Terselesaikannya makalah ini tidak terlepas dari peranan pihak-pihak yang membantu
dalam proses penulisan. Untuk itu kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ns.
Sri Supami, S.Kep, S.Pd, M.Kes, sebagai dosen pengampu mata kuliah
KEPERAWATAN JIWA yang membimbing dan membantu dalam penyelesaian makalah
ini, dan juga buat teman-teman dan orang tua yang selalu memberikan dukungan untuk
kami menyelesaikan makalah ini.
Tangerang Selatan
Penulis
TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK (TAK) SOSIALISASI
A. Latar Belakang
Sosialisasi adalah kemampuan untuk berhubungan dan berinteraksi
dengan orang lain, Gail, W & Stuart (2007). Penurunan sosialisasi dapat
terjadi pada individu yang menarik diri, yaitu percobaan untuk menghindari
interaksi dengan orang lain, dimana individu yang mempunyai mekanisme
koping adaptif, maka peningkatan sosialisasi lebih mudah dilakukan.
Sedangkan individu yang mempunyai mekanisme koping maladaptif
(skizofrenia), bila tidak segera mendapatkan terapi atau penanganan yang
baik akan menimbulkan masalah-masalah yang lebih banyak dan lebih buruk.
Keliat & Akemat (2005) menjelaskan bahwa untuk peningkatan sosialisasi
pada pada pasien skizofrenia bisa dilakukan dengan pemberian terapi aktifitas
kelompok sosialisasi. Namun kenyataannya pada saat ini di Rumah Sakit Jiwa
Menur Surabaya pengaruh TAK sosialisasi masih diragukan, hal ini
disebabkan karena jumlah pasien dengan riwayat menarik diri masih relative
banyak meskipun TAK sosialisasi sudah dilakukan.
Skizofrenia adalah suatu gangguan jiwa yang mempengaruhi fungsi
kerja otak yang menyebabkan gangguan pikiran, prsepsi, emosi, gerakan, dan
perilaku. Gangguan ini merupakan masalah kesehatan jiwa yang paling serius
di dunia. Jumlah penderita skizofrenia di seluruh dunia dilaporkan oleh World
Health Organization (WHO) sekitar 29 juta orang. Dari angka ini, sekitar 20
juta diantaranya diperkirakan berasal dari Negara-negara miskin dan
berkembang (Saraceno, 2018). Menurut WHO pasien skizofrenia di Indonesia
pada tahun 2018 yaitu lebih dari 20 jiwa pertahun. Prevalensi gangguan jiwa
berat skizofrenia di Indonesia hasil dari Riskesdas tahun 2013 adalah 1,7%
per 1000 penduduk atau sekitar 400.000 orang.
Secara umum, hasil riset riskesdas 2018 juga menyebutkan sebanyak
84,9% pengidap skizofrenia/psikosis di Indonesia telah berobat. Namun, yang
meminum obat tidak rutin lebih rendah sedikit daripada yang meminum obat
secara rutin. Tercatat sebanyak 48,9% penderita psikosis tidak meminum obat
secara rutin dan 51,1% meminum secara rutin. Sebanyak 36,1% penderita
yang tidak rutin minum obat dalam satu bulan terakhir beralasan merasa
sudah sehat. Sebanyak 33,7% penderita tidak rutin berobat dan 23,6% tidak
mampu membeli obat secara rutin.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Klien dapat meningkatkan hubungan sosial dalam kelompok secara
bertahap.
2. Tujuan Khusus
Hari/tanggal :
Jam :
Tempat :
D. Metode
1. Dinamika kelompok
3. Bermain peran/simulasi
E. Media/Alat
1. Laptop
3. Bola Tenis/boneka
F. Setting Tempat
L CL
P P
Keterangan Gambar:
F F
P P
F F
P
O
L : Leader
CL : Co-Leader
F : Fasilitator
O : Observer
P : Pasien
G. Pembagian Tugas
1. Leader
Tugas:
a. Menyiapkan proposal kegiatan TAKS
2. Co-leader
Tugas:
a. Mendampingi leader
3. Fasilitator
Tugas:
a. Menyediakan fasilitas selama kegiatan berlangsung
b. Ikut serta dalam kegiatan kelompok
c. Memfasilitasi dan memberikan stimulus dan motivator pada anggota
kelompok untuk aktif mengikutijalannya terapi
4. Observer
Tugas:
H. Pasien
1. Kriteria pasien
2. Proses seleksi
I. Susunan Pelaksanaan
1) Memanggil pasien.
2) Memberi kesempatan kepada pasien tersebut untuk menjawab sapaan
perawat atau pasien yang lain.
2) Katakana pada pasien lain bahwa ada permainan lain yang mungkin
dapat diikuti oleh pasien tersebut.
