Anda di halaman 1dari 23

Makalah

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN MASALAH


KESEHATAN POPULASI : PENYAKIT INFEKSI

DISUSUN OLEH

1. Meis Kilo 5. Desriani Saleh


2. Nurdiyanti R. Sali 6. Vidya Amalia Usman
3. Rizqia Nur’aini Hasan 7. Septiani Fajria Kaluku
4. Siti Magfirah Juniar Djafar 8. Galang Arwana Tayabu

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

KEPERAWATAN

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
hidayahnya karena sampai saat ini kita masih diberikan kesehatan, kesempatan,
dan melaksanakan aktivitas sebagaimana biasa.Sholawat serta salam tak lupa kita
haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya,
sahabatnya, dan insha Allah syafaatnya sampai pada kita semua yang masih setia
mengikuti ajaran beliau.

Alhamdulillah dengan kesehatan fisik dan akal fikiran yang dianugerahkan


Allah SWT, kami mampu menyelesaikan makalah sebagai tugas Mata Kuliah
Keperawatan Komunitas II “Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kesehatan
Populasi : Penyakit Infeksi”.

Kami juga menyadari bahwa makalah ini belum sempurna dan masih
banyak kesalahan dan kekurangan, untuk itu kritik dan saran yang dapat
membangun dari pembaca sangat dibutuhkan, agar makalah ini menjadi lebih baik
lagi dan bisa bermanfaat untuk banyak orang.

Kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak


khususnya dosen Mata Kuliah Keperawatan Komunitas II yang telah memberikan
ilmu dan bimbingan dalam penulisan makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Terima Kasih.

Gorontalo, 19 Maret 2022

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

Kata pengantar ................................................................................................ i

Daftar isi .......................................................................................................... ii

Bab I Pendahuluan......................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 2

1.3 Tujuan ............................................................................................ 2

Bab II Tinjauan Pustaka ............................................................................... 3

2.1 Pengertian Penyakit Infeksi............................................................ 3

2.2 Penyakit Infeksi di Indonesia ......................................................... 3

2.3 Rantai Penyakit Infeksi .................................................................. 5

2.4 Macam-macam Penularan .............................................................. 7

2.5 Pencegahan Penyakit Infeksi ......................................................... 8

2.6 Peran Perawat Komunitas ............................................................ 11

Bab III Asuhan Keperawatan ..................................................................... 13

3.1 Pengkajian .................................................................................... 13

3.2 Diagnosa....................................................................................... 13

3.3 Intervensi ...................................................................................... 14

3.4 Evaluasi ........................................................................................ 18

Bab IV Penutup ............................................................................................ 19

4.1 Kesimpulan .................................................................................. 19

4.2 Saran ............................................................................................. 19

Daftar Pustaka 20

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit infeksi merupakan penyakit yang menjadi masalah kesehatan di
seluruh dunia termasuk Indonesia. Hal ini menjadi penyebab utama
meningkatnya angka morbidity dan mortality ( purnomo dkk, 2012 ). Penyakit
infeksi disebabkanoleh mikroba diantaranya virus, jamur, dan bakteri
(walapurka et al, 2012). Bakteri menjai penyebab utama terjadinya penyakit
infeksi (dibahl, 2014).
Salah satu penyakit infeksi yang menyerang Indonesia saat ini yaitu covid-
19 menurut data who dan pheoc 2021 kasus konfirmasi covid-19 global per
tanggal 31 maret 2021 adalah 127,877,462 kasus dengan2,796,561 kematian
(cfr 2,2 persen) di 222 negara terjangkit dan 190 negara transmisi lokal.
Penyakit infeksi masih merupakan penyebab utama morbiditas dan
mortalitas di dunia. Di samping itu penyakit infeksi juga bertanggung jawab
pada penurunan kualitas hidup jutaan penduduk di berbagai Negara maju dan
berkembang. Menurut who sebanyak 25 juta kematian di seluru dunia pada
tahun 2011, sepertiganya disebabkan oleh penyakit infeksi. {health
careassociated,2012) penyakit infeksi yang di derita oleh masyarakat sebagian
besar adalah penyakit infeksi tuberculosis paru yang saat ini menduduki
urutan ketiga terbanyak di dunia, infeksi saluran pernafasan akut (ISPA),
malaria dan diare. Selain itu Indonesia juga menghadapi emerging disease
(penyakit yang baru berkembang) seperti HIV \ AIDS dan severe acute
respiratory syndrome (SARS) dan re-emerging disease (penyakit yang
sebelumnya mulai menurun, tetapi meningkat kembali) seperti demam
berdarah dengue (dbd) dan TB paru. (Indonesia,2013)
Pendidikan dan profesi keperawatan telah menerapkan standart peawatan
komunitas yang mencakup berbagai unsur dan komponen. Perawatan
kesehatan masyarakat diterapkan untuk meningkatkan dan memelihara
kesehatan populasi dimana prakteknya tersebut bersifat umum komprehensif
yang ditunjukan bagi individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat yang

