Anda di halaman 1dari 16

5

LAPORAN STASE MANAJEMEN KEPERAWATAN

DI RUANG KEPERAWATAN ANAK RUMAH SAKIT BUAH HATI CIPUTAT

Dosen Pengampu :
Ns.Beata Rivani,S.Kep.MM

Disusun Oleh :
Rina Mulyanasari, S.Kep

UNIVERSITAS ICSHAN SATYA BINTARO

PROGRAM STUDI PROPFESI NERS EKSTENSI

TANGERANG SELATAN

TAHUN 2023-2024
6

LAPORAN PENDAHULUAN
MANAJEMEN KEPERAWATAN

A. Definisi Menejemen
Manajemen adalah suatu pendidikan yang dinamis dan proaktif dalam menjalani
suatu kegiatan di organisasi sedangkan manajemen keperawatan adalah suatu proses
bekerja melalui anggota staf keperawatan untuk memberikan Asuhan Keperawatan secara
profesional (Nursalam, 2002).
Manajemen keperawatan merupakan suatu proses yang dilaksanakan sesuai
dengan pendekatan sistem terbuka. Oleh karena itu, manajemen keperawatan terdiri atas
beberapa komponen dan tiap-tiap komponen saling berinteraksi (Kuntoro 2010).

B. Tujuan Manajemen Keperawatan


Tujuan manajemen keperawatan pada umumnya ditentukan oleh bidang
keperawatan meliputi:
1. Meningkatkan dan
mempertahankan kualitas pelayanan rumah sakit.
2. Meningkatkan penerimaan
masyarakat tentang profesi keperawatan dengan mendidik perawat agar mempunyai
sikap professional dan bertanggunmg jawab terhadap pekerjaan.
3. Meningkatkan hubungan dengan
pasien, keluarga, dan masyarakat.
4. Meningkatkan pelaksanaan
kegiatan umum dalam upaya mempertahankan kenyamanan pasien.
5. Meningkatkan komunikasi antar
staf.
6. Meningkatkan produktifitas dan
kualitas staf keperawatan.

C. Lingkup Manajemen Keperawatan


1. Manajemen Operasional/Pelayanan
a. Planning
b. Organization
c. Staffing
d. Directing
7

e. Controling
2. Manajemen Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
b. Diagnosa Keperawatan
c. Perencanaan
d. Pelaksanaan
e. Evaluasi

D. Teori Kepemimpinan dalam Manajemen


1. Teori Kepemimpinan Sifat ( Trait Theory )
Kepemimpinan merupakan suatu teori sifat-sifat dari aliran perilaku pemikiran
psikologi yang berpandangan bahwa sifat – sifat kepemimpinan tidak seluruhnya
dilahirkan akan tetapi juga dapat dicapai melalui pendidikan dan pengalaman.
a. Kecerdasan
Berdasarkan hasil penelitian, pemimpin yang mempunyai kecerdasan yang tinggi
di atas kecerdasan rata – rata dari pengikutnya akan mempunyai kesempatan
berhasil yang lebih tinggi pula. Karena pemimpin pada umumnya memiliki
tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pengikutnya.
b. Kedewasaan dan Keluasan Hubungan Sosial
Umumnya di dalam melakukan interaksi sosial dengan lingkungan internal
maupun eksternal, seorang pemimpin yang berhasil mempunyai emosi yang
matang dan stabil. Hal ini membuat pemimpin tidak mudah panik dan goyah
dalam mempertahankan pendirian yang diyakini kebenarannya.
c. Motivasi Diri dan Dorongan Berprestasi
Seorang pemimpin yang berhasil umumnya memiliki motivasi diri yang tinggi
serta dorongan untuk berprestasi. Dorongan yang kuat ini kemudian tercermin
pada kinerja yang optimal, efektif dan efisien.
d. Sikap Hubungan Kemanusiaan
Adanya pengakuan terhadap harga diri dan kehormatan sehingga para
pengikutnya mampu berpihak kepadanya.
2. Teori Kepemimpianan Perilaku dan Situasi
Berdasarkan penelitian, perilaku seorang pemimpin yang mendasarkan teori ini
memiliki kecendrungan kearah 2 hal, yaitu :
a. Pertama (teori X) yang disebut dengan Konsiderasi yaitu kecendrungan seorang
pemimpin yang menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan. Contoh gejala
8

