Anda di halaman 1dari 45

DEMAM BERDARAH DENGUE

(DBD)
DISAMPAIKAN OLEH : ELY TRIWINARTI
DALAM KEGIATAN REFRESING KADER KESEHATAN
PUSKESMAS KANDANGAN

TAHUN 2016
PENGERTIAN DBD
DBD merupakan salah satu penyakit
menular yang dapat menimbulkan
wabah. Penyakit ini merupakan salah
satu masalah kesehatan di Indonesia
yang dapat menimbulkan kekuatiran
karena perjalanan penyakitnya yang
cepat dan dapat menyebabkan kematian
dalam waktu singkat.
Demam Berdarah Penyakit menular berbahaya yang dapat
Dengue (DBD) menyebabkan kematian dalam waktu
singkat dan sering menimbulkan wabah

Virus dengue
Terhitung sejak tahun 1968 hingga tahun 2009,
World Health Organization (WHO) mencatat
negara Indonesia sebagai negara dengan kasus
Indonesia
DBD tertinggi di Asia Tenggara.

Kasus ini tersebar di seluruh 33 propinsi di


Indonesia; di 357 dari total 480 kabupaten
PENYEBAB DBD
Penyebab DBD adalah virus dengue
Gejala – gejala Demam Berdarah Dengue :
1. Panas tinggi yang datang secara tiba-tiba selama 2 hingga 7
hari dengan suhu badan mencapai 38-40 derajat celcius atau
bahkan lebih.
2. Kulit nampak bintik-bintik merah.
3. Terkadang penderita penyakit DBD mengalami mimisan.
4. Terjadi muntah darah atau berak darah.
5. Tes Torniquet menunjukkan hasil yang positif.
6. Terjadi pendarahan yang petekia.
7. Terkadang ulu hati terasa nyeri karena terjadi pendarahan pada
lambung.
8. Bila penyakit demam berdarah pada fase yang dapat dikatakan
parah, penderita akan mengalami kegelisahan. Ujung tangan serta
kaki berkeringat dingin.Hematemeses.
9. Trombositomenia 100.000 per mm3.
Terjadi pembesaran pada plasma yang identik dengan kenaikan
dinding pembuluh darah.
FASE FASE
DEMAM BERDARAH DENGUE
(DBD)
Mengenal 3 fase DBD yang juga dikenal dengan “Siklus
Pelana Kuda” bisa menjadi langkah awal dalam
penyembuhan DBD. Istilah Siklus Pelana Kuda sendiri
dibuat untuk memudahkan masyarakat dalam mengenal
grafik naik-turun panas yang dialami oleh penderita DBD.
Fase Demam: Hari 1-3
Gejala awal DBD bisa dimulai dengan demam tinggi antara 39-41
derajat celsius. Demam bisa berlangsung selama 3-4 hari dan
biasanya tidak dapat direda dengan obat penurun panas biasa.
Walau demam bisa menjadi gejala untuk banyak penyakit, bila demam
tinggi tak kunjung turun dalam waktu 2-3 hari dan disertai dengan satu
atau beberapa gejala lain seperti lemas, sakit kepala, sakit di daerah
bola mata, nyeri sendi dan otot, bahkan pendarahan ringan seperti
pendarahan pada gusi, ataupun hilangnya nafsu makan yang disertai
dengan mual muntah, sebaiknya kondisi tersebut mendapat perhatian
khusus.
Penanganan: Selama demam, perbanyak minum air untuk membantu
menurunkan suhu tubuh dan mencegah dehidrasi. Bila demam tak
kunjung reda selama 2-3 hari, jangan tunda untuk segera menemui
dokter agar mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut.
Fase Kritis: Hari 3-5
Fase ini ditandai dengan demam yang mereda. Banyak penderita yang
salah kaprah dengan suhu tubuh yang kembali normal atau bahkan di
bawah normal, mengaitkannya dengan kesembuhan. Padahal, penderita
sedang memasuki masa di mana risiko tertinggi dari DBD dapat terjadi.
Saat penderita memasuki fase ini, pembuluh darah mengalami pelebaran
dengan efek munculnya ruam atau bintik merah pada kulit, itulah yang
sebenarnya menyebabkan suhu tubuh menurun.