1
memiliki kontribusi bagi kesehatan, pendidikan, manajemen serta kondisi dan
komunitas pelayanan yang holistic. Masalah kesehatan bermula dan perilaku.
1.2 Rumusan masalah
1. Jelaskan Pengertian Penyakit Infeksi!
2. Jelaskan Penyakit Infeksi di Indonesia!
3. Jelaskan Rantai Penyakit Infeksi!
4. Jelaskan Macam-macam Penularan!
5. Jelaskan Pencegahan Penyakit Infeksi!
6. Jelaskan Peran Perawat Komunitas!
7. Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kesehatan Populasi : Penyakit
Infeksi
1.3 Tujuan
1. Mengetahui dan memahami Konsep Teori yang meliputi pengertian
penyakit infeksi, penyakit infeksi di Indonesia, rantai penyakit infeksi,
macam-macam penularan, pencegahan penyakit infeksi, dan peran perawat
komunitas.
2. Mengetahui Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kesehatan Populasi :
Penyakit Infeksi

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Penyakit Infeksi
Kelompok atau agregat adalah sekumpulan individu yang berinteraksi
pada suatu daerah atau mempunyai karakteristik khusus yang merupakan
bagian dari masyarakat (Stanhope & Lancaster, 2016).
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), penyakit infeksi atau
penyakit menular adalah penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme
pathogen, seperti virus, bakteri, jamur, atau parasit. Penyakit ini bisa
menyebar secara langsung maupun tidak langsung dari satu orang ke orang
lainnya. Gejala yang disebabkan oleh masing-masing penyakit infeksi dan
langkah pengobatannya pun berbeda-beda tergantung mikroorganisme apa
yang menjadi pemicunya.
Infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh mikroba pathogen dan
bersifat sangat dinamis. Mikroba sebagai makhluk hidup tentunya ingin
bertahan hidup dengan cara berkembang biak pada suatu reservoir yang cocok
dan mampu mencari reservoir baru dengan cara berpindah atau menyebar.
Penyebaran mikroba pathogen ini tentunya sangat merugikan bagi orang-
orang yang dalam kondisi sehat, dan lebih-lebih bagi orang-orang yang
sedang dalam keadaan sakit (penderita). Orang yang sehat akan menjadi sakit
dan orang yang sedang sakit serta sedang dalam proses asuhan keperawatan di
rumah sakit akan memperoleh “Tambahan beban penderita” dari penyebaran
mikroba pathogen ini (Darmadi, 2008).
2.2 Penyakit Infeksi di Indonesia
Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang dilakukan tahun
2018, masih ada beberapa penyakit menular yang banyak beredar di
Indonesia, di antaranya:
1. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
ISPA adalah salah satu penyakit menular yang paling umum diderita,
ISPA dapat menimbulkan gejala seperti pilek, bersin-bersin, demam, atau
nyeri otot. Selain pilek, beberapa penyakit yang masuk sebagai ISPA

