BAB 2
TINJAUAN TEORI
5
6
h) Harus ekonomis
i) Harus mudah dimengerti
j) Harus menunjukan tindakan perbaikan
Untuk fungsi-fungsi control dapat dibedakan pada setiap tingkat manajer.
Sebagai contoh, manajer perawat kepala dari satu unit bertanggung jawab
mengenai kegiatan operasional jangka pendek termasuk jadwal harian dan
mingguan, dan penugasan, serta pengguanaan sumber-sumber secara efektif.
Kegiatan-kegiatan control dutujukan untuk perubahan yang cepat. Dua metode
pengukuran yang di gunakan untuk mengkaji mencapai tujuan-tujuan keperawatan
adalah:
1) Analisa Tugas:
Kepala perawat melihat gerakan, tindakan dan prosedur yang tersusun
dalam pedoman tertulis, jadwal, aturan, catatan, anggaran. Hanya mengkur
dukungan fisik saja, dan secara relatif beberapa alat digunakan untuk analisa tugas
dalam keperawatan.
2) Kontrol kualitas
Kepala perawat dihadapkan pada pengukuran kualitas dan akibat akibat
dari pelayanan keperawatan.
Apabila fungsi pengawasan dan pengendalian dapat dilaksanakan dengan
tepat, maka akan di peroleh manfaat :
1) Dapat diketahui apakah suatu kegiatan atau program telah dilaksanakan
sesuai dengan standard atau rencana kerja
2) Dapat diketahui adanya penyimpangan pada pengetahuan dan pengertian staf
dalam pelaksanaan tugas tugasnya
3) Dapat di ketahui apakah waktu dan sumber daya lainnya telah mencukupi
kebutuhan dan teleh digunakan secara benar
4) Dapat diketahui staf yang perlu diberikan penghargaan atau bentuk promosi
dan latihan lanjutan
14
3. Output
Umumnya dilihat dari hasil atau kualitas pemberian askep dan
pengembangan staf, serta kegiatan penelitian untuk menindaklanjuti hasil
atau keluaran.
4. Kontrol
Diperlukan dalam proses manajemen keperawatan sebagai upaya
meningkatkan kualitas hasil. Kontrol dalam manajemen keperawatan dapat
dilakukan melalui penyusunan anggaran yang proporsional, evaluasi
penampilan kerja perawat, pembuat prosedur yang sesuai standard
akreditasi.
5. Mekanisme umpan balik
Mekanisme umpan balik diperlukan untuk menyelaraskan hasil dan
perbaikan kegiatan yang akan datang. Mekanisme umpan balik dapat
dilakukan melalui laporan keuangan, audit keperawatan, dan survey kendali
mutu, serta penampilan kerja perawat.
Sarana adalah segala sesuatu yang dapat di pakai sebagai alat dan bahan
untuk mencapai maksud dan tujuan dari suatu proses produksi. Prasarana adalah
segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselanggaranya produksi.
2.3.1 Ruang Lingkup sarana dan Prasarana
1) Peralatan/ perlengkapan yang berbentuk lembaran
Peralatan/ perlengkapan yang berbentuk lembaran/ helayan, yaitu kertas
HVS, kertas polio bergaris, kertas karbon, kertas stensil, formulir, kertas
berkop, plastik transfaran, kertas karton, kertas buffalo, amplop dan map.
2) Peralatan/ perlengkapan berbentuk non lembaran
Peralatan atau perlengkapan yang berbentuk non lembaran (bukan berupa
kertas lembaran), yaitu pulpen, pensil, spidol, penghapus, penggaris, rautan,
gunting, pemotong kertas (Cutter), pembuka surat (Letter Opener),
pelubang kertas dll.
3) Peralatan / perlengkapan berbentuk buku
Peralatan / perlengkapan yang berbentuk buku, antara lain :
a. Buku catatan (block note), yaitu buku untuk menulis catatan harian
sekretaris.
b. Buku pedoman organisasi, yaitu buku panduan tentang informasi yang
berkaitan dengan organisasi, mulai sejarah, struktur, produk dan jasa, hingga
prosedur kerja.
c. Buku agenda surat, yaitu buku yang mencatat keluar masuknya surat sehari
hari.
4) Peralatan/ perlengkapan kantor di lihat dari penggunaaannya:
a. Barang habis pakai
Barang habis pakai adalah barang / benda kantor yang penggunaannya
hanya satu / beberapa kali pakai atau tidak tahan lama. Contoh : kertas,
tinta, karbon, klip, pensil dan pulpen.
b. Barang tidak habis pakai
Barang yang tidak habis pakai adalah barang / benda kantor yang
penggunaannya tahan lama. Contoh : staples, perforator, cutter, dan gunting.
