Disusun Oleh:
NAMA NPM
NATHASYA ECHA INDRIANI 01180000006
2
HALAMAN PENGESAHAN
Mengetahui,
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju
Ka. Departemen Kesehatan Masyarakat
Mengetahui
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju
Ka. Departemen Kesehatan Masyarakat
Tempat Pelaksanaan : Jl. Masjid Al Barokah RT. 04 RW. 03 Tajurhalang Dusun 2, Kec.
Tajurhalang, Kab. Bogor
Target Luaran : a. -
Pelaksana Kegiatan : a. Dosen dan Staf Akademik P.S. S-1 Kesehatan Masyarakat
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju
b. Mahasiswa angkatan 2013/2014 P.S. S-1 Kesehatan
Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas berkat dan
(STIKIM).
dan Mahasiswa Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat ini tidak lepas dari
serta bantuannya, Oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih kepada :
(STIKIM)
4. Astrid Novita, SKM. MKM selaku pembimbing dan Dosen Mata kuliah
Promosi Kesehatan
5. Ketua RT. 04 RW. 03 Tajurhalang Dusun 2, Kec. Tajurhalang, Kab. Bogor
6. Masyarakat Sekitar di Wilayah RT. 04 RW. 03 Tajurhalang Dusun 2, Kec.
lupa mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan maupun gelar. Besar
No Sub
Judul Tabel Halaman
Bab
DAFTAR GAMBAR
No.
Sub Judul Gambar Halaman
Bab
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Keterangan
1
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah
subtropik, yang dalam kurun waktu 5 tahun terakhir jumlah kasus dan
cepat dan dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat, serta dampak
di negara tropis dan subtropis. Saat ini juga diperkirakan ada 390 juta
infeksi dengue yang terjadi di seluruh dunia setiap tahun. Terhitung sejak
tahun 1986 hingga 2009, WHO mencatat negara Indonesia sebagai negara
dengan kasus DBD tertinggi di Asia Tenggara dan tertinggi nomor dua di
infeksi virus Dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti
1
yang ditandai dengan demam mendadak, sakit kepala, nyeri belakang bola
mata, mual dan manifestasi perdarahan seperti uji tourniquet (rumple lead)
sedangkan dampak tidak langsung adalah kehilangan waktu kerja dan biaya
2
Nomor 374/MENKES/PER/III/2010 tentang Pengendalian Vektor. (Redaksi,
2018)
Mengingat obat dan untuk mencegah virus Dengue hingga saat ini belum
tersedia, maka cara utama yang dapat dilakukan sampai saat ini adalah
2018)
Upaya pemberdayaan masyarakat dengan melaksanakan kegiatan PSN
mengganti air dalam pot/vas bunga dan lain-lain. Upaya ini melibatkan
lintas program dan lintas sektor terkait melalui wadah Kelompok Kerja
kasus atau KLB, maka diperlukan adanya Juru Pemantau Jentik (Jumantik)
Analisis Situasi
3
sedangkan jumlah Kepala Keluarga adalah 1.512 KK.
Permasalahan Mitra
1.4. Tujuan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Demam Berdarah
DBD atau demam berdarah dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh
salah satu dari empat virus dengue. Demam berdarah merupakan penyakit yang
mudah menular. Sarana penularan demam berdarah sendiri berasal dari gigitan
nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albocpictus. (halodoc, 2019)
4
Faktor Risiko Demam Berdarah
Demam berdarah dapat dipicu oleh faktor risiko tertentu. Beberapa faktor risiko
demam berdarah, yaitu:
Bayi, anak-anak, orang lanjut usia, dan orang dengan kekebalan tubuh
yang lemah. (halodoc, 2019)
Begitu pula selama musim pancaroba (peralihan musim dari kemarau ke hujan,
atau sebaliknya). Di musim pancaroba, kadang suhu lingkungan juga akan terasa
lebih lembap. Ini membuat masa inkubasi virus dalam tubuh nyamuk berlangsung
lebih cepat. Artinya nyamuk akan punya lebih banyak peluang untuk menginfeksi
banyak orang sekaligus dalam waktu singkat.
