Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

MANAJEMEN PELAYANAN KEBIDANAN

EMMA HERMAWATI
H522197

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


FAKULTAS KEBIDANAN
INSTITUT KESEHATAN RAJAWALI
BANDUNG
2023
A. Pengertian Manajemen
Manajemen adalah suatu kegiatan, pelaksanaannya adalah “ managing” yaitu
pengelolaan, sedangkan pelaksanannya disebut managar atau pengelola. Seorang
manager adalah orang yang melaksanaakan fungsii manajemen dan bekerja dengan dan
melalui orang lain. Dia bertanggung jawab atas pekerjaannya sendiri dan orang lain,
menyeimbangkkan tujuan yang saling bertentangan dan menentukan prioritas, mampu
berfikir secara analisis dan konseptual, menjadi penengah, oleh politisi dan diplomat
dan mampu mengambil keputusan yang sulit. Inti dari menejemen adalah
kepemimpinan. Seorang maneger yang baik adalah memiliki jiwa kepemimpinan.
Seorang manager yang baik adalah yang memiliki jiwa kepemimpinan.

B. Manajemen kebidanan
Manajemen kebidanan adalah suatu metode proses berfikir logis sistematis dalam
member asuhan kebidanan, agar menguntungkan kedua belah pihak baik klien maupun
pemberi asuhan. Oleh karena itu, manajemen kebidanan merupakan alur fikir bagi
seorang bidan dalam memberikan arah/kerangka dalam menangani kasus yang menjadi
tanggung jawabnya. Manajemen kebidanan merupakan proses pemecahan masalah
yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan
berdasarkan teori ilmiah, temuan-temuan, keterampilan suatu keputusan yang berfokus
pada klien.
Bidan mempunyai fungsi yang sangat penting dalam asuhan yang mandiri,
kolaborasi, dan melakukan rujukanyang tepat. Oleh karena itu, bidan dituntut untuk
mampu mendeteksi dini tanda dan gejala komplikasi kehamilan, memberikan
pertolongan kegawatdaruratan kebidanan dan perinatal dan merujuk kasus. Praktek
kebidanan telah mengalami perluasan peran dan fungsi dari focus terhadap ibu hamil,
bersalin, nifas, bayi baru lahir serta anak balita bergeser kepada upaya mengantisipasi
tuntutan kebutuhan masyarakat yang dinamis yaitu menuju kepada pelayanan kesehatan
reproduksi sejak konsepsi, persalinan, pelayanan ginekologis, kontrasepsi,asuhan pre
dan post menopause, sehingga hal ini merupakan suatu tantangan bagi bidan.
Manajemen kebidanan untuk mengaplikasikan pendekatan itu, adalah :
1. Identifikasi dan analisis masalah yang mencakup pengumpulan data subjektif dan
objektif dan analisis dari data yang dikumpul/dicatat.
2. Perumusan (diagnosis) masalah utama, masalah yang mungkin akan timbul
(potensial) serta penentuan perlunya konsultasi, kolaborasi, dan rujukan.
3. Penyusunan rencana tindakan berdasarkan hasil perumusan.
4. Pelaksanaan tindakan kebidanan sesuai dengan kewenangannya.
5. Evaluasi hasil tindakan. Hasil evaluasi ini digunakan untuk menentukan tingkat
keberhasilan tindakan kebidanan yang telah dilakukan dan sebagai bahan tindak
lanjut.
Manajemen asuhan kebidanan merupakan suatu proses pemecahan masalah yang
digunakan sebagai metoda untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan
teori ilmiah, penemuan – penemuan keterampilan dalam rangkaian atau tahapan yang
logis untuk pengambilan suatu keputusan yang berfokus pada klien.
1. Tujuan manajemen kebidanan
a. Tujuan umum :
Meningkatnya kemampuan bidan untuk berfikir kritis dan bertindak dengan
logis, analisis dan sistimatis dalam memberikan asuhan kebidanan ditiap
jenjang pelayanan kesehatan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan ibu,
bayi/anak balita.
b. Tujuan Khusus :
1) Sebagai pedoman dalam mengelola klien dengan memberikan asuhan