2.4 M3 Metode Asuhan Keperawatan
2.4.1 Penerapan MAKP
19
MAKP Tim
Metode ini menggunakan tim yang terdiri dari anggota yang berbeda-beda
dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien. Perawat
ruangan dibagi menjadi 2-3 tim/grup yang terdiri atas tenaga professional,
tekhnikal, dan pembantu dalam satu kelompok kecil saling membantu.
Kelebihannya adalah :
a. Memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh
b. Mendukung pelaksanaan proses keperawatan.
c. Memungkinkan komunikasi antar tim, sehingga konflik mudah diatasi dan
memberi kepuasan kepada anggota tim.
Kelemahan nya adalah komunikasi antar anggota tim terbentuk terutama dalam
bentuk konferensi tim, yang biasanya membutuhkan waktu, yang sulit untuk
dilaksanakan pada waktu-waktu sibuk.
Konsep metode Tim :
a. Ketua tim sebagai perawat professional harus mampu menggunakan berbagai
tekhnik kepemimpinan.
b. Pentingnya komunikasi yang efektif agar kontinuitas rencana keperawatan
terjamin
c. Anggota tim harus menghargai kepemimpinan ketua tim
d. Peran kepala ruangan penting dalam model tim, model tim akan berhasil bila
didukung oleh kepala ruangan.
Tanggung jawab anggota tim :
a. Memberikan asuhan keperawatan pada pasien di bawah tanggung jawabnya.
b. Kerja sama dengan anggota tim dan antar tim
c. Memberikan laporan
Tanggung jawab ketua tim :
a. Membuat perencanaan
b. Membuat penguasaan, supervise dan evaluasi
c. Mengenal/mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat kebutuhan
pasien
d. Mengembangkan kemampuan anggota
e. Menyelenggarakan konferensi.
20
d. Pengawasan:
1) Melalui komuikasi: mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan
ketua tim maupun pelaksana mengenai asuhan keperawatan yang
diberikan kepada pasien.
2) Melalui supervisi:
Pengawasan langsung dilakukan dengan cara inspeksi, mengamati
sendiri, atau melalui laporan langsung secara lisan, dan
memperbaiki/mengawasi kelemahan-kelemahan yang ada saat itu
juga.
Pengawasan tidak langsung, yaitu mengecek daftar hadir ketua tim:
membaca dan memeriksa rencana keperawatan serta catatan yang
dibuat selama dan sesudah proses keperawatan dilaksanakan
22
Kepala Ruangan
pengulangan asuhan, kebingungan dan frustasi bagi pemberi asuhan (Marelli, et.
al, 1997).
Tujuan pre conference adalah:
a. Membantu untuk mengidentifikasi masalah-masalah pasien, merencanakan
asuhan dan merencanakan evaluasi hasil.
b. Mempersiapkan hal-hal yang akan ditemui di lapangan
c. Memberikan kesempatan untuk berdiskusi tentang keadaan pasien
Tujuan post conference adalah:
Untuk memberikan kesempatan mendiskusikan penyelesaian masalah dan
membandingkan masalah yang dijumpai.
Syarat pelaksanaan:
a. Pre conference dilaksanakan sebelum pemberian asuhan keperawatan dan post
conference dilakukan sesudah pemberian asuhan keperawatan
b. Waktu efektif yang dilakukan 10-15 menit
c. Topik yang dibicarakan harus dibatasi, umumnya tentang keadaan pasien,
perencanaan tindakan rencana dan data-data yang perlu ditambahkan
d. Yang terlibat dalam conference adalah kepala ruangan, PP, dan PA (Jean, et.
al, 1973)
Pedoman pelaksanaan conference:
a. Sebelum dimulai, tujuan conference harus dijelaskan
b. Diskusi harus mencerminkan proses dan dinamika kelompok
c. Pemimpin mempunyai peran untuk menjaga fokus diskusi tanpa mendominasi
dan memberikan umpan balik
d. Pemimpin harus merencanakan topik yang penting secara periodik
e. Ciptakan suasana diskusi yang mendukung peran serta, keinginan mengambil
tanggung jawab dan menerima pendekatan serta pendapat yang berbeda
f. Ruang diskusi diatur sehingga dapat tatap muka pada saat diskusi
Pada saat menyimpulkan conference, ringkasan diberikan oleh pemimpin dan
kesesuainnya dengan situasi lapangan
2.4.2.1 Tujuan
a. Menyampaikan kondisi atau keadaan klien secara umum
30
2.4.3.2 Manfaat
1. Masalah pasien dapat teratasi
2. Kebutuhan pasien dapat terpenuhi
3. Terciptakannya komunitas keperawatan yang profesional
4. Terjalinnya kerjasama antar tim kesehatan
5. Perawat dapat melaksanakan model asuhan keperawatan dengan tepat dan
benar.
