Anda di halaman 1dari 17

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP MANAJEMEN KEPERAWATAN


1. Manajemen Keperwatan
Manajemen keperawatan merupakan suatu proses menyelesaikan
suatu pekerjaan melalui perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
dan pengawasan dengan menggunakan sumber daya secara efektif,
efisien, dan rasional dalam memberikan pelayanan bio-psiko-sosial-
spiritual yang komprehensif pada individu, keluarga, dan masyarakat,
baik yang sakit maupun yang sehat melalui proses keperawatan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Irene, 2018).
Manajemen mendefinisikan manajemen keperawatan sebagai
proses pelaksanaan pelayanan keperawatan melalui upaya staff
keperawatan untuk memberikan Asuhan Keperawatan, pengobatan dan
rasa aman kepada pasien, keluarga, kelompok dan masyarakat
(Nursalam, 2015). Manajemen adalah suatu proses atau kerangka
kerja, melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-
orang kearah tujuan organisasional atau maksud yang nyata(Ronald,
2018). Manajemen sangat penting diterapkan di dalam ruangan agar
semua kegiatan tertatarapi dan terarah, sehingga tujuan dapat dicapai
bersama, yaitu menciptakan suasana yang aman dan nyaman baik
kepada sesame staf keperawatan maupun pasien.
Manajemen didefinisikan sebagai suatu proses dalam
menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Sedangkan manajemen
keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf
keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara
profesional (Gillies, 2011).

5
2. Fungsi –fungsi Manajemen Keperawatan
Fungsi-fungsi manajemen menurut Nursalam, 2015 :
1. Perencanaan (Planning), planning memutuskan seberapa luas akan
dilakukan, bagaimana melakukannya dan siapa yang
melakukannya. 14 Fungsi perencanaan merupakan suatu
penjabaran dari tujuan yang ingin dicapai, perencanaan sangat
penting untuk melakukan tindakan.
Didalam proses keperawatan perencanaan membantu perawat
dalam menentukan tindakan yang tepat bagi klien dan menjamin
bahwa klien akan menerima pelayanan keperawatan yang mereka
butuhkan dan sesuai dengan konsep dasar keperawatan.
a. Tujuan perencanaan
1) Untuk menimbulkan keberhasilan dalam mencapai sasaran
dan tujuan.
2) Agar penggunaan personel dan fasilitas tersedia efektif.
3) Efektif dalam hal biaya.
4) Membantu menurunkan elemen perubahan, karena
perencanaan berdasarkan masa lalu dan akan datang.
5) Dapat digunakan untuk menemukan kebutuhan untuk
berubah.
b. Tahapan dalam perencanaan
1) Menetapkan tujuan.
2) Merumuskan keadaan sekarang.
3) Mengidentifikasi kemudahan dan hambatan.
4) Mengembangkan serangkaian kegiatan.
5) Jenis perencanaan :
a) Perencanaan strategi Perencanaan yang sifat jangka
panjang yang ditetapkan oleh pemimpin dan merupakan
arahan umum suatu organisasi. Digunakan untuk
mendapatkan dan mengembangkan pelayanan
keperawatan yang diberikan kepada 15 pasien, juga

6
digunakan untuk merevisi pelayanan yang sudah tidak
sesuai lagi dengan keadaan masa kini.
b) Perencanaan operasional Menguraikan aktivitas dan
prosedur yang akan digunakan serta menyusun jadwal
waktu pencapaian tujuan, menentukan siapa perawat
yang bertanggung jawab untuk seiap aktivitas dan
prosedur serta menggambarkan cara menyiapkan
perawat dalam bekerja dan prosedur untuk
mengevaluasi perawatan pasien.
c. Manfaat perencanaan
1) Membantu proses manajemen dalam menyesuaikan diri
dengan perubahan-perubahan lingkungan.
2) Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran
operasi lebih jelas.
3) Membantu penetapan tanggung jawab lebih tepat.
4) Memberikan cara pemberian perintah yang tepat untuk
pelaksanaan.
5) Memudahkan koordinasi.
6) Membuat tujuan lebih khusus, lebih terperinci dan lebiih
mudah dipahami.
7) Meminimlkan pekerjaan yang tidak pasti.
8) Menghemat waktu dan dana.
d. Keuntungan perencanaan
1) Meningkatkan peluang sukses.
2) Membutuhkan pemikiran analitis.
3) Mengarahkan orang ketindakan.
4) Memodifikasi gaya manajemen.
5) Fleksibitas dalam pengambilan keputusan.
6) Meningkatkan keterlibatan anggota.

