Anda di halaman 1dari 16

KAUSA PENYAKIT INFEKSI

Disusun Oleh :

1. Bintang Alya Binurika M (01180000016)


2. Nathasya Echa I (01180000006)
3. Putri Nur Annisa (01180000023)
4. Rika Nurul Azizah (01180000004)

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi

Tugas Mata Kuliah Epidemiologi Penyakit Menular


KESEHATAN MASYARAKAT
Dosen Pengampu : Rahmat Supriyatna, SKM, M.Kes
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU

2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberi rahmat dan hidayahnya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
“Makalah Kausa Penyakit Infeksi” ini, sebagaimana yang disyaratkan oleh dosen
mata kuliah Epidemiologi Penyakit Menular.
Dalam penulisan makalah ini, kami banyak mengalami kesulitan dan
hambatan. Namun, berkat arahan dari semua pihak, akhirnya kami dapat
menyelesaikan tugas makalah ini. Pada kesempatan ini kami menyampaikan
ucapan terima kasih kepada:
1. Rahmat Supriyatna, SKM, M.Kes, selaku dosen mata kuliah Epidemiologi
Penyakit Menular.
2. Teman-teman mahasiswa yang telah membantu kelompok kami dalam
menyelesaikan makalah ini.
Kami sangat bersyukur telah dapat menyelesaikan makalah ini. Kami tidak
lupa mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan nama maupun gelar.
Besar harapan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Jakarta, 19 April 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1. Latar Belakang..........................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3. Tujuan Penulisan.......................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................3
2.1. Pengertian Penyakit Infeksi.......................................................................3
2.2. Penyebaran Penyakit Infeksi.....................................................................3
2.3. Sifat-sifat penyakit infeksi.........................................................................6
2.4. Faktor yang mempengaruhi infeksi...........................................................8
2.5. Berbagai Penyakit Infeksi.........................................................................8
BAB III..................................................................................................................12
PENUTUP.............................................................................................................12
3.1. Kesimpulan..............................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................iii

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Penyakit infeksi (infectious disease), yang juga dikenal sebagai
communicabledisease atau transmissible disease adalah penyakit yang
nyata secara klinik (yaitu, tanda-tanda dan/atau gejala-gejala medis
karakteristik penyakit) yang terjadi akibatdari infeksi, keberadan dan
pertumbuhan agen biologik patogenik pada organism host individu. Dalam
hal tertentu, penyakit infeksi dapat berlangsung sepanjang waktu. Patogen
penginfeksi meliputi virus, bakteri, jamur, protozoa, parasit multiseluler
dan protein yang menyimpang yang dikenal sebagai prion. Patogen-
patogen ini merupakan penyebab epidemi penyakit, dalam artian bahwa
tanpa patogen, tidak ada epidemi infeksi terjadi.
Penularan patogen terjadi dengan berbagai cara yang meliputi
kontak fisik, makanan yang terkontaminasi, cairan tubuh, benda, inhalasi
yang ada di udara atau melalui organism vektor. Penyakit infeksi yang
sangat infektif ada kalanya disebut menular dan dapat dengan mudah
ditularkan melalui kontak dengan orang yang sakit. Penyakit infeksi
dengan infeksi yang lebih khusus, seperti penularan vektor, penularan
seksual, biasanya tidak dianggap sebagai menular karenanya korban tidak
diharuskan adanya karantina medis.
Istilah infektivitas menyatakan kemampuan organism untuk masuk,
bertahan hidup dan berkembang biak di dalam tubuh, sementara daya tular
penyakit mengindikasikan penyakit dengan mudah ditularkan kepada
tubuh lainnya. Infeksi tidak bersinonim dengan penyakit infeksi, karena
sebagian infeksi tidak menyebabkan penyakit. Sehingga dalam makalah
ini, dibahas mengenai beberapa penyakit infeksi.

1
1.2. Rumusan Masalah
1) Apa Itu Penyakit Infeksi?
2) Dengan Cara Apa Penyebaran Penyakit Infeksi?
3) Apa Saja Sifat-Sifat Penyakit Infeksi?
4) Apa Saja Faktor Yang Mempengaruhi Infeksi?
5) Apa Saja Penyakit Yang Dapat Menyebabkan Infeksi?
1.3. Tujuan Penulisan
Agar mahasiswa mengerti apa itu penyakit infeksi dan apa penyebabnya.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Penyakit Infeksi


Penyakit infeksi adalah sebuah  penyakit yang disebabkan oleh
sebuah agen  biologi  (seperti virus,  bakteria atau  parasit), bukan
disebabkan faktor fisik (seperti luka bakar ) atau kimia (seperti
keracunan).Penyakit ini menular dari satu orang ke orang lain. orang yang
sehat harus dihindarkan dari orang-orang yang menderita penyakit dari
golongan ini. Penyebab utama infeksi diantaranya adalah bakteri dan jasad
hidup (organism). kuman-kuman ini menyebar dengan berbagai cara dan
vector.

