DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
Puji Syukur Kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan
Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Keperawatan
Medikal Bedah 3 yang berjudul ”GANGGUAN PERSENDIAN LUTUT.”
Penulis
Ttd,
KELOMPOK 3
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Arthritis secara umum diartikan sebagai peradangan pada sendi,
sedangkan Osteoarthritis (OA) adalah salah satu tipe arthritis yang paling
sering terjadi. Sebelumnya penyakit ini sering disebut sebagai penyakit
sendi degeneratif, karena secara umum menyerang lansia. (Gunadi R,
2008) Osteoarthritis sering mengenai sendi lutut. Lutut adalah sendi yang
paling sering dipakai dalam kegiatan sehari-hari. Bila dalam 24 jam,
manusia tidur antara 8-10 jam, maka sendi lutut bekerja selama 16-18
jam setiap hari. Jadi tidak mengherankan bila sendi lutut adalah sendi
terbanyak yang mengalami OA. (Rachma, 2006) Nyeri Arthritik, seperti
yang dialami pasien OA, merupakan kejadian medik yang sering
dijumpai. Dan terkait dengan penurunan fungsional yang berakibat pada
menurunnya kualitas hidup pasien, bila dibandingkan dengan keadaan
kelainan klinis menahun lainnya. (Kidd BL, Langferd RM, 2009) Pada
tahun 1999 dilaporkan bahwa orang dewasa yang terkena OA lutut
kehilangan 13 hari kerja selama setahun dengan alasan kesehatan. Angka
mortalitas pasien OA lutut adalah 0,4% , meskipun penyebab kematian
tidak tersedia untuk dilakukan analisis. Enampuluh sampai enampuluh
tiga persen pasien OA lutut melakukan operasi lutut dan 98% diantaranya
dilakukan penggantian sendi lutut total. (American Academy of
Orthopedic Surgeons, 2004) Diperkirakan prevalensi terjadinya OA pada
populasi di Amerika Serikat adalah sekitar 40 juta orang atau sekitar 15%
dari keseluruhan populasi di Amerika. Ditemukan kejadian OA 49,4%
pada usia lebih dari 65 tahun dan lebih banyak menyerang wanita. Di
Indonesia, prevalensi OA lutut secara radiologis cukup tinggi, yaitu
4
sekitar 15,5% pada pria dan 12,7% pada wanita yang berumur antara 40-
60 tahun. Diperkirakan sekitar 1-2 juta orang lanjut usia di Indonesia
mengalami kecacatan karena OA. Di Bandung, khusus untuk angka
kejadian OA, 1 2 telah dilakukan penelitian di poli Reumatologi Rumah
Sakit Hasan Sadikin Bandung antara bulan Juli 2003 sampai dengan Juli
2005. Ternyata kasus OA didapatkan pada 69% dari 3025 kunjungan
pasien ke poliklinik Reumatologi Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung.
Lokasi anatomis OA tersering pada penelitan ini adalah pada genue
sebanyak 62,86% kasus. (Gunadi R, 2008) Diagnosis OA biasanya
ditegakkan berdasarkan gejala klinis, temuan laboratorium, dan
pemeriksaaan radiologis. Radiogram khusus dapat membantu untuk
mengevaluasi OA. Radiogram sendi lutut yang sedang memikul beban
tubuh dapat memberi gambaran lebih baik tentang efek penyakit bila
dibandingkan dengan gambaran sendi yang tidak sedang memikul beban
tubuh. OA bukan suatu penyakit yang simetris, sehingga pembuatan
gambar radiogram sendi kontralateral akan dapat membantu. (Price,
2006) Berdasarkan pada beratnya gejala pada tingkat lanjut serta
tingginya angka kejadian di Indonesia, maka penulis mengajukan judul
skripsi ini untuk mengetahui angka kejadian OA genue di Rumah Sakit
Umum Daerah Moewardi Surakarta dan dapat digunakan masyarakat
sebagai acuan untuk mencegah OA genue pada tingkat lanjut.
B. RUMUSAN MASALAH
a. Apa Itu Sendi Lutut
b. Gelaja Sendi Lutut
c. Penyebab Sendi Lutut
d. Gangguan Sendi Lutut
e. Pencegahan Sendi Lutut
f. Pengobatan Sendi Lutut
5
C. TUJUAN PENULISAN
a. Mengetahui Apa Itu Sendi Lutut
b. Mengetahui Gelaja Sendi Lutut
c. Mengetahui Penyebab Sendi Lutut
d. Mengetahui Gangguan Sendi Lutut
e. Mengetahui Cara Pencegahan Sendi Lutut
f. Mengetahui Cara Pengobatan Sendi Lutut
6
BAB II
PEMBAHASAN
Salah satu penyebab lutut sakit adalah cedera pada lutut. Bila lutut
mengalami cedera, beberapa jaringan yang menyusun lutut, seperti
tulang rawan atau tulang, dapat terganggu. Gangguan pada jaringan
penyusun lutut akibat cedera bisa berupa:
7
Patah tulang tempurung lutut, tulang paha, atau tulang kering.