yang ada dalam hal ini seperti : membela bawahan, memberi masukan kepada
bawahan dan bersedia berkonsultasi dengan bawahan.
b. Kedua ( teori Y) disebut Struktur Inisiasi yaitu Kecendrungan seorang pemimpin
yang memberikan batasan kepada bawahan. Contoh yang dapat dilihat , bawahan
mendapat instruksi dalam pelaksanaan tugas, kapan, bagaimana pekerjaan
dilakukan, dan hasil yang akan dicapai.
Jadi, berdasarkan teori ini, seorang pemimpin yang baik adalah bagaimana
seorang pemimpin yang memiliki perhatian yang tinggi kepada bawahan dan
terhadap hasil yang tinggi pula.
3. Teori Kewibawaan Pemimpin
Kewibawaan merupakan faktor penting dalam kehidupan kepemimpinan, sebab
dengan faktor itu seorang pemimpin akan dapat mempengaruhi perilaku orang lain
baik secara perorangan maupun kelompok sehingga orang tersebut bersedia untuk
melakukan apa yang dikehendaki oleh pemimpin.
4. Teori Kepemimpinan Situasi
Seorang pemimpin harus merupakan seorang pendiagnosa yang baik dan harus
bersifat fleksibel, sesuai dengan perkembangan dan tingkat kedewasaan bawahan.

E. Fungsi Manajemen
Fungsi manajemen dapat disusun dalam bentuk skema siklus kegiatan sebagai berikut
(Mustiksari: 2007)

Perencanaan

Penghapusan Penganggaran

Pengendalian (control)

Pendistribusian
Pengadaan

Penyimpanan

Masing-masing fungsi logistik tersebut saling berhubungan satu dengan yang lain.
9

1. Perencanaan
Pengertian umum adalah proses untuk merumuskan sasaran dan menentukan langkah-
langkah yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Sedangkan secara khusus perencanan logistik adalah merencanakan kebutuhan logistik
yang pelaksanaannya dilakukan oleh semua calon pemakai (user) kemudian diajukan
sesuai dengan alur yang berlaku di masing- masing organisasi( Mustikasari: 2007).
Subagya menyatakan perencanaan adalah hasil rangkuman dari kaitan tugas pokok,
gagasan, pengetahuan, pengalaman dan keadaan atau lingkungan yang merupakan cara
terencana dalam memuat keinginan dan usaha merumuskan dasar dan pedoman tindakan
Pengelolaan logistik cenderung semakin kompleks dalam pelaksanannya sehingga
akan sangat sulit dalam pengendalian apabila tidak didasari oleh perencanaan yang baik.
Perencanaan yang baik menuntut adanya sistem monitoring, evaluasi dan reporting yang
memadai dan berfungsi sebagai umpan balik untuk tindakan pengandalian terhadap
devisi-devisi yang terjadi.
Dalam suatu kegiatan dari tahap persiapan, pelaksanaan sampai dengan
pencapaian tujuan ( Sasaran ) di perlukan kerjasama yang terus menerus antara
pimpinan / staf, perencana, pelaksana dan pengawas dengan masing-masing kegiatan
yang dilakukan sesuai dengan uraian tugas masing-masing. Seluruh kegiatan diarahkan
pada pencapaian tujuan (untuk mencapai sasaran) organisasi. Perencanaan dapat dibagi
ke dalam periode-periode sebagai berikut:
a. Rencana jangka panjang (Long range)
b. Rencana jangka menengah (Mid range)
c. Rencana jangka pendek (Short range)
Periodisasi dalam suatu perencanaan sekaligus merupakan usaha penentuan skala
perioritas secara menyeluruh dan berguna untuk usaha tindak lanjut yang terperinci.
Melalui fungsi perencanaan dan penentuan kebutuhan ini akan menghasilkan antara lain:
a. Rencana Pembelian
b. Rencana Rehabilitasi
c. Rencana Dislokasi
d. Rencana Sewa
e. Rencana Pembuatan.
Dalam tahapan perencanaan logistik pada umumnya dapat menjawab dan
menyimpulkan pernyataan sebagai berikut:
a. Apakah yang di butuhkan (what) untuk menentukan jenis barang yang tepat
10