Secara umum, iklim adalah faktor kunci yang mengendalikan di mana spesies
nyamuk dapat hidup. Ketika iklim berubah, nyamuk akan berpindah mencari
habitat yang cocok agar bisa terus berkembang biak.
Virus dengue sebenarnya bisa langsung dilawan dan dimatikan oleh sistem
imun tubuh sebelum memunculkan gejala.
5
Namun apabila daya tahan tubuh sedang lemah, terutama di musim pancaroba,
Anda akan lebih berpeluang terinfeksi virus dengue penyebab DBD.
Maka dari itu, wajib mengonsumsi makanan sehat serta suplemen atau vitamin
untuk memperkuat daya tahan tubuh.
Sampah yang dibuang sembarangan akan mudah terisi genangan air hujan dan
dijadikan tempat nyamuk bertelur.
Maka dari itu, wajib membuang sampah pada tempatnya. Agar tidak menumpuk,
timbun sampah di dalam tanah agar tidak dapat menampung air hujan.
Bak mandi yang tidak sering dikuras dan dibersihkan juga bisa menjadi
sarang nyamuk penyebab demam berdarah.
Nyamuk dari luar mungkin saja masuk ke rumah dan akan mencari genangan air,
terutama di kamar mandi, untuk bertelur. Jentik nyamuk penyebab DBD dapat
terlihat seperti bintik-bintik cokelat yang menempel di pinggiran dasar bak mandi.
Kadang pula terlihat bergerak dari bawah ke atas permukaan air secara berulang-
ulang.
Untuk memberantas jentik nyamuk, taburkan bubuk abate ke bak mandi yang
masih berisi air kemudian tutup permukaannya.
Namun sebaiknya tetap harus rajin menguras bak mandi minimal 2 kali seminggu
untuk mencegah nyamuk penyebab demam berdarah.
6
Selain bak mandi, harus menutup rapat wadah penampungan air lain di rumah
Anda. Mulai dari toren air, vas bunga, kaleng, atau ember di kebun yang bisa
menjadi sarang nyamuk DBD. Dengan menutup rapat wadah air, nyamuk tidak
akan bisa menelurkan jentik-jentiknya di genangan yang tersisa.
Jika memang harus menyimpan baju kembali, lipat rapi dan simpan di tempat
yang bersih dan tertutup.
Nyamuk penyebab demam berdarah aktif mencari mangsa dan menggigit manusia
di malam hari. Jika berencana keluar di malam hari, kenakan pakaian yang
menutup seperti jaket, baju lengan panjang, celana panjang, sepatu, dan kaos kaki.
Indonesia adalah negara endemik DBD. Namun, ada beberapa daerah atau
yang berpotensi rawan kasus DBD.
Data dari Kemenkes menunjukkan bahwa Jawa Timur, Jawa Barat, dan Nusa
Tenggara Timur tergolong daerah dengan jumlah kasus DBD tertinggi per tiga
bulan pertama tahun 2019.
7
Guna menghindari gigitan nyamuk penyebab DBD, sebaiknya hindari dulu
bepergian ke tempat-tempat rawan tersebut. Terutama selama musim hujan.
Namun apabila tidak bisa dihindari, pastikan Anda melindungi diri sendiri dari
nyamuk penyebab demam berdarah. Bisa menggunakan losion anti nyamuk setiap
kali akan pergi ke luar rumah, atau mendapat vaksin dengue terlebih dahulu.
Anda juga bisa membawa kelambu anti nyamuk penyebab DBD untuk dipasang
di atas kasur tidur tempat menginap. (Novita Joseph, 2019)
8
Perdarahan dari hidung, gusi, atau di bawah kulit.
