Anda di halaman 1dari 48

PROPOSAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

Jangan Biarkan Mereka Menyakiti Dirimu

Disusun Oleh:

NAMA NPM
NATHASYA ECHA INDRIANI 01180000006

PUTRI NUR ANNISA 01180000023

BINTANG ALYA BINURIKA 01180000016

RIKA NURUL AZIZAH 01180000004

RAHMA AWLIAHASANAH 01180000025

EBIN DELA SABRINA 01180000031

DELLI YANTI 01180000017

ILHAM MAULANA YUSUF 01180000028

MUHAMAD RIKI PRATAMA 01180000035

MOCHAMAD ROBI HIDAYAT 01180000001

RISKA ADITA SYAFITRI 01180000039

MAHARDIKA TAHTA JUNJUNAN 01180000033

NYIMAS SYIFA MAULIDIA 01180000024

ANGGRENI RENDA 01180000012

NADIRA RASHIFANTI 01180000029

ANGGI INDRIYANI 01180000037

ANNISA SYAFITRI 01180000005


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU
PROGRAM SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT
JAKARTA
2020

2
HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul : Jangan Biarkan Mereka Mneyakiti Dirimu


2. Bidang : Kesehatan Masyarakat
3. Penanggung Jawab
a. Nama Lengkap : Ilham Maulana Yusuf
b. NIDN : 01180000028
c. Pangkat/Golongan : -
d. Jabatan : -
e. Program Studi : S-1 Kesehatan Masyarakat-STIKIM
4. Jumlah Tim : 17 orang
5. Lokasi Kegiatan : Desa Tajurhalang, Kab. Bogor

6. Jangka Waktu Kegiatan :


7. Belanja Anggaran : Rp. -

Jakarta, Februari 2020


Mengetahui,

Pembimbing Ketua Pelaksana

(Astrid Novita, SKM. MKM) (Muhammad Riki Pratama)

Mengetahui,
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju
Ka. Departemen Kesehatan Masyarakat

Nina, SKM. M.Kes


IDENTITAS

1. Judul : Jangan Biarkan Mereka menyakiti Dirimu

2. Bidang : Kesehatan Masyarakat


3. Penanggung Jawab
f. Nama Lengkap : Ilham Maulana Yusuf
g. NIDN : 01180000028
h. Pangkat/Golongan : -
i. Jabatan : -
j. Program Studi : S-1 Kesehatan Masyarakat-STIKIM
4. Jumlah Tim : 17 orang
5. Lokasi Kegiatan : Jl. Masjid Al Barokah RT. 04 RW. 03
Tajurhalang Dusun 2, Kec. Tajurhalang, Kab.
Bogor
6. Jangka Waktu Kegiatan : 13:00-14:30
7. Belanja Anggaran : Rp. -

Diajukan Oleh Menyetujui


Ketua Pelaksana Koordinator Prodi

(Muhammad Riki Pratama) (Agustina Sari, S.ST. M.Kes)

Mengetahui
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju
Ka. Departemen Kesehatan Masyarakat

(Nina, SKM. M.Kes)


RINGKASAN

Nama Kegiatan : Proposal Kegiatan Penyuluhan Kesehatan

Kategori : Non profit , Bakti Sosial

Tanggal Pelaksanaan : 19 februari 2020

Tempat Pelaksanaan : Jl. Masjid Al Barokah RT. 04 RW. 03 Tajurhalang Dusun 2, Kec.
Tajurhalang, Kab. Bogor

Permasalahan Mitra : Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)

Solusi : Mengadakan Penyuluhan Kesehatan tentang Penyakit Demam


Berdarah Dengue (DBD)

Sasaran : Masyarakat di Wilayah RT. 04 RW. 03 Tajurhalang Dusun 2, Kec.


Tajurhalang, Kab. Bogor

Tujuan : a. Pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi Pengabdian


Masyarakat oleh Dosen dan Mahasiswa P.S. S-1 Kesehatan
Masyarakat STIKIM.
b. Pelaksanaan aplikatif ilmu pengetahuan dan kemampuan ntuk
mahasiswa P.S. S-1 Kesehatan Masyarakat STIKIM
c. Mempererat tali persaudaraan dosen dan mahasiswa P.S. S-1
Kesehatan Masyarakat baik antara sesama civitas akademik
maupun dengan masyarakat
d. -
e. -

Target Luaran : a. -

Pelaksana Kegiatan : a. Dosen dan Staf Akademik P.S. S-1 Kesehatan Masyarakat
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju
b. Mahasiswa angkatan 2013/2014 P.S. S-1 Kesehatan
Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju
PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas berkat dan

rahmat-Nya sehingga kita dapat menyelesaikan proposal Pengabdian Masyarakat

yang berjudul “Jangan Biarkan Mereka Menyakiti Dirimu” pada Program

Studi Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju

(STIKIM).