Secara umum proses terjadinya penyakit melibatkan tiga faktor


yang saling berinteraksi yaitu : faktor penyebab penyakit (agen),
faktor manusia atau pejamu (host), dan faktor lingkungan.

2.2. Penyebaran Penyakit Infeksi


Dalam garis besarnya mekanisme transmisi mikroba patogen ke
pejamu yang rentan melalui dua cara:

1. Transmisi Langsung
Penularan langsung oleh mikroba patogen ke pintu masuk yang
sesuai dari pejamu. Sebagai contoh adalah adanya sentuhan, gigitan,
ciuman, atau adanya droplet nucleisaat bersin, batuk, berbicara atau
saat transfusi darah dengan darah yang terkontaminasi mikroba
patogen.
2. Transmisi Tidak Langsung
Penularan mikroba patogen yang memerlukan media perantara
baik berupa barang/bahan, air, udara, makanan/minuman, maupun
vektor.
1) Vehicle Borne

3
Sebagai media perantara penularan adalah barang/bahan
yang terkontaminasi seperti peralatan makan, minum, alat-alat
bedah/kebidanan, peralatan laboratorium, peralatan infus/transfusi.
2) Vektor Borne
Sebagai media perantara adalah vektor (serangga) yang
memindahkan mikroba patogen ke pejamu adalah sebagai berikut:
a) Cara Mekanis
Pada kaki serangga melekat kotoran/sputum mikroba patogen,
lalu hinggap pada makanan/minuman, dimana selanjutnya akan
masuk ke saluran cerna pejamu.
b) Cara Bologis
Sebelum masuk ke tubuh pejamu, mikroba mengalami siklus
perkembangbiakkan dalam tubuh vektor/serangga, selanjutnya
mikroba dipindahkan ke tubuh pejamu melalui gigitan.
3) Food Borne
Makanan dan minuman adalah media perantara yang cukup efektif
untuk menyebarnya mikroba patogen ke pejamu, yaitu melalui saluran
cerna.
4) Water Borne
Tersedianya air bersih baik secara kuantitatif maupun kualitatif,
terutama untuk kebutuhan rumah sakit adalah mutlak. Kualitas air
yang meliputi 8 aspek fisik, kimiawi, dan bakteriologis diharapkan
terbebas dari mikroba patogen sehingga aman untuk dikonsumsi.
Jika tidak, sebagai media perantara, air sangat mudah
menyebarkan mikroba patogen ke pejamu, melalui pintu masuk
saluran cerna atau yang lainnya.
5) Air Borne
Udara sangat mutlak diperlukan oleh setiap orang, namun adanya
udara yang terkontaminasi oleh mikroba patogen sangat sulit
untuk dideteksi. Mikroba patogen dalam udara masuk ke saluran
nafas pejamu dalam bentuk droplet nuclei yang dikeluarkan oleh

4
penderita saat batuk atau bersin, bicara atau bernafas, melalui
mulut atau hidung. Sedangkan debu merupakan partikel yang
dapat terbang bersama partikel lantai/tanah. Penularan melalui
udara ini umumnya mudah terjadi di dalam ruangan yang tertutup
seperti di dalam gedung, ruangan/bangsal/kamar perawatan, atau pada
laboratorium klinik. Dalam riwayat perjalanan penyakit, pejamu
yang peka akan berinterksi dengan mikroba patogen yang secara
alamiah akan melewati 4 tahap:
a. Tahap Rentan
Pada tahap ini pejamu masih dalam kondisi relatif sehat namun
peka atau labil, disertai faktor predisposisi yang mempermudah
terkena penyakit seperti umur, keadaan fisik, perilaku/kebiasaan
hidup, sosial ekonomi, dan lain-lain. Faktor predisposisi tersebut
mempercepat masuknya mikroba patogen untuk berinteraksi dengan
pejamu.
b. Tahap Inkubasi
Setelah masuk ke tubuh pejamu, mikroba patogen mulai bereaksi,
namun tanda dan gejala penyakit belum tampak. Saat mulai masuknya
mikroba patogen ke tubuh pejamu hingga saat munculnya tanda
dan gejala penyakit disebut inkubasi. Masa inkubasi satu penyakit
berbeda dengan penyakit lainnya, ada yang hanya beberapa jam,
dan ada pula yang bertahun-tahun.
c. Tahap Klinis
Merupakan tahap terganggunya fungsi organ yang
dapat memunculkan tanda dan gejala penyakit. Dalam
perkembangannya, penyakit akan berjalan secara bertahap. Pada
tahap awal, tanda dan gejala penyakit masih ringan. Penderita
masih mampu melakukan aktivitas sehari-hari. Jika bertambah
parah, penderita sudah tidak mampu lagi melakukan aktivitas sehari-
hari.
d. Tahap Akhir Penyakit