Frekuensi buang air kecil menurun dan jumlah urine yang keluar sedikit;
9
Penanganan yang tepat dan cepat harus dilakukan ketika pengidap sudah
mengalami DSS. Jika tidak segera dilakukan penanganan, maka bisa
mengakibatkan gangguan fungsi organ tubuh yang berujung pada kematian.
Cukup istirahat;
Konsumsi obat penurun panas yang relatif aman dan dianjurkan dokter;
Pantau frekuensi buang air kecil dan jumlah urine yang keluar.
10
Mengatur cahaya yang cukup di dalam rumah;
Demam akut dapat mulai terjadi sejak dua hari sebelum suhu tubuh naik sampai 5
hari setelah gejala demam terasa pertama kali. Ini juga lumrah disebut dengan
viremia, kondisi akibat adanya kadar virus tinggi dalam tubuh.
11
Virus itu kemudian akan mendekam dulu dalam tubuh nyamuk yang sehat itu
selama 12 hari sesudahnya. Proses ini disebut juga sebagai masa inkubasi. Setelah
inkubasi selesai artinya virus sudah aktif dan nyamuk dapat mulai bisa
menginfeksi manusia lewat gigitannya.
Apabila nyamuk pembawa virus itu menggigit manusia, virusnya akan masuk dan
mengalir dalam darah manusia kemudian mulai menginfeksi sel-sel tubuh yang
sehat.
Ketika tubuh mendeteksi kedatangan virus tersebut, sistem imun akan langsung
menghasilkan antibodi khusus yang bekerja sama dengan sel darah putih untuk
melawannya. Respons imun juga mencakup pelepasan sel T sitotoksik (limfosit)
untuk mengenali dan membunuh sel tubuh yang terinfeksi.
Orang yang sakit demam berdarah biasanya melalui tiga fase penyakit,
sejak kemunculan gejala pertama kali sampai benar-benar sembuh.
Siklus demam berdarah ini menandakan bahwa tubuh Anda sedang berperang
melawan virus dengue yang dibawa oleh nyamuk.
Fase penyakit demam berdarah sering juga disebut sebagai Siklus Pelana Kuda.
Disebut demikian karena ketika digambarkan, laju perkembangan penyakitnya
terlihat tinggi-rendah-tinggi yang mirip seperti alas duduk orang berkuda.
Berikut adalah penjelasan dari fase demam berdarah yang harus Anda ketahui:
1. Fase demam
Fase demam adalah fase pertama demam berdarah yang terjadi segera
setelah virus mulai menginfeksi.
12
Gejala paling khas yang muncul pada fase ini adalah demam tinggi lebih dari 40
ºCelsius yang muncul tiba-tiba. Demam tinggi biasanya berlangsung selama 2-7
hari.
Berbarengan dengan demam tinggi, gejala DBD pada fase pertama sering meliputi
munculnya ruam kemerahan pada sekujur badan dan kulit wajah. Di fase ini akan
muncul juga keluhan nyeri persendian dan otot di seluruh tubuh serta sakit kepala.
Pada beberapa kasus ditemukan gejala berupa nyeri dan infeksi tenggorokan, sakit
di sekitar bola mata, penurunan nafsu makan, hingga mual dan muntah.
Gejala-gejala awal inilah yang menyebabkan penurunan jumlah sel darah putih
dan trombosit yang akan mengarahkan dokter pada diagnosis demam berdarah.
Apabila demam berlangsung selama lebih dari 10 hari, kemungkinan demam
tersebut bukanlah karena demam berdarah.
Sementara pada anak kecil yang terkena DBD, fase demam berdarah di awal dapat
ditandai dengan dengan kejang dan demam tinggi.
Berbagai gejala DBD awal dapat membuat penderita kesulitan menjalani aktivitas
sehari-hari. Kebanyakan orang mungkin jadi harus cuti sakit atau absen sekolah
karena badan terasa sangat lemah.