7
e. Kelemahan perencanaan
1) Kemungkinan pekerjaan yang tercakup dalam perencanaan
berlebihan pada konstribusi nyata.
2) Cenderung menunda kegiatan.
3) Terkadang kemungkinan membatasi inovasi dan inisiatif
4) Kadang-kadang hasil yang lebih baik didapatkan oleh
penyelesaian siuasional individual dan penanganan suatu
masalah pada saat masalah itu terjadi.
5) Terdapat rencana yang diikuti oleh/atau dengan rencana
yang tidak konsisten.
2. Pengorganisasian (Organizing), Pengorganisasian suatu langkah
untuk menetapkan, mengelompokkan dan mengatur berbagai
macam kegiatan, penetapan tugas-tugas dan wewenang-wewenang
seseorang, pendelegasian wewenang dalam rangka mencapai
tujuan. Fungsi pengorganisasian merupakan alat untuk memadukan
semua kegiatan yang beraspek personil, finansial, material dan tata
cara dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
a. Manfaat pengorganisasian, akan dapat diketahui:
1) Pembagian tugas untuk perorangan dan kelompok.
2) Hubungan organisatoris antara orang-orang didalam
organisasi tersebut melalui kegiatan yang dilakukannya.
3) Pendelegasian wewenang.
4) Pemanfaatan staf dan fasilitas fisik.
b. Tahapan dalam pengorganisasian
1) Tujuan organisasi harus dipahami staf, tugas ini sudah
tertuang dalam fungsi manajemen.
2) Membagi habis pekerjaan dalam bentuk kegiatan pokok
untuk mencapai tujuan.
3) Menggolongkan kegiatan pokok ke dalam satuansatuan
kegiatan yang praktis.

8
4) Menetapkan berbagai kewajiban yang harus dilakukan oleh
staf dan menyediakan fasilitas yang diperlukan.
5) Penugasan personil yang tepat dalam melaksanakan tugas.
6) Mendelegasikan wewenang.
3. Kepegawaian (Staffing), Staffing merupakan metodologi
pengaturan staff, merupakan proses yang teratur, sistematis,
berdasarkan rasional diterapkan untuk menentukan jumlah dan
jenis personal suatu organisasi yang dibutuhkan dalam situasi
tertentu.
Komponen yang termasuk dalam fungsi staffing prinsip:
rekruitmen, seleksi, orientasi pegawai baru, penjadwalan tugas, dan
klasifikasi pasien. Komponen tersebut merupakan suatu proses
yang mana nantinya berhubungan dengan penjadwalan siklus
waktu kerja bagi semua personel yang ada. Terdapat beberapa
langkah yang diambil untuk menentukan waktu kerja dan istirahat
pegawai, yaitu:
a. Menganalisa jadwal kerja dan rutinitas unit.
b. Memberikan waktu masuk dan libur pekerjaaan.
c. Memeriksa jadwal yang telah selesai.
d. Menjamin persetujuan jadwal yang dianjurkan dari manajemen
kperawatan.
e. Memasang jadwal untuk memberitahu anggota staff.
f. Memperbaiki dan memperbaharui jadwal tiap hari.
4. Pengarahan (actuating), Pengarahan adalah proses memberikan
bimbingan kepada staff agar mereka mampu bekerja secara optimal
dalam melaksnaakan tugas-tugasnya sesuai dengan ketrampilan
yang mereka miliki. Pengarahan ini termasuk didalamnya adalah
kejelasan komunikasi, pengembangan motivasi yang efektif.
Pelaksanaan pengarahan (actuating) merupakan fungsi yang paling
fundamental dalam manajemen, karena merupakan pengupayaan
berbagai jenis tindakan itu sendiri, agar semua anggota kelompok