kebidanan yang efektif sesuai kebutuhan klien atau masyarakat
berdasarkan evidence based.
2) Sebagai pedoman cara pendokumentasian dari setiap asuhan
kebidanan yang diberikan disarana pelayanan kesehatan.
2. Proses manajemen
Proses manajemen kebidanan sesuai dengan standar yang dikeluarkan oleh
American College Nurse Midwife (ACNM) terdiri dari :
a. Secara sistematis mengumpulkan data dan memperbaharui data yang lengkap
dan relevan dengan melakukan pengajian yang komprehensif terhadap
kesehatan setiap klien,termasuk mengupulkan riwayat kesehatan dan pemeriksa
fisik.
b. Mengidentifikasi masalah dan membuat diagnosa berdasarkan interprestasi data
dasar.
c. Mengindentifikasi kebutuhan terhadap asuhan kesehatan dalam menyelesaikan
masalah dan merumuskan tujuan asuhan kesehatan bersama klen.
d. Memberi informasi dan support sehingga klien dapat membuat keputusan dan
bertanggungjawab terhadap kesehatannya.
e. Membuat rencana asuhan yang komprehensif bersama klien.
f. Secara pribadi bertanggungjawab terthadap implementasi rencana
individual.
g. Melakukan konsultasi,perencanaan dan melaksanakan manajemen dengan
berkolaborasi dan merujuk klien untuk mendapatkan asuhan selanjutnya.
h. Merencanakan manajemen terhadap komplikasi tertentu,dalam situasidarurat
dan bila ada penyimpangan dari keadaan normal.
i. Melakukan evaluasi bersama klien terhadap pencapaian asuhan kesehatandan
merevisi rencana asuhan sesuai dengan kebutuhan.
3. Fungsi manajemen
Adapun penjelasan mengenai fungsi-fungsi manajemen menurut Henry Fayol
adalah sebagai berikut :
a. Perencanaan (planning)
Perencanaam (planning adalah fungsi dasar (fundamental)manajemen,
karena pengorganisasian, pengarahan, pengoordinasian, dan pengendalian pun
harus terlebih dahulu direncanakan. Perencanaan ini dinamis artinya dapat
dirubah sewaktu-waktu sesuai dengan kondisi pada saat itu. Perencanaan ini
ditujukan pada masa depan yang penuh demgan ketidakpastian, karena adanya
perubahan kondisi dan situasi, sedangkan hal dari perencanaan akan diketahui
pada masa depan. Perencanaan meruoakan proses pemikiran dalam memilih
dan menentukan program apa yang akan dilaksanakan di masa yang akan
datang untuk mencapai hasil yang diinginkan
b. Pengorganisasian (organizing)
Pengorganisasian merupakan fungsi manajemen dan suatu proses yang
dinamis, sedangkan organisasi merupakan alat atau wadah yang statis.
Pengorganisasian dapat diartikan penentuan pekerjaanpekerjaan yang harus
dilakukan, pengelompokan tugas-tugas dan pembagianpekerjaan kepada setiap
karyawan, penetapan departemen-departemen (subsistem) dan penentuan
hubunganhubungan. Untuk memahami pengorganisasian secara mendalam,
maka perlu mengetahui arti pengorganisasian menurut beberapa ahli.
Pengorganisasian adalah suatu proses pengelompokan dan pembagian
pekerjaan oleh karyawan, penentuan kegiatan apa yang akan dilakukan guna
mencapai tujuan secara efektif dan efesien. Prinsip-prinsip pengorganisasian
yaitu pembagian tugas pekerjaan, kesatuan pengarahan, sentralisasi, ,mata
rantai tingkat jenjang organisasi.
c. Pengarahan (actuating)
Fungsi pengarahan (actuating) merupakan fungsi terpenting dan paling
dominan dalam proses manajemen. Fungsi ini baru dapatditerapkan setelah
rencana, organisasi, dan karyawan ada. Jika fungsi ini di terapkan maka prpses
manajemen dala merealisasi tujuan dimulai. Namun, penerapan fungsi ini
sangat sulit, rumit dan kompleks karena keinginan karyawan tidak dapat
dipenuhi sepenuhnya. Hal ini disebabkan karena karyawan adalah makhluk
hidup yang punya pikiran, perasaan,