Penyebab utama dari bintik-bintik merah tersebut pecahnya pembuluh


kapiler.
Pasien bisa saja mengalami pendarahan ringan pada bagian hidung dan
juga mulut. cairan akan menumpuk pada bagian abdomen dan juga dada
yang mana dapat menimbulkan bocornya pembuluh darah, sehingga harus
dibantu dengan transfusi. Oleh sebab itu, di fase kritis, pasien harus
mendapatkan pertolongan medis, berupa infus cairan, dan pasien harus
minum sebanyak mungkin. Fase ini juga ditandai dengan terjadinya
penurunan kadar trombosit darah hingga di bawah 150.000. Hal ini hanya
bisa diketahui melalui pengukuran secara medis.
Padahal, saat penderita sudah memperlihatkan tanda ruam atau bintik merah
pada kulit, tandanya penderita sedang berada dalam masa kritis.
Bila ditangani dengan cepat dan tepat, fase Kritis bisa berlangsung tidak lebih
dari 24 sampai 48 jam. Sebagian besar komplikasi yang timbul selama fase
ialah perdarahan dan kelainan metabolik misalnya, hipokalsemia, hipoglikemia,
atau hiperglikemia

Penanganan: Penanganan medis sudah harus didapatkan oleh penderita yang


telah memasuki fase ini. Keterlambatan dalam penanganan bisa menyebabkan
kematian mendadak pada penderita.
Fase penyembuhan: Hari 6-7
Berakhirnya Fase Kritis ditandai dengan suhu tubuh yang kembali
naik. Dalam fase ini, denyut nadi menguat, pendarahan berhenti, dan
terjadinya perbaikan fungsi tubuh lainnya.
Beberapa penderita mengaku nafsu makan mereka mulai kembali,
berkurangnya bintik atau ruam merah pada kulit.
Penanganan: Pemeriksaan masih diperlukan untuk melihat
perkembangan penyembuhan. Walau DBD bisa menimbulkan
komplikasi, dengan mendapatkan perawatan yang tepat, DBD bisa
sembuh tanpa meninggalkan gejala sisa.
Siklus Pelana Kuda DBD
PENULARAN DBD
Penularan DBD umumya melalui gigitan
nyamuk Aedes Aegypti. Meskipun dapat juga
ditularkan oleh Aedes Albopictus yang biasanya
hidup di kebun-kebun.
CIRI FISIK NYAMUK AEDES AEGYPTI
CIRI NYAMUK AEDES AEGYPTI

