang sebelah kanan, nomor berapa bu?”
K2 : “Saya nomor 2 mbaa”
K3 : “Saya nomor 3 mbaa”
K4 : “saya nomor 1 mbaa”
L1 : “wahh berarti kita mulai dari ibu K4 yaa. Silahkan ibu, mau pilih
topik apa ? atau mungkin tadi katanya ada uneg-uneg yang ingin
disampaikan soal teman dekat?”
F2 : “Ibu K4 silahkan.”
K2 : “Iya ada, saya kepengen banget punya teman dekat.”
K1 : “Kenapa Bu kok pengen punya teman dekat?”
K2 : “Soalnya saya mau punya teman kalau lagi beraktivitas. Biar ada
yang bisa saya tanyain saran.”
K1 : “Benar juga ya.”
K4 : “Kok kalau saya kurang suka ya kaya gitu.”
L1 : “Wah kenapa Bu? Bisa disampaikan ke teman-temannya
mungkin.”
K4 : “Saya nggak suka kalau lagi ngapa-ngapain ditemenin, soalnya
pasti dikasih saran yang gak sesuai selera saya.”
L1 : “Ibu ada pengalaman tidak mengenakkan?”
K4 : “Iya Mbak, saya diejek karena selera saya berbeda.”
K3 : “Saya juga pernah begitu Bu, tapi untungnya saya tidak berteman
lagi dengan orang yang seperti itu dan cari teman baru, saya
merasa lebih baik.”
K4 : “Saya tidak tau caranya cari teman baru.”
K2 : “Ibu sudah punya teman baru, Bu. Buktinya kita disini bersama-
sama dengan kondisi yang sama kan? Kita bisa jadi teman dekat.”
K1 : “Benar sekali. Kita bisa saling mengenal lagi supaya bisa dekat.”
L1 : “Luar biasa sekali ya Ibu-ibu disini sudah pada pinter semua. Jadi
teman dekat tuh bermanfaat tidak Bu?”
K1 : “Bermanfaat Mbak.”
L1 : “Bisa disebutkan tidak kira-kira apa saja?”
K1 : “Ada teman kalau mau ngapa-ngapain.”
L1 : “Betul, lainnya?”
K2 : “Berbagi keluh kesah.”
L1 : “Bagus sekali, ada lagi?”
K1,K2,K3,K4 : (terdiam)
L1 : “Sepertinya tidak ada ya. Kalau dari Ibu-ibu ada yang mau
ditanyakan mungkin?”
K4 : “Caranya mencari teman dekat bagaimana ya?”
L1 : “Ayo silahkan ada yang mau jawab tidak?”
K2 : “Cari yang sesuai dengan diri kita Bu. Kalau kita tidak suka
dikasih penilaian, jangan cari teman yang judgemental.”
K3 : “Sering-sering bergaul dengan orang yg mau didekati Bu, biar
akrab.”
L1 : “Ibu K1, ada yang mau disampaikan tidak?”
K1 : “Nganu..mungkin sama ya seperti Bu K3, kita harus sering
berbaur dan tidak diam diam saja.”
L1 : “Iyaa benar sekali, sekarang kita lanjut ke orang ke 2 yaa bu.
Siapa tadi yang kedua?”
K3 : “Saya mbaa.”
L1 : “Kira kira bu K2 mau bahas tentang apanih ?”
K3 : “Mungkin ke lagu kesukaan ya mba, kadang saya juga sering
tanya lagu kesukaan sama orang disekeliling saya. Ehh jadi
temenan deh karena suka lagu yang sama”.
L1 : “Ibu yang lain punya cerita yang sama ?”
K4 : “Iyaa mba saya juga sama. Punya temen dengan lagu kesukaan
yang sama. Jadinya sering nyanyi bareng. Ibu K3 memang suka
lagu apa ?”
K3 : “Lagu lawas kalo sayaa, kaya lagu Nike Ardila yang gelas-gelas
kaca gitu buu.”
K4 : “Saya juga suka lagu ituu”
L1 : “Wahh ternyata ibu-ibu suka lagu nike ardila yaa. Yang lain suka
juga ?”
K1 dan K2 : “Suka banget sih engga mba, tau ajaa dan suka dengerinnya.”
L1 : “Kalau begitu bagaimana kalau kita bernyanyi bersama-sama
dulu bu ?”
F2 : “Iyaa nanti saya carikan musiknya di handphone saya”
K1,K2,K3,K4 : “Yaa boleh mbaa. Mau “
(Semuanya bernyanyi bersama)
L1 : “Wahh suara ibu-ibu disini bagus yaa. Selanjutnya ibu-ibu ada
yang ingin mengungkapkan sesuatu ?”
F1 : “Iyaa sepertinya bu K3 senang sekali, ada yang ingin disampaikan
bu ?”
K3 : “Seneng banget mba, ternyata berakap-cakap tentang lagu
kesukaan bisa nambah temen baru juga yaaa.”
L1 : “Baik, betul ya jadi yang disampaikan ibu K3. Selain bercakap-
cakap tentang lagu kesukaan dapat membuat kita memiliki teman,
kita juga jadi bisa bernyanyi bersama ya buu. Ada lagi yang ingin
disampaikan ibu-ibu?”