3
antara lain, sinusitis dan faringitis atau radang tenggorokan. Infeksi ini
bisa disebabkan oleh virus maupun bakteri dan mudah menular melalui
udara maupun percikan air liur.
2. Pneumonia
Pneumonia adalah infeksi yang terjadi di kantung udara paru-paru
yang disebut alveoli. Pada orang yang terkena penyakit ini, kantung udara
tersebut akan terisi oleh virus maupun bakteri. Di Indonesia, pneumonia
pernah menjadi salah satu penyakit yang menyebabkan kematian balita
paling banyak nomor dua pada tahun 2007. Saat ini, angka kematian anak
akibat penyakit ini sudah turun hingga 87% dengan adanya program
vaksin pneumonia.
3. Tuberculosis (TBC)
Tuberkulosis adalah penyakit menular yang masuk sebagai salah satu
penyebab kematian terbanyak di Indonesia. Di sini, jumlah penderita TBC
memang cukup banyak, yaitu mencapai 842.000 kasus per tahunnya.
Menurut data yang dikutip dari WHO, Global Tuberculosis Report 2018
dalam Profil Kesehatan RI, Tuberkulosis tetap menjadi 10 penyebab
kematian tertinggi di dunia dan kematian tuberkulosis secara global
diperkirakan mencapai 1,3 juta pasien. TBC adalah penyakit yang sangat
mudah menular dan disebabkan oleh bakteri mycrobacterium tuberculosis.
Bakteri ini paling sering menyerang paru-paru meski bisa juga menyerang
tulang, otak, hingga kulit.
4. Diare
Diare merupakan salah satu penyakit yang masuk sebagai penyebab
kematian terbanyak di Indonesia. Meski pada umumnya penyakit ini bisa
reda dengan sendirinya, tapi infeksi akibat virus maupun bakteri ini bisa
berkembang menjadi kondisi yang parah, terutama pada anak-anak dan
bayi. Biasanya, penyakit ini terjadi saat akibat mengonsumsi makanan
atau minuman yang terkontaminasi. Perilaku hidup yang kurang bersih
juga akan meningkatkan risiko seseorang terkena diare.
5. Hepatitis

4
Hepatitis adalah penyakit peradangan pada hati yang bisa disebabkan
oleh virus dan biasanya mudah menyebar melalui kontaminasi air dan
makanan. Beberapa jenis hepatitis juga bisa menyebar lewat cairan tubuh
seperti darah, cairan vagina, dan sperma. Hepatitis yang bisa menular
disebut sebagai hepatitis infeksius dan terdiri dari beberapa jenis, seperti
hepatitis A, B, C, D dan E. Masing-masing jenisnya memiliki cirri khas
tersendiri, mulai dari virus penyebab hingga gejala yang ditimbulkannya.
6. HIV/AIDS
Menurut data yang diambil pada tahun 2018, ada 640.000 orang
Indonesia yang mengidap HIV/AIDS dengan jumlah infeksi baru
sebanyak 46.372 orang dengan kematian mencapai 38.734 orang. Sejak
tahun 2010, angka kematian akibat penyakit ini meningkat hingga 60%
dari 24.000 orang menjadi 38.000 orang. Meski begitu, jumlah kasus baru
pada periode yang sama menurun dari 63.000 orang menjadi 46.000
orang.
7. Penyakit yang menular lewat nyamuk
Penyakit yang menular lewat nyamuk masih sering menjadi momok di
Indonesia. Contoh penyakit tersebut antara lain adalah demam berdarah
dengue (DBD), malaria, dan kaki gajah atau filiriasis.
8. Covid-19
Coronavirus merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan
penyakit pada manusia dan hewan. Pada manusia biasanya menyebabkan
penyakit infeksi saluran pernapasan, mulai flu hingga penyakit yang serius
seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Sindrom
Pernafasan Akut Berat/Severe Acute Respiratory Syndrome (SEARS).
Coronavirus jenis baru yang ditemukan pada manusia sejak kejadian luar
biasa muncul di wuhan cina, pada desember 2019, kemudian diberi nama
Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-COV2), dan
menyebabkan penyakit Coronavirus Discae-2019 (COVID-19).
2.3 Rantai Penyakit Infeksi