2.4.3.3 Kriteria Klien
Klien yang dipilih untuk melakukan ronde keperawatan adalah klien yang
memiliki kriteria sebagai berikut:
1. Mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun sudah
dilakukan tindakan keperawatan
2. Klien dengan kasus baru atau langka
2.4.3.4 Peran Masing-masing Anggota Tim
1. Perawat primer (PP) dan perawat assosiate (PA)
a. Menjelaskan data klien yang mendukng masalah klien
b. Menjelaskan diagnosis keperawatan
c. Menjelaskan intervensi yang dilakukan
d. Menjelaskan hasil yang didapat
e. Menjelaskan rasional (alasan ilmiah) tindakan yang diambil
f. Menggali masalah-masalah klien yang belum terkaji
2. Perawat Konselor
a. Memberikan justifikasi
b. Memberikan reinforcement
c. Memvalidasi kebenaran dari masalah intervensi keperawatan serta rasional
tindakan
d. Mengarahkan dan koreksi
2.4.4 Discharge Planning
2.4.4.1 Pengertian
Perencanaan pulang (discharge planning) merupakan suatu proses yang
dinamis dan sistematis dari penilaian, persiapan, serta koordinasi yang dilakukan
33
Pada klien yang akan pulang dijelaskan obat-obatan yang masih diminum,
dosis, cara pemberian, dan waktu yang tepat minum obat.
4. Hasil pemeriksaan
Hasil pemeriksaan luar sebelum MRS dan fotocopi hasil pemeriksaan selama
MRS dibawakan ke klien waktu pulang
a. Surat-surat seperti keterangan istirahat, surat keterangan dirawat RS, surat
kontrol dan lain-lainnya.
b. Rujukan pelayanan kesehatan terdekat.
2.4.4.5 Tindakan Discharge Planning
Tindakan perawatan yang diberikan pada waktu perencanaan pulang
yaitu meliputi:
1. Pendidikan (edukasi, reedukasi, reorientasi) pendidikan kesehatan diharapkan
bisa mengurangi angka kekambuhan dan meningkatkan pengetahuan klien
2. Program pulang bertahap
Bertujuan untuk melatih klien kembali ke keluarga dan masyarakat antara lain
apa yang harus dilakukan klien di rumah dan apa yang harus dilakukan
keluarga
3. Rujukan
Integritas pelayanan kesehatan harus mempunyai hubungan langsung antara
perawatan community dengan rumah sakit sehingga dapat mengetahui
perkembangan klien di rumah.
2.4.4.6 Bagian dari Discharge Planning
Menurut Boyle (1999) discharge planning terdiri dari:
1. Memastikan klien berada di lokasi yang aman setelah klien pulang
2. Memutuskan perawatan klien lanjut yang dibutuhkan, asisten yang dibutuhkan
atau peralatan spesial yang diperlukan kemudian
3. Mengatur pelayanan keperawatan di rumah (home care)
4. Memilih tenaga kesehatan atau Puskesmas terdekat yang akan memonitor
kesehatan klien dan keperluan medis lainnya setelah tiba dirumah
5. Memberi pelajaran singkat kepada keluarga yang akan menjaga klien di rumah
tentang keterampilan yang diperlukan untuk merawat klien
6. Melaksanakan rentang perawatan antara RS dengan masyarakat.
35
Keadaan pasien :
Perencanan pulang
Program HE
Reward yaitu hadiah dan hukuman dalam situasi kerja, hadiah menunjukan
adanya penerimaan terhadapa perilaku dan perbuatan, sedangkan hukuman
menunjukan penolakian perilaku dan perbuatanya
Wahyuningsih (2009) juga mengidentifikasi reward adalah
penghargaan/hadiah untuk sesuatu hal yang tercapai. Fransisca (2006)
memfokuskan defenisi reward sebagai hadiah atau bonus yang diberikan karena
perestasi seseorang. Reward dapat berwujud banyak rupa. Paling sederhana
berupa kata-kata seperti pujiaan adalah salah satu bentuknya. Reward biasanya
digunakan untuk mengendalikan jam kerja seseorang dalam organisasi (Raharja.
2006).
