Anda di halaman 1dari 30

RESUME MATA KULIAH

MANAJEMEN KEPERAWATAN

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Mata Kuliah Manajemen Keperawatan

Dosen Koordinator : Ns. Sandi Haryanto, S.Kep. M.Kep

NAMA : Windy Suhendro Putri

NPM : 1120168

TINGKAT : 3C KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

INSTITUT KESEHATAN RAJAWALI

2022

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI .......................................................................................................................... 1

A. Pertemuan Ke-1................................................................................................................. 2

1.1 Kerangka dan Proses Manajemen Keperawatan .............................................................. 2

B. Pertemuan Ke-2 ................................................................................................................. 5

2.1 Konsep Dasar Perubahan ................................................................................................. 5

C. Pertemuan Ke-3 ................................................................................................................. 9

3.1 Konsep Dassar Kepemimpinan ........................................................................................ 9

D. Pertemuan Ke-4............................................................................................................... 15

4.1 Perencanaan dan Pengelolaan Ruangan Berdasarkan Analisa SWOT .......................... 15

E. Pertemuan Ke-5 ............................................................................................................... 19

5.1 Manajemen Organisasi................................................................................................... 19

5.2 Iklim Organisasi ............................................................................................................. 23

F. Pertemuan Ke-6 ............................................................................................................... 25

6.1 Jenis dan metode penugasan dalam ruang rawat ........................................................... 25

G. Pertemuan Ke-7............................................................................................................... 28

7.1 Pendelegasian dan Supervisi .......................................................................................... 28

Pertemuan : Pertama

Tanggal : 21 September 2022

Dosen : Ns. Sandi Haryanto, S.Kep. M.Kep

1.1 Konsep dan Proses Manajemen Keperawatan

A. Definisi

Perawat berperan sebagai perawat pelaksana, coordinator bahkan perawat juga


berperan sebagai pemimpin atau manajer. Manajemen adalah kegiatan yang sangat
kompleks namun teratur serta memerlukan kerjasama dengan orang lain untuk
mencapai hasil kegiatan yang maksimal. Manajemen keperawatan adalah proses
pelaksanaan pelayanan keperawatan melalui upaya staf keperawatan untuk memberikan
1
asuhan keperawatan, pengobatan dan rasa aman pada pasien, keluarga dan masyarakat.
Tugas manajer keperawatan adala merencanakan, mengorganisir, memimpin serta
mengontrol keuangan, material dan sumber daya manusia yang ada untuk memberikan
pelayanan keperawatan seefektif mungkin bagi setiap kelompok pasien dan keluarga
mereka.

Menurut Henry Fayol ada 5 fungsi manajemen yaitu planning, organization,


command, coordination, dan control. Proses Manajemen Keperawatan yaitu Planning,
Organizing, Staffing, Actuating, Controlling.

B. Sistem Manajemen Keperawatan Gilles

C. Fungsi Keperawatan menurut Geoge Terry


1. Planning/perencanaan
Proses awal dimulai dengan merumuskan tujuan organisasi menyusun menetaokan
rangkaian kegiatan untuk mencapainya. Perencanaan akan dapat ditetapkan tugas
tugas staff, dengan tugas ini pemimpin mempunyai pedoman untuk melakukan
supervise dan evaluasi dan menetapkan sumber daya yang dibutuhkan oleh staff
dalam menjalankan tugasnya.
2. Organizing (pengorganisasian)
Kegiatan manajemen untuk menghimpun semua sumber daya yang dimilki oleh
organisasi dan memanfaatkannya secara efesien untuk mencapai tujuan organisasi. 3.
Actuating (directing, commanding, coordinating)
Proses memberikan bimbingan kepada staff agar mampu bekerja secara optimal dan
melakukan tugasnya sesuai dengan keterampilan yang mereka miliki/
4. Controlling (pengawasan monev)
Proses untuk mengamati secaara terus menerus pelalsanaan rencana kerja yang
sudah disusun dan mengadakan koreksi terhadap penyimpangan yang terjadi
2
D. Prinsip yang mendasari manajemen keperawatan
1. Manajemen keperawatan seyogyanya berlandaskan perencanaan melalui fungsi
perencanaan pimpinan dapat menurunkan resiko kesalahan
2. Memudahkan pemecahan masalah
3. Manajemen keperawatan dilaksanakan melalui penggunaan waktu yang efektif
4. Manajemen keperawatan menggunakan komunikasi yang efektif
E. Kerangka konsep manajemen keperawatan
1. Manusia akan tertarik dan terikat pada pekerjaannya dan akan memberikan upaya
yang selayaknya dia berikan
2. Jika diberikan informasi yang bermanfaat akan membuat keputusan yang terbaik
3. Tujuan kelompok lebih mudah dicapai
4. Setiap individu mempunyai karakteristik, motivasi minat untuk mencapai tujuan
5. Fungsi koordinasi dan pengendalian sangat penting dalam pencapain tujuan
F. Filosofi manajemen keperawatan
1. Mengerjakan hari ini lebih baik dari pada besok
2. Manajerial keperawatan merupakan fungsi utama pimpinan perawat
3. Meningkatkan mutu kinerja perawat
G. Lingkup manajemen keperawatan
a. Menajemen pelayanan keperawatan
Pelayanan keperawatan di RS dikelola oleh bidang keperawatan yang terdiri dari 3
tingkatan
o Manajemen puncak (kabid keperawatan) o Manajemene
menengah (kepala unit pelayanan atau supervisor) o Manajemen
bawah (kepala ruang perawatan)
b. Manajemen asuhan keperawatan
Manajemen asuhan keperawatan dipraktekkan dalam bentuk proses
keperawatan, berisi proses pemecahan masalah, sehingga dapat diambil keputusan
tindakan keperawatan sesuai kebutuhan pasien

3
Pertemuan : Kedua

Tanggal : 28 September 2022

Dosen : Ns. Sandi Haryanto, S.Kep. M.Kep

2.1 Konsep Dasar Perubahan

A. Pengertian Berubah
Kegiatan atau proses yang membuat sesuatu atau seseorang berbeda dengan
keadaan sebelumnya (Atkinson, 1987). 2 pilihan perubahan dalam Keperawatan yaitu
melakukan inovasi dan berubah, dirubah oleh suatu keadaan.
5 kategori umum dari perubahan sosial yang mempengaruhi peran keperawatan
1. Pergeseran menuju kearah pengasuhan diri sendiri dan rasa tanggung jawab
seseorang terhadap kesehatannya.
2. Pengaruh faktor -faktor lingkungan terhadap kesehatan
3. Pergeseran penekanan Yayasan kesehatan
4. Perubahan pean dari pemberi Yayasan kesehatan
5. Cara baru dalam pengambilan keputusan.