9
mulai dari tingkat teratas sampai terbawah, berusaha mencapai
sasaran organisasi sesuai rencana yang telah ditetapkan semula,
dengan cara terbaik dan benar.
Hakikat dari pengarahan adalah sebagai keseluruhan usaha,
cara, teknik dan metode untuk mendorong para anggota organisasi
agar mau dan ikhlas bekerja dengan sebaik mungkin demi
tercapainya tujuan organisasi dengan efisien, efektif dan produktif.
Para anggota organisasi akan bersedia mengerahkan segala
kemampuan, tenaga, keahlian, keterampilan, dan waktunya bagi
kepentingan pencapaian tujuan organisasi apabila kepada mereka
diberikan penjelasan yang lengkap tentang hakikat, bentuk, dan
sifat tujuan yang hendak dicapai.
Pengarahan diruang perawatan dapat dilakukan dilakukan
dalam beberapa kegiatan yaitu operan pasien, program motivasi,
manajemen konflik, dan melakukan supervisi dan lainnya.
a. Program motivasi dimulai dengan membudayakan cara berfikir
positif bagi setiap SDM dengan mengungkapkannya melalui
pujian (reinforcement) pada setiap orang yang bekerja
bersamasama. Kebersamaan dalam mencapai visi, dan misi
merupakan pendorong kuat untuk fokus pada potensi masing-
masing anggota.
b. Manajemen konflik, perubahan kemungkinan menimbulkan
konflik yang disebabkan oleh persepsi, pandangan dan
pendapat yang berbeda. Untuk itu dilakukan pelatihan tentang
sistem pelayanan dan asuhan keperawatan bagi semua SDM
yang ada. Komunikasi yang terbuka diarahkan kepada
penyelesaian konflik dengan win-win solution.
c. Supervisi / pengawasan merupakan hal yang penting dilakukan
untuk memastikan pelayanan dan asuhan keperawatan berjalan
sesuai standar mutu yang ditetapkan. Pelayanan tidak diartikan
sebagai pemeriksaan dan mencari kesalahan, tetapi lebih pada

10
pengawasan partisipatif yaitu perawat yang mengawasi
pelaksanaan kegiatan memberikan penghargaan pada
pencapaian atau keberhasilan dan memberi jalan keluar pada
hal-hal yang belum terpenuhi. Dengan demikian pengawasan
mengandung makna pembinaan. Pengawasan dapat dilakukan
secara langsung dan tidak langsung. Pengawasan langsung
dilakukan saat tindakan atau kegiatan sedang berlangsung,
misalnya perawat pelaksanan sedang melakukan ganti balutan,
maka katim mengobservasi tentang pelaksanaan dengan
memperhatikan apakah standar kerja dijalankan.
5. Pengendalian/evaluasi (Controlling), menyatakan controlling
merupakan proses pemeriksaan apakah segala sesuatu yang terjadi
sesuai dengan rencana yang telah disepakati, instruksi yang
dikeluarkan, serta prinsip-prinsip yang ditetapkan, yang bertujuan
untuk menunjukkan kekurangan dan kesalahan agar dapat
diperbaiki dan tidak terjadi lagi
Tugas seorang manajerial dalam usaha menjalankan dan
mengembangkan fungsi pengawasan manajerial perlu
memperhatikan beberapa prinsip berikut:
a. Pengawasan yang dilakukan harus dimengerti oleh staf dan
hasilnya mudah diukur.
b. Fungsi pengawasan merupakan kegiatan yang amat penting
dalam upaya mncapai tujuan organisasi.
c. Standart untuk kerja yang akan diawasi perlu dijelaskan kepada
semua staf, sehingga staf dapat lebih meningkatkan rasa
tanggung jawab dan komitmen terhadap kegiatan program.
d. Kontrol sebagai pengukuran dan koreksi kinerja untuk
meyakinkan bahwa sasaran dan kelengkapan rencana untuk
mencapai tujuan telah tersedia, serta alat untuk memperbaiki
kinerja.