5
Yang dimaksud penyakit menular adalah penyakit yang dapat ditularkan
(berpindah dari orang yang satu ke orang yang lain, baik secara langsung
maupun melalui parantara). Penyakit menular ini ditandai dengan adanya agen
atau penyebab penyakit yang hidup dan dapat berpindah. Suatu penyakit dapat
menular dari orang satu ke orang lain ditemukan oleh 3 faktor tersebut diatas,
yakni:
a. Agen (penyebab penyakit)
b. Host (induk semang)
c. Rute of transmission (jalannya penularan)

Makhluk hidup sebagai pemegang peranan penting didalam epidemiologi


yang merupakan penyebab penyakit dapat dikelompokkan menjadi:
1. Golongan virus, misalnya influenza, trachoma, cacar dan sebagainya
2. Golongan riketsia, misal typhus
3. Golongan bakteri, misal disentri
4. Golongan protozoa, misalnya malaria, filaria, schistosoma dan sebagainya
5. Golongan jamur, yakni bermacam-macam panu, kurap dan sebagainya
6. Golongan cacing, yakni bermacam-macam cacing perut seperti ascaris
(cacing gelang), cacing kremi, cacing pita, cacing tambang dan sebagainya

Agar supaya agen atau penyebab penyakit ini tetap hidup (survive) maka
perlu persyaratan-persyaratan sebagai berikut:
1. Berkembang biak
2. Bergerak atau berpindah dari induk semang
3. Mencapai induk semang baru
4. Menginfeksi induk semang baru

Kemampuan agen penyakit ini untuk tetap hidup pada lingkungan manusia
adalah suatu faktor penting didalam epidemiologi infeksi. Setiap bibit
penyakit (penyebab penyakit) mempunyai habitat sendiri-sendiri sehingga ia
dapat tetap hidup. Dari sini timbul istilah reservoar yang diartikan sebagai

6
berikut, habitat dimana bibit penyakit tersebut hidup dan berkembang,
survival dimana bibit penyakit tersebut sangat tergantung pada habitat
sehingga ia dapat tetap hidup. Reservoar tersebut dapat berupa manusia,
binatang atau benda-benda mati.
1. Reservoar didalam manusia
Penyakit-penyakit yang mempunyai reservoar didalam tubuh manusia
antara lain campak (measles), cacat air (small pox), typhus (typhoid),
meningitis, gonorhe dan syphilis. Manusia sebagai reservoar dapat
menjadi kasus yang aktif dan carrier.
Carrier adalah orang yang mempunyai bibit penyakit didalam
tubuhnya tanpa menunjukkan adanya gejala penyakit tetapi orang tersebut
dapat menularkan penyakitnya pada orang lain. Convalescent carriers
adalah orang yang masih mengandung bibit penyakit setelah sembuh dari
suatu penyakit.
2. Reservoar pada hewan
Penyakit-penyakit yang mempunyai reservoar pada hewan pada
umumnya adalah penyakit zoonosis. Zoonosis adalah penyakit pada
hewan vertebrate yang dapat menular pada manusia. Penularan penyakit-
penyakit pada hewan ini melalui berbagai cara, yakni:
a Orang makan daging hewan yang menderita penyakit misal, cacing pita
b Melalui gigitan hewan sebagai vektornya, misal pes melalui ginjal
tikus, malaria, filarasis demam berdarah melalui gigitan nyamuk
c Hewan penderita penyakit langsung mengigit orang, misal rabies

Benda-benda mati sebagai reservoar, penyakit-penyakit yang mempunyai


reservoar pada benda-benda mati pada dasarnya adalah saprofit hidup dalam
tanah.