b. Berapa yang di butuhkan (how much, how many) untuk menentukan jumlah yang
tepat
c. Bilamana dibutuhkan (when) untuk menentukan waktu yang tepat
d. Di mana dibutuhkan (where) untuk menentukan tempat yang tepat
e. Siapa yang mengurus atau siapa yang menggunakan (who) untuk menentukan orang
atau unit yang tepat
f. Bagaimana diselenggarakan (how) untuk menentukan proses yang tepat
g. Mengapa di butuhkan (why) untuk mengecek apakah keputusan yang di ambil benar-
benar tepat

2. Penganggaran
Penganggaran (budgetting), adalah semua kegiatan dan usaha untuk merumuskan
perincian penentu kebutuhan dalam suatu skala tertentu/skala standar yaitu skala mata
uang dan jumlah biaya (Subagya & Mustikasari).
Dalam fungsi penganggaran, semua rencana-rencana dari fungsi perencanaan dan
penentu kebutuhan dikaji lebih lanjut untuk disesuaikan dengan besarnya biaya dari dana-
dana yang tersedia. Dengan mengetahui hambatan-hambatan dan keterbatasan yang
dikaji secara seksama maka anggaran tersebut merupakan anggaran yang reliable.
Apabila semua perencanaan dan penentu kebutuhan telah dicek berulang kali dan
diketahui untung ruginya serta telah diolah dalam rencana biaya keseluruhan, maka
penyediaan dana tersebut tidak boleh diganggu lagi, kecuali dalam keadaan terpaksa.
Pengaturan keuangan yang jelas, sederhan dan tidak rumit akan sangat membantu
kegiatan. Dalam menyususn anggaran terdapat beberapa hal yang harus di perhatikan
antara lain adalah:
a. Peraturan–peraturan terkait
b. Pertimbangan politik, sosial, ekonomi dan tehnologi
c. Hal-hal yang berhubungan dengan anggaran
d. Pengaturan anggaran seperti: sumber biaya pendapatan sampai dengan pegaturan
logistik
Sumber anggaran di suatu rumah sakit bermacam-macam, tergantung pada institusi
yang ada apakah milik pemerintah atau swasta. Pada Rumah sakit Pemerintah, sumber
anggaran dapat berasal dari Dana Subsidi (Bappenas, Depkes, Pemda) dan dari
penerimaan rumah sakit. Sedangkan pada rumah sakit swasta sumber anggaran berasal
dari Dana Subsidi (Yayasan dan Donatur), Penerimaan rumah sakit dan Dana dari pihak
ketiga (Mustikasari). Alokasi anggaran logistik Rumah Sakit 40 % - 50 % dalam bentuk
11

obat-obatan dan bahan farmasi, alat tulis kantor, cetakan, alat rumah tangga, bahan
makanan, alat kebersihan dan suku cadang.

