Anda di halaman 1dari 7

DEMAM BERDARAH DENGUE

Saat ini penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) mengalami kenaikan jumlah kasus
yang sangat bermakna. Beberapa kasus bahkan ada yang hingga  meninggal, sehingga
di beberapa wilayah provinsi dan kabupaten oleh pemerintah daerahnya sudah
dinyatakan sebagai kejadian luar biasa (KLB). Di beberapa rumah sakit pasien terus
berdatangan setiap harinya. Banyak pasien sudah tidak lagi dirawat (inap) di ruangan
yang biasa menangani penyakit ini, tetapi banyak juga yang terpaksa mendapat
perawatan di selasar ruang gawat darurat dengan memakai velbed sebagai tempat
tidurnya.

Banyak juga pasien yang datang ke rumah sakit sudah dalam keadaan berat, bahkan
dalam keadaan syok (dengue shock syndrome/DSS), suatu keadaan yang paling berat
dari demam berdarah. Keadaan seperti ini tentu saja harus diatasi dengan
meningkatkan kewaspadaan kita semua, masyarakat dan pemerintah,  khususnya
dalam hal mencegah penularan dan apabila sudah terjadi penyakit mencari pengobatan
dalam keadaan yang masih dini.  

Apakah penyebab demam berdarah ?

Penyakit DBD adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh virus dengue, suatu
virus  yang termasuk dalam marga (genus) Flavivirus dari famili Flaviridae. Sebenarnya
bila seseorang terinfeksi virus dengue tidak selamanya akan menjadi DBD.  Manifestasi
infeksi virus dengue bervariasi dengan spektrum yang luas, mulai dari infeksi tanpa
gejala (asimtomatik), demam yang tidak khas, demam dengue (dengue fever) dengan
atau tanpa disertai perdarahan, demam berdarah dengue (DBD/dengue hemorrhagic
fever), sampai keadaan yang paling berat yang dapat menyebabkan kematian yaitu
sindrom syok dengue (SSD atau DSS).

Begitu juga bila terjadi DBD tidak selalu akan disertai gejala perdarahan yang nyata. Hal
ini mungkin menjadi salah satu penyebab mengapa  masyarakat tidak segera mencari
pengobatan karena tidak atau belum ada tanda-tanda perdarahan.  

Nyamuk apa yang menularkan penyakit DBD ?

Penyakit DBD ditularkan melalui gigitan nyamuk betina yang dalam tubuhnya terdapat
virus dengue. Nyamuk  Aedes aegypti merupakan vektor utama untuk penularan
penyakit dengue. Nyamuk lain yang lebih jarang  adalah Aedes albopictus dan yang
sangat jarang adalah Aedes polynesiensis dan Aedes scutellaris.

Sifat-sifat nyamuk A. aegypti adalah sebagai berikut: nyamuk betina menggigit


manusia/antropofilik (dengan menghisap darah untuk mematangkan telur dalam
tubuhnya), umumnya menggigit pada siang hari (dari pagi sampai petang), dan pada
satu waktu senang menggigit berulang-ulang sekaligus kepada banyak orang (ini alasan
di satu tempat dapat terjadi banyak orang yang terkena DBD).

Nyamuk ini biasa hidup di sekitar perumahan atau tempat-tempat umum, suka
beristirahat di tempat yang agak gelap, seperti pada baju atau kain yang bergantungan
di balik pintu, atau beristirahat di kolong/bawah meja atau kursi. Jarak terbangnya
sekitar 100–200 meter dan senang meletakkan telurnya pada tempat penampungan air
bersih yang tidak berhubungan langsung dengan tanah seperti vas bunga, tempat
minum burung, ban bekas/ kaleng bekas/gelas plastik bekas tempat minuman/batok
kelapa yang didalamnya terisi genangan air hujan.

Apabila telur nyamuk bersentuhan dengan air, maka telur akan berubah menjadi jentik
(larva), kemudian menjadi kepompong (pupa) dan akhirnya menjadi nyamuk dewasa.
Proses dari telur menjadi nyamuk dewasa ini memerlukan waktu sekitar 7 -10 hari. Oleh
karena itu menguras tempat penampungan air harus dikerjakan sekurang-kurangnya
setiap 7 hari sekali.

Bagaimana cara penularan penyakit DBD ?

Nyamuk betina dapat  terinfeksi virus dengue sewaktu dia menghisap darah dari pasien
dengue fase demam pada saat darahnya banyak mengandung virus (viremia), yaitu 2
hari sebelum sampai 5 hari sesudah demam timbul. Nyamuk bersifat infektif dalam 8-12
hari sesudah menghisap darah (masa inkubasi ekstrinsik) dan bisa tetap infektif selama
hidupnya. Selama masa ini, virus berkembang biak pada saluran pencernaan dan
akhirnya bisa sampai di kelenjar ludah.

Pada saat nyamuk tersebut menggigit orang lain (yang sehat), dia akan mengeluarkan
cairan ludahnya ke dalam luka gigitan sehingga orang tersebut akan tertular virus
dengue.  Masa inkubasi penyakit ini 3-14 hari (paling sering 4-7 hari) dan setelah itu
akan mulai timbul gejala-gejala penyakit.

 Bagaimana gejala penyakit DBD ?

1. Fase demam ditandai dengan demam yang mendadak tinggi, terus menerus ,
disertai nyeri kepala, nyeri otot seluruh badan, nyeri sendi, kemerahan pada kulit,
khususnya kulit wajah (flushing). Gejala lain seperti nafsu makan berkurang,
mual, dan muntah sering ditemukan.