2.4 Macam-macam Penularan


Mode penularan adalah suatu mekanisme dimana agen penyebab penyakit
tersebut ditularkan dari orang ke orang lain atau dari reservoar kepada induk
semang baru. Penularan ini melalui berbagai cara antara lain :

7
1. Kontak (contact)
Kontak disini dapat terjadi kontak langsung maupun kontak tidak
langsung melalui benda-benda yang terkontaminasi. Penyakit-penyakit
yang ditularkan melalui kontak langsung ini pada umumnya terjadi pada
masyarakat yang hidup berjubel. Oleh karena itu lebih cenderung terjadi
dikota dari pada di desa yang penduduknya masih jarang.
2. Inhalasi (inhalation)
yaitu penularan melalui udara/pernapasan. Oleh karena itu ventilasi
rumah yang kurang berjejalan (over crowding) dan tempat-tempat umum
adalah faktor yang sangat penting dalam epidemiologi penyakit ini.
Penyakit yang ditularkan melalui udara ini sering disebut air borne
infection (penyakit yang ditularkan melalui udara)
3. Penetrasi pada kulit
Hal ini dapat langsung oleh organisme itu sendiri. Penetrasi pada kulit
misalnya cacing tambang, melalui gigitan vekto misalnya malaria atau
melalui luka, misalnya tetanus.
4. Infeksi melalui plasenta
Yakni infeksi yang diperoleh melalui plasenta dari ibu penderita
penyakit pada waktu mengandung, misalnya shyphilis dan toxoplasmosis.
2.5 Pencegahan Penyakit Infeksi
Eliminasi Reservoir (sumber penyakit) Eliminasi reservoir manusia
sebagai sumber penyebaran penyakit dapat dilakukan dengan :
1. Mengisolasi penderita (pasien), yaitu menempatkan pasien ditempat yang
khusus untuk mengurangi kontak dengan orang lain.
2. Karantina adalah membatasi ruang gerak penderita dan menempatkannya
bersama-sama penderita lain yang sejenis pada tempat yang khusus
didesian untuk itu. Biasanya dalam waktu yang lama, misalnya karantina
untuk penderita kusta.
3. Memutus mata rantai penularan. Meningkatkan sanitasi lingkungan dan
higiene perorangan adalah merupakan usaha yang penting untuk memutus
hubungan atau mata rantai penularan penyakit menular.

8
4. Melindungi orang-orang (kelompok) yang rentan bayi dan anak balita
adalah merupakan kelompok usia yang rentan ini perlu dilindungi khusus
(spesific protection) dengan imunisasi baik imunisasi aktif maupun pasif.
Obat-obat profilaksis tertentu juga dapat mencegah penyakit malaria,
menigitis dan disentri baksilus. Pada anak usia muda, gizi yang kurang
dapat meyebabkan kerentanan pada anak tersebut. Oleh sebab itu,
meningkatkan gizi anak adalah juga merupakan usaha pencegahan
penyakit infaksi pada anak.

Pengertian pencegahan secara umum adalah mengambil tindakan terlebih


dahulu sebelum kejadian. Dalam mengambil langkah-langkah untuk
pencegahan, haruslah didasarkan pada data/keterangan yang tersumber dari
hasil analisis epidemiologi atau hasil pengamatan. Pada dasarnya ada tiga
tingkatan pencegahan penyakit secara umum yakni :
1. Pencegahan primer : Sasaran pencegahan tingkat pertama dapat
ditujukan pada factor penyebab lingkungan serta faktor penjamu.
a. Sasaran yang ditujukan pada faktor penyebab yang bertujuan untuk
mengurangi penyebab atau menurunkan pengaruh penyebab serendah
mungkin dengan usaha antara lain: desinfeksi, pasteurisasi, yang
bertujuan untuk menghilangkan mikroorganisme penyebab penyakit,
penyemprotan/insektisida dalam rangka menurunkan dan
menghilangkan sumber penularan maupun memutuskanrantai
penularan, disdamping karantina dan isolasi yang juga dalam rangka
memutuskan rantai penularan. Selain itu usaha untuk
mengurangi/menghilangkan sumber penularan dapat dilakukan melalui
pengobatan penderita serta pemusnahan sumber yang ada (biasanya
pada binatang yang menderita), sertamengurangi/menghindari perilaku
yang dapat meningkatkan resiko perorangan dan masyarakat.
b. Mengatasi/modofikas lingkungan melalui perbaikan lingkungan fisik
seperti peningkatan air bersih, sanitasi lingkungan dan perumahan serta
bentuk pemukiman lainnya, perbaikan dan peningkatan lingkungan