3. Pengadaan
Pengadaan adalah semua kegiataan dan usaha untuk menambah dan memenuhi
kebutuhan barang dan jasa berdasarkan peraturan yang berlaku dengan menciptakan
sesuatu yang tadinya belum ada menjadi ada. Kegiatan ini termasuk dalam usaha untuk
tetap mempertahankan sesuatu yang telah ada dalam batas-batas efisiensi. (Subagya:
1994). Sedangkan Mustikasari berpendapat fungsi pengadaan merupakan kegiatan untuk
merealisasi atau mewujudkan kebutuhan yang telah direncanakan atau telah disetujui
sebelumnya.
Pengadaan tidak selalu harus dilaksanakan dengan pembelian tetapi didasarkan
dengan pilihan berbagai alternatif yang paling tepat dan efisien untuk kepentingan
organisasi. Cara–cara yang dapat dilakukan untuk menjalankan fungsi pengadaan adalah:
a. Pembelian
b. Penyewaan
c. Peminjaman
d. Pemberian ( hibah )
e. Penukaran
f. Pembuatan
g. Perbaikan
Proses pengadan peralatan dan perlengkapan pada umumnya dilaksanakan dengan
tahapan sebagai berikut:
a. Perencanaan dan penentuan kebutuhan
b. Penyususnan dokumen tender
c. Pengiklanan/penyampaian uandangan lelang
d. Pemasukan dan pembukuan penawaran
e. Evaluasi penawaran
f. Pengusulan dan penentuan pemenang
g. Masa sanggah
h. Penunjukan pemenang
i. Pengaturan kontrak
j. Pelaksanaan kontrak
12

Mengingat fungsi pengadaan adalah fungsi tehnis yang menyangkut pihak luar
maka pengendalian fungsi pengadaan perlu mendapatkan perhatian. Pengendalian
dilaksanakan dari awal kegiatan sampai dengan pemeliharaan. Kebijakan pemerintah
yang mengatur tentang pengadaan barang adalah Keppres No. 80 tahun 2003. Beberapa
hal yang harus diperhatikan pada fungsi pengadaan antara lain:
a. Kode etik pengadaan
Kode etik pengadaan yang dikemukakan oleh George W. Aljian, antara lain:
1) Hubungan pribadi dengan para pedagang sangat perlu, namun seorang
pembeli harus tetap tidak berpihak dalam semua tahap perdagangan
2) Tidak boleh ada keterangan orang dalam, kepada siapapun.
3) Memberi batas kepada seorang rekanan adalah melanggar etika
b. Pelelangan pengadaan barang
Setiap mengadakan pelelangan dan pengadaan barang harus dibentuk panitia
pengadaan dan pelangan milik negara yang ditentukan sebagai berikut:
1) Keanggotaan panitia sekurang-kurangnya 5 orang terdiri dari unsur:
Perencana, pemikir pekerjaan yang bersangkutan, penaggung jawab
keuangan, penanggung jawab perlengkapan, penanggung jawab tehnis.
2) Dilarang duduk sebagai anggota panitia adalah: Kepala kantor/satuan
pekerja/pemimpin proyek, pegawai pada inspektorat jenderal atau unit-unit
yang berfungsi sebagai pemeriksa.
3) Panitia pelelangan dibentuk oleh kepala kantor/satuan pekerja/pemimpin
proyek
4) Masa kerja panitia berakhir sesuai dengan tugasnya setelah pemenang
pelelangan ditunjuk (Subagya:1994)

4. Penyimpanan
Penyimpanan merupakan suatu kegiatan dan usaha untuk melakukan pngelolaan
barang persediaan di tempat penyimpanan. (Mustikasari: 2007) Penyimpanan berfungsi
untuk menjamin penjadwalan yang telah ditetapkan dalam fungsi-fungsi sebelumya
dengan pemenuhan setepat-tepatnya dan biaya serendah-rendahnya. Fungsi ini mencakup
semua kegiatan mengenai pengurusan, pengelolaan dan penyimpanan barang. Fungsi
yang lain adalah: Kualitas barang dapat dipertahankan, barang terhindar dari kerusakan,
pencarian barang yang lebih mudah dan barang yang aman dari pencuri. Faktor – faktor
yang perlu mendapat perhatian dalam fungsi penyimpanan adalah:
a. Pemilihan lokasi
13