PROPOSAL
SESI 1: TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI
Disusun oleh
A. Pengertian
B. Tujuan
C. Setting
D. Pesiapan alat
E. Metode
1. Dinamika kelompok
3. bermain peran/stimulus
F. Langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu isolasi sosial menarik diri.
2. Orientasi
c. Kontrak:
3. Tahap Kerja
4. Tahap Terminasi
a. Evaluasi
1. Evaluasi
Sesi 1: TAKS
Kemampuan Memperkenalkan Diri
a. Kemampuan verbal
Nama Klien
No Aspek yang dinilai
b. Kemampuan nonverbal
Nama Klien
No Aspek yang dinilai
1. Kontak mata
2. Duduk tegak
3. Menggunakan bahasa tubuh yang sesuai
Petunjuk :
1) Dibawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut TAKS
2) Untuk tiap klien, semua aspek dimulai dengan memberi tanda (√) jika
ditemukan pada klien atau tanda (x) jika tidak ditemukan .
3) Jumlahkan kemampuan yang ditemukan, jika nilai 3 atau 4 klien
mampu, dan jika nilai 0,1 atau 2 klien belum mampu.
2. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien ketika tidak pada catatan
proses keperawatan tiap klien. Misalnya, klien mengikuti sesi 1 TAKS,
klien mampu memperkenalkan diri secara verbal dan nonverbal,
dianjurkan klien memperkenalkan diri pada klien lain diruang rawat (buat
jadwal) (Keliat & Pawirowiyono, 2014)
.
PROPOSAL
SESI 2: TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI
KEMAMPUAN BERKENALAN
Disusun oleh
PRANITA SARI
202007034
A. Pengertian
B. Tujuan
C. Setting
D. Persiapan alat
2. Bola tenis/boneka
E. Metode
1. Dinamika kelompok
1. Persiapan
b. Evaluasi/validasi
c. Kontrak
3. Tahap kerja
a. Hidupkan musik dari handphone dan edarkan bola tenis berlawanan
dengan arah jarum jam.
d. Hidupkan kembali musik dari handphone dan edarkan bola. Pada saat
dimatikan, minta pada anggota kelompok yang memgang bola untuk
memperkenalkan anggota kelompok yang disebelah kanannya keada
anggota kelompok, yaitu nama lengkap, nama panggila, asal dan
hobi. Dimulai oleh terapis sebagai contoh.
4. Terminasi
a. Evaluasi
1) Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2) Memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Rencana tindak lanjut
1) Menganjurkan tiap anggota kelompok latihan berkenalan.
Sesi 2: TAKS
Kemampuan Berkenalan
a. Kemampuan verbal
Nama Klien
No Aspek yang dinilai
b. Kemampuan nonverbal
Nama Pasien
No Aspek yang dinilai
1. Kontak mata
2. Duduk tegak
3. Menggunakan bahasa tubuh yang sesuai
4. Mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
Jumlah
Petunjuk
1) Dibawah judul nama klien, tuliskan nama panggilan klien yang ikut
TAKS
2) Untuk tiap klien, semua aspek dinilai dengan memberi tanda (√) jika
ditemukan pada klien, atau tanda (x) jika tidak ditemukan.
2. Dokumentasi
Dokumentasi kemampuan yang dimiliki klien ketika TAK pada catatan
proses keperawatan tiap klien. Misalnya jika nilai klien 7 untuk verbal dan
3 untuk non verbal, catatan keperawatan adalah: klien mengikuti TAKS
Sesi 2, klien berkenalan secara verbal dan non verbal, anjurkan klien untuk
berkenalan dengan klien lain, buat jadwal (Kelia & Pawirowiyono, 2014).
PROPOSAL
Disusun oleh
RATNA SARI
202007037
KEMAMPUAN BERCAKAP-CAKAP
A. Pengertian
B. Tujuan
C. Setting
D. Persiapan alat
2. Bola tenis/boneka
E. Metode
1. Dinamika kelompok
3. Bermain peran/stimulus
F. Langkah Kegiatan
1. Persiapan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
b. Evaluasi/validasi
c. Kontrak
1) Memberi salam
2) Memanggil panggilan
4. Tahap Terminasi
a. Evaluasi
1) Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
Sesi 3: TAKS
Kemampuan Pasien Bercakap-cakap
a. Kemampuan verbal
Nama Klien
No Aspek yang dinilai
Jumlah
c. Kemampuan nonverbal
Nama Klien
No Aspek yang dinilai
1. Kontak mata
2. Duduk tegak
3. Menggunakan bahasa tubuh yang sesuai
4. Mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
Jumlah
Petunjuk
1) Dibawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien.