5
Perjalanan penyakit dapat berakhir dengan 5 alternatif, yaitu:
a) Sembuh sempurna
Penderita sembuh secara sempurna, artinya bentuk dan fungsi
sel/jaringan/organ tubuh kembali seperti sedia kala.
b) Sembuh dengan cacat
Penderita sembuh dari penyakitnya namun disertai adanya
kecacatan. Cacat dapat berbentuk cacat fisik, cacat mental, maupun
cacat sosial.
c) Pembawa ( carrier )
Perjalanan penyakit seolah–olah berhenti, ditandai dengan
menghilangnya tanda dan gejalan penyakit. Pada kondisi ini agen
penyebab penyakit masih ada, dan masih potensial sebagai
sumber penularan.
d) Kronis
Perjalanan penyakit bergerak lambat, dengan tanda dan gejala
yang tetap atau tidak berubah.
e) Meninggal dunia
Akhir perjalanan penyakit dengan adanya kegagalan fungsi–fungsi
organ.

2.3. Sifat-sifat penyakit infeksi


Sebagai agen penyebab penyakit, mikroba patogen memiliki sifat–
sifat khusus yang sangat berbeda dengan agen penyebab penyakit
lainnya. Sebagai makhluk hidup, mikroba patogen memiliki ciri–ciri
kehidupan, yaitu:

a. Mempertahankan kelangsungan hidupnya dengan cara berkembang


biak.
b. Memerlukan tempat tinggal yang cocok bagi kelangsungan
hidupnya.
c. Bergerak dan berpindah tempat.

6
Ciri–ciri kehidupan mikroba patogen tersebut di atas,
merupakan sifat–sifat spesifik mikroba patogen dalam upaya
mempertahankan hidupnya. Cara menyerang/invasi ke pejamu/ manusia
melalui tahapan sebagai berikut.:

1. Sebelum pindah ke pejamu (calon penderita), mikroba


patogen hidup dan berkembang biak pada reservoir
(orang/penderita, hewan, benda–benda lain).
2. Untuk mencapai pejamu (calon penderita), diperlukan adanya
mekanisme penyebaran.
3. Untuk masuk ke tubuh pejamu (calon penderita), mikroba
patogen memerlukan pintu masuk (port d’entrée) seperti
kulit/mukosa yang terluka, hidung, rongga mulut, dan
sebagainya.Adanya tenggang waktu saat masuknya mikroba
patogen melalui port d’entrée sampai timbulnya manifestasi klinis,
untuk masing –masing mikroba patogen berbeda–beda.
4. Pada prinsipnya semua organ tubuh pejamu dapat terserang
oleh mikroba patogen, namun berbeda mikroba patogen secara
selektif hanya menyerang organ–organ tubuh tertentu dari
pejamu/target organ.
5. Besarnya kemampuan merusak dan menimbulkan manifestasi klinis
dari mikroba patogen terhadap pejamu dapat dinilai dari beberapa
faktor berikut.
a. Infeksivitas
Besarnya kemampuan mikroba patogen melakukan invasi,
berkembang biak dan menyesuaikan diri, serta bertempat tinggal pada
jaringan tubuh pejamu.
b. Patogenitas
Derajat respons/reaksi pejamu untuk menjadi sakit.
c. Virulensi

7
Besarnya kemampuan merusak mirkoba patogen terhadap jaringan
pejamu.
d. Toksigenitas
Besarnya kemampuan mikroba patogen untuk menghasilkan
toksin, di mana toksin berpengaruh dalam perjalanan penyakit.
e. Antigenitas
Kemampuan mikroba patogen merangsang timbulnya mekanisme
pertahanan tubuh/antibodi pada diri pejamu. Kondisi ini akan
mempersulit mikroba patogen itu sendiri untuk berkembang biak,
karena melemahnya respons pejamu menjadi sakit.