• Aedes aegypti bersifat diurnal atau aktif pada pagi hingga


siang hari. Penularan penyakit dilakukan oleh nyamuk
betina karena hanya nyamuk betina yang mengisap darah.
Hal itu dilakukannya untuk memperoleh asupan protein
yang diperlukannya untuk memproduksi telur. Jenis ini
menyenangi area yang gelap dan benda-benda berwarna
hitam atau merah. Demam berdarah kerap menyerang
anak-anak karena anak-anak cenderung duduk di dalam
kelas selama pagi hingga siang hari dan kaki mereka yang
tersembunyi di bawah meja menjadi sasaran empuk
nyamuk jenis ini.
• Di Indonesia, nyamuk A. aegypti umumnya memiliki
habitat di lingkungan perumahan, di mana terdapat banyak
genangan air bersih dalam bak mandi ataupun tempayan.
Oleh karena itu, jenis ini bersifat urban, bertolak belakang
dengan A. albopictus yang cenderung berada di daerah
hutan berpohon rimbun (sylvan areas).
• Nyamuk A. aegypti, seperti halnya culicines lain,
meletakkan telur pada permukaan air bersih secara
individual. Telur berbentuk elips berwarna hitam dan
terpisah satu dengan yang lain. Perkembangan dari telur
hingga nyamuk dewasa membutuhkan waktu 7 hingga 8
hari, namun dapat lebih lama jika kondisi lingkungan tidak
mendukung.
• Nyamuk A. Aegypti dapat menghasilkan 100 – 200 buah
telur sekali bertelur. Dalam siklus hidupnya, nyamuk A.
Aegypti dapat bertelur sebanyak 5 kali.
• Telur Aedes aegypti tahan kekeringan dan dapat bertahan
hingga 1 bulan bahkan 1 tahun dalam keadaan kering. Jika
terendam air, telur kering dapat menetas menjadi larva.
Sebaliknya, larva sangat membutuhkan air yang cukup
untuk perkembangannya. Kondisi larva saat berkembang
dapat memengaruhi kondisi nyamuk dewasa yang
dihasilkan.
• Infeksi virus dalam tubuh nyamuk dapat mengakibatkan
perubahan perilaku yang mengarah pada
peningkatan kompetensi vektor, yaitu kemampuan nyamuk
menyebarkan virus. Infeksi virus dapat mengakibatkan
nyamuk kurang handal dalam mengisap darah, berulang
kali menusukkan proboscis nya, namun tidak berhasil
mengisap darah sehingga nyamuk berpindah dari satu
orang ke orang lain. Akibatnya, risiko penularan virus
menjadi semakin besar.
MASA INKUBASI DBD
Masa inkubasi DBD biasanya 4 – 7 hari atau bahkan 3 – 15 hari sesudah masa tunas/inkubasi
selama 3 – 15 hari orang yang tertular dapat mengalami/menderita penyakit ini dalam salah
satu dari 4 bentuk berikut ini :
 Bentuk Abortif, Penderita tidak merasakan suatu gejala apapun.
 Dengue Klasik, Penderita mengalami demam tinggi selama 4 – 7 hari nyeri-nyeri pada
tulang, diikuti dengan munculnya bintik-bintik atau bercak-bercak pendarahan dibawah
kulit.
 Dengue Haemorhagig Fever (Demam Berdarah Dengue/DBD), Gejalanya sama dengan
dengue klasik ditambah dengan pendarahan dari hidung (Epitaksis/mimisan), mulut,
dubur, dsb.

 Dengue Syok Sindrom, Gejalanya sama dengan DBD ditambah dengan syok/presyok.
Bentuk ini sering berujung pada kematian.
MEKANISME PENULARAN
Seorang yang di dalam darahnya mengandung virus dengue merupakan
sumber penularan DBD, virus ini berada dalam darah selama 4 – 7 hari.
Bila penderita DBD digigit nyamuk penular, maka virus dalam darah akan
ikut terisap masuk kedalam lambung nyamuk, selanjutnya virus akan
memperbanyak diri dan tersebar di berbagai jaringan tubuh nyamuk
termasuk di dalam kelenjar liurnya. Kira-kira 1 minggu setelah menghisap
darah penderita nyamuk tersebut siap menularkan kepada orang lain.
Virus ini akan tetap berada dalam tubuh nyamuk sepanjang hidupnya dan
menjadi penular (Infektif).
Cara Penularan

Nyamuk Aedes aegypti

Penderita

Virus dengue masuk lambung Aedes

Menyebar ke jaringan nyamuk tmsk liur

Menularkan ke orang lain.

Virus dengue berada dlm tubuh nyamuk sepanjang hidup


DBD pada umumnya menyerang anak-anak ≤ 15 Tahun, tetapi
dalam dekade terakhir ini terlihat adanya kecenderungan
proporsi pada dewasa. Biasanya nyamuk Aedes Aegypti betina
mencari mangsa pada siang hari. Aktifitas menggigit biasanya
mulai pagi sampai petang hari dengan 2 puncak aktifitas antara
pukul 09.00 – 10.00 dan pukul 16.00 – 17.00.
TEMPAT PERKEMBANGBIAKAN NYAMUK AEDES AEGYPTI