9
biologis seperti pemberantas serangga dan binatang pengerat, serta
peningkatan lingkungan sosial seperti kepadatan rumah tangga,
hubungan antara individu dan kehidupan sosial masyarakat.
c. Meningkatkan daya tahan panjamu yang meliputi perbaikan status gizi,
status kesehatan umum dan kualitas hidup penduduk, pemberian
imunisasi serta berbagai bentuk pencegahan khusus lainnya,
peningkatan status psikologis, persiapan perkawinan serta usaha
menghindar pengaruh faktor keturunan, dan peningkatan ketahan fisik
melalui peningkatan gizi, serta olahraga kesehatan.
2. Pencegahan sekunder : Sasaran pencegahan ini terutama ditujukan
kepada mereka yang menderita atau dianggap mereka menderita (susupek)
atau yang akan terancam menderita (masa tunas). Adapun tujuan usaha
pencegahan tingkat kedua ini yang meliputi diagnosis dini dan pengobatan
yang tepat agar dapat dicegah meluasnya penyakit atau untuk mencegah
timbulnya wabah, seperti untuk segera mencegah timbulnya wabah, serta
untuk segera mencegah terjadinya akibat samping atau komplikasi.
a. Pencarian penderita secara dini dan aktif melalui peningkatan usaha
surveillans penyakit tertentu, pemeriksaan berkala serta pemeriksaan
kelompok tertentu (calon pegawai, ABRI, mahasiswa dan lain
sebagainya), penyaringan (screenin) untuk penyakit tertentu secara
umum dalam masyarakat, serta pengobatan dan perawatan yang efektif
b. Pemberian chemoprophylaxiz yang terutama bagi mereka yang
dicurigai berada pada proses prepatogenesis dan pathogenesis penyakit
tertentu.
3. Pencegahan tersier : Sasaran pencegahan tingkat ketiga adalah penderita
penyakit tertentu dengan tujuan mencegah jangan sampai mengalami cacat
atau kelainan permanen, mencegah bertambah parahnya suatu penyakit
atau mencegah kematian akibat penyakit tersebut. Berbagai usaha dalam
mencegah proses penyakit lebih lanjut seperti pada penderita diabetes
melitus, penderita tubercolosis paru yang berat, penderita penyakit measles
agar jangan terjadi komplikasi dan lain sebagainya.

10
Pada tingkat ini juga yang dilakukan usaha rehabilitasi untuk
mencegah terjadinya akibat samping dari penyembuhan suatu penyakit
tertentu. Rehabilitasi adalah suatu usaha pengembalian fungsi fisik,
psikologis social seoptimal mungkin yang meliputi rehabilitasi fisik atau
medis, rehabilitasi mental/psikologis serta rehabilitasi sosial.
2.6 Peran Perawat Komunitas
Sebagai seorang perawat komunitas dalam hal ini, peran dan tugas sebagai
perawat komunitas tetap kita laksanakan yakni:
1. Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan
Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan ini dapat dilakukan oleh
perawat dengan mempertahankan keadaan kebutuhan dasar manusia yang
dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan
menggunakan proses keperawatan sehingga dapat ditentukan diagnosa
keperawatan agar bisa direncanakan dan dilaksanakan tindakan yang tepat
sesuai dengan tingkat kebutuhan manusia, kemudian dapat dievaluasi
tingkat perkembangannya. Asuhan keperawatan yang diberikan dari hal
yang sederhana sampai kompleks.
2. Peran sebagai advokat
Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien, keluarga dalam
menginterprestaikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau
informasi lain khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan
perawat yang diberikan kepada pasien, juga dapat berperan
mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien yang meliputi hak atas
pelayanan yang sebaik-baiknya, hak atas informasi atas penyakitnya, hak
atas privasi, hak untuk menentukan nasibnya sendiri dan hak untuk
menerima ganti rugi akibat kelalaian.
3. Peran sebagai edukator
Peran ini dilakukan dengan membantu pasien dalam meningkatkan
tingkat pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang
diberikan, sehingga terjadi perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan
pendidikan kesehatan.