2.4. Faktor yang mempengaruhi infeksi


Sejumlah faktor yang berperan dalam terjadinya infeksi dibagi
menjadi 4, yaitu:

a. Faktor intrinsik: seperti umur, jenis kelamin, kondisi umum, resiko


terapi, adanya penyakit lain, tingkat pendidikan dan lamanya waktu
kerja.
b. Faktor ekstrinsik: seperti dokter, perawat, penderita lain,
bangsal/lingkungan, peralatan, material medis, pengunjung/keluarga,
makanan dan minuman.
c. Faktor keperawatan: lamanya hari perawatan, menurunnya standar
perawatan, padatnya jumlah penderita.d
d. Faktor mikroba patogen: kemampuan invasi/merusak jaringan, lamanya
pemaparan.

2.5. Berbagai Penyakit Infeksi


1. Tuberkulosis
TBC (Tuberkulosis) yang juga dikenal dengan TB adalah
penyakit paru-paru akibat kuman Mycobacterium tuberculosis. TBC
akan menimbulkan gejala berupa batuk yang berlangsung lama (lebih

8
dari 3 minggu), biasanya berdahak, dan terkadang mengeluarkan
darah.
Kuman TBC tidak hanya menyerang paru-paru, tetapi juga bisa
menyerang tulang, usus, atau kelenjar. Penyakit ini ditularkan dari
percikan ludah yang keluar penderita TBC, ketika berbicara, batuk,
atau bersin. Penyakit ini lebih rentan terkena pada seseorang yang
kekebalan tubuhnya rendah, misalnya penderita HIV.
Faktor resiko tuberkulosis terdiri dari trias epidemiologi yaitu
agen, host, dan lingkungan. Agen penyakit ini adalah Mycobacterium
tuberculose. Penularan yang sering terjadi jika penderita batuk dan
bersin. Jika host sudah meninggal, tuberkulosis tetap dapat menular.
Ini karena dalam jenazah mengandung partikel yang mengandung
material tuberkulosis yang dapat keluar saat proses autopsi.
2. Meningitis
Meningitis adalah peradangan yang terjadi pada meningen, yaitu
lapisan pelindung yang menyelimuti otak dan saraf tulang belakang.
Meningitis terkadang sulit dikenali, karena penyakit ini memiliki
gejala awal yang serupa dengan flu, seperti demam dan sakit kepala.
Meningitis dapat disebabkan oleh infeksi:
a. Bakteri
Beberapa bakteri penyebab radang selaput otak adalah
Neisseria meningitidis, Haemophilus influenzae, Streptococcus
pneumoniac, Listeria monocytogenes, Escherichia coli, Klebsiella
sp., dan Streptococcus grup B.
Bakteri penyebab radang selaput otak ini dapat menyebar
melalui pernapasan dan sekresi tenggorokan. Sekresi tenggorokan
berarti droplets, atau cairan yang dikeluarkan dari mulut. Artinya,
kondisi ini menular lewat batuk. Bahkan, meningitis dapat
menular melalui ciuman. Radang selaput otak karena bakteri
muncul ketika bakteri masuk melalui aliran darah Anda di sinus,
telinga, atau tenggorokan. Bakteri kemudian melakukan

9
perjalanan ke otak melalui aliran darah. Meningitis bakteri dapat
mengancam jiwa atau menyebabkan kerusakan otak.
b. Virus
Radang selaput otak akibat infeksi virus disebabkan oleh
virus influenza, virus herpes simplex, virus varicella zoster, virus
West Nile, virus limfositik koriomeningitis, dan virus campak
(mumps dan measles).
c. Jamur
Kondisi ini disebabkan oleh jamur yang menginfeksi tubuh
Anda dan menyebar melalui aliran darah ke otak atau saraf tulang
belakang. Jamur yang paling umum menyebabkan meningitis
adalah Cryptococcus, Blastomyces, Histoplasma, Coccidioides.
Seseorang dengan masalah kekebalan tubuh, misalnya pengidap
AIDS, lebih berisiko terkena radang selaput otak dalam bentuk
ini.
d. Parasit
Jenis radang selaput otak akibat parasit lebih langka dari
meningitis virus atau bakteri. Kondisi ini disebabkan oleh parasit
yang ditemukan dalam tanah, kotoran, beberapa hewan, dan
makanan, seperti siput, ikan mentah, unggas, atau produk.
Ada satu jenis infeksi parasit lebih langka daripada yang lain,
yaitu meningitis eosinofilik. Tiga parasit utama yang menjadi
penyebab meningitis jenis ini adalah Angiostrongylus
cantonensis, Baylisascaris procyonis, Gnathostoma spinigerum.
Radang selaput otak akibat parasit tidak menular dari orang
ke orang. Parasit ini menginfeksi binatang atau bersembunyi di
makanan yang kemudian dimakan manusia.
3. Organisme Gastrointestinal
Contohnya adalah Escherichia colli. Bakteri Escherichia coli
(E.coli) adalah bakteri yang sering ditemukan dalam usus manusia.
Terdapat berbagai macam tipe bakteri E.coli. Meski sebagian besar

