Anda di halaman 1dari 18

Tugas Manajemen Keperawatan

PERENCANAAN DALAM KEPERAWATAN

DISUSUN OLEH

1. Meis Kilo
2. Nurdiyanti R. Sali
3. Siti Maghfirah Juniar Djafar
4. Adeliyawati Malapo
5. Sri Lismawati Lasangole
6. Budiman Mokodompit
7. Dini Aminarti Abdulah
8. Fricilia Vivi Suwadak

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

KEPERAWATAN

2021/2022
DAFTAR ISI

Daftar isi ....................................................................................................... i

PERENCANAAN DALAM KEPERAWATAN ........................................ 1


1. Konsep Dasar Manajemen ................................................................. 1
A. Pengertian Manajemen .................................................................... 1
B. Fungsi Manajemen .......................................................................... 1

2. Konsep Dasar Manajemen Keperawatan .......................................... 3


A. Pengertian Manajemen Keperawatan ............................................... 3

B. Proses Manajemen Keperawatan ...................................................... 3


C. Fungsi Manajemen Keperawatan ..................................................... 6

3. Perencanaan dalam Keperawatan ..................................................... 6


A. Pengertian Perencanaan ................................................................... 7
B. Tujuan Perencanaan ......................................................................... 7
C. Kegiatan dalam Tahap Perencanaan ................................................. 9

D. Tahapan Rencana Tindakan ........................................................... 13


E. Teknik Perencanaan ....................................................................... 14
F. Komponen Perencanaan Keperawatan ............................................ 14

Daftar Pustaka 15

i
PERENCANAAN DALAM KEPERAWATAN

1. KONSEP DASAR MANAJEMEN


A. Pengertian Manajemen
Proses atau aktivitas manajemen sangat dibutuhkan dalam kehidupan
sehari-hari yang diperuntukkan untuk mengatur segala pekerjaan, sehingga
segala pekerjaan dapat terselesaikan dengan baik secara sistematis.
Manajemen berasal dari bahasa inggris yaitu manage yang berarti,
mengurus, mengelola, mengendalikan, mengusahakan, memimpin. (Bakri,
2017).
Sedangkan pengertian manajemen secara etimologis adalah seni
melaksanakan dan mengatur. Pengertian manajemen juga dipandang
sebagai disiplin ilmu yang mengajarkan proses mendapatkan tujuan
organisasi dalam upaya bersama dengan sejumlah orang atau sumber milik
organisasi. (Bakri, 2017)
Manajemen diterjemahkan oleh Gran dan Massey (1999), sebagai
suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam menjalankan suatu
kegiatan didalam sebuah organisasi. Didalamnya mencakup banyak
kegiatan, seperti koordinasi dan supervisi staf, sumber daya manusia, dan
juga sarana. (Bakri, 2017)
James A.F.Stoner (1982) berpendapat bahwa manajemen merupakan
proses perencanaan, pengorganisasian, dan penggunaan terhadap sumber
daya organisasi lainnya supaya tujuan organisasi dapat tercapai sesuai
dengan yang ditetapkan. Sedangkan pengertian lain, dari pendapat yang
dikemukakan wilson bangun adalah rangkaian aktivitas-aktivitas yang
dikerjakan oleh anggota-anggota organisasi untuk mencapai tujuannya.
Pengertian manajemen menurut koontz, bahwa manajemen adalah seni
yang paling produktif selalu didasarkan pada pemahaman terhadap ilmu
yang mendasarinya. (Bakri, 2017)
B. Fungsi Manajemen