Aksesibilitas, utilitas, komunikasi, bebas banjir, mampu menampung barang yang


disimpan, keamanan dan sirkulasi udara yang baik.
b. Barang (Jenis, bentuk barang atau bahan yang disimpan)
Jenis dan bentuk barang dapat digolongkan ke dalam:
1) Barang biasa: Kendaraan, mobil ambulance, alat-alat berat, brankar, kursi roda
dll.
2) Barang khusus: Obat-obatan, alat-alat medis dll.
c. Pengaturan ruang
Bentuk-bentuk tempat penyimpanan, rencana penyimpanan, penggunaan ruang secara
efisien dan pengawasan ruangan.
d. Prosedur/sistem penyimpanan
Formulir-formulir transaksi, kartu-kartu catatan, kartu-kartu pemeriksaan, cara
pengambilan barang, pengawetan dll.
e. Penggunaan alat bantu
f. Pengamanan dan keselamatan
Pencegahan terhadap api, pencurian, tindakan pencegahan terhadap kecelakan,
gangguan terhadap penyimpanan dan tindakan keamanan.

5. Penyaluran (Distribusi)
Penyaluran atau distribusi merupakan kegiatan atau usaha untuk mengelola
pemindahan barang dari satu tempat ke tempat lainnya (Subagya: 1994). Faktor yang
mempengaruhi penyaluran barang antara lain:
a. Proses Administrasi
b. Proses penyampaian berita (data-data informasi)
c. Proses pengeluaran fisik barang
d. Proses angkutan
e. Proses pembongkaran dan pemuatan
f. Pelaksanaan rencana-rencana yang telah ditentukan
Ketelitian dan disiplin yang ketat dalam menangani masalah penyaluran merupakan
unsur yang sangat penting untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

6. Penghapusan
Penghapusan adalah kgiatan atau usaha pembebasan barang dari
pertanggungjawaban sesuai peraturan dan perundang-undangan yang berlaku (Subagya:
1994). Alasan penghapusan barang antaralain:
14

a. Barang hilang, akibat kesalahan sendiri, kecelakaan, bencana alam, administrasi yang
salah, tercecer atau tidak ditemukan
b. Tehnis dan ekonomis: Setelah nilai barang dianggap tidak ada manfaatnya. Keadaan
tersebut disebabkan faktor-faktor: Kerusakaan yang tidak dapat diperbaiki, obsolete
(meningkatkan efisiensi atau efektifitas), kadaluarsa yaitu suatu barang tidak boleh
dipergunakan lagi menurut ketentuan waktu yang ditetapkan, aus atau deteriorasi
yaitu barang mengurang karena susut, menguap atau hadling, Busuk karena tidak
memenuhi spesifikasi sehingga barang tidak dapat dipergunakan lagi.
c. Surplus dan ekses
d. Tidak bertuan: Barang-barang yang tidak diurus
e. Rampasan yaitu barang-barang bukti dari suatu perkara

Program penghapusan dapat ditinjau dari dua aspek antara lain:


a. Aspek yuridis, administrasi dan prosedur
Dalam aspek yuridis mencakup hal-ha: Pembentukan panitia penilai, identifikasi dan
inventarisasi peraturan-peraturan yang mengikat, persyaratan atau ketentuan terhadap
barang yang dihapus, penyelesaian kewajiban sebelum barang dihapus.
b. Aspek rencana pelaksana teknis
Evaluasi, rencana pemisahan dan pembuangan serta rencana tindak lanjut. Cara-cara
penghapusan yang lazim dilakukan antaralain:
1) Pemanfaatan langsung: Usaha merehabilitasi/merekondisi komponen-
komponen yang masih dapat digunakan kembali dan dimasukkan sebagai
barang persediaan baru.
2) Pemanfaatan kembali: Usaha meningkatkan nilai ekonomis dari barang yang
dihapus menjadi barang lain
3) Pemindahan:Mutasi kepada instansi yang memerlukan dalam rangka
pemanfaatan langsung
4) Hibah: Pemanfaatan langsung atau peningkatan potensi kepada badan atau
pihak di luar instansi (Pemerintah)
5) Penjualan/Pelelangan: Dijual baik di bawah tangan atau dilelang
6) Pemusnahan: Menyangkut keamanan dan keselamatan lingkungan