Jenis dan proses perubahan diantaranya ada perubahan tidak terencana dan rerencana

Teori teori perubahan

1. Teori Kyrt Lewin


• Pencairan (unfreezing) motivasi yang kuat untuk beranjak dari keadaan semula
• Bergerak (moving) bergerak menuju keadaan yang baru
a. Faktor pendorong untuk terjadinya perubahan
• Kebutuhan dasar manusia
• Kebutuhan dasar interpersonal o Kebutuhan untuk berkumpul Bersama-sama o
Kebutuhan untuk mengendalikan control
b. Faktor Penghambat
• Mengancam kepentingan pribadi
• Persepsi yang kurang tepat
c. Alasan perubahan
• Perubahan hanya boleh dilaksanakan untuk perubahan yang baik
• Perubahan harus secara bertahap
2. Teori Rager

4
Mengembangkan teori Lewin dengan penekanan pada latar belakang individu
yang terlibat dalam perubahan dan lingkungan : kesadaran, keinginan, evaluasi,
mencoba, penerimaan.
3. Teori Lipitts
Perubahan adalah sesuatu yang direncanakan atau tidak direncanakan terhdapa
status quo dalam individu, kelompok, organisasi atau sistem sosial yang
mempengaruhi secara langsung tentang status qou organisasi lain/status lain
A. Kunci perubahan
1. Menentukan bantuan, harus membuka diri dan menghindari kesimpulan.
2. Mengkaji motivasi dan kapasitas perubahan pada tahap ini semua orang lain dan
lingkungan yang terlibat harus dikaji tentang kemampuan, dukungan yang
diberikan.
3. Mengkaji motivasi change agent dan sarana yang tersedia, komitmen dan motivasi
manajer
4. Menseleksi tujuan, kepada siapa perubahan akan berdampak
5. Memilih peran yang sesuai dilaksanakan agent pembaharu perubahan
6. Mempertahankan perubahan yang telah dimulai, pertahankan komitmen
7. Mengakhiri bantuan, harus diikuti oleh perencanaan yang berkelanjutan
B. Strategi membuat perubahan
1. Memiliki visi yang jelas
2. Menciptakan iklin atau budaya yang kondusif
3. Sistem komunikasi yang jelas, singkat dan berkesinambungan
4. Keterlibatan orang yang tepat

Kunci sukses trategi untuk terjadinya perubahan yang baik : 3 M yaitu mulai
dari diri sendiri, mulai dari hal-hal yang kecil, mulai sekarang jangan
menunggununggu.

C. Tahap pengelolaan perubahan


1. Mendefinisikan tujuan perubahan
2. Meyakinkan tentang kesesuaian tujuan perubahan dnegan rencana
3. Dimana tujuan dapat dilaksanakan dengan baik dan orang yang terlibat akan dengan
senang hati menerimanya.
4. Menentukan pemimpin perubahan
5. Memfasilitasi komitmen

5
6. Mengidentifikasi instrument tujuan
7. Membangun tim kerja yang solid
8. Melibatkan semua tim kesehatan yang terlibat dalam praktik
9. Belajar dari kesalahan masa lalu
10. Ajarkan kepada kelompok kerja tentang proses interalsi perencanaan

Pedoman pelaksanaan perubahan diantaranya keterlibatan, motivasi,


perencanaa, legitimasi. Tingkatan perubahan menurut Hersey dan Blanchard (1977)
menyebutkan dan mendiskusikan 4 tingkatan perubahan yaitu perubahan pengetahuan,
sikap, perilaku individu, perilaku kelompok. Respon terhadap perubahan diantaranya
menerima dan mendukung atau tidak menerima dan tidak mendukung, menolak.
Menurut Kron dalan Kozier (1998) untuk merencanakn dan mengimplementasikan
perubahan disarankan 7 pertanyaan yaitu apa? Mengapa? Siapa? Bagaimana? Kapan?
Dimana? Mungkinkah? Strategi perubahan diantaranya strategi persahabatan, politos,
ekonomis, akademis, dll.

D. Change agent o Mengontrol perilaku o menjadi bagian dari perubahan o perawat


sebagai pembaharu menurut maukseh dan miller dalam kozier menyebutkan
karakteristik seorang pembaharu

1. Dapat mengatasi/ menanggung risiko


2. Komitmen akan keberasilan perubahan
E. Perubahan profesi keperawatan di Indonesia

Perubahan ekonomi, kependudukan, ilmu pengetahuan dan teknologi


kesehatan/ keperawatan, tuntutan profesi keperawatan. Dampak perubahan diantaranya
praktik keperawatan, tantangan Pendidikan keperawatan, tantangan perubahan IPTEK.
Antisipasi terhadap perubahan yaitu penataan Pendidikan keperawatan, penataan
pelayanan kesehatan/ asuhan keperawatan, penataan lingkungan yang kondusif.