Selesainya penyusunan proposal Pengabdian kepada Masyarakat oleh Dosen

dan Mahasiswa Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat ini tidak lepas dari

bantuan berbagai pihak yang senantiasa memberikan bimbingan dan dorongan

serta bantuannya, Oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr Dr. dr. Hafizurrachman, MPH selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Indonesia Maju (STIKIM).


2. Nina, SKM.M.Kes selaku Kepala Departemen Kesehatan Masyarakat

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju (STIKIM).


3. Agustina Sari, S.ST. M.Kes selaku Koordinator Program Studi Sarjana

Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju

(STIKIM)
4. Astrid Novita, SKM. MKM selaku pembimbing dan Dosen Mata kuliah

Promosi Kesehatan
5. Ketua RT. 04 RW. 03 Tajurhalang Dusun 2, Kec. Tajurhalang, Kab. Bogor
6. Masyarakat Sekitar di Wilayah RT. 04 RW. 03 Tajurhalang Dusun 2, Kec.

Tajurhalang, Kab. Bogor


7. Seluruh pihak yang telah membantu terselenggaranya kegiatan ini dan

tidak dapat kami sebutkan satu persatu


Kami sangat bersyukur telah dapat menyelesaikan proposal ini. Kami tidak

lupa mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan maupun gelar. Besar

harapan semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi kita semua.


DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

No Sub
Judul Tabel Halaman
Bab
DAFTAR GAMBAR

No.
Sub Judul Gambar Halaman
Bab
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Keterangan
1
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah

kesehatan masyarakat di Indonesia, dikarenakan jumlah penderita dan luas

daerah penyebarannya semakin bertambah seiring dengan meningkatnya

mobilitas dan kepadatan penduduk (Kemenkes RI, 2010). Demam berdarah

ditemukan hampir di seluruh belahan dunia terutama negara tropik dan

subtropik, yang dalam kurun waktu 5 tahun terakhir jumlah kasus dan

daerah terjangkit terus meningkat dan menyebar luas serta sering

menimbulkan Kejadian Luar Biasa/KLB (Depkes RI, 2008).


Kejadian demam berdarah dapat berpotensi menimbulkan dampak sosial

yang berupa keresahan masyarakat karena perjalanan penyakitnya yang

cepat dan dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat, serta dampak

ekonomi yaitu meningkatnya anggaran belanja negara untuk pengobatan

penyakit demam berdarah (Afrian, dkk, 2016).


Data WHO (2015) memperkirakan 2,5 miliar atau 40% populasi di dunia

berisiko terhadap penyakit DBD terutama yang tinggal di daerah perkotaan

di negara tropis dan subtropis. Saat ini juga diperkirakan ada 390 juta

infeksi dengue yang terjadi di seluruh dunia setiap tahun. Terhitung sejak

tahun 1986 hingga 2009, WHO mencatat negara Indonesia sebagai negara

dengan kasus DBD tertinggi di Asia Tenggara dan tertinggi nomor dua di

dunia setelah 2 Thailand (Dewi, 2015).


Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh

infeksi virus Dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti

1
yang ditandai dengan demam mendadak, sakit kepala, nyeri belakang bola

mata, mual dan manifestasi perdarahan seperti uji tourniquet (rumple lead)

positif, bintik-bintik merah di kulit (petekie), mimisan, gusi berdarah dan

lain sebagainya. (Redaksi, 2018)


Dampak ekonomi langsung adalah biaya pengobatan yang cukup mahal,

sedangkan dampak tidak langsung adalah kehilangan waktu kerja dan biaya

lain yang dikeluarkan selain pengobatan seperti transportasi dan akomodasi

selama perawatan di rumah sakit. (Redaksi, 2018)


Faktor-faktor yang berperan terhadap peningkatan kasus DBD antara lain

kepadatan vektor, kepadatan penduduk yang terus meningkat sejalan dengan

pembangunan kawasan pemukiman, urbanisasi yang tidak terkendali,

meningkatnya sarana transportasi (darat, laut dan udara), perilaku

masyarakat yang kurang sadar terhadap kebersihan lingkungan, serta

perubahan iklim (climate change). (Redaksi, 2018)