11
Terdapat 10 karakteristik suatu sistem kontrol yang baik:
a) Harus menunjukkan sifat dari aktifitas
b) Harus melaporkan kesalahan-kesalahan dengan segera
c) Harus memandang kedepan
d) Harus menunjukkan penerimaan pada titik krisis
e) Harus obyektif
f) Harus fleksibel
g) Harus menunjukkan pola organisasi
h) Harus ekonomis
i) Harus mudah dimengerti
j) Harus menunjukkan tindakan perbaikan
Ada 2 metode pengukuran yang digunakan untuk mengkaji
pencapaian tujuan keperawatan, yaitu:
a. Analisa data Perawat melihat gerakan , tindakan dan
prosedur yang tersusun dalam pedoman tertulis, jadwal,
aturan, catatan, anggaran. Hanya ukuran fisik saja dan
secara relatif beberapa alat digunakan untuk analisa tugas
dalam keperawatan.
b. Kontrol kualitas Perawat dihadapkan pada pengukuran
kualitas dan akibat-akibat dari pelayanan keperawatan.
Manfaat pengawasan: Apabila fungsi pengawasan dan
pengendalian dapat dilaksanakan dengan tepat maka akan
diperoleh manfaat:
a. Dapat diketahui apakah suatu kegiatan atau program telah
dilaksanakan sesuai dengan standar atau rencana kerja.
b. Dapat diketahui adanya penyimpangan pada pengetahuan
dan pengertian staf dalam melaksanakan tugas-tugasnya.
c. Dapat diketahui apakah waktu dan sumber daya lainnya
telah mencukupi kebutuhan dan telah digunakan secara
benar.

12
d. Dapat diketahui staf yang perlu diberikan penghargaan atau
bentuk promosi dan latihan kerja.

3. Rung lingkup Manajemen Keperawatan

1. Manajemen dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan organisasi


Manajement By Objective (MBO). Sebuah organisasi yang ingin
menerapkan konsep MBO harus selalu peka dengan rumus dan
tujuan organisasinya dan selalu mengembangkan pendekatan
partisipatif untuk mencapai tujuan tersebut.
2. Management is how to work with others, Dengan menggunakan
pendekatan ini manajemen dapat dipelajari dari proses kerja sama
yang berkembang antara pimpinan dengan staffnya untuk
mencapai tujuan organisasi yang telah diketahui sebelumnya.
3. Manajemen sebagai ilmu terapan. Untuk menggerakkan roda
administrasi, seorang manajer harus memiliki wawasan yang luas
dan terus mengembangkan dirinya dengan mempelajari berbagai
ilmu yanng terkait dengan tugas-tugasnya.
4. Manajemen adalah proses pemecahan masalah. Proses manajemen
dalam prakteknya dapat dikaji dan proses pemecahan masalah yang
dikembangkan oleh semua unit kerja atau organisasi secara
keseluruhan. Langkah praktisnya terdiri dari identifikasi masalah,
merumuskan langkah-langkah.

4. Prinsip Dasar Manajemen Keperawatan


Beberapa prinsip dasar manajemen keperawatan:
1. Manajemen keperawatan berlandaskan perencanaan, perencanaan
merupakan hal yang utama dan serangkaian fungsi dari aktivitas
manajemen.
2. Manajemen keperawatan dilaksanakan melalui penggunaan waktu
yang efektif.

13
3. Manajemen keperawatan melibatkan pengambilan keputusan.
4. Menejemen keperawatan harus terorganisasi.
5. Menejemen keperawatan menggunakan komunikasi yang efektif.