 Tempat penampungan air untuk keperluan sehari-hari seperti : drum, tangki,


tempayan, bak mandi/wc dan ember.
 Tempat penampungan air bukan untuk keperluan sehari-hari seperti : tempat
minum burung, vas bunga, barang-barang bekas (ban, kaleng, botol,
plastik,dll).
 Tempat penampungan air alamiah seperti : lobang batu/pelepah daun,
tempurung kelapa, potongan bambu.
PEMBERANTASAN / PENCEGAHAN
1. Bersihkan (kuras) tempat penyimpanan air (seperti : bak mandi / WC, drum, dan lain-
lain) sekurang-kurangnya seminggu sekali. Gantilah air di vas kembang, tempat minum
burung, perangkap semut dan lain-lain sekurang-kurangnya seminggu sekali
2. Tutuplah rapat-rapat tempat penampungan air, seperti tampayan, drum, dan lain-lain
agar nyamuk tidak dapat masuk dan berkembang biak di tempat itu
3. Kubur atau buanglah pada tempatnya barang-barang bekas, seperti kaleng bekas, ban
bekas, botol-botol pecah, dan lain-lain yang dapat menampung air hujan, agar tidak
menjadi tempat berkembang biak nyamuk. Potongan bamboo, tempurung kelapa, dan
lain-lain agar dibakar bersama sampah lainnya
4. Tutuplah lubang-lubang pagar pada pagar bambu dengan tanah atau adukan semen
5. Lipatlah pakaian/kain yang bergantungan dalam kamar agar nyamuk tidak hinggap
disitu
6. Untuk tempat-tempat air yang tidak mungkin atau sulit dikuras, taburkan bubuk ABATE
ke dalam genangan air tersebut untuk membunuh jentik-jentik nyamuk. Ulangi hal ini
setiap 2-3 bulan sekali
7. Untuk membunuh nyamuk dewasa dapat dilakukan dengan kegiatan pengasapan
(fogging)
PEMBERIAN ABATE
• Takaran penggunaan bubuk ABATE adalah sebagai berikut:
Untuk 10 liter air cukup dengan 1 gram bubuk ABATE

• Contoh:
Untuk 100 liter air, ABATE yang diperlukan = (100/10) x 1 gram
= 10 gram ABATE
Untuk menakar ABATE digunakan sendok makan. Satu sendok
makan peres berisi 10 gram ABATE.
• Bila memerlukan ABATE kurang dari 10 gram, maka dapat dilakukan
sebagai berikut:
~ Ambil 1 sendok makan peres ABATE dan tuangkan pada selembar
kertas
~ Lalu bagilah ABATE menjadi 2, 3, atau 4 bagian sesuai dengan
takaran yang dibutuhkan
Setelah dibubuhkan ABATE maka:
• Selama 3 bulan bubuk ABATE dalam air tersebut mampu membunuh jentik
Aedes Aegypti
• Selama 3 bulan bila tempat penampungan air tersebut akan
dibersihkan/diganti airnya, hendaknya jangan menyikat bagian dalam
dinding tempat penampungan air tersebut
• Air yang telah dibubuhi ABATE dengan takaran yang benar, tidak
membahayakan dan tetap aman bila air tersebut diminum
SELAIN ITU DITAMBAH DENGAN CARA LAIN YANG DISEBUT “3M PLUS”
a. Memelihara ikan pemakan jentik di kolam / bak penampung
air.
b. Memasang kawat kasa.
c. Menghindari kebiasaan menggantung pakaian dalam kamar.
d. Menggunakan kelambu.
e. Memakai obat yang dapat mencegah gigitan nyamuk.
Kapan harus segera dibawa ke rumah sakit
• Bila muncul salah satu atau lebih gejala:
1. Kesadaran menurun, anak gelisah
2. Kulit kaki, kulit tangan anyep, lembab dan dingin
3. Kencing berkurang atau malahn tidak kencing
selama 6 jam
4. Kejang
5. Kurang makan, minum, muntah terus menerus
hingga anak lemas
6. Keluar pendarahan pada hidung, kulit, mulut atau
dubur
PERTOLONGAN PERTAMA

1. Beri minum sebanyak-banyaknya dengan air yang sudah dimasak


seperti air susu, teh atau air minum lainnya, dapat juga dengan
oralit.
2. Berikan kompres air dingin atau es.
3. Berikan obat penurun panah misalnya parasetamol (dosis anak-
anak 10-20 mg/Kg BB per hari; dewasa; 3×1 tablet/hari).
4. Harus segera dibawa ke dokter, petugas puskesmas pembantu,
bidan desa, perawat pembina desa, Puskesmas atau Rumah Sakit.
INFORMASI PENTING !!!