1
Fungsi manajemen adalah mencapai target organisasi dengan mengatur
atau mengelola SDM. Melalui proses pengaturan dan pengelolaan tersebut,
kemudian dapat dijabarkan fungsi manajemen, yakni perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan. (Bakri, 2017)
1) Perencanaan
Proses perencanaan merupakan fase terpenting dalam manajemen,
karena melalui proses perencanaan dapat diketahui peran dan fungsi
dari sumber daya sebuah organisasi. Jika tidak ada proses perencanaan,
maka tahap-tahap manajemen yang lain tidak dapat dilalui dengan
optimal.
2) Pengorganisasian
Fungsi pengorganisasian bisa juga disebut sebagai pengelompokkan
sumber daya yang tersedia pada suatu organisasi agar menjadi satu
padu untuk mencapai efektivitas pekerjaan. Melalui fungsi
pengorganisasian, sumber daya yang memiliki suatu organisasi, baik
SDM maupun sumber daya non manusia, diatur dan digunakan secara
efisien untuk mencapai tujuan organisasi.
3) Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan fungsi selanjutnya setalah rencana kerja
dituangkan kedalam bentuk program-program kerja untuk
diaktualisasikan atau dilaksanakan. Fungsi pelaksanaan menuntut
keahlian seorang manajer untuk mengarahkan dan mengerakkan
sumber daya yang ada guna mencapai tujuan. Hal pokok lainnya dalm
fungsi pelaksanaan adalah kesiapan SDM, peran, pimpinan, motivasi
kepada staf, dan kerjasama serta komunikasi antar staf.
4) Pengawasan
Pengendalian dan pengawasan berkaitan dengan fungsi perencanaan.
Melalui fungsi ini manajer dapat mengendalikan sekaligus mengawasi
sejauh mana perkembangan segala aktivitas SDM, apakah masih sesuai
dengan perencanaan awal atau ada kendala, sehingga perlu adanya
evaluasi.

2
2. KONSEP DASAR MANAJEMEN KEPERAWATAN
A. Pengertian Manajemen Keperawatan

Manajemen keperawatan menurut Nursalam (2002:51) merupakan


suatu proses bekerja melalui anggota staf keperawatan untuk memberikan
asuhan keperawatan secara profesional. Pelaku manajemen keperawatan
atau manajer keperawatan diharapkan mampu merencanakan,
mengorganisir, memimpin, dan mengevaluasi sarana dan prasarana yang
tersedia untuk dapat memberikan asuhan keperawatan yang efektif dan
efisien bagi individu, keluarga, dan masyarakat. (Bakri, 2017)
Menurut Gillies (1994) manajemen keperawatan adalah suatu proses
bekerja melaluiupaya anggota staf keperawatan untuk memberikan
pelayanan keperawatan, pengobatan dan bantuan terhadap para pasien,
dan tugas manajer keperawatan adalah merencanakan, mengorganisisr,
memimpin dan mengontrol keuangan, material, serta sumber daya
manusia yang ada untuk memberikan pelayanan keperawatan seefektif
mungkin bagi pasien dan keluarga mereka, serta masyarakat. (Bakri,
2017)
B. Proses Manajemen Keperawatan
1) Pengkajian (Pengumpulan Data)
Tahapan pertama adalah pengkajian dan pengumpulan data Di
dalam proses ini, manajer diharapkan mampu mengumpulkan
Informasi tentang keadaan pasien dan institusi atau rumah sakit.
Sehingga, seorang manajer bisa mengumpulkan informan bak tentang
tenaga keperawatan, adiministrasi, dan bagian serta fungsi organisasi
keperawatan secara keseluruhan. (Bakri, 2017)
Tahap ini menjadi langkah awal untuk menentukan keberha silan
tahapan selanjutnya. Suatu kesalahan, ketidaksamaan, atau tidak
validnya suatu data dapat berpengaruh terhadap proses ke depan dan
bukan tidak mungkin menjadi hambatan dalam kerja organisasi
lainnya. Oleh sebab itu, manajer harus bertindak se cara terencana dan