5. Pengantar Manajemen Keperawatan


Manajemen keparawatan secara singkat diartikan sebagai proses
pelaksanaan pelayanan keperawatan melalui upaya staf keperawatan
untuk memberikan asuhan keperawatan, pengobatan,dan rasa aman
kepada pasien/keluarga serta masyarakat (Gallies,1985). Pada
umumnya suatu system dicirikan oleh lima elemen yaitu :
1) Input
Dalam proses manajemen keperawatan input berupa informasi,
personel, peralatan dan fasilitas.
2) Proses
Pada umumnya merupakan kelompok manajer dan tingkat
pengelolah keperawatan tertinggi sampai keperawatan pelaksana
yang mempunyai tugas dan wewenang untuk melakukan
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dalam
pelaksaan pelayanan keperawatan.
3) Output/keluaran
Umumnya dilihat dari hasil atau kualitas pemberian asuhan
keperawatan danpengembangan staf,  serta kegiatan penelitian
untuk menindaklanjuti hasil/keluaran.
4) Kontrol
Dalam proses manajemen keperawatan dapat dilakukan melalui
penyusunan anggaran yang proposional, evaluasi penampilan kerja
perawat, pembuatan prosedur yang sesuai standar akreditasi.
5) Mekanisme Umpan Balik
Mekanisme umpan balik dapat diakukan melalui laporan keuangan,
audit keperawatan, dan survei kendali mutu,serta penampilan kerja
perawat.

14
B. KEPEMIMPINAN
1. Definisi Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk memberikan
pengaruh kepada perubahan perilaku orang lain secara langsung
maupun tidak. Seorang manajer ingin kepemimpinan lebih efektif, ia
harus mampu memotivasi diri sendiri untuk bekerja dan banyak
membaca, memiliki kepekaan yang tinggi terhadap permasalahan
organisasi, menggerakkan stafnya agar mereka mampu melaksanakan
tuga–tugas pokok organisasi sesuai dengan kewenangan yang
diberikan kepadanya dan tanggung jawab yang melekat pada setiap
tugas. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan
adalah suatu seni dan proses untuk mempengaruhi dan mengarahkan
orang lain agar mereka memiliki motivasi untuk mencapai tujuan yang
hendak dicapai dalam situasi tertentu.

2. Model Kepemimpian
Terdapat 3 model kepemimpinan yaitu model Ohio State,
kepemimpinan situasional, dan mannagerial Grids (Lamonica
1986)
1. Model Ohio State
Model di kembangkan pertama kali oleh anggota Staf dan
Ohio State Leadership Studies (Lamonnica 1986). Model ini
mengandung 2 komponen yaitu :
a. Struktur prakarsa.
b. Menggambarkan pemimpin untuk melakukan
Pengorganisasian dan mendevinisikan kegiatan para
anggota kelompok besertaperan yang dikembangnya.
c. Pertimbangan.
d. Sebagai komponen kedua dalam model ini, melibatkan
komunikasi 2 arah untuk menjawab keputusan kelompok
melalui menanyakan pendapat keyakinan dan keinginan.

15
2. Kepemimpinan Situasional
Teori ini di lakukan oleh Hersey dan Blanchard (1977)
yang merupakan pengembangan dan model Ohio
State.Berdasarkan model ini akan muncul 4 karekteristik
perilaku kepemimpinan yaitu :
a. Hubungan tinggi tugas rendah
b. Tugas rendah hubungan rendah
c. Tugas tinggi hubungan tinggi
d. Hubungan tinggi tugas rendah.
3. Managerial Grid
Model kepemimpinan ini dikembangkan oleh Blake dan
Mounton (1978) yang pada tahun 1981 dengan taper mencoba
model ini dalam keperawatan. Secara garis besar, model ini
terbagi dalam beberapa kisi-kisi yang terdiri atas 5 gaya
kepemimpinan yang didasarkan pada suatu kombinasi
kepedulian terhadap produksi institusi dan kepedulian terhadap
orang, prilaku kepemimpinan terbagi atas 5 macam:
Kepemimpinan otoritas kepatuhan, Kepemimpinan tim,
Kepemimpinan kontryclub, Kepemimpinan iskin dan
kepemimpinan Organisasi.
4. Kepemimpinan Efektif
Berbagai macam karekteristik perilaku kepemimpinan
berdasarkan model kepemimpinan diatas data implmentasinya
dipengaruhi faktor situasi yang kerap disebut dengan tingkat
kedewasaan. Faktor-faktor tersebut dikelompokkan 4 kategori
yaitu :
a. Kedewasaan tinggi rendah yang ditandai dengan tidak
mampu dan tidak mau
b. Tingkat rendah sedang yang dicirikan dengan tidak mampu
tetapi mau