F. Faktor lain penghambat perkembangan peran perawat secara professional o


Rendahnya percaya diri

o Kurangnya pemahaman
G. Langkah strategic dalam menghadapi trend issue perubahan keperawatan di masa depan
o Meningkatkan Pendidikan bagi perawat o Pengembangan ilmu keperawatan

6
H. Hambatan dalam perubahan o Ancaman kepentingan pribadi o Persepsi yang kurang
tepat

7
Pertemuan : Ketiga

Tanggal : 5 Oktober 2022

Dosen : Dr. Eny Kusmiran S.Kep. M.Kes

3.1 Konsep Dasar Kepemimpinan

A. Kepemimpinan dan Manajemen


Kepemimpinan adalah perilah dari cara memimpin orang lain dengan melatih,
mendidik, mengajari agar dapat mengerjakan tugas dengan mandiri. Pemimpin
adalah orang yang mempengaruhi dan memandu arah, pendapat, dan tindakan orang
lain.
Manajemen adalah proses memimpin dan mengarahkan semua atau sebagian dari
suatu organisasi dengan manipulasi sumber daya. Manajer adalah orang yang
membawa berbagai hal, membuat orang lain sukses mengerjakan tugas,memiliki
tanggung jawab, dan tindakan mengelola organisasi.
Karakteristik manajemen adalah :
• Memiliki sumber kekuatan yang sah karena wawanang yang
didelegasikan
• Diharapkan untuk melaksanakan fungsi, tugas, dan tangung jawab
tertentu Karakteristik pemimpin adalah:
• Pemimpin memiliki pengikut
• Pemimpin menekankan hubungan interpersonal
Chris Argyris (1964) mendukung teori dari McGregor (1981) dan Mayo yang
menyatakan bahwa manajer yang terlalu dominan menyebabkan pegawai tidak
termotivasi dan cenderung pasif.
Perbandingan Teori X, Y, Z Douglas McGregor (Ouchi, 1981)
Teori X Teori Y Teori Z
• Menghindari • Senang bekerja • Menekankan pada
pekerjaan bila ada • Mandiri teori humanistis
kesempatan. • Mempunyai • Fokus: motivasi yang
• Tidak senang tanggung jawab lebih kepada
karyawan untuk
bekerja. meningkatkan
• Harus diarahkan. kepuasan kerja dan

8
menghasilkan produksi.

Menurut Gilles (1996) gaya kepemimpinan dibedakan menjadi 4


Otoriter Demokratis Partisipatif Bebas tindak
Merupakan Merupakan Merupakan Merupakan
kepemimpinan kepemimpinan pimpinan ofisial,
gabungan
yang berorientasi yang menghargai karyawan
pada tugas atau sifat dan antara menentukan
pekerjaan. kemampuan setiap sendiri kegiatan
otoriter dan
staf. tanpa
demokratis, yaitu pengarahan.
pemimpin
yang
menyampaikan
hasil analisis
masalah dan
kemudian
mengusulkan
tindakan tersebut
pada bawahannya.

B. UU No. 38 Th 2014 tentang Keperawatan


BAB I Pasal 1
Keperawatan adalah kegiatan pemberian asuhan kepada individu, keluarga,
kelompok, atau masyarakat, baik dalam keadaan sakit maupun sehat. Perawat
adalah seseorang yang telah lulus pendidikan tinggi
Keperawatan, baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh Pemerintah
sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.
Klien adalah perseorangan, keluarga, kelompok, atau masyarakat yang
menggunakan jasa Pelayanan Keperawatan.
BAB II Pasal 4
Jenis perawat terdiri atas a.
Perawat profesi;
b. b. Perawat vokasi

9
Perawat profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri atas: a.

ners

b. ners spealis

BAB III Pasal 5

Pendidikan tinggi keperawatan terdiri atas:

a. Pendidikan vokasi
b. Pendidikan akademik
c. Pendidikan profesi

BAB IV Pasal 18

(1) Perawat yang menjalankan praktik keperawatan wajib memiliki STR


(2) STR sebagiamana dimaksud pada ayat (1) diberikan oleh konsil keperawatan
setelah memenuhi persyaratan.

BAB V Pasal 28

(1) Praktik keperawatan dilaksanakan di fasilitas pelayanan kesehatan dan tempat


lainnya sesuai dengan klien sasarannya

Praktik keperawatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas

a. Praktik keperawatan mandiri


b. Praktik keperawatan di fasilitas pelayanan kesehatan
BAB VI Pasal 36
Perawat dalam melaksanakan Praktik Keperawatan berhak:
a. Memperoleh pelindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai dengan
standar pelayanan, standar profesi, standar prosedur operasional, dan ketentuan
Peraturan Perundangundangan;
b. memperoleh informasi yang benar, jelas, dan jujur dari Klien dan/atau
keluarganya

BAB VII Pasal 41

(1) Organisasi Profesi Perawat dibentuk sebagai satu wadah yang menghimpun
Perawat secara nasional dan berbadan hukum.

10
BAB VIII Pasal 44

(1) Kolegium Keperawatan merupakan badan otonom di dalam Organisasi Profesi


Perawat.

BAB XI Pasal 47

(1) Untuk meningkatkan mutu Praktik Keperawatan dan untuk memberikan


pelindungan serta kepastian hukum kepada Perawat dan masyarakat, dibentuk
Konsil Keperawatan.

C. UU No 44 Th 2004 Tentang Rumah Sakit


BAB I Pasal 1
(1) Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan
rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
(2) Gawat Darurat adalah keadaan klinis pasien yang membutuhkan tindakan medis
segera guna penyelamatan nyawa dan pencegahan kecacatan lebih lanjut.

BAB II Pasal 3

Pengaturan penyelenggaraan Rumah Sakit bertujuan:

a. mempermudah akses masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan;


b. memberikan perlindungan terhadap keselamatan pasien, masyarakat,
lingkungan rumah sakit dan sumber daya manusia di rumah sakit;

BAB III Pasal 5

Untuk menjalankan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, Rumah Sakit


mempunyai fungsi:

a. penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai


dengan standar pelayanan rumah sakit;
b. pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan
kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis

BAB IV Pasal 6

(1) Pemerintah dan pemerintah daerah bertanggung jawab untuk:

11
a. menyediakan Rumah Sakit berdasarkan kebutuhan masyarakat
b. menjamin pembiayaan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit bagi fakir
miskin, atau orang tidak mampu sesuai ketentuan peraturan
perundangundangan;

c. membina dan mengawasi penyelenggaraan Rumah Sakit

BAB V Pasal 7 Tentang Persyaratan

(1) Rumah Sakit harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana, sumber
daya manusia, kefarmasian, dan peralatan.