3
efektif serta mampu menjalankan pekerjaan bersama dengan para
perawat dari beberapa level hir didasarkan pada informasi penuh dan
akurat tentang harus diselesaikan, dengan cara apa, dan bagaimana
kondisi sum ber daya manusia yang ada. (Bakri, 2017)
Manajer keperawatan juga harus mempunyai kelebihan dalam
pengetahuan dan keterampilan pengumpulan data, sehingga data atau
informasi yang didapatkan benar-benar valid dan dapat
menggambarkan permasalahan ataua diagnosis yang sedang di hadapi.
Terakhir dalam proses manajemen keperawatan adalah mewujudkan
perawatan yang efektif dan ekonomis bagi semua kelompok pasien.
(Bakri, 2017)
2) Perencanaan
Tahapan berikutnya adalah perencanaan. Tahapan ini di
maksudkan untuk menyusun suatu perencanaan yang benar benar
strategis dalam mencapai target organisasi yang telah ditetapkan
bersama. Fungsi dari tahapan perencanaan adalah menentukan
kebutuhan dalam praktik keperawatan kepada semua pasien, mencapai
tujuan, mengalokasikan anggaran belanja institusi. Selain itu, tahapan
perencanaan juga sangat penting untuk manajar dalam mengambil
peranan memutuskan standar dan tipe tanaga keperawatan yang
dibutuhkan institusi sekaligus membuat pola struktur yang dapat
mengoptimalkan efektivitas dan prosedur operasional kerja. Terakhir,
perencanaan merupa kan tahapan strategis untuk mencapai visi dan
misi institusi yang telah disepakati. (Bakri, 2017)
Dalam membantu pemilihan intervensi untuk memberi petunjuk
terhadap pemberian asuhan keperawatan maka tujuan ditetapkan dan
pernyataan hasil dirumuskan. Hasil yang diharapkan berasal dari
pernyataan diagnostic dan didefinisikan sebagai hasil dari intervensi
keperawatan dan respons klien yang dapat dicapai, yang diharapkan
oleh klien dan/atau pemberian perawatan, dan dapat dicapai dalam

4
waktu yang ditetapkan, yang menggambarkan keadaan dan sumber-
sumber saat ini. (Doenges et al., n.d.)
3) Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan tahapan tentang bagaimana menjalankan
tindakan yang telah direncanakan. Dalam tahapan ini, manajer
keperawatan memerlukan sumber daya manusia untuk
menjalankannnya, yang terbagi menjadi staf-staf dan pegawai institusi
dengan tanggung jawab dan kewenangannya masing masing.
Sehingga, diharapkan manajer dapat memimpin jalannya pelaksanaan
sistem manajemen keperawatan pada sebuah institusi rumah sakit atau
puskesmas. Sedangkan fungsi kepemimpinan dapat dibagi dalam
komponen tertentu, seperti fungsi ke pemimpinan, fungsi komunikasi,
dan fungsi motivasi. (Bakri, 2017)
Tahapan pelaksanaan juga bersisikan struktur dalam organisasi,
sehingga manajer keperawatan harus mampu menyusun dan membuat
struktur organisasi yang efektif dan mampu melakukan fungsinya
masing-masing dengan efektif. Sedangkan efektivitas dan efisiensi
istitusi rumah sakit atau puskesmas dapat juga terlihat dari kecukupan
tenaga/sumber daya manusia, baik dari sisi kuantitas maupun
kualitasnya. Siagian (2007), dalam bukunya Fungsi-fungsi Manajerial
menyebutkan suatu struktur organisasi harus mampu menjawab
pertanyaan-pertanyaan berikut:
a) Siapa melakukan apa?
b) Siapa bertanggungjawab kepada siapa?
c) Siapa berhubungan dengan siapa dan dalam hal apa?
d) Saluran komunikasi apa yang terdapat dalam organisasi?
e) Bagaimana cara memanfaatkan dan untuk kepentingan apa?
f) Jaringan informasi apa yang terdapat dalam organisasi?
Daftar pertanyaan yang telah dikemukakan di atas dapat di jadikan
dasar untuk melakukan proses staffing tenaga atau sumber daya
manusia yang dibutuhkan dalam sebuah institusi atau organisasi