Tidak ada vaksin yang tersedia secara komersial


untuk penyakit DBD, pencegahan utama demam
berdarah terletak pada menghapuskan atau
mengurangi vektor nyamuk DBD.

Pemberantasan sarang nyamuk DBD adalah


kegiatan membrantas telur, jentik dan kepompong
nyamuk DBD di tempat-tempat pembiakannya.
Perawatan Rumah
• Minum yang banyak
• Dicatat berapa banyak minumnya,
• Dicatat juga jam berapa saja kencingnya
• Akan baik sekali bila penderita mau makan
• Kalau diatas 38C berikan parasetamol
• Untuk penurun panas bagi penderita DBS
dilarang keras memberi salisilat dan ibuprofen
TEMPAT POTENSIAL BAGI
PENULARAN DBD
A. Wilayah yang banyak kasus DBD (Endermis).
B. Tempat-tempat umum seperti sekolah, RS,
Puskesmas, Hotel, Pasar, Restoran, dan Tempat
Ibadah.
C. Pemukiman baru di pinggir kota.
Karena lokasi ini penduduknya berasal dari
berbagai wilayah maka kemungkinan
diantaranya terdapat penderita atau orier yang
membawa virus dengue yang berlainan dari
masing-masing lokasi asal.
TERIMA KASIH
PemberantasanSarang Nyamuk
Demam berdarah Dengue
PSN

 Merupakan cara yang paling tepat untuk


member antas vektor (Nyamuk Aedes aegypti).
 Melibatkan semua unsur masyarakat
 Dinkes juga melakukan Fogging Focus
dikelurahan yang ditemukan adanya
penderitaapabila memenuhi kriteria
penyemprotanberdasar hasil Penyelidikan
Epidemiologi (PE)
TEMPAT PERKEMBANGBIAKAN NYAMUK AEDES AEGYPTI
Dikelompokkan sebagai berikut :1.
1. Tempat penampungan air (TPA) untuk keperluansehari-hari
: drum, tangki reservoir, tempayan, bakmandi/wc,
dan ember.
2. Tempat penampungan air bukan untuk keperluansehari-hari
seperti : tempat minum burung, vasbunga, penangkap
semut dan barang-barang bekas(Ban, kaleng, botol, plastik,
dan lain-lain)
3. Tempat penampungan air alamiah seperti : lobangpohon,
lobang batu, pelepah daun, tempurungkelapa, pelepah
pisang dan potongan bambu.
PERILAKU NYAMUK AEDES AEGYTPI
Biasanya nyamuk betina mencari mangsanya pada sianghari.
Aktivitas menggigit biasanya mulai pagi sampaipetang hari, dengan
2 puncak aktifitas antara pukul09.00 - 10.00 dan 16.00 - 17.00.

Setiap kali bertelur nyamuk betina dapat mengeluarkantelur


sebanyak 100 butir.

Nyamuk betina meletakkan telur di air.

Telur di tempat kering (tanpa air) dapat bertahanberbulan-bulan pada


suhu -2 sampai 420C dan bila ditempat tersebut kemudian tergenang
air ataukelembabannya tinggi maka telur dapat menetas lebihcepat.
PEMBERANTASAN NYAMUKPENULAR DBD

A.Pemberantasan nyamuk dewasa : Fogging


denganinsektisida, ditujukan pada tempat
perkembangbiakannyamuk.
Tindakan ini harus diikuti dengan pemberantasanterhadap
jentik agar populasi nyamuk dapat ditekan serendah-
rendahnya.

B. Pemberantasan Jentik1.

Fisik : 3M
dilakukan oleh seluruh masyarakat2.

Kimia : Larvasidasi dengan abate (residu selama 3bulan

Biologi :memelihara ikan pemakan jentik (ikankepala timah,


ikan gepi, ikan cupang, dll)

Anda mungkin juga menyukai