Pengendalian penyakit Deman Berdarah Dengue (DBD) telah diatur

dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 581/MENKES/SK/VII/1992

tentang Pemberantasan Penyakit Demam Berdarah dan Keputusan Menteri

Kesehatan nomor 92 tahun 1994 tentang perubahan atas lampiran

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 581/ MENKES/SK/1992, dimana

menitikberatkan pada upaya pencegahan dengan gerakan pemberantasan

sarang nyamuk (PSN) selain penatalaksanaan penderita DBD dengan

memperkuat kapasitas pelayanan kesehatan dan sumber daya, memperkuat

surveilans epidemiologi dan optimalisasi kewaspadaan dini terhadap

Kejadian Luar Biasa (KLB) DBD. Manajemen pengendalian vektor secara

umum diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

2
Nomor 374/MENKES/PER/III/2010 tentang Pengendalian Vektor. (Redaksi,

2018)
Mengingat obat dan untuk mencegah virus Dengue hingga saat ini belum

tersedia, maka cara utama yang dapat dilakukan sampai saat ini adalah

dengan pengendalian vektor penular (Aedes aegypti). Pengendalian vektor

ini dapat dilakukan dengan pelaksanaan kegiatan PSN 3M Plus. (Redaksi,

2018)
Upaya pemberdayaan masyarakat dengan melaksanakan kegiatan PSN

3M Plus (menguras, menutup tempat penampungan air dan mendaur-ulang /

memanfaat kembali barang-barang bekas) serta ditambah (Plus) seperti :

menaburkan larvasida pembasmi jentik, memelihara ikan pemakan jentik,

mengganti air dalam pot/vas bunga dan lain-lain. Upaya ini melibatkan

lintas program dan lintas sektor terkait melalui wadah Kelompok Kerja

Operasional Demam Berdarah Dengue (Pokjanal DBD) dan kegiatan Juru

Pemantau Jentik (Jumantik). Oleh karena itu untuk meningkatkan

keberhasilan pengendalian DBD dan mencegah terjadinya peningkatan

kasus atau KLB, maka diperlukan adanya Juru Pemantau Jentik (Jumantik)

dalam melakukan pengawasan dan penyuluhan kepada masyarakat agar

melakukan PSN dengan 3M plus. (Redaksi, 2018)

Analisis Situasi

Desa Tajurhalang dengan luas ± 390,527 Ha yang terdiri dari 3 (tiga)


Dusun, 6 (enam) Rukun Warga (RW) dan 22 (dua puluh dua) Rukun
Tetangga (RT). Pada umumnya lahan yang terdapat di Desa Tajurhalang
digunakan secara produktif dan hanya sebagian kecil saja
yang terbengkalai, sehingga Desa Tajurhalangmemiliki
sumber daya alam yang cukup produktif dan mampu menjadi sumber
penghasilan masyarakat. jumlah Penduduk
Desa Tajurhalang adalah sebanyak 6.072 Jiwa, yang terdiri
dari jumlah Penduduk Laki-laki sebanyak 3.173 Jiwa dan
jumlah Penduduk Perempuan sebanyak 2.899 Jiwa,

3
sedangkan jumlah Kepala Keluarga adalah 1.512 KK.

Permasalahan Mitra

(Tentukan permasalahan prioritas bersama mitra dan jabarkan)

1.4. Tujuan

1.5. Manfaat Kegiatan

Meningkatnya peran serta keluarga dan masyarakat dalam pencegahan

dan pengendalian DBD melalui pembudayaan PSN 3M Plus.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Demam Berdarah

DBD atau demam berdarah dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh
salah satu dari empat virus dengue. Demam berdarah merupakan penyakit yang
mudah menular. Sarana penularan demam berdarah sendiri berasal dari gigitan
nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albocpictus. (halodoc, 2019)

Demam Berdarah Dengue (DBD) disebabkan oleh virus Dengue,


ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes. Demam berdarah
dengue banyak dijumpai terutama di daerah tropis dan sering menimbulkan
kejadian luar biasa (KLB). Beberapa faktor yang mempengaruhi munculnya DBD
antara lain: rendahnya status kekebalan kelompok masyarakat, kepadatan populasi
nyamuk penular karena banyaknya tempat perindukan nyamuk yang biasanya
terjadi pada musim penghujan dimana banyak timbul genangan-genangan air di
sekitar pemukiman seperti talang air, ban bekas, kaleng, botol, plastik, gelas bekas
air mineral, lubang pohon, pelepah daun dan lain-lain. (Kemenkes, 2019)

4
Faktor Risiko Demam Berdarah
Demam berdarah dapat dipicu oleh faktor risiko tertentu. Beberapa faktor risiko
demam berdarah, yaitu:

 Pernah mengalami infeksi virus dengue sebelumnya;

 Tinggal atau bepergian ke daerah tropis; dan

 Bayi, anak-anak, orang lanjut usia, dan orang dengan kekebalan tubuh
yang lemah. (halodoc, 2019)

Faktor penyebab DBD atau demam berdarah


1. Musim hujan yang lama

Musim hujan adalah salah satu faktor penyebab mewabahnya demam


berdarah (DBD) di Indonesia. Musim hujan di Indonesia berlangsung cukup lama,
antara bulan Oktober sampai bulan Febuari.