5
keperawatan. Kepemimpinan akan memengaruhi keberhasilan dalam
proses pelaksanaan. Sehingga dalam tahapan ini seorang manajer harus
mampu menjadi pemimpin yang efektif. Dan yang tidak kalah penting,
pada tahapan pelaksanaan, seorang manajer keperawatan harus mampu
menciptakan iklim organisasi yang kondusif dan memberi motivasi
serta arahan bagi para tim pelaksan institusi. (Bakri, 2017)
4) Pengendalian/pengawasan
Tahapan terakhir adalah pengendalian/pengawasan. Tahapan ini
berfungsi untuk mengendalikan seluruh kegiatan yang telah
dilaksanakan. Tujuannya menilai seberapa jauh sumber daya manusia
mampu melaksanakan tugas tanggung jawab sesuai peran untuk
mencapai tujuan intitusi. Jika ada hambatan-hambatan yang menjadi
suatu kendala selama proses pelaksanaan, maka seberapa mungkin
hambatan tersebut bisa diatasi dan tidak terulang kembali pada
pelaksanaan berikutnya. Untuk itu, dibutuhkan data-data yang valid
dalam proses ini, sehingga nantinya bisa menjadi bahan perbaikan
bersama dengan para staf dan pegawai dalam sebuah insitusi atau
organisasi keperawatan dalam proses evaluasi. (Bakri, 2017)
C. Fungsi Manajemen keperawatan
Perencanaan bidang keperawatan terkait metode penugasan asuhan
keperawatan sudah berjalan sangat baik. Hal ini dibuktikan dengan adanya
regulasi metode asuhan keperawatan perimer (MAKP), panduan MAKP
dan panduan asuhan keperawatan (PAK) yang berlaku di Rumah Sakit.
Organisasi MAKP juga sudah terbentuk disetiap ruang ranap inap. Staffing
perawat primer dan perawat asosiet dirasa cukup memadai meskipun
belum sesuai dengan kebutuhan yang sesungguhnya. Hasil supervise
rekam medis terbuka menunjukkan suang ICU mencapai hasil diatas 90%.
Penilaian supervise rekam medis terbuka salah satunya adalah format
FOC, akan tetapi masih sebatas ada atau tidak saja. Monitoring evaluasi
POC belum kepada kualitas dan kesinambungan asuhan keperawatan

6
mulai ari pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi hingga
evaluasi asuhan keperawatan. (Christina et al., 2019)
3. PERENCANAAN DALAM KEPERAWATAN
A. Pengertian Perencanaan
Perencanaan adalah pengembangan strategi desain untuk mencegah,
mengurangi, dan mengatasi masalah-masalah yang telah diidentifikasi
dalam diagnosis keperawatan. Desain perencanaan menggambarkan sejauh
mana anda mampu menetapkan cara menyelesaikan masalah dengan
efektif dan efisien. (Budiono & Pertami, 2015)
Perencanaan adalah suatu keputusan untuk masa yang akan datang.
Artinya, apa siapa, kapan, dimana, berapa dan bagaimana yang akan dan
harus dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. (Suarli & Bahtiar, n.d.)
Perencanaan merupakan proses pemilahan alternative tindakan yang
terbaik untuk mencapai tujuan organisasi. Perencanaan juga merupakan
suatu keputusan untuk mengerjakan sesuatu dimasa yang akan datang
yaitu suatu tindakan yang digambarkan dimasa yang akan datang.
(Herlambang & Murwani, 2012)
Perencanaan keperawatan atau lebih dikenal dengan rencana asuhan
keperawatan (Nursing Care Plan) atau disingkat Renpra atau Rencana
Perawatan merupakan langkah ketiga dari proses keperawatan. Setelah
menetapkan diagnosis keperawatan, kita menyusun rencana tindakan
keperawatan sebagai dasar pelaksanaan tindakan/intervensi keperawatan.
Renpra tersebut juga harus didokumentasi dengan baik sebagai dasar
tindakan berikutnya atau sebagai dasar penilaian. (Hadinata & Abdillah,
2022)
B. Tujuan Perencanaan Keperawatan
Tujuan keperawatan (Budiono & Pertami, 2015):
a. Tujuan Administrasi
Administrasi mengidentifikasi fokus keperawatan. fokus intervensi
keperawatan dapat diidentifikasi melalui rencana keperawatan yang
disusun. Rencana keperawatan yang bersifat promotif, preventif,