7. Pengendalian
15

Pengendalian adalah sistem pengawasan dari hasil laporan, penilaian, pemantauan


dan pemeriksaan terhadap langkah-langkah manajemen logistik yang sedang atau telah
berlangsung (Mustikasari: 2007). Bentuk kegiatan pengendalian antara lain:
a. Merumuskan tatalaksana dalam bentuk manual, standar, kriteria, norma, instruksi dan
prosedur lain
b. Melaksanakan pengamatan (Monitoring), evaluasi dan laporan, guna mendapatkan
gambaran dan informasi tentang penyimpangan dan jalannya pelaksanaan dari
rencana
c. Melakukan kunjungan staf guna mengidentifikasi cara-cara pelaksanaan dalam
rangka pencapaian tujuan
d. Melakukan supervisi
Agar pelaksanaan pengendalian dapat berjalan dengan baik diperlukan sarana-
sarana pengendalian sebagai berikut:
a. Struktur organisasi yang baik
b. Sistem informasi yang memadai
c. Klasifikasi yang selalu mengikuti perkembangan menuju standardisasi
d. Pendidikan dan pelatihan
F. Proses menejemen pelayanan keperawatan
a. Perencanaan (Planing)
Setiap bulan Kepala Ruangan telah membuat perencanaan bulanan seperti rapat bulanan
di ruangan. Kepala ruang menyusun jadual dinas dalam satu bulan. Mengenai
pengembangan SDM, kepala ruangan dilibatkan dalam menyusun rencana pendidikan
dan pielatihan dan dilibatkan dalam penentuan perawat untuk pelatihan yang ada.
b. Organizing
Hasil observasi tugas kepala ruang di ruang Interna 1 menunjukkan bahwa tugas kepala
sudah berjalan dengan baik di ruang Interna 1 sudah mengacu pada standar yang ada
dan perlu untuk lebih ditingkatkan. Oleh karena itu, kepala ruang sangat berperan penting
dalam peningkatan mutu asuhan keperawatan.
16

DAFTAR KEGIATAN ( TIME SCHEDULE)

Nama : Rina Mulyanasari


NIM : 202307014
Mata Kuliah : Manajemen Keperawatan
Program : Keperawatan Ners

NO KEGIATAN HARI PERAWATAN

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

1 Melakukan observasi
kegiatan dalam melakukan
pelayanan

2 Mengidentifikasi adanya
masalah

Membuat Analisa masalah


dengan metode SWOT

3 Mendiskusikan temuan
masalah dengan dosen
pembimbing

4 Mendiskusikan/presentasi
dengan Manager
Perawatan

5 Membuat Permintaan
ketenagaan dengan
mengisi form pemgajuan
sdm

6 Mengajukan Permintaan
tenaga

7 Proses pengkajian
ketenagaan ke bagian SDM
17

. F. Tinjauan ruangan berdasarkan analisis SWOT


STRENGTH THREATS /
NO ANALISA WEAKNEES OPPORTUNITY
(Kekuatan) ANCAMAN

1 a. Ketenagaan o Tenaga keperawatan Weakness Opportunity (Peluang) Threaths (Ancaman)


masih muda umur 25 – (Kelemahan)
 Menambah SDM • Dapat
35 thnn: 85 % o SDM Keperawatan
keperawatan meningkatakan
o Keinginan belajar yang yang tidak sesuai
 Menerapkan metode kasus IKP dengan
kuat o Beban kerja yang
yang tepat jumlah SDM yang
o Jumlah pasien yang tinggi
 Menjadikan SDM tidak sesuai
banyak rata -rata 20 /hari o SDM Keperawatan
Keperawatan profesional
o Pendidikan tenaga terutama pada level • Kelelahan
 Menjalankan pengelolaan
Perawat Anak diploma pelaksana sering
status yang tidak bnyak • Potensi terjadinya
(65%) sampai sarjana terjadi rolling atau
untuk di tulis komplen atas
(35%) pergantian akibat
 Meningkatkan PK pelayanan
o Suasana kerja yang berhenti/ keluar dari
keparawatan, saat ini PK kesehatan
harmonis rumah sakit
tertinggi adalah PK 3
o SDM 50 % dengan masa
kerja diatas 5 tahun