16
c. Tingkat sedang tinggi dengan ciri-ciri mampu tetapi tidak
mau
d. Kedewasaan tingkat tinggi dengan ciri-ciri mampu dan mau

3. Kegiatan Kepemimpinan
Kegiatan kepemimpinan dalam keperawatan mencakup banyak hal.
Kegiatan tersebut mencakup cara mengarahkan, menunjukkan jalan,
menyupervisi, mengawasi tindakan anak buah, mengordinasikan hasil
yang sedang atau yang di lakukan dan mempersatukan usaha dan
berbagai individu yang memiliki karakteristik yang berbeda.

4. Gaya kepemimpinan
Menurut para ahli, terdapat beberapa gaya kepemimpinan yang
dapat diterapkan dalam suatu organisasi (Nursalam, 2013) antara lain :
1. Menurut Hersey dan Blanchard. Membedakan empat gaya
kepemimpinan dimana keempat gaya kepemimpinan tersebut
memiliki ciri-ciri tiap gaya kepemimpinan yaitu :
1) Intruksi, tinggi tugas dan rendahnya hubungan, komunikasi
sejarah, pengambilkan keputusan berada pada pemimpin
dan peran bawahan sangat minimal, pemimpin banyak
memberikan pengarahan atau instruksi yang spesifik serta
mengawasi dengan ketat.
2) Konsultasi, tinggi tugas dan rendahnya hubungan,
komunikasi dua arah, peran pemimpin dalam pemecahan
masalah dan pengambilan kepuasan cukup besar, bawahan
diberi kesempatan untuk memberi masukan dan
menampung keluhan.
3) Partisipasi, tinggi hubungan tapi rendah tugas, pemimpin
dan bawahan bersama-sama memberi gagasan dalam
mengambil keputusan.

17
4) Delegasi, rendah hubungan dan rendah tugas, komunikasi
dua arah, terjadi diskusi dan pendelegasian antara
pemimpin dan bawahan dalam mengambil keputusan
pemecahan masalah.
2. Gaya Kepemimpinan Menurut Lippits dan K. White
Terdapat tiga gaya kepemimpinan yaitu :otoriter,
demokratis, dan liberal atau laissez fire yang mulai
dikembangkan di Universitas lowa.
1) Otoriter
Gaya kepemimpinan ini memiliki cirri-ciri antara lain :
a. Wewenang mutlak berada pada pemimpin,
b. Keputusan selalu dibuat oleh pemimpin,
c. Kebijaksanaan selalu dibuat oleh pemimpin,
d. Komunikasi berlangsung satu arah dari pemimpin
kepada bawahan,
e. Pengawasan terhadap sikap,
f. Tingkah laku, pembuatan atau kegiatan para bawahan
dilakukan secara ketat,
g. Prakarsa harus selalu berasal dari pemimpin,
h. Tidak ada kesempatan bagi bawahan untuk
memberikan saran pertimbangan atau pendapat,
i. Tugas-tugas bawahan diberikan secara intruktif,
j. Lebih banyak kritik dari pada pujian,
k. Pimpinan menurut prestasi sempurna dari bawahan
tanpa sarat,
l. Cenderung adanya paksaan, ancaman dan hukuman,
kasar dalam bersikap,
m. Tanggung jawab keberhasilan organisasi hanya dipikul
oleh pemimpin.