7
kuratif, dan rehabilitatif merupakan suatu rangkaian rencana
keperawatan yang disusun berdasarkan masalah yang terjadi. Masalah
keperawatan yang bertipe aktual mempunyai proporsi aspek kuratif
lebih tinggi dibandingkan yang lain. Aspek promotif lebih banyak
digunakan untuk menetapkan desain perencanaan pada masalah yang
bertipe sejahtera.
Administrasi membedakan tanggung jawab sebagai perawat
dengan profesi kesehatan yang lain. Tanggung jawab menjadi lebih
jelas dan spesifik yang menggambarkan aktivitas keperawatan yang
akan dilakukan. Desain perencanaan juga dapat mengidentifikasi
tindakan kolaboratif yang dilimpahkan kepada perawat. Dari
penetapan rencana ini, akan terlihat mana yang merupakan tugas
limpah dan mana tindakan keperawatan yang bersifat mandiri.
Administrasi menyediakan kriteria guna mengevaluasi hasil
keperawatan. Kriteria hasil merupakan indikator pencapaian tujuan
yang ditetapkan oleh perawat setelah membuat indikator/batasan dalam
situasi atau kondisi yang bagaimana tujuan itu akan dicapai sehingga
gambaran kriteria keberhasilan dari diagnosis keperawatan yang
diangkat sudah ditetapkan terlebih dahulu. Semua anggota tim
keperawatan yang bertugas juga melakukan pemantauan terhadap
kriteria yang sama atas masalah yang telah ditetapkan.
b. Tujuan Klinik
Merupakan petunjuk dalam pelaksanaan tindakan keperawatan.
tindakan keperawatan selalu berpedoman pada perencanaan yang telah
anda buat, tidak ada satu tundakan pun yang keluar dari perencanaan.
semua rencana yang perawat tetapkan merupakan pilihan yang
rasional/ilmiah dan betul-butul diperlukan untuk mengatasi masalah
yang terjadi. Perawat harus dapat melaksanakan semua rencana yang
telah disusun, kecuali ada sebab yang dapat dipertanggungjawabkan.
Contohnya: adanya penolakan dari klien, perubahan keadaan klien

8
yang membutuhkan modifikasi, atau perubahan dari rencana yang telah
anda tetapkan.
C. Kegiatan dalam Tahap Perencanaan
Kegiatan dalam tahap perencanaan (Budiono & Pertami, 2015)
a. Menentukan prioritas masalah keperawatan
Kegiatan pertama dalam perencanaan keperawatan adalah
menentukan prioritas masalah keperawatan. Kegiatan ini dimaksudkan
untuk menentukan masalah yang akan terjadi skala prioritas untuk
diselesaikan atau di latasi terlebih dahulu. Namun, bukan berarti bahwa
dalam menyelesaikan masalah, perawatn menunggu satu masalah
selesai sampai tuntas baru menyelesaikan masalah yang lain. Prioritas
pertama diartikan bahwa masalah ini perlu mendapat perhatia perawat,
karena dapat memengaruhi status kesehatan klien secara umum dan
memperlambat penyelesaian masalah yang lain. Dalam
pelaksanaannya nanti, prioritas masalah yang kedua dan seterusnya
dapat diatasi secara bersama-sama dan berkesinambungan.
a) Standar V : Standar Asuhan Keperawatan
Dalam standar V asuhan keperawatan, prioritas dititik beratkan
pada masalah yang mengancam kehidupan. Skala prioritasnya
tentukan dengan konsep berikut:
1) Prioritas pertama, yaitu masalah pasien yang mengancam
kehidupan
2) Prioritas kedua, yaitu masalah pasien yang mengancam
kesehatan
3) Prioritas ketiga, yaitu masalah yang berpengaruh terhadap
perilaku manusia
b) Menurut Depkes RI tahun 1992 : Pedoman Asuhan Keperawatan
1) Prioritas pertama masalah aktual
2) Prioritas kedua masalah potensial
b. Menetapkan tujuan dan kriteria hasil
1) Pengertian