Selama musim hujan umumnya kasus demam berdarah meningkat karena


banyaknya genangan air. Genangan air hujan atau bahkan sisa arus banjir adalah
sarana paling ideal bagi nyamuk Aedes untuk bertelur. Nyamuk akan lebih mudah
dan cepat berkembang biak di lingkungan yang lembap.

Begitu pula selama musim pancaroba (peralihan musim dari kemarau ke hujan,
atau sebaliknya). Di musim pancaroba, kadang suhu lingkungan juga akan terasa
lebih lembap. Ini membuat masa inkubasi virus dalam tubuh nyamuk berlangsung
lebih cepat. Artinya nyamuk akan punya lebih banyak peluang untuk menginfeksi
banyak orang sekaligus dalam waktu singkat.

Secara umum, iklim adalah faktor kunci yang mengendalikan di mana spesies
nyamuk dapat hidup. Ketika iklim berubah, nyamuk akan berpindah mencari
habitat yang cocok agar bisa terus berkembang biak.

2. Daya tahan tubuh yang buruk

Virus dengue sebenarnya bisa langsung dilawan dan dimatikan oleh sistem
imun tubuh sebelum memunculkan gejala.

5
Namun apabila daya tahan tubuh sedang lemah, terutama di musim pancaroba,
Anda akan lebih berpeluang terinfeksi virus dengue penyebab DBD.

Maka dari itu, wajib mengonsumsi makanan sehat serta suplemen atau vitamin
untuk memperkuat daya tahan tubuh.

3. Buang sampah sembarangan

Nyamuk penyebab DBD cenderung berkembang biak di tempat yang


gelap, kotor, dan lembap. Misalnya di tumpukan sampah yang terdapat sampah
kaleng, ember, atau botol yang terisi genangan air.

Sampah yang dibuang sembarangan akan mudah terisi genangan air hujan dan
dijadikan tempat nyamuk bertelur.

Maka dari itu, wajib membuang sampah pada tempatnya. Agar tidak menumpuk,
timbun sampah di dalam tanah agar tidak dapat menampung air hujan.

4. Jarang menguras bak mandi

Bak mandi yang tidak sering dikuras dan dibersihkan juga bisa menjadi
sarang nyamuk penyebab demam berdarah.

Nyamuk dari luar mungkin saja masuk ke rumah dan akan mencari genangan air,
terutama di kamar mandi, untuk bertelur. Jentik nyamuk penyebab DBD dapat
terlihat seperti bintik-bintik cokelat yang menempel di pinggiran dasar bak mandi.
Kadang pula terlihat bergerak dari bawah ke atas permukaan air secara berulang-
ulang.

Untuk memberantas jentik nyamuk, taburkan bubuk abate ke bak mandi yang
masih berisi air kemudian tutup permukaannya.

Namun sebaiknya tetap harus rajin menguras bak mandi minimal 2 kali seminggu
untuk mencegah nyamuk penyebab demam berdarah.

6
Selain bak mandi, harus menutup rapat wadah penampungan air lain di rumah
Anda. Mulai dari toren air, vas bunga, kaleng, atau ember di kebun yang bisa
menjadi sarang nyamuk DBD. Dengan menutup rapat wadah air, nyamuk tidak
akan bisa menelurkan jentik-jentiknya di genangan yang tersisa.

5. Gemar menumpuk baju kotor di rumah

Baju kotor memang bukan penyebab langsung demam berdarah, tapi


kondisinya yang terus lembap menarik perhatian nyamuk. Belum lagi nyamuk
masih dapat mencium sisa-sia aroma tubuh manusia yang menempel di baju-baju
itu.

Jika memang harus menyimpan baju kembali, lipat rapi dan simpan di tempat
yang bersih dan tertutup.

6. Sering keluar rumah malam-malam

Keluar rumah malam-malam sebetulnya tidak masalah. Namun, ada


baiknya melindungi diri dengan pakaian yang menutup kulit.