Maka selama fase pertama ini, pasien demam berdarah dianjurkan untuk
memperbanyak minum air putih. Mencukupi kebutuhan cairan tubuh dapat
membantu menurunkan demam dan mencegah terjadinya dehidrasi.
13
2. Fase kritis
Setelah melewati fase demam, orang yang sakit demam berdarah rentan
mengalami fase kritis yang mengecoh.
Fase kritis disebut mengecoh karena di tahap ini demam akan turun drastis hingga
ke suhu tubuh normal (sekitar 37 ºC) sehingga penderita merasa sudah
sembuh. Beberapa orang bahkan ada yang sudah kembali beraktivitas seperti
biasa.
Padahal, justru di fase inilah kondisi bisa berubah fatal jika menghentikan
pengobatannya. Jika fase ini diabaikan dan tidak ditangani dengan tepat, trombosit
darah akan semakin turun. Penurunan trombosit secara drastis dapat menyebabkan
perdarahan yang terlambat disadari.
Selama masa peralihan dari fase demam ke kritis, pasien akan berisiko tinggi
untuk mengalami kebocoran plasma darah dari pembuluh, kerusakan organ tubuh,
dan perdarahan hebat.
Dalam 3 sampai 7 hari pertama setelah lewat dari fase demam, pasien DBD sangat
berisiko mengalami kebocoran pembuluh. Mulai dari sinilah tandanya Anda sudah
memasuki fase demam berdarah kritis.
Gejala kebocoran pembuluh darah pada fase demam berdarah ini dapat dilihat
secara jelas. Tanda-tandanya, penderita demam berdarah bisa terus-menerus
mimisan dan muntah-muntah, hingga merasakan sakit perut yang tidak
tertahankan. Pemeriksaan di laboratorium juga menunjukkan pasien mengalami
pembesaran organ hati.
Perlu diketahui juga bahwa fase kritis juga bisa terjadi tanpa kebocoran plasma
yang disertai perdarahan luar. Jadi meski dari tampak luar Anda tidak
14
mengeluarkan darah, sebetulnya tubuh Anda sedang mengalami perdarahan
internal yang lebih parah.
Orang yang sedang berada di tahap ini sebetulnya harus tetap melanjutkan
pengobatan meski tampak sehat. Pasalnya, kondisi tubuh orang tersebut belum
sembuh sempurna.
Jika tidak segera mendapatkan pengobatan, trombosit pasien akan terus menurun
secara drastis dan dapat mengakibatkan perdarahan yang sering tidak disadari.
Oleh sebab itu, pasien harus cepat ditangani oleh tim medis karena fase kritis ini
berlangsung tidak lebih dari 24-38 jam.
3. Fase penyembuhan
Pasalnya seiring demam naik lagi, trombosit juga akan perlahan ikut naik ke taraf
normal. Cairan tubuh yang tadinya turun selama dua fase pertama juga pelan-
pelan mulai kembali normal pada 48-72 jam setelahnya.
Masa penyembuhan juga dapat dilihat dari peningkatan nafsu makan, sakit perut
yang mereda, serta rutinitas berkemih yang juga kembali normal.
Secara umum, orang yang sakit DBD bisa dikatakan akan sembuh jika jumlah
trombosit dan sel darah putihnya kembali normal setelah dites.
Hal paling pertama dan paling penting untuk dilakukan adalah segera ke
dokter begitu merasakan gejala awal DBD. Dokter nantinya akan mendiagnosis
15
seberapa parah kondisi DBD, dan menentukan harus diopname di rumah sakit
atau istirahat di rumah saja.
Di awal siklus demam berdarah, cairan elektrolit baik diminum untuk mencegah
kebocoran plasma yang menjadi risiko fase kritis. Contoh minuman yang
mengandung elektrolit adalah minuman isotonik, susu, oralit, dan jus buah.
Selain itu, dapat mengonsumsi makanan yang dapat menaikkan jumlah trombosit.