Analisa:
18

1. Berdasarkan analisa swot diatas, sudah didiskusikan kepada kepala bidang keperawatan terkait dengan beban kerja yang tinggi dengan
jumlah SDM yang terbatas.

2. Dimana dengan rata-rata pasien 20 , dengan rumus perhitungan Douglas, maka jumlah tenaga keperawatan sebanyak 9 orang tenaga
keperawatan untuk 3 shif, tapi dilapangan yang ada hanya 6 tenaga keperawatan setiap 3 shif nya, dengan demikian tenaga keperawatan
kuarang 3 orang

3. Pelatihan keperawatan anak dasar belum mengikuti

4. Pelatihan Diteksi dini tumbuh kembang anak untuk perawat anak

5. Pelatihan kegawat daruratan pada anak

6. Perlu diadakan pelatihan in house trraning untuk meningkatkan kemampuan tindakan seperti pasang IV chateter, phelebotomi

RTL (Rencana Tindak lanjut)

1. Mengajukan hasil analisa kepada manager keperawatan

2. Memberikan form penambahan SDM beserta analisanya

3. Memberikan proposal untuk pengajuan pelatihan keperawatan dasar anak dan diteksi dini tumbuh kembang anak dan kegawat
daruratan pada anak

4. Melakukan kolaborasi dengan bagian Diklat rumah sakit untuk pegadaan in house traning
LEMBAR KERJA PDSA (PLAND-DO-STUDY-ACT)

Topik : Ketenagaan
Unit Kerja : Keperawatan anak
PJ : Rina Mulyanasari
PLAN
Saya merencanakan:
1. Mengajukan Penambahan ketenagaan kepearawatan anak
2. Mengajukan palatihan pengajuan pelatihan keperawatan dasar anak
3. Mengajukan pelatihan diteksi dini tumbuh kembang anak
4. Mengajukan pelatihan kegawat daruratan pada anak
5. Mengadakan pelatihan in house trraning untuk meningkatkan kemampuan tindakan seperti
pasang IV chateter, phelebotomi

Saya mengharapkan hal ini menghasilkan:


1. Ketenagaan di keperawatan anak sesuai dengan Beban kerja
2. Semua perawat keperawatan anak sudah pelatihan keperawatan anak dasar,diteksi dini
tumbuh kembang anak dan kegawat darurartan pada anak
3. Dengan adanya pelatihan inhouse traning keterampilan perawat keperawatan anak merata

Langkah-langkah yang saya lakukan


1. Mendiskusikan hasil analisa dengan manager keperawatan
2. Membuat prosal untuk pelatihan keperawatan anak dasar,diteksi dini tumbuh kembang anak
dan kegawat darurartan pada ana
3. Melakukan koordinasi dengan bagian Diklat untuk melakukan pelatihan in house training
DO
1. Observasi beban kerja perawat anak
2. Pelaksanaan pelatihan
3. Pelaksanaan pelayanan keperawatan anak
4. Pendokumentasian
STUDY
1. Beban kerja perawat karena kurang ketenagaan
2. Pelaksanaan perawatan anak belum maksimal
3. Pendokumentasian ada rekam medis yang terkadang terlewatkan

19
4. Jumlah perawat belum sesuai dengan beban kerja
ACT
Beban kerja perawat yang tidak sesuai
Pendokumentasian masih ada beberapa yang terlewat

20

Anda mungkin juga menyukai