11
4. Peran sebagai koordinator
Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan, serta
mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga pemberi
pelayanan kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan kebutuhan klien.
5. Peran sebagai kolaborator
Peran ini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan
yang terdiri dari: dokter, fisioterrfis dan lainnya dengan berupaya
mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk
diskusi atau tukar pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan
selanjutnya.
6. Peran sebagai konsultan
Sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan
keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas
permintaan klien terhadap informasi tentang tujuan pelayanan
keperawatan yang diberikan.
7. Peran sebagai pambaharu
Peran sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan mengadukan
perencanaan, kerja sama, perubahan yang sistematis dan terarah sesuai
dengan metode pemberian pelayanan keperawatan.

12
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
Pengkajian komunitas adalah untuk mengidentifikasi faktor (positif dan
negative) yang berhubungan dengan kesehatan dalam rangka membangun
strategi untuk promosi kesehatan. Dimana menurut model Betty Neuman
(Anderson and Mc Farlane, 2000) yang dikaji meliputi:
1. Demografi
2. Populasi
3. Nilai keyakinan dan riwayat kesehatan individu yang dipengaruhi oleh
subsistem komunitas yang terdiri dari:
a. Lingkungan fisik
b. Perumahan
c. Pendidikan
d. Kesehatan dan transportasi
e. Politik pemerintah
f. Kesehatan
g. Pelayanan social
h. Komunitas
i. Ekonomi
j. Rekreasi
Aspek-aspek tersebut dikaji melalui pengamatan langsung, data statistic,
angket dan wawancara.

3.2 Diagnosa
1. Kesiapan Peningkatan Manajemen Kesehatan b.d Kurang Pemahaman
Manajemen Pencegahan pada Penyakit Infeksi (D.0112)
2. Kesiapan Peningkatan Pengetahuan b.d Kurang Pemahaman Mengenai
Penyakit Infeksi (D.0113)

13
3.3 Intervensi
No SDKI SLKI SIKI
1 Kesiapan Peningkatan Setelah dilakukan 1.Pencegahan Resiko
Manajemen Kesehatan tindakan keperawatan Lingkungan
berhubungan dengan diharapkan klien Observasi:
Kurang Pemahaman mampu mengatur dan -Identifikasi adanya
Manajemen mengintegrasikan resiko lingkungan
Pencegahan pada penanganan masalah yang dapat merusak
Penyakit Infeksi kesehatan dalam atau membahayakan
kehidupan sehari-hari kesehatan.
untuk mencapai -Identifikasi pihak-
status kesehatan pihak yang dapat
optimal. membantu
masyarakat untuk
perlindungan dari
bahaya lingkungan.
-Monitor insiden
cedera terkait bahaya
dari lingkungan.

Terapeutik:
-Analisis tingkat
resiko terkait dengan
lingkungan (mis.
Perumahan, air,
makanan, kondisi
lingkungan).
-Bekerja sama dengan
pihak-pihak terkait
untuk meningkatkan
keamanan

14
lingkungan.
-Lakukan advokasi
bersama masyarakat
untuk desain
lingkungan yang
aman dan sistem
pengamanannya.
-Fasilitasi anggota
masyarakat untuk
melakukan modifikasi
lingkungan yang
aman.