Artinya, dengan reward seseorang bekerja dapat dilakukan tampa ada
kendali langsung dari pimpinan, melainkan dapat berjalan apa adanya sesuai
evaluasi kinerja sebelumnya, Selebihnya, dengan reward seseorang dapat
meningkatkan cara kerjanya tanpa harus dikendalikan pimpinan. Hal ini juga
ditegaskan Gouillart & Kelly dalam Raharja (2006) bahwa reward yang dapat
diperoleh atau di harapkan akan diperoleh sebagai konsekwensi dari apa
yangmereka kerjakan akan merubah perilaku manusia secara fundamental.
2.5.3 Punishment
Punishment adalah hukuman atas suatu hal yang tidak tercapai/
pelaggaran. Hukuman seperti apa yang harus diberikan. Setip orang pasti pasti
beda persepsi dan beda pandapat (Wahyuningsih, 2009).
Punishment merupan penguatan yang negative, tetapi diperlukan dalam
perusahaan. Punishment yang dimaksud disini adalah tidak seperti hukuman di
penjara atau potomg tangan, tetapi punishment yang bersifat mendidik. Selain itu
punishment juga juga merupakan alat pendidikan regresif, artinya punishment ini
digunakan sebagai alat untuk menyadarkan karyawan kepada hal-hal yang benar.
Ngalin purwanto (1988:238) membagi punishment dua macan yaitu:
a. Hukum prefentif
40
Yaitu hukuman yang dilakukan dengan maksud atau supaya tidak terjadi
pelanggaran. Hukuman ini bermuksud untuk mencegah agar tidak terjadi
pelanggaran, sehingga hal ini dilakukannya sebelum terjadi pelanggaran
dilakukan. Contoh perintah, larangan, pengawasan, perjanjian dan ancaman.
b. Hukuman refresif
Yaitu hukuman yang dilakukan, oleh karena adanya pelangaran, oleh adanya
dosa yang telah diperbuat. Jadi hukuman itu terjadi setelah terjadi kesalahan.
2.6 Pemasaran (M5/MUTU)
2.6.1 Indeks Kepuasan Masyarakat
Kepuasan masyarakat merupakan factor yang sangat penting dan
menentukan keberhasilan suatu badan usaha karena masyrakat adalah konsumen
dari produk yang dihasilkannya. Hal ini didukung oleh pernyataan Hoffman dan
Beteson (2011) , yaitu: without custumers, the servis film has no reason to exist.
Definisi kepuasan masyarakat menurut women (2011): Costomers satisfaction is
difined as the overall attitudes regarding goods or servis after its acquisition and
uses.oleh karena itu, badan usaha harus memenuhi kebutuhan dan keingginan
masyarakat sehinga mencapai kepuasan masyrakat lebih jauh lagi kedepannya
dapat di capai kesetian masyrakat. Sebab, bila tidak ada memenuhi kebutuhan dan
kepuasan masyrakat sehinga menyebabkan ketikapuasaan masyarakat
mengakibatkan kesetian masyarakat akan suatu produk menjadi luntur dan beralih
keproduk atau layanan yang disediakan oleh badan usaha yang lain.
Pelayanan public yang prefesional, artinya pelayanan public yang dicirikan
oleh adanya akuntabilitas dan responbilitas dari pemberi layanan (aparatur
pemerintah) dengan cirri sebagai berikut
a. Efektif
b. Sederhana
c. Keterbukaan
d. Efisiensi
e. Ketepatan waktu
Berkembang era servqual juga member inspirasi peemerintah Indonesia untuk
memperbaiki adan meningkatkan kinerja pelayan sector public. Salah satu
produk peraturan pemerintah terbaru tentang pelayanan public yang telah
41
1) Hak Pasien:
a. Hak untuk memperoleh informasi meliputi:
1). Dignosa penyakit yang di deritanya
2). Tindakan medis yang akan atau telah dilakukan
3). Kemungkinan penyakit yang akan timbul sebagai akibat tersebut serta
tindakan untuk mengatasinya
4). Perkiraan biaya pengobatan
b. Hak memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya,
sesuai dengan yang berlaku di rumah sakit pelabuhan Palembang.
c. Hak untuk memberikan persetujuan/menolak untuk tidakan penriksaan yang
dilakukan atas dirinya sehubungan dengan penyakit yang dideritanya
d. Hak memperoleh pelayanan medis yang bermutu sesuai dengan standar
profesi kedokteran.
e. Hak mendapat pelayanan yang manusiawi tanpa diskriminasi
f. Berhak memperoleh asuhan keperawatan yang sesuai dengan standar profesi
keperawatan
g. Hak atas Privacy dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk rekam
mesisnya