BAB VI Pasal 19 Tentang Jenis dan Klasifikasi

(1) Berdasarkan jenis pelayanan yang diberikan, Rumah Sakit dikategorikan dalam
Rumah Sakit Umum dan Rumah Sakit Khusus.

BAB VII Pasal 25 Tentang perizinan

(1) Setiap penyelenggara Rumah Sakit wajib memiliki izin.


(2) Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari izin mendirikan dan izin
operasional.

BAB VIII Pasal 29 Tentang Kewajiban

(1) Setiap Rumah Sakit mempunyai kewajiban: a.


a. memberikan informasi yang benar tentang pelayanan Rumah Sakit kepada
masyarakat;
b. memberi pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, antidiskriminasi, dan
efektif dengan mengutamakan kepentingan pasien sesuai dengan standar
pelayanan Rumah Sakit;

BAB IX Pasal 33 Tentang Penyelenggaraan

(1) Setiap Rumah Sakit harus memiliki organisasi yang efektif, efisien, dan
akuntabel.

BAB X Pasal 48 Tentang Pembiayaan

(1) Pembiayaan Rumah Sakit dapat bersumber dari penerimaan Rumah Sakit,
anggaran Pemerintah, subsidi Pemerintah, anggaran Pemerintah Daerah, subsidi

12
Pemerintah Daerah atau sumber lain yang tidak mengikat sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB XI Pasal 52 Tentang pencatatan dan pelaporan


(1) Setiap Rumah Sakit wajib melakukan pencatatan dan pelaporan tentang semua
kegiatan penyelenggaraan Rumah Sakit dalam bentuk Sistem Informasi
Manajemen Rumah Sakit.

BAB XII Pasal 54 Tentang Pembinaan dan pengawasan

(1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah melakukan pembinaan dan pengawasan


terhadap Rumah Sakit dengan melibatkan organisasi profesi, asosiasi
perumahsakitan, dan organisasi kemasyaratan lainnya sesuai dengan tugas dan
fungsi masing-masing.
D. Kode Etik Keperawatan Indonesia
Kode etik Adalah pernyataan standar profesional yang digunakan sebagai pedoman
perilaku dan menjadi kerangka kerja untuk membuat keputusan. a. Perawat dan
klien
Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan menghargai harkat dan
martabat manusia, keunikan klien dan tidak terpengaruh oleh pertimbangan
kebangsaan, kesukuan, warnakulit, umur, jeniskelamin, aliran politik dan
agama yang dianutserta kedudukan sosia
b. Perawat dan praktek
Perawat memlihara dan meningkatkan kompetensi dibidang keperawatan
melalui belajar terus-menerus
c. Perawat dan masyarakat
Perawat mengemban tanggung jawab bersama masyarakat untuk memprakarsai
dan mendukung berbagai kegiatan dalam memenuhi kebutuhan dan kesehatan
masyarakat.
d. Perawat dan teman sejawat
Perawat senantiasa memelihara hubungan baik dengan sesame perawat maupun
dengan tenaga kesehatan lainnya, dan dalam memelihara keserasian suasana
lingkungan kerja maupun dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara
keseluruhan
e. Perawat dan profesi

13
Perawat mempunyai peran utama dalam menentukan standar pendidikan dan
pelayanan keperawatan serta menerapkannya dalam kegiatan pelayanan dan
pendidikan keperawatan

Pertemuan : Keempat

Tanggal : 12 Oktober 2022

Dosen : Ns. Sandi Haryanto, S.Kep. M.Kep

4.1 Perencanaan dan Pengelolaan Ruangan Berdasarkan Analisa SWOT

A. Definisi Perencanaan
Perencanaan adalah serangkaian aktifitas manajemen yg ditujukan untuk menentukan
Penuntun Arah yaitu kemana perhatian organisasi harus difokuskan. Kajian masa depan
yaitu apa yang harus diperhitungkan kemungkinan terjadi sebagai dampak perencanaan
ini
Akronim  strenghts (kekuatan), weakness (kelemahan), threats (ancaman) dan
opportunities (peluang) adalah identifikasi berbagai faktor untuk merumuskan strategi
perusahaan (Rangkuti, 2000)
• Lingkungan internal merupakan kondisi perusahaan yang dikategorikan pada
beberapa factor antara lain: Keuangan dan accounting, aspek dan operasional,SDM
struktur organisasi dan manajemen
• Lingkungan eksternal adalah pihak competitor supplier teknologi konsumen
lingkungan social politik dan peraturan pemerintah

SWOT Analysis Matrix


Biarkan kosong KEKUATAN KELEMAHAN
(Strength-S) (Weaknesses-W)
1 1
2 2
3 3

14
PELUANG STRATEGI SO/Agresif STRATEGI
(Opportunity) Daftar kekuatan untuk WO/Stabilitas
meraih keuntungan dari
1 peluang yang ada Daftar untuk
2 memperkecil
3

Gunakan kekuatan kelemahan dengan


dengan memanfaatkan memanfaatkan dari
peluang peluang yang ada
Gunakan peluang utk
mengatasi
kelemahan

ANCAMAN (Threats) STRATEGI STRATEGI


1 ST/diversifikasi WT/Defensive
2 Daftar kekuatan untuk Daftar kekuatan
3 menghindari ancaman untuk menghindari
Gunakan kekuatan utk ancaman
menghindari ancaman Minimalkan
kelemahan dan
hindari ancaman

B. Permasalahan dan Keterbatasan Analisis SWOT

1. Rentan terhadap penyalahgunaan dan analisa yg dangkal karena hanya


menggunakan satu level analisis

2. Menghasilkan daftar yg panjang

C. Dasar pemikiran yg digunakan dlm upaya memaksimalkan hasil analisis swot dan
meminimlakan permasalahan dan keterbatasan di atas :

1. Mengembangkan analisa aspek eksternal dan internal secara mendalam dg


melakukan analisa pendahuluan pada tahap pengumpulan data.