harga diri, cita-cita, dan lain-lain. Prinsip-prinsip pengarahan ditujukan pada


keterpaduan antara tujuan perorangan dan tujuan organisasinya, keterpaduan
antara tujuan kelompok dan tujuan organisasinya, kerjasama antara pimpinan,
partisipasi dalam pembuatan keputusan, terjalinnya komunikasi yang efektif
dan pengawasan yang efektif dan efisien.
Definisi fungsi pengarahan secara sederhana adalah untuk membuat atau
mendapatkan para karyawan melakukan apa yang diinginkan, dan harus
mereka lakukan. Pengarahan dilakukan untuk memberikan arahan kepada
Sumber Daya Manusia sebagai pegawai di dalam suatu organisasi atau
perusahaan agar pegawai tersebut mampu menyelesaikan tugas dengan baik.
Fungsi pengarahan adalah kegiatan yang dilakukan oleh pimpinan di dalam
suatu organisasi untuk membimbing, menggerakan, mengatur segala kegiatan
yang telah diberi tugas dalam melaksanakan suatu kegiatan usaha.
d. Pengoordinasian (coordinating)
Pengoordinasian adalah usaha untuk mengatur para karyawan agar bekerja
secara teratur, sinkron dan selaras agar pekerja tersebut dapat dilakukan secara
efektif dan tujuan dari organisasi tersebut dapat tercapai. Koordinasi yang baik
jika memperoleh partisipasi dari bawahan, dan pihak-pihak yang terkait yang
akan melakukan pekerjaan diikutsertakan dalam proses pengambilan keputusan
supaya mereka antusias dalam melaksanakannya. mengoordinasi berarti
mengikat bersama menyatukan dan menyelaraskan semua kegiatan yang ada
dalam mecapai tujuan organisasi. Koordinasi yang baik dapat dilakukan jika
masing-masing individu menyadari dan memahami akan tugastugas mereka.
Mereka harus mengetahui bahwa sebenarnya tugas mereka sangat membantu
padausaha-usaha untuk mencapai organisai.
e. Pengendalian (controlling)
Pengendalian ini berkaitan erat dengan fungsi perencanaan dan kedua
fungsi ini merupakan hal yang saling mengsisi, karena :
1) Pengendalian harus terlebih dahulu direncanakan.
2) Pengendalain baru dapat dilakukan jika ada rencana.
3) Pelaksanaan rencana akan baik, jika pengendalian dilakukan dengan baik.
4) Tujuan baru dapat diketahuan tercapai dengan baik atau tidak setelah
pengendalian atau penilaian dlakukan.
Pengendalian adalah salah satu fungsi manajemen yang berupa mengadakan
penilaian, bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa yang dilakukan
bawahan dapat diarahkan kejalan yang benar dengan maksud dengan tjuan yang
telah digariskan semula agar rencana dapat terselenggarakan dengan baik.
4. Tujuan langkah manajemen kebidanan
Langkah-langkah proses manajemen umumnya merupakan pengkajian yang
memperjelas proses pemikiran yang mempengaruhi tindakan serta berorientasi
pada proses klinis, karena proses manajemen tersebut berlangsung di dalam situasi
klinik dan dua langkah terakhir tergantung pada klien dan situasi klinik, maka tidak
mungkin proses manajemen ini dievaluasidalam tulisan saja
5. Langkah-langkah dalam manajemen kebidanan
Proses manajemen kebidanan dalam bentuk kegiatan praktek kebidanan
dilakukan melalui suatu proses yang disebut langkah-langkah atau proses
manajemen kebidanan Langkah-langkah manajemen kebidanan tersebut adalah :
a. Identifikasi dan analisis masalah
Proses manajemen kebidanan dimulai dengan langkah pertama
identifikasi dan analisis masalah. Di dalam langkah pertama ini bidan sebagai
tenaga professional tidak dibenarkan untuk menduga-duga masalah yang
terdapat pada kliennya. Bidan harus mencari dan menggali data atau fakta baik
dari klien, keluarga maupun anggota tim kesehatan lainnya dan juga dari hasil
pemeriksaan yang dilakukan oleh bidan sendiri.