10
tidak berbahaya, ada beberapa tipe yang bisa menyebabkan penyakit
pada manusia.
Infeksi E.coli dapat terjadi pada saluran cerna, saluran kemih,
saluran napas, hingga sistem saraf.
4. Hepatitis
Hepatitis A ditularkan dari orang ke orang melalui rute fecal oral.
Infeksi terutama melalui air, dan makanan, termasuk susu, sayuran
mentah dan makanan yang tidak dimasak dengan baik. Sedangkan
hepatitis B lebih sering angka kejadiannya dari yang lain.
Penularannya dapat secara vertikal ataupun horizontal. Jika vertikal,
maka cara penularannya dari ibu ke bayi yang ditularkan saat
persalinan. Sedangkan horizontal, dapat terjadi karena penggunaan
alat suntik yang tercemar, transfusi darah, lendir, luka yang
mengeluarkan darah, dan hubungan seksual dengan penderita.
Hepatitis C penularannya sama dengan hepatitis B, tapi tidak seganas
hepatitis B. Hepatitis C belum mempunyai vaksin, jadi proteksi diri
harus diutamakan.
5. HIV
HIV (human immunodeficiency virus) adalah virus yang merusak
sistem kekebalan tubuh, dengan menginfeksi dan menghancurkan sel
CD4 (jenis sel darah putih atau limfosit, yang penting dari sistem
kekebalan tubuh). Semakin banyak sel CD4 yang dihancurkan,
kekebalan tubuh akan semakin lemah, sehingga rentan diserang
berbagai penyakit.
Infeksi HIV yang tidak segera ditangani akan berkembang
menjadi kondisi serius yang disebut AIDS (Acquired Immune
Deficiency Syndrome). AIDS adalah stadium akhir dari infeksi virus
HIV. Pada tahap ini, kemampuan tubuh untuk melawan infeksi sudah
hilang sepenuhnya.

11
BAB III
PENUTUP

3.
3.1. Kesimpulan
Penyakit infeksi adalah sebuah penyakit yang disebabkan oleh
sebuah agen biologi (seperti virus, bakteria atau parasit), bukan
disebabkan faktor fisik (seperti luka bakar ) atau kimia (seperti
keracunan).Penyakit ini menular dari satu orang ke orang lain. orang yang
sehat harus dihindarkan dari orang-orang yang menderita penyakit dari
golongan ini. Penyebab utama infeksi diantaranya adalah bakteri dan jasad
hidup (organism). kuman-kuman ini menyebar dengan berbagai cara dan
vector.
Penularan patogen terjadi dengan berbagai cara yang meliputi
kontak fisik, makanan yang terkontaminasi, cairan tubuh, benda, inhalasi
yang ada di udara atau melalui organism vektor. Penyakit infeksi yang
sangat infektif ada kalanya disebut menular dan dapat dengan mudah
ditularkan melalui kontak dengan orang yang sakit. Penyakit infeksi
dengan infeksi yang lebih khusus, seperti penularan vektor, penularan
seksual, biasanya tidak dianggap sebagai menular karenanya korban tidak
diharuskan adanya karantina medis.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/18028217/MAKALAH_PENYAKIT_INFEKSI_PAT
OLOGI diakses pada tanggal 18 april 2020 pukul 17.00
http://eprints.undip.ac.id/44749/3/IGOR_RIZKIA_SYAHPUTRA_220101101100
94_Bab2KTI.pdf diakses pada tanggal 18 april 2020 pukul 17.00
https://www.alodokter.com/meningitis diakses pada tanggal 18 april 2020 pukul
17.30
https://hellosehat.com/kesehatan/penyakit/meningitis-adalah-radang-selaput-otak/
diakses pada tanggal 18 april 2020 pukul 17.30
https://www.sehatq.com/penyakit/infeksi-bakteri-e-coli diakses pada tanggal 18
april 2020 pukul 17.30
http://www.rscarolus.or.id/article/hepatitis-a-penyakit-menular-yang-mewabah
diakses pada tanggal 18 april 2020 pukul 17.30
https://www.alodokter.com/hiv-aids diakses pada tanggal 18 april 2020 pukul
17.40

iii

Anda mungkin juga menyukai