Selain karena cedera, lutut sakit juga dapat disebabkan oleh penyakit
tertentu, seperti:
Rheumatoid arthritis
Osteoarthritis
Penyakit asam urat (gout)
Infeksi pada lutut
Kanker yang menyebar ke sendi lutut
Penyakit Osgood-Schlatter
8
sering mengalami rasa nyeri atau sakit berkepanjangan pada lutut,
Anda sebaiknya memeriksakan ke dokter.
Salah satu jenis terjadinya gangguan pada sendi lutut disebabkan oleh
kaki yang berbentuk X. Jenis gangguan knee joint / gangguan sendi
lutut ini bisa dilihat saat anak memasuki umur 4 tahun dan akan
kembali lurus saat berusia 6 sampai 7 tahun. Namun, ada beberapa
kondisi yang harus segera diperiksakan, seperti jika kelainan
menetap, timbul rasa sakit, terjadi hanya satu kaki, dan jarak antar
kedua kaki lebih dari 8 cm saat berdiri.
9
Patellofemoral Pain Syndrome. Atau yang biasa disingkat menjadi
PFPS. Penyakit ini sering kali menyerang atlet lari.
Jenis knee joint / gangguan pada sendi lutut yang terakhir adalah ITB
Syndrome. Penyakit ini terjadi karena jaringan ikat menjadi sangat
ketat dan menggosok tulang bagian paha. Seseorang yang sering
melakukan lari jarak jauh akan sering mengalami hal ini. Gejala yang
muncul adalah rasa panas antara luar lutut dan paha bawah.
Itulah beberapa jenis gangguan pada sendi lutut atau knee joint yang
sering terjadi. Ketika rasa nyeri muncul mulai sering, ada baiknya
untuk memeriksakan diri. Agar nantinya penanganan lebih mudah
dilakukan. Alhasil, tingkat kesembuhan lebih cepat diraih.
Untuk menjaga kesehatan sendi lutut dan mencegah cedera lutut, dapat
dilakukan langkah-langkah sederhana di bawah ini:
10
Selalu melakukan pemanasan sebelum berolahraga serta
peregangan setelah selesai berolahraga.
Menggunakan sepatu yang sesuai dengan bentuk kaki atau yang
menyangga kaki dengan baik saat olahraga.
Meningkatkan intensitas dan frekuensi olahraga secara bertahap,
dari yang ringan ke yang berat.
Menyesuaikan jenis dan intensitas olahraga dengan kemampuan
dan kondisi tubuh
Obat-obatan
Obat-obatan bertujuan untuk meredakan nyeri lutut maupun
mengobati penyebab nyeri tersebut. Untuk meredakan nyeri,
dokter dapat memberikan paracetamol atau obat antiinflamasi
nonsteroid.
Fisioterapi
Fisioterapi bertujuan untuk melatih dan menguatkan otot di
sekitar lutut, sehingga sendi lutut lebih stabil. Jika diperlukan,
misalnya pada penderita osteoarthritis, dokter akan menyarankan
penggunaan alat penyangga lutut (knee support) untuk
meredakan nyeri lutut.
Suntik sendi
Penyuntikan obat ke sendi lutut dilakukan untuk meredakan
nyeri. Zat yang disuntikkan dapat berupa kortikosteroid, asam
hialuronat, atau platelet-rich plasma (PRP). Tanyakan mengenai
manfaat dan risiko dari suntik obat ke sendi.
Jika sakit lutut yang diderita sangat parah dan metode pengobatan di atas
tidak berhasil meredakan lutut sakit, dokter dapat melakukan operasi,
seperti arthroskopi atau operasi penggantian sendi lutut.
Untuk mempercepat pemulihan nyeri lutut sekaligus mencegah
komplikasi, ada beberapa perawatan yang bisa dilakukan di rumah, yaitu:
11
Memosisikan kaki lebih tinggi dari lutut, misalnya dengan
meletakkan kaki di atas bantal, untuk mengurangi pembengkakan
pada lutut.
Banyak beristirahat, untuk mengurangi tekanan pada lutut
sehingga dapat pulih lebih cepat.
12
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sesuai dengan pembahasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan terjadi gangguan pada sendi
lutut, seperti faktor keturunan, faktor bawaan sejak lahir, cedera dan lain
sebagainya. Gangguan sendi lutut membuat seseorang kesulitan dalam
melakukan aktivitas. Bahkan, untuk berjalan mungkin membutuhkan
bantuan.
B. SARAN
a) Menjaga berat badan ideal merupakan salah satu hal yang paling baik
dilakukan dalam hal menjaga kesehatan sendi, setiap peningkatan
berat badan akan menempatkan beban lebih pada lutut yang mana
akan meningkatkan resiko terjadinya cedera lutut.
b) Lakukan latihan secara teratur untuk menguatkan otot paha, baik
bagian depan maupun bagian belakang.
c) Disarankan juga untuk renang seminggu sekali
13
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 2007. Riset Kesehatan Dasar (Rikesdas). Badan penelitian dan
pengembangan Kesehatan departemen Kesehatan republic Indonesia. Jakarta
14