9
Tujuan yang perawat tetapkan merupakan perubahan perilaku
pasien yang diharapkan oleh perawat setelah tindakan keperawatan
berhasil dilakukan.
2) Kriteria tujuan (Standar V asuhan keperawatan)
Kriteria tujuan yang perawat rumuskan harus dirumuskan secara
singkat dan jelas, perawat susun berdasarkan diagnosis
keperawatan, spesifik, dapat diukur / diobservasi, realistis atau
dapat dicapai, terdiri atas subjek, perilaku, kondisi, dan kriteria
tujuan.
c. Menetapkan kriteria hasil
Kriteria hasil merupakan batasan karakteristik atau indikator
keberhasilan dari tujuan yang telah ditetapkan. selain itu, kriteria hasil
berorientasi pada masalah dan kemungkinan penyebab dan merujuk
pada simtom dan meliputi empat aspek, yaitu kognitif (pengetahuan),
afektif (perubahan status fungsi), psikomotor (perilaku), dan perubahan
fungsi tubuh.
Dalam suatu pernyataan, tujuan perilaku yang akan perawat capai
masih memerlukan indikator-indikator yang lebih spesifik sehingga
tingkat keberhasilan akan lebih mudah di ukur. Penetapan kriteria hasil
yang benar dapat menggambarkan perilaku yang ingin perawat dengan
tepat. Perilaku ini dapat berbentuk kognitif, yaitu perubahan klien dari
keadaan tidak tahu, kurang tahu dan salah konsep, menjadi tahu dan
mempunyai konsep yang benar.
Aspek yang kedua adalah afektif, yaitu perubahan status
emosional, dan keadaan menolak, pengingkaran, marah, tidak
kooperatif. Psikomotor merupakan bentuk perilaku aktif yang dapat
terlihat melalui perubahan tindakan klien secara nyata, yaitu perubahan
dari ketidakmampuan melakukan suatu keterampilan perawatan diri
menjadi mampu dan mandiri.
Aspek perubahan fungsi tunuh berkaitan dengan respons tubuh
yang timbul akibat keadaanpatologis, tindakan atau situasi yang

10
mengancam. perubahan perilaku yang perawat inginkan adalah
perubahan dari kondisi abnormal menjadi normal. contoh: hipertensi
menjadi suhu normal, takikardia menjadi nadi normal, diare menjadi
buang air besar yang normal, dan lain-lain.
d. Merumuskan rencana tindakan keperawatan
Bagaimana cara merumuskan rencana tindakan keperawatan.
Rencana tindakan keperawatan merupakan desain spesifik untuk
membantu pasien dalam mencapai tujuan dan kriteria hasil.
Karakteristik rencana tindakan keperawatan berdasarkan standar V
asuhan keperawatan antara lain: berdasarkan tujuan, merupakan
alternatif tindakan terbaik, melibatkan pasien dan keluarga,
mempertimbangkan latar belakang budaya, mempertimbangkan
kebujaksanaan dan peraturan yang berlaku, lingkungan, sumber daya,
dan fasilitas, menjamin rasa aman, dan nyaman bagi pasien, berupa
kalimat instruksi, ringkas, tegas, dan penulisan menggunakan bahasa
yang mudah dimengerti, dan menggunakan formulir yang baku.
Tipe rencana tindakan keperawatan terdiri atas berikut ini:
1) Diagnostic/Observasi
Rencana tindakan keperawatan diagnostik adalah rencana
tindakan untuk mengkaji atau melakukan observasi terhadap
kemajuan klien dengan pemantauan secara langsung yang Anda
lakukan secara kontinu. Dengan observasi ini, diharapkan hal-hal
yang Anda tetapkan dalam kriteria hasil dapat Anda pantau secara
berkesinambungan sampai tujuan berhasil dicapai.
2) Terapeutik/Nursing Treatment
Rencana tindakan keperawatan terapeutik adalah rencana
tindakan yang ditetapkan untuk mengurangi, memperbaiki, dan
mencegah perluasan masalah. Rencana tindakan ini berupa
intervensi mandiri Anda yang bersumber dari ilmu, kiat, dan seni
keperawatan Dalam suatu masalah keperawatan, biasa didapatkan
beberapa (lebih dari satul alternatif penyelesaian masalahnya, Anda