Edukasi:
-Informasi pada
populasi yang
beresiko terkait
banyak hal yang
mungkin diperoleh
dari lingkungan
sekitar.

Kolaborasi:
-Kolaborasi dengan
petugas kesehatan
terkait, jika perlu.
2.Edukasi Kesehatan
Observasi:
-Identifikasi kesiapan
kemampuan
menerima informasi.

15
-Identifikasi faktor-
faktor yang dapat
meningkatkan dan
menurunkan motivasi
perilaku hidup
dan sehat.

Terapeutik:
-Sediakan materi dan
media pendiikan
kesehatan.
-Jadwalkan pendidikan
kesehatan sesuai
kesepakatan.
-Berikan kesempatan
untuk bertanya.

Edukasi:
-Jelaskan faktor resiko
yang dapat
mempengaruhi
kesehatan.
-Ajarkan perilaku
hidup bersih dan
sehat.
-Ajarkan strategi yang
dapat digunakan
untuk meningkatkan
perilaku hidup bersih
dan sehat.

16
2 Kesiapan Peningkatan Setelah dilakukan 1.Edukasi Kesehatan
Pengetahuan tindakan keperawatan Observasi:
berhubungan dengan diharapkan klien -Identifikasi kesiapan
Kurang Pemahaman mampu menerima dan kemampuan
Mengenai Penyakit informasi dengan menerima informasi.
Infeksi. kriteria hasil: -Identifikasi faktor-
1) Perilaku sesuai faktor yang dapat
anjuran. meningkatkan dan
2) Verbalisasi minat menurunkan motivasi
dalam belajar perilaku hidup bersih
meningkat. dan sehat.
3) Kemampuan
menjelaskan Terapeutik:
pengetahuan -Sediakan materi dan
tentang suatu topic media pendidikan
4) Perilaku sesuai kesehatan.
dengan -Jadwalkan pendidikan
pengetahuan. kesehatan sesuai
kesepakatan.
-Berikan kesempatan
bertanya.

Edukasi:
-Jelaskan faktor resiko
yang dapat
mempengaruhi
kesehatan
-Ajarkan perilaku
hidup bersih dan
sehat.
-Ajarkan strategi yang

17
dapat digunakan
untuk meningkatkan
perilaku hidup bersih
dan sehat.

3.4 Evaluasi
Menurut Nursalam, 2011 , evaluasi keperawatan terdiri dari dua jenis
yaitu:
a. Evaluasi formatif. Evaluasi ini disebut juga evaluasi berjalan dimana
evaluasi dilakukan sampai dengan tujuan tercapai.
b. Evaluasi somatif , merupakan evaluasi akhir dimana dalam metode
evaluasi ini menggunakan SOAP.

18
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Penyakit infeksi adalah masalah kesehatan yang disebabkan oleh
organisme, seperti bakteri, virus, jamur, atau parasite. Beberapa organisme ini
hidup didalam tubuh manusia dan memberikan manfaat. Namun, pada kondisi
tertentu, organisme ini justru dapat menyebabkan penyakit. Penyakit infeksi
dapat menyebar melalui kontak langsung dengan individu yang terinfeksi,
gigitan hewan, serta tanah atau air yang terkontaminasi.
4.2 Saran
Makalah ini tentu masih terdapat banyak kekurangan dan kesalahan, untuk
itu saran dan kritik dari pembaca sangat kami butuhkan agar makalah ini jauh
lebih baik lagi dan dapat memberikan manfaat bagi banyak orang.

19
Daftar Pustaka

https://www.alodokter.com/penyakit-infeksi

https://id.scribd.com/document/503862601/ASUHAN-KEPERAWATAN-
KOMUNITAS-MASALAH-KESEHATAN-POPULASI

https://www.academia.edu/9403415/KONSEP_DASAR_ASUHAN_KEPERAW
ATAN_KOMUNITAS

20

Anda mungkin juga menyukai