15
2. Memberikan penilaian thd. Faktor- faktor SWOT scr. Kuantitatif dg menggunakan
bobot dan rating.

3. Ketika melakukan analisis SWOT, cermati gap antara situasi saat ini dan tren masa
depan

D. Analisis kesenjangan untuk tujuan


1. Bila kesenjangan bersifat signifikan, penting, dan dapat diperkecil, maka dapat
dilakukan usaha untuk mengubah strategi agar titik B lebih dekat dgn titik C

2. Bila kesenjangan bersifat signifikan, tak penting, dan tidak dapat diperkecil, maka
titik B dapat diubah (pengharapan yang terlalu tinggi dapat diturunkan)

3. Bila kesenjangan bersifat signifikan, penting, dan dapat diperkecil, maka titik B
dapat diubah,dimana tujuan yang dicapai menjadi kurang kritis dibandingkan
tujuan lainnya

E. Model lain yg berkaitan dengan SWOT Analisis

• IFE & EFE Matrix (Internal & External Factor Evaluation)

Faktor Evaluasi Internal (IFE) matriks adalah alat manajemen strategis u/ audit atau
mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama dlm bidang fungsional bisnis
Inteprestasi hasil penilan ditafsirkan dengan cara yang sama seperti pada contoh
matrik IFE

Matriks IFE dibuat dgn menggunakan lima langkah

1. Identifikasi Faktor Kunci InternaL disarankan untuk mengidentifikasi 10


sampai 20 faktor internal

2. Pemberian Bobot (Weights) yang menunjukkan derajat kepentingan :berkisar


antara angka 0,00 sampai dengan 1,00 untuk setiap faktor.

3. Penetapan Skala  Peringkat untuk masing-masing faktor, menggunakan


rating pada skala dari 1 - 4.

4. Kalkulasi bobot dan skala setelah matrik IFE terbentuk ( factor, bobot dan
skala telah ditetapkan) langkah selanjutnya adalah mengalikan komponen
bobot dan skala penilaian.

16
5. Menjumlahkan Bobot dengan Skala penilaian. Langkah terakhir dalam
membangun matriks IFE adalah untuk menjumlahkan nilai tertimbang untuk
masing-masing faktor. Hasil dari tahap ini adalah skor akhir.

• Matriks BCG model(Boston Consulting Group Matrix)


F. Pembuatan Skala pada sumbu kwadran SWOT (Matrix SPACE):
• Dalam sumbu horisontal, bobot dimulai dari –4 (di sumbu kelemahan) sampai
dengan 4 (di Sumbu kekuatan). Tanda minus untuk menyatakan tanda bobot yang
berlawanan dalam satu sumbu horisontal
• Dalam sumbu vertikal, bobot dimulai dari –4 (di sumbu ancaman) sampai dengan
4 ( di sumbu peluang). Tanda minus untuk menyatakan tanda bobot yang
berlawanan pada sumbu vertical
1. MATRIK SPACE
a. Kuadran I (Strategi Agresif)
Jika perusahaan atau institusi pada kuadran ini merupakan situasi yang sangat
menguntungkan. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah
mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (growth oriented startegy)
b. Kuadran II (Strategi Diversifikasi)
Perusahaan dan institusi pada posisi ini meskipun menghadapi berbagai ancaman,
Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan
peluang jangka panjang dengan cara strategi yang diverifikasi baik produk atau
pasar.
c. Kuadran III (Strategi Stabilitas)
Perusahaan atau institusi menghadapi peluang pasar yang sangat besar tetapi
dipihak lain menghadapi kendala atau kelemahan.
d. Kuadran IV (Strategi Defensive) merupakan situasi yang sangat tidak
menguntungkan, perusahaan atau institusi ini menghadapi ancaman dan kelemahan
internal
2. PERHATIKAN
a. Strategi Progresif : Berusaha menghimpun seluruh kekuatan dan mengintensifkan
upaya untuk mengisi peluang yang ada
b. Strategi Diversifikasi : Berusaha untuk membagi kekuatan untuk menghadapi
itemitem ancaman yang ada

17
c. Strategi Stabilitas : Berusaha menseleksi program seefektif mungkin agar mampu
merebut peluang dengan segala keterbatasan yang dimiliki
d. Strategi Defensif : Berusaha untuk mempertahankan diri dengan memanfaatkan
seluruh potensi internal yang dimiliki

Pertemuan : Kelima

Tanggal : 19 Oktober 2022

Dosen : Ahmad Arifin, S.Kep., Ners, M.Kep

5.1 Manajemen Organisasi

A. Definisi Manajemen Organisasi


Organisasi adalah sekelompok orang yang bekerjasama dalam struktur dan kordinasi
tertentu dalam mencapai serangkaian tujuan tertentu.(Griffin,2002). Sekumpulan orang
atau kelompok yang memiliki tujuan tertentu dan berupaya untuk mewujudkan
tujuannya tersebut melalui kerjasama. (Ernie&Kurniawan,2005)
1. Jenis-jenis Organisasi
a. Organisasi Profit seperti perusahaan besar,manufaktur,Bank
umum,asuransi,perusahaan ritel,perusahaan kecil,koperasi ,multinasional
b. Organisasi Non Profit/Nirlaba pemerintahan pusat,daerah ,kota ,Lembaga
pendidikan Negri,Yayasan social
2. Manajer Organisasi
a. Manfaat Organisasi
Melayani masyarakat, mencapai tujuan tertentu, memberi karir, memelihara
ilmu pengetahuan
b. kaitan antara organisasi dengan manajer
Manajemen (Mary Parker Follet): Seni mencapai sesuatu melalui orang lain.
Manajer: Orang yang melakukan kegiatan manajemen
3. Peranan Manajerial (Manajerial Role)
a. Peranan Hubungan Manusiawi (Interpersonal Roles)
Mencakup peranan figur bapak, peranan pimpinan, dan peranan penghubung.
b. Peranan Informasi (Informational Roles)
Mencakup monitor, desiminasi/penyebaran, dan juru bicara.
c. Peranan Pengambilan Keputusan (Decision Roles)