18
2) Demokratis
Gaya kepemimpinan adalah kemampuan dalam
mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerja untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Berbagai kegiatan
yang akan dilakukan ditentukan bersama antar pimpinan
dan bawahan.
Gaya kepemimpinan ini memiliki ciri-ciri antara lain :
a. Wewenang pemimpin tidak mutlak
b. Pemimpin bersedia melimpahkan sebagian wewenang
kepada bawahan,
c. Keputusan dibuat bersama antara pemimpin dan
bawahan,
d. Komunikasi berlangsung timbal balik
e. Pengawasan dilakukan secara wajar, prakarsa dapat
datang dari bawahan,
f. Banyak kesempatan dari bawahan untuk menyampaikan
saran dan pertimbangan,
g. Tugas-tugas yang kepada bawahan lebih bersifat
permintaan daripada intruktif,
h. Pujian dan kritik seimbang
i. Pemimpin mendorong prestasi sempurna para bawahan
dalam batas masing-masing,
j. Pemimpin meminta kesetiaan bawahan secara wajar,
k. Pemimpin memperhatikan perasaan dalam bersikap dan
bertindak,
l. Terdapat suasana saling percaya, saling menghormati,
dan saling menghargai,
m. Tanggung jawab keberhasilan organisasi ditanggung
bersama-sama.

19
3) Liberal atau Laissez Fire
Kepemimpinan gaya liberal atau laissez fire adalah
kemampuan mempengaruhi orang lain agar bersedia
berkerja sama untuk mencapai tujuan dengan lebih banyak
menyerakhan pelaksanaan berbagai kegiatan kepada
bawahan.
Ciri gaya kepemimpinan ini antara lain :
a. Pemimpin melimpahkan wewenang sepenuhnya kepada
bawahan
b. Keputusan lebih banyak dibuat oleh bawahan
c. Pimpinan hanya berkomunikasi apabila diperlukan oleh
bawahan
d. Prakarsa selalu berasal dari bawahan
e. Hampir tidak ada pengarahan dari pimpinan
f. Peranan pimpinan sangat sedikit dalam kegiatan
kelompok
g. Kepentingan pribadi lebih penting dari pada
kepentingan kelompok
h. Tanggung jawab keberhasilan organisasi dipikul oleh
perorangan.

4) Gaya kepemimpinan berdasarkan kekuasaan dan wewenang


menurut Gillies (1996) dalam Nursalam (2013) yang
dibedakan menjadi empat
a. Otoriter, merupakan kepemimpina yang berorientasi
pada tugas atau pekerjaan. Gaya kepemimpinana ini
memiliki ciri-ciri yaitu
a) Menggunakan kekuasaan posisi dan kekuatan dalam
memimpin,
b) Pemimpin menentukan semua tujuan yang akan
dicapai dalam pengambilan keputusan,

20
c) Informasi diberikan hanya pada kepentingan tugas
d) Motivasi dilakukan dengan imbalan dan hukuman.

b. Demokrasi, merupakan kepemimpinan yang


menghargai sifat dan kemampuan setiap staf. Gaya
kepemimpinan ini memiliki ciri-ciri yaitu :
a) Menggunakan posisi dan pribadinya untuk
mendorong ide- ide staf,
b) Otifasi kelompok untuk enentukan tujuan sendiri,
c) Membuat rencana dengan pengontrolan dalan
menerapannya. Informasi diberikan seluas-luasnya
dengan terbuka.

c. Partisipastif, merupakan gabungan antara otoriter dan


demokratis, yaitu pemimpin yang menyampaikan hasil
analisis masalah dan kemudian mengusulkan tindakan
tersebut pada bawahannya. Pemipin meminta saran dan
kritk staf serta mempertimbangkan respon terhadap
usulannya.kepuasan akhir yang diambil bergantung
pada kelompok. Bebas Tindak, merupakan pimpinan
ofisial karyawan menetukan sendiri kegiatan tanpa
pengarahan, supervise dan koordinasi. Staf atau
bawahan mengevaluasi pekerjaan sesuai dengan
caranya sendiri. Pemimpin hanya sumber informasi da
pengadilan secara minimal.

21

Anda mungkin juga menyukai