Terutama sebelum dan selama fase demam berdarah telanjur kritis. Salah satunya
adalah dengan mengonsumsi jambu biji merah.
Jambu biji merah mengandung trombinol yang mampu merangsang tubuh bekerja
lebih aktif menghasilkan lebih banyak keping darah sehat. Ini bertujuan untuk
memicu pembentukan platelet atau trombosit darah baru.
Namun karena pasien yang sedang dalam siklus demam berdarah perlu asupan
yang mudah dicerna, maka sebaiknya jambu biji merah diolah menjadi jus.
Kandungan air dalam jus juga baik untuk mencegah dehidrasi sehingga dapat
mempercepat penyembuhan demam berdarah.
16
BAB III
METODE PELAKSANAAN
Sebagai bagian dalam peran serta secara akti dan pelaksanaan kegiatan
Studi
Identifikasi Masalah Pendahuluan
Pelaksanaan Kegiatan
17
Selesai
Pelaksanaan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (sebutkan judul
berikut:
3.1. Observasi
(Uraikan kegiatan yang dilaksanakan serta hasil yang diperoleh pada saat
dokumentasi)
Tabel 3.1.
Identifikasi Masalah 5W + 1H
18
(Criteria Matrix Technique). Teknik ini lebih disederhanakan dengan
dibedakan menjadi 3 macam penilaian yaitu:
a. Pentingnya masalah (Importancy)
Makin penting masalah tersebut makin diprioritaskan
penyelesaiannya. Terdiri dari 3 kriteria penilaian:
1. P (Prevalency)
Menilai seberapa sering masalah tersebut terjadi
Skor 1 : Masalah tidak pernah diketemukan
2 : Masalah pernah diketemukan
3 : Masalah cukup sering ditemukan
4 : Masalah sering ditemukan
5: Masalah sangat sering ditemukan, sehingga sangat
penting untuk diprioritaskan
2. S (Severity)
Menilai seberapa besar dampak yang ditimbulkan dari masalah
tersebut.
Skor 1 : Akibat dari masalah tidak serius
2 : Akibat dari masalah terkadang serius
3 : Akibat dari masalah cukup serius
4 : Akibat dari masalah sangat serius
5: Akibat dari masalah sangat serius, sehingga sangat
penting untuk diprioritaskan
3. RI (Rate of Increase)
Menilai rata atau laju peningkatan dari waktu ke waktu, apabila
kenaikan jumlah masalah lebih tinggi dan lebih cepat
dibandingkan periode sebelumnya maka masalah tersebut layak
untuk diprioritaskan.
Skor 1 : Peningkatan masalah sangat lambat
2 : Peningkatan masalah lambat
3 : Peningkatan masalah cukup cepat
4 : Peningkatan masalah cepat
5 : Peningkatan masalah sangat cepat, sehingga sangat
19
penting untuk diprioritaskan
b. Ketersediaan teknologi untuk mengatasi masalah (Technical
Feasibility).
Pemilihan suatu masalah tentu bermaksud untuk diselesaikan,
tetapi apabila teknologi yang diperlukan untuk menyelesaikan
masalah tersebut tidak tersedia tentu tidak ada gunanya memilih
masalah yang dimaksud. Makin layak teknologi yang tersedia
dan yang dapat dipakai untuk mengatasi masalah makin
diprioritaskan masalah tersebut, kelayakan teknologi yang
dimaksud disini adalah menunjuk pada penguasaan ilmu dan
teknologi yang sesuai.
Skor 1 : Teknologi tidak tersedia
2 : Teknologi kurang tersedia
3 : Teknologi cukup tersedia
4 : Teknologi tersedia
5 : Teknologi sangat tersedia dan mendukung, sehingga
sangat penting untuk diprioritaskan.
c. Sumber daya yang tersedia (Resources Availiability)
Sumber daya yang dimaksud disini mencakup tenaga (Man),
dana (Money), sarana (Material), Metode (Metode) dan mesin
(Machine). Apabila sumber daya yang tersedia untuk
menyelesaikan suatu masalah tersedia maka masalah tersebut
layak untuk diprioritaskan.