11
dituntut untuk dapat memilih mana yang paling sesuai untuk Anda
tetapkan pada pasien.
3) Penyuluhan/Health Education (Pendidikan Kesehatan)
Rencana tindakan keperawatan yang berbentuk pendidikan
kesehata adalah rencana tindakan yang Anda tetapkan bertujuan
untuk meningkat kan perawatan diri klien dengan penekanan pada
partisipasi klien unt betanggung jawab terhadap perawatan diri,
terutama untuk perawatan d rumah. Penyuluhan atau pendidikan
kesehatan diperlukan, terutama bila masalah keperawatan dan
kriteria hasil berhubungan dengan aspek kogniti afektif, dan
psikomotor Penyuluhan yang Anda lakukan dapat herbentuk
penyuluhan umum tentang segala sesuatu tentang penyakit dan
perawatan klien atau juga lebih spesifik sesuai dengan masalah
yang terjadi.
4) Rujukan/Kolaborasi/Medical Treathment
Rencana tindakan keperawatan kolaboratif adalah tindakan
medis yang dilimpahkan kepada Anda. Rencana kolaboratif ini
disesuaikan dengan masalah yang terjadi. Masalah yang bersifat
kognitif, afektif, dan psikomotor mungkin tidak memerlukan
tindakan medis. Namun, untuk masalah yang berhubungan dengan
perubahan fungsi tubuh, sering memerlukan rencana kolaboratif.
Sifat rencana tindakan kolaboratif ini merupakan tugas mandar
Artinya, Anda mempunyai tugas/kewenangan untuk melakukan
tindakan tetapi kewenangan untuk membuat instruksi dan
pertanggungjawaban terletak pada pemberian instruksi. Dalam
menjalankan tugas kolaboratif in Anda hendaknya dapat
melindungi klien dari kemungkinan tindakan yang merugikan.
Misalnya, dengan memerhatikan semua instruksi kolaborat dan
memberikan saran yang bersifat konstruktif yang dapat menunjang
kesembuhan klien.

12
Karakteristik dokumentasi rencana tindakan keperawatan ditulis
oleli perawat profesional, dilaksanakan setelah kontak pertama
dengan pasien, tempat strategis, dan informasi baru.
e. Menetapkan rasional rencana tindakan keperawatan
Rasional rencana tindakan keperawatan adalah dasar pemikiran
atau alasan ilmiah mendasari ditetapkannya rencana tindakan
keperawatan. Kegiatan ini pada umumnya diperlukan untuk proses
pembelajaran, dengan harapan Anda dapat menerapkan prinsip dan
konsep ilmiah yang mendasari ditetapkannya desain rencana
keperawatan. Rasional rencana tindakan keperawatan menerapkan
berpikir kritis dan bertanggung jawab pada pengambilan keputusan
dalam menyelesaikan masalah klien.
D. Tahapan Rencana Tindakan
Rencana tindakan keperawatan merupakan serangkaian tindakan untuk
mencapai setiap tujuan khusus. Perencanaan keperawatan ini meliputi
perumusan tujuan, tindakan, dan penilaian rangkaian asuhan keperawatan
kepada klien berdasarkan analisis pengkajian agar masalah kesehatan dan
keperawatan klien dapat diatasi. Tahap rencana tindakan memberikan
kesempatan kepada perawat, klien, keluarga, dan oang terdekat untuk
merumuskan rencana tindakan yang bertujuan mengatasi masalah-
masalah. (Triyana, 2013)
Rencana tindakan disesuaikan dengan standar asuhan keperawatan
jiwa Indonesia atau standar asuhan keperawatan Amerika yang membagi
karakteristik tindakan yang berupa tindakan konseling, pendidikan
kesehatan, perawatan mandiri dan aktivitas hidup sehari-hari, tetapi
modalitas keperawatan, perawatan berkelanjutan, dan tindakan kolaborasi
(tetapi somatic dan psikofarma). Pada dasarnya, tindakan keperawatan
terdiri dari tindakan observasi dan pengawasan, terapi perawat, pendidikan
kesehatan dan tindakan kolaborasi. (Triyana, 2013)
Rencana keperawatan harus terorganisasi sehingga setiap perawat
dapat dengan cepat mengidentifikasi tindakan perawatan yang diberikan.