18
Mencakup kewirausahawan, penyelesai gangguan, pembagi sumber daya, dan
perunding.
4. kemampuan (skills), yang terdiri dari :
a. Managerial skills, yaitu kemampuan untuk mempergunakan kesempatan secara
efektif

b. Technological skills, yaitu keahlian khusus yang bersifat ekonomis


c. Organisational skills, yaitu kecerdasan utk mengatur berbagai usaha.
5. Sumber Daya Organisasi
• Sumber Daya Manusia
• Sumber Daya Informasi
• Sumber Daya Fisik
6. Dalam Kerangka Pencapaian Tujuan
Memanfaatkan sumber daya organisasi, baik sumber daya manusia, maupun
faktorfaktor produksi lainnya. Sumber daya tersebut meliputi sumber daya manusia,
sumber daya alam, sumber daya keuangan, serta informasi (Griffin,2002)
B. Pengertian Manajemen
Seni dalam menyelesaikan sesuatu melalui orang lain (Follet,1997) sebuah proses yang
dilakukan untuk mewujudkan tujuan organisasi melalui rangkaian kegiatan berupa
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian orang-orang serta
sumber daya organisasi lainnya (Nickels, McHugh and McHugh ,1997)
1. Pengertian Efektif dan Efisien (Drucker)
Efektif : Mengerjakan pekerjaan yang benar atau tepat
Efisien : Mengerjakan pekerjaan dengan benar atau tepat
2. Fungsi-fungsi Manajemen
• Perencanaan (Planning)
• Pengorganisasian (Organizing)
3. Fungsi Perencanaan
Proses yang menyangkut upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi kecenderungan
di masa yang akan datang dan penentuan strategi dan taktik yang tepat untuk
mewujudkan target dan tujuan organisasi.
4. Kegiatan dalam Fungsi Perencanaan
• Menetapkan tujuan dan target bisnis
• Merumuskan strategi untuk mencapai tujuan dan target bisnis tersebut

19
5. Fungsi Pengorganisasian
Proses yang menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam
perencanaan didesain dalam sebuah struktur organisasi yang tepat dan tangguh, sistem
dan lingkungan organisasi yang kondusif, dan dapat memastikan bahwa semua pihak
dalam organisasi dapat bekerja secara efektif dan efisien guna pencapaian tujuan
organisasi.
6. Kegiatan dalam Fungsi Pengorganisasian
• Mengalokasikan sumber daya, merumuskan dan menetapkan tugas, dan
menetapkan prosedur yang diperlukan
• Menetapkan struktur organisasi yang menunjukkan adanya garis kewenangan dan
tanggungjawab
• Kegiatan perekrutan, penyeleksian, pelatihan dan pengembangan sumber daya
manusia/tenaga kerja
• Kegiatan penempatan sumber daya manusia pada posisi yang paling tepat
7. Fungsi Pengarahan dan Implementasi
Proses implementasi program agar dapat dijalankan oleh seluruh pihak dalam
organisasi serta proses memotivasi agar semua pihak tersebut dapat menjalankan
tanggungjawabnya dengan penuh kesadaran dan produktifitas yang tinggi.
8. Kegiatan dalam Fungsi Pengarahan dan Implementasi
• Mengimplementasikan proses kepemimpinan, pembimbingan, dan pemberian
motivasi kepada tenaga kerja agar dapat bekerja secara efektif dan efisien dalam
pencapaian tujuan
• Memberikan tugas dan penjelasan rutin mengenai pekerjaan
• Menjelaskan kebijakan yang ditetapkan
9. Fungsi Pengawasan dan Pengendalian
Proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah
direncanakan, diorganisasikan dan diimplementasikan dapat berjalan sesuai dengan
target yang diharapkan sekalipun berbagai perubahan terjadi dalam lingkungan dunia
bisnis yang dihadapi.
10. Kegiatan dalam Fungsi Pengawasan dan Pengendalian
• Mengevaluasi keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target bisnis sesuai
dengan indikator yang telah ditetapkan
• Mengambil langkah klarifikasi dan koreksi atas penyimpangan yang mungkin
ditemukan
20
11. Fungsi Operasional dalam Manajemen
a. Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen Sumber Daya Manusia adalah penerapan manajemen berdasarkan
fungsinya untuk memperoleh sumber daya manusia yang terbaik bagi bisnis.

b. Manajemen Pemasaran
Manajemen Pemasaran adalah kegiatan manajemen berdasarkan fungsinya yang pada
intinya berusaha untuk mengidentifikasi apa sesungguhnya yang dibutuhkan oleh
konsumen.
c. Manajemen Produksi
Manajemen Produksi adalah penerapan manajemen berdasarkan fungsinya untuk
menghasilkan produk yang sesuai dengan standar yang ditetapkan.
d. Manajemen Keuangan
Manajemen Keuangan adalah kegiatan manajemen berdasarkan fungsinya yang pada
intinya berusaha untuk memastikan bahwa kegiatan bisnis yang dilakukan mampu
mencapai tujuannya secara ekonomis
e. Manajemen Informasi
Manajemen Informasi adalah kegiatan manajemen berdasarkan fungsinya yang pada
intinya berusaha memastikan bahwa bisnis yang dijalankan tetap mampu untuk terus
bertahan dalam jangka panjang.

