Nim : C01419124
Judul Penelitian :
LANDASAN TEORI
Demam berdarah dengue (DBD) atau yang disebut dengan dengue hemorrhagic fever
(DHF) adalah penyakit menular akibat virus dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti
atau Aedes albopictus. Penyakit ini disebabkan oleh salah satu dari empat jenis virus dengue.
Demam berdarah dulu sempat disebut penyakit “break-bone“. Hal ini lantaran gejalanya yang
kadang menyebabkan nyeri sendi dan otot yang membuat tulang terasa retak.
Demam berdarah yang bersifat ringan akan menyebabkan demam dan gejala-gejala lain
yang menyerupai flu. Namun, penyakit ini dapat berkembang menjadi demam berdarah dengue
dengan tingkat keparahan yang lebih serius. Tanpa penanganan yang baik, DBD dapat
mengakibatkan sindrom syok dengue dengan risiko perdarahan serius.
Penularan virus Dengue terjadi bila seseorang yang terinfeksi digigit oleh nyamuk perantara.
Virus dari orang yang terinfeksi tersebut akan dibawa oleh nyamuk dan menginfeksi orang lain
yang digigitnya. Meski begitu, virus Dengue hanya menular melalui nyamuk dan tidak dari
orang ke orang.
Selain pernah mengalami infeksi virus Dengue, faktor lain yang dapat meningkatkan
risiko seseorang terkena demam berdarah adalah tinggal atau bepergian ke daerah tropis. Demam
berdarah juga lebih berisiko dialami oleh bayi, anak-anak, orang lanjut usia, dan orang dengan
kekebalan tubuh lemah.
Berdasarkan tingkat keparahan gejalanya, demam berdarah dapat dibagi menjadi demam
dengue (dengue fever) dan demam berdarah dengue (dengue hemorrhagic fever). Berikut ini
adalah penjelasannya:
Demam dengue adalah bentuk ringan dari infeksi virus Dengue. Gejalanya hampir
menyerupai demam pada umumnya dan umumnya dimulai sejak hari ke-4 sampai ke-7 setelah
digigit nyamuk (masa inkubasi DBD). Gejala demam ini umumnya mereda kurang dari 1
minggu, tetapi bisa juga berlangsung sampai 10 hari.
Demam berdarah dengue (DBD) merupakan kondisi ketika demam dengue yang dialami
oleh penderitanya mengalami perburukan (fase kritis). Biasanya, fase ini terjadi antara hari ke-3
hingga hari ke-7 setelah gejala muncul.
Pada fase ini, penderita demam dengue dapat mengalami penurunan suhu demam
(dibawah 38°C) selama 1 hari, kemudian suhu tubuhnya akan kembali naik di hari berikutnya.
Pola ini disebut sebagai saddleback fever (demam pelana).
Banyak yang mengira bahwa penurunan demam ini adalah tanda kesembuhan. Padahal,
justru di fase ini penderita harus diawasi lebih ketat. Hal ini karena pada fase ini penderita dapat
mengalami perdarahan dan kebocoran pembuluh darah.
Berikut ini merupakan tanda bahaya demam berdarah dengue yang harus diwaspadai:
Nyamuk penyebab penyakit demam berdarah adalah nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk
jenis ini memiliki sifat antropofilik, yaitu menghisap darah manusia, selain buah, sebagai sumber
makanan. Nyamuk Aedes aegypti yang menggigit manusia berjenis kelamin betina. Darah
dibutuhkan untuk perkembangan telur nyamuk. Sedangkan nyamuk jantan sumber makanannya
hanya dari buah. Nyamuk DBD bersifat multiple feeding yang berarti seekor nyamuk betina
perlu menghisap beberapa kali hingga kebutuhan darahnya tercukupi. Hewan penyebab penyakit
demam berdarah ini memiliki ukuran yang kecil. Nyamuk ini memiliki corak hitam dengan
belang atau loreng putih di seluruh tubuhnya. Nyamuk DBD memiliki waktu-waktu tertentu
untuk mencari dan menghisap darah. Mereka aktif menggigit pada pagi hingga sore hari. Waktu
paling aktif nyamuk Aedes aegypti untuk mencari darah adalah 2 jam setelah matahari terbit dan
beberapa jam sebelum matahari terbenam. Jika kebetulan ada nyamuk yang menggigit kita dan
memiliki ciri-ciri tersebut, bisa dipastikan nyamuk yang menggigit kita adalah nyamuk DBD.
Tidak ada metode khusus untuk menangani demam dengue. Pengobatan yang dilakukan
adalah untuk meredakan gejala dan mencegah infeksi virus semakin memburuk.
Apabila demam dengue berkembang menjadi demam berdarah dengue, pasien perlu
dirujuk ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan intensif. Dokter akan memberikan
cairan infus dan memantau pasien dengan ketat, mulai dari denyut nadi, tekanan darah, hingga
jumlah urin yang dikeluarkan oleh pasien.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya demam berdarah, yaitu:
Vaksin dengue
Vaksin dengue mengandung 4 jenis virus dengue. Oleh karena itu, vaksin tetap diberikan
pada orang yang sudah pernah terinfeksi. Hal ini untuk membentuk kekebalan tubuh terhadap
tipe virus Dengue berbeda.
Penting untuk diingat bahwa vaksin dengue tidak boleh diberikan pada orang yang tidak
pernah terdiagnosis demam berdarah sebelumnya, karena bisa meningkatkan risiko demam
berdarah berat jika orang tersebut terinfeksi. Pemberian vaksin juga tidak dianjurkan pada anak
usia di bawah 9 tahun, terutama pada kelompok usia 2–5 tahun.
Pemberantasan Sarang Nyamuk
Selain dengan vaksin, demam dengue dapat dicegah melalui pemberantasan sarang
nyamuk (PSN). PSN dilakukan dalam dua kali pengasapan insektisida atau fogging dalam jeda 1
minggu. Dilakukannya pengasapan sebanyak dua kali bertujuan untuk membunuh jentik nyamuk
yang tidak dapat dibasmi pada saat pengasapan pertama.
Metode PSN lain adalah dengan rutin menjalankan 3M-Plus, terutama pada musim hujan.
Langkah 3M yang dimaksud adalah:
Menguras tempat penampungan air, seperti bak mandi atau toren, minimal 1 minggu
sekali
Menutup rapat tempat penampungan air
Mendaur ulang barang yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan
nyamuk Aedes aegypti, seperti ban bekas yang dapat menampung air hujan
Selain itu, lakukan pula langkah Plus untuk membantu pencegahan. Langkah Plus yang
dimaksud antara lain:
Selain cara-cara di atas, mengenakan pakaian yang longgar juga dapat mencegah gigitan
nyamuk. Hal ini karena gigitan nyamuk dapat menembus pakaian yang ketat. Sebagai
perlindungan tambahan, gunakan losion anti nyamuk yang mengandung N-
diethylmetatoluamide (DEET).