2) Untuk tiap klien, semua aspek dimulai dengan memberi tanda (√) jika
ditemukan pada klien, dan tanda (x) jika tidak ditemukan.
3) Jumlahkan kemampuan yang ditemukan jika mendapat nilai 3 atau 4
klien mampu jika mendapat nilai ≤ 2 klien dianggap belum mampu.
2. Dokumentasi
Dokumentasi kemampuan yang dimiliki klien ketika TAKS pada catatan
proses keperawatan tiap klien. Misalnya nilai kemampuan verbal bertanya
2, kemampuan verbal menjawab 2, dan kemampuan nonverbal 2 maka
catatan keperawatan adalah: klien mengikuti TAKS Sesi 3, klien mampu
bercakap-cakap secara verbal dan nonverbal. Dianjurkan latihan diulang
diruangan (buat jadwal) (Keliat & Pawirowiyono , 2014).
PROPOSAL
Disusun oleh
ETTI SUMYATI
202007010
B. Tujuan
Klien mampu menyampaikan topik membicarakan tertentu dengan anggota
kelompok:
C. Setting
D. Persiapan alat
2. Bola tenis/boneka
E. Metode
1. Dinamika kelompok
F. Langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan anggota kelompok pada Sesi 3 TAKS.
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
b. Evaluasi/validasi
c. Kontrak
3. Tahap kerja
e. Hidupkan lagi musik dari handphone dan edarkan lagi nola tenisnya.
Pada saat dimatikan, anggota yang memegang bola memilih topik yang
disukai untuk diberikan dari daftar yang ada.
h. Hidupkan lagi musik dari handphone dan edarkan bola tenis. Pada saat
dimatikan, anggota yang memegang bola menyampaikan pendapat
tentang topik yang dipilih.
1. Evaluasi
Evaluasi dilakukan ketika proses TAK berlangsung, khususnya pada
tahap kerja. Askep yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai
dengan tujuan TAK. Untuk TAKS sesi 4, dievaluasi kemampuan verbal
menyampaikan, memilih, dan memberi pendapat tentang topik
percakapan serta kemampuan nonverbal dengan menggunakan formulir
evaluasi berikut.(Keliat & Pawirowiyono ,2014)
Sesi 4: TAKS
Kemampuan bercakap-cakap topik tertentu
d. Kemampuan nonverbal
Nama Klien
No Aspek yang dinilai
1. Kontak mata
2. Duduk tegak
3. Menggunakan bahasa tubuh yang sesuai
4. Mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
Jumlah
Petunjuk:
1) Dibawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut
TAKS
2) Untuk tiap klien, semua aspek dinilai dengan memberi tanda (√)
jika ditemukan pada klien, dan tanda (x) jika tidak ditemukan.
3) Jumlahkan kemampuan yang ditemukan jika mendapat nilai 3 atau
4 pasien mampu jika mendapat nilai ≤ 2 klien dianggap belum
mampu.
2. Dokumentasi
Dokumentasi kemampuan yang dimiliki klien ketika TAKS. Misalnya
kemampuan verbal menyampaikan dan memilih topik percakapan 3,
kemampuan memberi pendapat 2, dan kemampuan nonverbal 2. Oleh
karena itu, catatan keperawatan adalah klien mengikuti TAKS sesi 4,
klien mampu menyampaikan dan memilih topik percakapan, tetapi
belum mampu memberikan pendapat. Secara nonverbal juga belum
mampu, dianjurkan untuk melatih klien bercakap-cakap dengan topik
tertentu diruang rawat (buat jadwal) (Keliat & Pawirowiyono, 2014).
PROPOSAL
Disusun oleh
ENENG HASANAH
202007009
B. Tujuan
C. Setting
D. Persiapan alat
2. Bola tenis/boneka
E. Metode
1. Dinamika kelompok
F. Langkah kegiatan
1. Persiapan
2. Orientasi
b. Evaluasi/validasi
c. Kontrak
3. Tahap Kerja
e. Hidupkan lagi musik dari handphone dan edarkan bola tenis. Pada saat
dimatikan, anggota yang memegang bola memilih masalah yang ingin
dibicarakan.
h. Hidupkan lagi musik dari handphone dan edarkan bola tenis. Pada saat
dimatikan, anggota yang memgang bola menyampaikan pendapat
tentang masalah yang dipilih.
4. Tahap Terminasi
a. Evaluasi
1. Evaluasi
SESI 5: TAKS
Kemampuan Bercakap-Cakap Masalah Pribadi
1. Kontak mata
2. Duduk tegak
3. Menggunakan bahasa tubuh yang sesuai
Petunjuk:
1) Dibawah ini judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut
TAKS
2) Untuk tiap klien semua aspek dinilai dengan memberi tanda (√) jika
ditemukan pada klien, dan tanda (x) jika tidak ditemukan.