21
5.2 IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI
A. Definisi Iklim Organisasi
Stinger (Wirawan, 2007) mendefinisikan bahwa iklim organisasi sebagai koleksi dan
pola lingkungan yang menentukan munculnya motivasi serta berfokus pada
persepsipersepsi yang masuk akal atau dapat dinilai, sehingga mempunyai pengaruh
langsung terhadap kinerja anggota organisasi. Iklim ditentukan oleh seberapa baik anggota
diarahkan, dibangun dan dihargai oleh organisasi. Batasan pengertian iklim organisasi itu
bisa dilihat dalam dimensi iklim organisasi. B. Iklim Komunikasi Organisasi?
Kualitas pengalaman yang bersifat objektif mengenai lingkungan internal organisasi,
yang mencakup persepsi anggota organisasi terhadap pesan dan hubungan pesan
dengan kejadian yang terjadi di dalam organisasi. (Dennis)
Terdiri dari persepsi-persepsi suatu evaluasi makro mengeni peristiwa komunikasi,
perilaku manusia, respons pegawai terhapad pegawai lainnya, harapan-harapan, konflik
antar persona dan kesempatan bagi pertumbuhan orang-orang didalam organisasi
tersebut Perbedaan:
1. Bukti empiris menunjukan bahwa perbedaan kedua iklim ini sesungguhnya sesuatu
yang berarti dan iklim organisasi adalah konsep yang bebas dari persepsi anggota
secara individual mengenai organisasi.
2. Iklim lebih bersifat deskriptif
3. Iklim timbul dari dan diperkuat oleh praktik organisasi yang mungkin terbatas pada
aktivitas yang sistematis dan yang telah menjadi kebiasaan yang mendalam.
4. Iklim dari tiap-tiap organisasi berbeda-beda
5. Iklim organisasi mempengaruhi tingkah laku organisasi
C. Hakikat Iklim komunikasi organisasi
a. Sekumpulan karakteristik yang menjelaskan tentang organisasi. Karakteristik
setiap organisasi akan berbeda karena kadar dari setiap karakteristik yang
dimiliki setiap organisasi berbeda
b. Suasana internal dalam organisasi yang dirasakan oleh setiap individu yang
bekerja dalam organisasi tersebut.
D. Faktor-faktor pembentuk

22
1. Melalui pengalaman budaya
2. Melalui praktek organisasi yang secara nyata tampak pada aktifitas, pengelolaan
organisasi termasuk pengelolaan SDM dan Keuangan.
E. Pentingnya Iklim Komunikasi Organisasi
a. Secara tidak langsung iklim komunikasi organisasi dapat mempengaruhi cara
hidup orang-orang didalam sebuah organisasi.
b. Iklim komunikasi memberi pedoman bagi keputusan dan perilaku individu.
F. Dimensi Iklim Komunikasi Organisasi 1. Kepercayaan
2. Pembuatan keputusan Bersama
3. Kejujuran
4. Keterbukaan terhadap komunikasi ke bawah komunikasi ke bawah adalah untuk
menyampaikan tujuan, untuk merubah sikap,
5. Mendengarkan dalam komunikasi ke atas komunikasi ke atas adalah pesan yang
mengalir dari bawahan kepada atasan.
6. Perhatian pada tujuan –tujuan berkinerja tinggi: personel di semua tingkatan
dalam organisasi harus menunjukkan suatu komitmen terhadap tujuan
berkinerja tinggi-produktivitas tingg

Pertemuan : Keenam

Tanggal : 20 Oktober 2022


23
Dosen : Dr. Eny Kusmiran S.Kep., Ners M.Kes

6.1 Jenis dan metode penugasan dalam ruang rawat

A. Metode Pelayanan Keperawatan metode yang digunakan ada beberapa metode


yang dapat digunakan untuk mengorganisasikan kerja pelayanan atau asuhan
keperawatan di ruang keperawatan, yaitu: metode fungsional, metode tim, metode
alokasi, metode primer, dan metode moduler
1. Model Asuhan Keperawatan Fungsional
Metode ini berkembang ketika perang dunia akibat kurangnya perawat
professional maka banyak direkrut tenaga pembantu perawat. Mereka dilatih
minimal cara merawat, diajarkan tugas yang sederhana dan berulang seperti
menyuntik, ukur tekanan darah, mengukur suhu, merawat luka, dst.
Contoh: Keuntungan
:
a. Perawat terampil untuk tugas dan pekerjaan tersebut
b. Mudah memperoleh kepuasan kerja bagi perawat setelah selesai tugas

Kerugian

a. Kepuasan kerja secara keseluruhan sulit dicapai


b. Perawat henya melihat asuhan keperawatan sebagau keterampilan saja
2. Model Asuhan Keperawatan Tim
Pembagian tugas dalam kelompok yang dilakukan oleh pemimpin kelompok
atau ketua tim. Selain itu ketua tim bertanggung jawab dalam mengarahkan
anggotanya.
Keuntunga:
a. Memfasilitasi pelayanan keperawatan yang komprehensif
b. Memungkinkan menyatukan kemampuan anggota tim yang berbeda-beda

Kelemahan:
a. Perawata yang belum terampil dan belum berpengalaman cenderung
bergantung atau berlindung pada anggota tim lainnya
b. Rapat tim memerlukan waktu sehingga pada situasi sibuk rapat tim
ditiadakan atau terburu-buru
3. Model Asuhan Keperawatan Alokasi Klien

24
Pengorganisasian pelayanan atau asuhan keperawatan untuk 1 orang atau
beberapa klien oleh 1 perawat pada saat tugas selama periode waktu tertentu
sampai klien pulang.
Keuntungan:
a. Memberikan kesempatan untuk melakukan perawatan yang komprehensif
b. Fokus perawatan sesuai dengan kebutuhan klien

Kelemahan;

a. Beban kerja tinggi terutama jika klien banyak sehingga tugas yang
sederhana terlewatkan
b. Perawatan klien hanya sebagian selam perawat penanggung jawab klien
bertugas
4. Model Asuhan Keperawatan Primer
Keperawatan primer akan menciptakan kesempatan untuk memberikan asuhan
keperawatan yang komprehensif. Pengkajian dan menyusun rencana asuhan
keperawatan pasien di bawah tanggung jawab perawat primer, dan perawat
assosiet yang akan melaksanakan rencana asuhan keperawatan dalam tindakan
keperawatan Keuntungan:
a. Terciptanya kolaborasi yang baik
b. Meningkatnya hubungan antara perawat dan klien