Langkah pertama ini mencakup kegiatan pengumpulan, pengolahan,


analisis data atau fakta untuk perumusan masalah. Langkah ini merupakan
proses berfikir yang ditampilkan oleh bidan dalam tindakan yang akan
menghasilkan rumusan masalah yang dialami/ diderita pasien atau klien.
b. Diagnosis kebidanan
Setelah ditentukan masalah dan masalah utamanya maka bidan
merumuskannya dalam suatu pernyataan yang mencakup kondisi, masalah,
penyebab dan prediksi terhadap kondisi tersebut. Prediksi yang dimaksud
mencakup masalah potensial dan prognosis. Hasil dari perumusan masalah
merupakan keputusan yang ditegakkan oleh bidan yang disebut diagnosis
kebidanan. Dalam menentukan diagnosiskebidanan diperlukan pengetahuan
keprofesionalan bidan
Penegakan diagnosis kebidanan dijadikan dasar tindakan dalam upaya
menanggulangi ancaman keselamatan hidup pasien atau klien. Masalah
potensial dalam kaitannya dengan diagnosis kebidanan adalah masalah yang
mungkin timbul dan bila tidak segera diatasi akan mengganggu keselamatan
hidup klien atau diantisipasi, dicegah dan diawasi serta segera dipersiapkan
tindakan untuk mengatasinya.
c. Perencanaan
Berdasarkan diagnosis yang ditegakkan, bidan menyusun rencana
kegiatannya. Rencana kegiatan mencakup tujuan dan langkah-langkah yang
akan dilakukan oleh bidan dalam melakukan intervensi untukmemecahkan
masalah pasien atau klien serta rencana evaluasi. Berdasarkan hal tersebut di
atas, maka langkah penyusunan rencana kegiatan adalah sebagai berikut :
1) Menentukan tujuan yang akan dilakukan termasuk sasaran dan hasil
yang akan dicapai.
2) Menentukan tindakan sesuai dengan masalah dan tujuan yang akan
dicapai. Langkah-langkah tindakan mencakup kegiatan yang dilakukan
secara mandiri, kolaborasi atau rujukan.
3) Menentukan kriteria evaluasi dan keberhasilan.
d. Pelaksanaan
Langkah pelaksanaan dilakukan oleh bidan sesuai dengan rencana yang
telah ditetapkan. Pada langkah ini bidan melakukan secara mandiri, pada
penanganan kasus yang di dalamnya memerlukan tindakan di luar
kewengangan bidan, perlu dilakukan kegiatan kolaborasi atau rujukan.
Pelaksanaan tindakan selalu diupayakan dalam waktu yang singkat, efektif,
hemat dan berkualitas. Selama pelaksanaan, bidan mengawasi dan
memonitor kemajuan pasien atau klien.
e. Evaluasi
Langkah akhir dari proses manajemen kebidanan adalah evaluasi.
Evaluasi adalah tindakan pengukuran antara keberhasilan dan rencana. Jadi
tujuan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan tindakan
kebidanan yang dilakukan.
Pada tahun 1997, Helen Varney menyempurnakan proses 5 langkah tersebut
memnjadi 7 langkah. Langkah-langkah tersebut membentuk kerangka yang
lengkap yang bias diaplikasikan dalam semua situasi. Akan tetapi, setiap langkah
tersebut bias dipecah-pecah ke dalam tugas-tugas tertentu dan semuanya
bervariasi sesuai dengan kondisi klien yaitu :
1) Langkah 1 : Tahap Pengumpulah Data Dasar
Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk menilai keadaan
klien secara keseluruhan dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik (khusus
dan penunjang). Tahap ini merupakan langkah awal yang akan menentukan
langkah berikutnya, sehingga kelengkapan data sesuai dengan kasus yang
dihadapi yang akan menentukan proses interpretasi yang benar atau tidak
dalam tahap selanjutnya. Sehingga dalam pendekatan ini harus komprehensif
meliputi data subjektif, objektif dan hasil pemeriksaan sehingga dapat
menggambarkan kondisi pasien yang sebenarnya dan valid
2) Langkah 2 : Interpretasi Data Dasar
Menginterpretasikan data untuk mengidentifikasi diagnosis atau
masalah. Data dasar yang telah dikumpulkan diinterpretasikan sehinggadapat
merumuskan diagnosis dan masalah yang spesifik. Rumusan diagnosis dan
masalah keduanya digunakan karena masalah tidak dapat didefinisikan
seperti diagnosis tetapi tetap membutuhkan penanganan. Masalah sering
berkaitan dengan hal-hal yang sedang dialami wanita yang diidentifikasi oleh