13
Rencana asuhan keperawatan yang dirumuskan dengan cepat memasilitas
koontinuitas asuhan keperawatan dari satu perawat mempunyai
kesempatan untuk memberikan asuhan yang berkualitas tinggi dan
konsisten. (Triyana, 2013)
E. Teknik Perencanaan
Beberapa teknik perencanaan yang sering dipakai adalah (Suarli &
Bahtiar, n.d.):
a. PPBS, yaitu sistem perencanaan, pembuatan program, dan pembuatan
anggaran (Planning, Programming, and Budgeting System) .
b. NwP, yaitu perencanaan jaringan kerja (Network Planning);
c. Perencanaan tradisional berdasarkan jenis pengeluaran;
d. Perencanaan hasil kerja yang berorientasi pada sasaran/hasil yang
ingin dicapai.
F. Komponen Perencanaan Keperawatan
Perencanaan keperawatan disusun berdasarkan diagnose keperawatan.
Komponen perencanaan keperawatan meliputi (Wijaya, 2019)
a. Prioritas masalah dengan kriteris: masalah-masalah yang mengancam
kehidupan merupakan prioritas pertama, masalah-masalah yang
mengancam kesehatan seseorang adalah prioritas kedua, masalah-
masalah yang mempengaruhi perilaku merupakan prioritas ketiga.
b. Tujuan asuhan keperawatan dengan kriteria: spesifik, bisa diukur, bisa
dicapai, realistic, ada batas waktu.
c. Rencana tindakan dengan kriteria: disusun berdasarkan tujuan asuhan
keperawatan, melibatkan pasien/keluarga, mempertimbangkan latar
belakang budaya pasien/keluarga, menentukan alternative tindakan
yang tepat, mempertimbangkan kebijaksanaan dan peraturan yang
berlaku, lingkungan, sumber daya dan fasilitas yang ada, menjamin
rasa aman dan nyaman bagi pasien, kalimat interupsi, ringkas, tegas
dengan bahasanya mudah dimengerti.

14
Daftar Pustaka

Bakri, M. H. (2017). Manajemen Keperawatan. Pustaka Baru Press.

Budiono, & Pertami, S. B. (2015). Konsep Dasar Keperawatan (S. Parman & R.
Damayanti (eds.)). Bumi Medika.

Christina, P., Indracahyani, A., & Yatnikasaria, A. (2019). Analisis


Ketidaksinambungan Dokumentasi Perencanaan Asuhan Keperawatan :
Metode Ishikawa. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 12(2).
https://doi.org/10.48144/jiks.v12i2.166

Doenges, M. E., Townsend, M. C., & Moorhouse, M. F. (n.d.). Rencana Asuhan


Keperawatan Psikiatri (M. Ester (ed.)). Buku Kedokteran.

Hadinata, D., & Abdillah, A. J. (2022). Metodologi Keperawatan (S. Wahyuni


(ed.)). Widina Bhakti Persada Bandung.

Herlambang, S., & Murwani, A. (2012). Manajemen Kesehatan dan Rumah Sakit.
Gosyen Publishing.

Suarli, S., & Bahtiar, Y. (n.d.). Manajemen Keperawatan dengan Pendekatan


Praktis. Penerbit Erlangga.

Triyana, Y. F. (2013). Teknik Prosedural Keperawatan (Rusdianto (ed.)). D-


Medika.

Wijaya, C. P. (2019). Pengaruh Burnout Syndrome Terhadap Proses Asuhan


Keperawatan (Studi Pada Perawat Rumah Sakit Medika Utama Blitar).
JURNAL REVITALISASI Jurnal Ilmu Manajemen, 5(3), 23–36.

15
16

Anda mungkin juga menyukai