Kelemahan:

a. Biaya yang diperlukan mahal

Pada asuhan keperawatan primer membutuhkan kualifikasi tertentu karena


perawat primer harus tenaga perawat profesional

5. Model Asuhan Keperawatan Moduler


Pengorganisasian yang dilakukan oleh perawat professional dan non
professional (perawat terampil). Untuk metode ini diperlukan perawat yang
berpengetahuan terampil dan memiliki kemampuan memimpin. idealnya 2 – 3
perawat untuk 8 – 12 klien. Dengan penerapan model asuhan keperawatan
professional yang tepat diharapkan dapat meningkatkan rasa tanggung jawab
dan tanggung gugat dari perawat sebagai pemberi layanan keperawaran (care

25
provider) yang dapat memberikan kepuasan bagi pasien sebagai penerima
layanan keperawatan (care receiivers)
B. Dasar Pertimbangan Pemilihan Model, Metode, Asuhan Keperawatan (MAKP)
1. Sesuai dengan visi misi institusi
2. Efesien dan efektif dalam penggunaan biaya
3. Kepuasan dan kinerja perawat
4. Terlaksananya komunikasi yang adekuat

26
Pertemuan : Ketujuh

Tanggal : 2 November

Dosen : Dr. Eny Kusmiran, S.Kep. M.Kes

7.1 Pendelegasian dan Supervisi

A. Definisi Pendelegasian dan Supervisi


Pendelegasian dapat diartikan sebagai penyelesaian suatu pekerjaan melalui orang lain
atau dapat juga diartikan sebagai pelimpahan suatu tugas kepada seseorang atau
kelompok dalam menyelesaikan tujuan organisasi (Marquis dan Huston, 1998)
B. Ketidakefektifan dalam Pendelegasian
1. Pendelegasian yang Terlalu Sedikit (Under-delegation)
Kekhawatiran seseorang bahwa mereka tidak mampu melakukan seperti apa yang
dilakukan staf/orang yang didelegasikan, karena tanggung jawab yang diberikan
hanya sedikit dan sering merasa bosan, malas, dan tidak efektif.
2. Pendelegasian yang Berlebihan (Over-delegation)
Pendelegasian yang berlebihan kepada staf, akan berdampak terhadap penggunaan
waktu yang sia-sia. Hal ini disebabkan keterbatasan manajer untuk memonitor dan
menghabiskan waktu dalam tugas organisasi.
3. Pendelegasian yang Tidak Tepat (Improper-delegation)
Pendelegasian menjadi tidak efektif bila diberikan kepada orang yang tidak tepat
karena alasan faktor suka/tidak suka. Pendelegasian tersebut tidak akan
memperoleh hasil yang baik.
C. Konsep Dasar Pendelegasian yang Efektif
1. Pendelegasian bukan suatu sistem untuk mengurangi tanggung jawab tetapi suatu
cara untuk membuat tanggungjawab menjadi makan.
Misalnya, dalam penerapan model asuhan keperawatan profesional primer, seorang
perawat primer (PP) melimpahkan tanggung jawabnya dalam memberikan asuhan
keperawatan kepada perawat pendamping/associate (PA).
2. Tanggung jawab dan otoritas harus di delegasikan secara seimbang. Perawat primer
menyusun tujuan tindakan keperawatan. Tanggung jawab untuk melaksanakan
tujuan/rencana didelegasikan kepada staf yang sesuai atau menguasai kasus yang
dilimpahkan.

27
3. Proses pelimpahan membuat seseorang melaksanakan tanggung jawabnya,
mengembangkan wewenang yang dilimpahkan, dan mengembangkan kemampuan
dalam mencapai tujuan organisasi. Keberhasilan pelimpahan ditentukan oleh:
• Intervensi keperawatan yang diperlukan
• Siapa yang siap dan sesuai dalam melaksanakan tugas
• Bantuan apa yg diperlukand. Hasil apa yang diharapkan
4. Konsep tentang dukungan perlu diberikan kepada semua anggota. Dukungan yang
penting adalah menciptakan suasana yang asertif.
5. Seorang delegasi harus terlibat aktif.
Ia harus dapat menganalisis otonomi yang dilimpahkan untuk dapat terlibat aktif.
D. Pedoman Pelimpahan Wewenang yang efektif
Proses pendelegasian harus didahului dengan informasi yang jelas. Pendelegasian yang
jelas harus mengandung informasi mengenai tujuan spesifik, target waktu, dan
pelaksanaan tindakan keperawatan
E. Prinsip Utama Pendelegasian
a. Seleksi dan susun tugas
Menyusun suatu daftar secara berurutan dengan dua kriteria yaitu waktu yang
diperlukan dan pentingnya bagi institusi
b. Seleksi orang yang tepat
Pilih orang yang sesuai untuk melaksanakan tugas tersebut
c. Berikan arahan dan motivasi kepada staf
Salah satu kesalahan dalam pendelegasian adalah ketiadaan arahan yang jelas dan
lebih baik
d. Lakukan supervise yang tepat
1. a. Overcontrol Kontrol yang berlebihan akan merusak pendelegasian yang
diberikan.
2. b. UndercontrolKontrol yang kurang juga akan berdampak buruk terhadap
pendelegasian,
F. Tempat dan Waktu Pendelegasian
1. Tugas rutin
2. Tugas yang tidak mencukupi waktunya
3. Penyelesaian masalah
4. Peningkatan kemampuan
5. Kapan Pendelegasian tidak diperlukan

28
G. Kegagalan Manajer dalam Pendelegasian dan mengapa staf menjadi resistan
a. Mengapa menajer gagal?
1. Mereka pekerja keras atau perfeksionis
2. Mereka tidak senang terhadap pendelegasiannya
b. Mengapa staf resistan?
1. Upaya pertama telah gagal
2. Aktvitasnya mungkin tidak disetujui manajer
c. Kegiatan yang tidak boleh didelegasikan
1. Aktivitas yang memerlukan pengkajian dan keputusan selama pelaksanaan
H. Keberhasilan Pendelegasian
a. Komunikasi yang jelas dan lengkap
b. Ketersediaan sumber dan sarana
c. Mentoring
d. Pelaporan kemajuan tugas limpah

29

Anda mungkin juga menyukai