bidan sesuai dengan hasil pengkajian. Masalah juga sering menyertai
diagnosis.Diagnosis kebidanan adalah diagnose yang ditegakkan bidan
dalam lingkup praktek kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur
diagnose kebidanan.
3) Langkah 3 : Mengidentifikasi Diagnosis atau Masalah Potensial dan
Mengantisipasi Penanganannya
Pada langkah ini bidan mengidantifikasi masalah potensial atau
diagnosis potensial berdasarkan diagnosis atau masalah yang sudah
diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan
dilakukan pencegahan. Bidan diharapkan dapat waspada dan bersiap-siap
mencegah diagnosis atau masalah potensial ini menjadi benar-benar terjadi.
Langkah ini penting sekali dalam melakukan asuhan yang aman.
Pada langkah ketiga ini bidan dituntut untuk mampu mengantisipasi masalah
potensial, tidak hanya merumuskan masalah potensial yang akan terjadi
tetapi juga merumuskan tindakan antisipasi agar masalah atau diagnosis
potensial tidak terjadi. Sehingga langkah ini benar merupakan langkah yang
bersifat antisipasi yang rasional atau logis.
4) Langkah 4 : Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, konsultasi,
kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain serta rujukan berdasarkan kondisi
klien.
Mengindentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan
atau tenaga konsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim
kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien. Langkah keempat
mencerminkan kesinambungan dari proses manajemen kebidanan. Jadi
manajemen bukan hanya selama asuhan primer periodik atau kunjungan
prenatal saja tetapi juga selama wanita tersebutbersama bidan terus menerus,
misalnya pada waktu wanita tersebutdalam persalinan.
5) Langkah 5 : Menyusun rencana asuhan secara menyeluruh dengan tepat dan
rasional berdasarkan keputusan yang dibuat pada langkah-langkah
sebelumnya.
Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap masalah atau
diagnose yang telah diidentifikasi atau diantisipasi. Pada langkah ini
informasi data yang tidak lengkap dapat dilengkapi.
Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah
terindentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan
tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut seperti
apa yang diperkirakan akan terjadi berikutnya, apakah dibutuhkan
penyuluhan, konseling dan apakah perlu merujuk klien bila ada masalah-
masalah yang berkaitan dengan sosial ekonomi-kultural atau masalah
psikologis
6) Langkah 6 : Pelaksanaan langsung asuhan secara efisien dan aman.
Perencanaan ini bias dilakukan seluruh oleh bidan atau sebagian lagi
oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya. Walau bidan tidak
melakukannya sendiri, ia tetap memikul tanggungjawab untuk mengarahkan
pelaksanaannya, misalnya memastikan langkah-langkah tersebut benar-
benar terlaksana.
Dalam situasi di mana bidan berkolaborasi dengan dokter untuk
menangani klien yang mengalami komplikasi, maka keterlibatan bidan dalam
manajemen asuhan bagi klien adalah tetap bertanggungjawab terhadap
terlaksananya rencana asuhan bersama yang menyeluruh tersebut.
Manajemen yang efisien akan menyangkut waktu dan biaya serta
meningkatkan mutu dan asuhan klien.
7) Langkah 7 : Mengevaluasi keefektifan asuhan yang diberikan dengan
mengulang kembali manajemen proses untuk aspek-aspek asuhan yang tidak
efektif.

Dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan


meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar benar telah
terpenuhi sesuai dengan sebagaimana telah diidentifikasi didalam masalah
diagnosa. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jikamemang benar dalam
pelaksanaannya. !da kemungkinan bah$a sebagian rencana tersebut telah
efektif sedang sebagian belum efektif.
DAFTAR PUSTAKA

Asrinah,dkk. 2010. Konsep kebidanan. Graha Ilmu : Yogyakarta. Estiwidani,


dkk. 2009. Konsep Kebidanan. Fitramaya : Yogyakarta.
Tadjuddin norma. Konsep Kebidanan. Poltekkes Kemenkes Makassar : Makassar.

Anda mungkin juga menyukai