2. Dokumentasi
Dokumentasi kemampuan yang dimiliki klien ketika TAKS pada
catatan proses keperawatan tiap klien. Misalnya, kemampuan
menyampaikan topik maaslah pribadi yang akan dipercakapkan 3,
memilih dan memberi pendapat 2, kemampuan nonverbal 4. Untuk itu,
catatan keperawatannya adalah: klien mengikuti TAKS sesi 5, klien
mampu menyampaikan masalah pribadi yang ingin dibicarakan,
belum mampu memilih dan memberikan pendapat tetapi nonverbalnya
baik. Anjurkan/latih untuk latih klien bercakap-cakap tentang masalah
pribadi dengan perawat dan klien lain di ruang rawat (buat jadwal)
(Keliat & Pawirowiyono , 2014).
PROPOSAL
Disusun oleh
A. Pengertian
B. Tujuan
Klien mampu bekerjasama dalam permainan sosialisasi kelompok
C. Setting
D. Persiapan alat
2. Bola tenis/boneka
5. Kartu kwartet
E. Metode
1. Dinamika kelompok
3. Bermain peran/stimulus
F. Langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan kelompok pada sesi 5 TAKS
2. Orientasi
b. Evaluasi/validasi
c. Kontrak
3. Tahap Kerja
4. Tahap Terminasi
a. Evaluasi
Sesi 6: TAKS
Kemampuan Bekerja Sama
1. Kontak mata
2 Duduk tegak
3 Menggunakan bahasa tubuh yang sesuai
4 Mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
Jumlah
Petunjuk :
1) Dibawah judul nama klien, tuliskan nama panggilan klien yang ikut
TAKS
2) Untuk tiap klien, semua aspek dinilai dengan memberi tanda [√] jika
ditemukan pada klien atau tanda [x] jika tidak ditemukan
3) Jumlahkan kemampuan yang ditemukan. Jika mendapat nilai 3 atau 4
klien mampu; jika nilai ≤ 2 pasien dianggap belum mampu
2. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK
berlangsung, pada catatan proses keperawatan tiap klien. Misalnya
kemampuan verbal ternyata, meminta, menjawab, dan memberi 4, maka
catatan keperawatannya adalah klien mengikuti TAKS Sesi 6, klien
mampu secara verbal dan nonverbal dalam bertanya, meminta,
menjawab, dan memberi. Anjurkan klien untuk melakukannya di ruang
rawat (buat jadwal).(Keliat & Pawirowiyono, 2014)
PROPOSAL
Disusun oleh
MUGANA
202007025
A. Pengertian
B. Tujuan
C. Setting
D. Persiapan alat
2. Bola tenis/boneka
E. Metode
1. Dinamika kelompok
F. Langkah kegiatan
1. Persiapan
2. Orientasi
a. Salam terapautik
b. Evaluasi/validasi
c. Kontrak
a) Jika ada klien yang akan meninggalkan kelompok, harus minta izin
kepada terapis
3. Tahap Kerja
4. Tahap Terminasi
a. Evaluasi
1. Menanyakan perasaan pasien setelah mengikuti TAK.
1. Evaluasi
1. Kontak mata
2. Duduk tegak
3. Menggunakan bahasa tubuh yang sesuai
Petunjuk:
1) Dibawah judul nama klien, tuliskan nama panggilan klien yang ikut
TAKS
2) Untuk tiap klien, semua aspek dinilai dengan memberi tanda (√) jika
ditemukan pada klien, dan tanda (x) jika tidak ditemukan.
2. Dokumentasi
dapat diterapkan oleh klien berhari-hari. Untuk klien yang telah mampu
maka dianjurkan dan dievaluasi pada kegiatan sehari-hari (melalui jadwal
kegiatan harian). Jika klien belum mampu, maka klien dapat disertakan pada
kelompok TAKS yang baru. (Keliat & Pawirowiyono, 2014)
DAFTAR PUSTAKA
Gail, W & Stuart. (2007).Buku Saku Keperawatan Jiwa(edisi kelima). Jakarta :EGC.
Keliat, B.A. dan Akemat. (2005). Keperawatan Jiwa : Terapi Aktivitas Kelompok.
Cetakan I. Jakarta. EGC.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). (2013). Kesehatan Jiwa. Buletin Jendela Data
Dan Informasi Kesehatan, 7(5), 803–809.
https://doi.org/10.1517/13543784.7.5.803. (Diakses pada tanggal 30 januari
tahun 2020
Saraceno, B. (2018). “Nations for mental health: A new who action programme on
mental health for underserved populations. European Psychiatry, 13, 164s.
https://doi.org/10.1016/s0924-9338(99)80120-5. (Diakses pada tanggal 30
januari tahun 2020).