Skor 1 : Dana, sarana, tenaga tidak tersedia
2 : Dana, sarana, tenaga kurang tersedia
3 : Dana, sarana, dan tenaga cukup tersedia
4 : Dana, sarana, dan tenaga tersedia
5 : Dana, sarana, dan tenaga sangat tersedia dan
mendukung, sehingga sangat penting untuk
diprioritaskan
Setelah setiap kriteria masalah dinilai, langkah selanjutnya adalah
menjumlahkan total nilainya yaitu dengan menjumlahkan kriteria
20
Importancy (I=P+S+RI), kemudian dikalikan dengan kriteria Technical
Fesibilitity dan Resource Avability. Untuk dapat memprioritaskan masalah
tersebut dibantu dengan menggunakan Metode Kriteria Matrik Matriks
(Criteria Matrix Technique).
Tabel 3.2.
Matrix Prioritas Masalah ------
Di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan X
Tahun 201x
I
SKALA
NO MASALAH T R IxTxR
P S RI PRIORITAS
1 - I
2 - II
3 - III
4 - IV
Sumber : hasil brainstorming dengan --------------
21
Gambar 7.1.
Diagram Ichikawa (Tulang Ikan)
Masalah
Methode Market
- -
22
BAB IV
23
BAB V
RENCANA INTERVENSI
a. Ringkasan Kegiatan
b. Tujuan
c. Sasaran
d. Media
e. Tim Pelaksana
Tabel 6.1.
Anggaran Keuangan
PEMASUKKAN
No. Tanggal Keterangan Jumlah
1 10-07-18 Uang Kelompok ( Bendahara ABL) Rp 450.000
TOTAL Rp 450.000
PENGELUARAN
24
(16.000x13)
11-08-18 Print dan Laminating Rp 28.000
TOTAL Rp 419.000
REKAPITULASI
PEMASUKAN Rp 450.000
PENGELUARAN Rp 419.000
SISA Rp 31.000
Tabel 6.2.
Susunan Acara Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat
BAB VII
HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN
25
7.1. Hasil Pelaksanaan Kegiatan
(Uraikan bagaimana jalannya pelaksanaan kegiatan, mulai dari persiapan,
pelaksanaan hingga evaluasi kegiatan disertai dengan dokumentasi)
7.2. Pembahasan
7.3. Rencana Tahapan Berikutnya
(Apabila ada, paparkan usulan rencana tahapan berikutnya sebagai
lanjutan dari intervensi kegiatan yang dilakukan) apabila tidak ada maka
dapat dituliskan)
Dalam pelaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat
(tuliskan judul kegiatan) ini tidak ada rencana tahapan berikutnya namun
tim pelaksana mengusulkan dalam rangka optimalisasi hasil kegiatan
untuk menangani permasalahan …….. di …….. maka dapat dilanjutkan
dalam bentuk kegiatan diantaranya adalah:
a. –
b. –
c. –
BAB VIII
26
8.1. Kesimpulan
8.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
27
https://hellosehat.com/pusat-kesehatan/penyakit-musiman/siklus-fase-demam-
berdarah/
http://p2p.kemkes.go.id/kesiapsiagaan-menghadapi-peningkatan-kejadian-demam-
berdarah-dengue-tahun-2019/
https://hellosehat.com/pusat-kesehatan/penyakit-musiman/faktor-risiko-dan-
penyebab-dbd/
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/137308-T%2028447-Dinamika%20penularan-
full%20text.pdf)
https://www.halodoc.com/kesehatan/demam-berdarah
28
LAMPIRAN
Tema Kegiatan :
Periode Kegiatan :
Mitra kerjasama :
Institusi Mitra :
Jakarta, ………….20—
Pembuat Pernyataan
Materai
(……………………….)