Pada fase ini sulit dibedakan dengan penyakit bukan dengue, maupun antara penyakit
dengue berat dan yang tidak berat. Bila diperiksa laboratorium darah, biasanya ada
penurunan jumlah sel darah putih (leukopenia) dan pada awal jumlah trombosit dan nilai
hematokrit (kekentalan darah) sering kali masih dalam batas normal. Fase ini biasanya
berlangsung selama 2–7 hari.

 
2. Fase kritis biasanya terjadi paling sering pada hari ke-4–6 (dapat terjadi lebih
awal pada hari ke-3 atau lebih lambat pada hari ke–7) sejak dari mulai sakit
demam. Pada fase ini terjadi peningkatan permeabilitas pembulu darah kapiler
sehingga akan terjadi perembesan plasma (plasma leakage), sehingga darah
menjadi kental, dan apabila tidak mendapat terapi cairan yang memadai, dapat
menyebabkan syok sampai kematian.

Sering disertai tanda bahaya berupa muntah yang terus menerus, nyeri perut,
perdarahan pada kulit, dari hidung, gusi, sampai terjadi muntah darah dan buang air
besar berdarah.

Pada fase ini juga dapat ditemukan badan dingin (terutama pada ujung lengan dan kaki)
sebagai tanda syok, tampak lemas, bahkan terjadi penurunan kesadaran. Pada
pemeriksaan darah dapat ditemukan penurunan jumlah trombosit yang disertai
peningkatan nilai hematokrit yang nyata.

Fase ini  terjadi pada saat suhu tubuh mulai mengalami penurunan sampai mendekati
batas normal (defervescence). Hal ini yang sering menyebabkan terlambatnya orang
berobat, karena

menganggap bila suhu tubuh mulai turun berarti penyakit akan mengalami
penyembuhan. Pada pasien yang tidak mengalami peningkatan permeabilitas kapiler
akan menunjukkan perbaikan klinis menuju kesembuhan.

3. Fase pemulihan biasanya berlangsung dalam waktu 48 – 72 jam yang ditandai


oleh perbaikan keadaan umum, nafsu makan pulih, anak tampak lebih ceria, dan
pengeluaran air kemih (diuresis) cukup atau lebih banyak dari biasanya.

Pada pemeriksaan laboratorium darah nilai hematokrit akan mengalami penurunan


sampai stabil dalam rentang normal dan disertai peningkatan jumlah trombosit secara
cepat menuju nilai normal.
 
Bagaimana pengobatan penyakit DBD ?

Sampai saat ini belum ada obat (anti virus) yang spesifik untuk penyakit ini. Pengobatan
yang utama adalah mempertahankan keseimbangan ciran dengan pemberian cairan
yang cukup, tidak kurang maupun berlebihan. Jenis, jumlah, dan cara pemberian
berdasar atas fase penyakit, keadaan klinis, dan atas panduan nilai hematokrit.

Apabila tidak ada muntah dan masih mau minum, pada fase demam masih boleh
dirawat di rumah dengan pemberian cairan/minum dengan jumlah yang lebih banyak
dari biasanya. Pengobatan lain berupa simtomatik khususnya pemberian obat antipiretik
(penurun demam). Obat yang direkomendasikan adalah obat yang mengandung
parasetamol, sedangkan asetosal dilarang penggunaannya dan ibuprofen tidak
direkomendasikan.

Keberhasilan pengobatan sangat dipengaruhi oleh diagnosis dini dan pemantauan


keadaan klinis serta  pemberian cairan yang tepat.

 Bagaimana pencegahan penyakit DBD?

Masyarakat perlu mewaspadai dan mengantisipasi serangan penyakit DBD dengan


menjaga kebersihan lingkungan supaya dapat menghilangkan sarang atau tempat
perindukan nyamuk.

Saat ini, pencegahan DBD yang paling efektif dan efisien adalah kegiatan
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3M Plus, yaitu:

 Menguras, adalah membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat


penampungan air seperti bak mandi, tempat penampungan air minum,
penampung air lemari es, tempat minum burung, vas bunga, dan lain-lain
sekurang-kurangnya 7 hari sekali;

 Menutup, yaitu menutup rapat-rapat tempat-tempat penampungan air seperti


drum, toren air, dan sebagainya;

 Memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi
untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk atau kalau tidak memungkinkan
dibuang dengan cara menguburnya.
 

 Adapun yang dimaksud dengan Plus adalah segala bentuk kegiatan pencegahan


seprti: menggunakan kelambu saat tidur, mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah,
menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah, mengoleskan obat anti
nyamuk (repellent) pada daerah kulit terbuka, kecuali muka, menggunakan obat nyamuk
atau anti nyamuk, menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang
sulit dibersihkan, serta memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk; dan lain-lain.

Adapun pengasapan (fogging) merupakan upaya pencegahan yang kurang efektif, bila
tidak disertai PSN, karena hanya membunuh nyamuk dewasa. Apabila akan dilakukan
juga harus memenuhi persyaratan tertentu. Menurut Pedoman Kemenkes RI tahun
2007, kegiatan pengendalian vektor dengan pengasapan atau fogging fokus dilakukan di
rumah pasien/tersangka DBD dan lokasi sekitarnya yang diperkirakan menjadi sumber
penularan. Kegiatan ini dilakukan bila hasil penyelidikan epidemiologi (PE) positif yaitu
ditemukan penderita/tersangka DBD lainnya atau ditemukan tiga atau lebih orang
dengan demam tanpa sebab dan ditemukan jentik > 5%. Fogging dilaksanakan dalam
radius 200 meter dan dilakukan dua siklus dengan interval kurang lebih 1 minggu. 

Anda mungkin juga menyukai