K1,K2,K3,K4 : “(melihat satu sama lain) sepertinya sudah cukup.”
L1 : “Luar biasa sekali ya respon Ibu-ibu, semuanya bisa
melakukannya dengan baik dan benar. Nah, agar tidak lupa,
silahkan buku catatan hariannya dibuka. Lalu kita tuliskan
bersama-sama kegiatan hari ini. Dalam buku sudah ada tabel yang
bisa dicentang. Bisa dilakukan sekarang.”
F1 dan F2 : “Disini Bu ditulisnya (sambil membantu membuka halaman buku)
K1, K2, K3, K4 : (kemudian masing-masing klien mulai menulis)
L1 : “Sudah?”
K1, K2, K3, K4 : “(menjawab serentak) sudah.”
F1 dan F2 : “(mengecek apakah klien sudah benar-benar menulis) Iya Mbak
Zakia sudah selesai dicentang.”
K4 : “Iya Mbak.”
Evaluasi Subyektif
L1 : “Bagus sekali ya. Terimakasih sudah dicentang. Jadi gimana Bu,
perasaanya setelah bercakap-cakap dengan teman-teman yang
lain?”
Fasilitator bergerak untuk mengambil buku catatan klien untuk dirapikan.
K2 : “Seneng Mbak, saya punya teman yang bisa diajak tuker pikiran.
Saya tidak bosan.”
K1 : “Seneng Mbak. Apalagi Bu K2 sepertinya banyak ilmu. Saya jadi
tambah pinter, hehehe.”
K4 : “Saya setuju dengan Bu K1.”
L1 : “Syukurlah kalau begitu. Saya ikut senang mendengar kalau Ibu-
ibu menikmati dan merasa senang dalam kegiatan ini. Tepuk
tangan untuk kita semuanya ya, hebat sekali. Ibu-ibu tadi sudah
bisa melakukannya dengan baik sesuai arahan dan aturan
permainan. Semuanya patuh juga.”
K1, K2, K3, K4 “(audiens bertepuk tangan)
Evaluasi Obyektif
L1 : “Nah, sebelum ke penutup, saya mau tanya dulu. Tadi kita sudah
ngapain aja?”
K3 : “Ngobrol dan menulis di buku Mbak.”
L1 : “Benar. Ngobrolnya tadi soal apa Bu?”
K4 : “Soal teman dekat, cara cari teman dan lagu kesukaan mba.”
L1 : “Nah itu, benar sekali. Paham berarti ya semuanya?”
K1, K2, K3, K4 : “Paham.”
Rencana Tindak Lanjut :
L1 : “Begitu ya Bu, perlu dilakukan sendiri secara mandiri nantinya
supaya lebih lancar dan makin ingat. Lalu juga dicatat di buku,
nah karena kemaren sudah menetapkan jadwal pengisian, apakah
mau sama atau dirubah?”
K1, K2, K3, K4 : “Samakan saja Mbak.”
L1 : “Baik untuk jadwal pengisian di buku catatan harian dilakukan
dua kali dalam sehari ya pagi jam 8 dan malam jam 7.”
Kontrak Waktu, Tempat dan Tujuan
L1 : “Ini karena waktunya sudah habis, saya akan kembali lagi besok
untuk melanjutkan TAKS Sesi 5 yaitu mengobrol soal masalah
pribadi. Tujuannya agar Ibu lebih mengetahui satu sama lain.
Apakah Ibu-ibu bersedia?”
K1, K2, K3, K4 : “Bersedia Mbak.”
L1 : “Untuk waktunya Ibu-ibu mau jam berapa?”
K2 : “Pagi aja Mbak.”
L1 : “Baik, ada usul mau jam berapa?”
K3 : “Jam 08.00”
L1 : “Baik pagi jam 08.00 ya. Tempatnya disini apakah Ibu bersedia?”
K4 : “Bisa Mbak.”
K1 : “Setuju.”
L1 : “Baik. Besok kita akan bertemu lagi ya disini jam 08.00. Sebelum
saya tutup, ada yang ingin bertanya?”
K2 : “Tidak.”
L1 : “Baik, kalau begitu saya cukupkan sampai sini ya. Terimakasih
atas partisipasinya. Ibu-ibu bisa kembali ke kamar masing-masing
ya.”
Klien kemudian membubarkan diri dan diantar oleh Fasilitator ke kamar masing-masing.
Setelah itu, fasilitator kembali ke Aula untuk ikut dalam evaluasi kegiatan.
L : “Observer bisa memberikan laporannya.”
O : “Baik terimakasih atas kesempatannya. Jadi tadi selama kegiatan
seluruh klien sudah bagus sekali mengikutinya, semuanya antusias
dan memperhatikan. Tidak ada yang sibuk sendiri atau
menunjukkan ekspresi bosan atau mengantuk. Tidak ada
pertanyaan selama sesi perkenalan. Sekian.”
L : “Terimakasih atas laporannya. Jadi untuk hari ini kegiatan sudah
berlangsung lancar ya. Mari kita beresi tempat ini dan
mempersiapkan untuk kegiatan besok hari.”
Perawat pun membubarkan diri dan mulai merapikan tempat kegiatan.

Anda mungkin juga menyukai