Nyamuk penyebab demam berdarah aktif mencari mangsa dan menggigit manusia
di malam hari. Jika berencana keluar di malam hari, kenakan pakaian yang
menutup seperti jaket, baju lengan panjang, celana panjang, sepatu, dan kaos kaki.

Jangan kenakan pakaian yang memperlihatkan kulit dan dapat menjadi


target gigitan nyamuk penyebab DBD.

7. Pergi ke daerah yang banyak kasus demam berdarah

Indonesia adalah negara endemik DBD. Namun, ada beberapa daerah atau
yang berpotensi rawan kasus DBD.

Data dari Kemenkes menunjukkan bahwa Jawa Timur, Jawa Barat, dan Nusa
Tenggara Timur tergolong daerah dengan jumlah kasus DBD tertinggi per tiga
bulan pertama tahun 2019.

7
Guna menghindari gigitan nyamuk penyebab DBD, sebaiknya hindari dulu
bepergian ke tempat-tempat rawan tersebut. Terutama selama musim hujan.

Namun apabila tidak bisa dihindari, pastikan Anda melindungi diri sendiri dari
nyamuk penyebab demam berdarah. Bisa menggunakan losion anti nyamuk setiap
kali akan pergi ke luar rumah, atau mendapat vaksin dengue terlebih dahulu.

Anda juga bisa membawa kelambu anti nyamuk penyebab DBD untuk dipasang
di atas kasur tidur tempat menginap. (Novita Joseph, 2019)

Gejala Demam Berdarah


Gejala umumnya timbul 4-7 hari sejak gigitan nyamuk, dan dapat berlangsung
selama 10 hari. Beberapa gejala demam berdarah, yaitu:

 Demam tinggi mencapai 40 derajat Celsius;

 Nyeri kepala berat;

 Nyeri pada sendi, otot, dan tulang;

 Nyeri pada bagian belakang mata;

 Nafsu makan menurun;

 Mual dan muntah;

 Pembengkakan kelenjar getah bening;

 Ruam kemerahan sekitar 2-5 hari setelah demam;

 Kerusakan pada pembuluh darah dan getah bening; dan

8
 Perdarahan dari hidung, gusi, atau di bawah kulit.

Diagnosis Demam Berdarah


Diagnosis penyakit demam berdarah akan dilakukan dengan melakukan
pemeriksaan fisik dan wawancara medis. Selain itu pemeriksaan penunjang, seperti
pemeriksaan darah di laboratorium juga harus dilakukan. Sebaiknya, setelah
merasakan ada gejala-gejala demam berdarah, segera kunjungi rumah sakit
terdekat, agar bisa langsung dilakukan diagnosis.

Komplikasi Demam Berdarah


Saat demam berdarah terlambat untuk ditangani, maka komplikasi akan
terjadi. Komplikasi demam berdara atau dengue shock syndrome (DSS) memiliki
beberapa gejala dan tanda, yaitu:

 Tanda perdarahan, seperti mimisan, gusi berdarah, perdarahan di bawah


kulit, muntah hitam, batuk darah, maupun buang air besar dengan feses
kehitaman;

 Tekanan darah menurun;

 Kulit basah dan terasa dingin;

 Denyut nadi melemah;

 Frekuensi buang air kecil menurun dan jumlah urine yang keluar sedikit;

 Mulut kering; dan

 Sesak nafas atau pola napas tidak beraturan.

9
Penanganan yang tepat dan cepat harus dilakukan ketika pengidap sudah
mengalami DSS. Jika tidak segera dilakukan penanganan, maka bisa
mengakibatkan gangguan fungsi organ tubuh yang berujung pada kematian.

Pengobatan Demam Berdarah


Pengobatan yang spesifik untuk mengobati demam berdarah saat ini belum
ada. Pengobatan bertujuan untuk mengatasi gejala dan mencegah infeksi virus
semakin memberat. Beberapa upaya yang dianjurkan dokter, yaitu:

 Banyak minum cairan agar terhindar dari dehidrasi;

 Cukup istirahat;

 Konsumsi obat penurun panas yang relatif aman dan dianjurkan dokter;

 Menghindari konsumsi obat-obatan pereda nyeri. Hal ini dikarenakan


obat-obatan tersebut dapat menimbulkan komplikasi perdarahan.

 Pantau frekuensi buang air kecil dan jumlah urine yang keluar.

Pencegahan Demam Berdarah


Terdapat berbagai upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah demam
berdarah, yaitu:

 Anak usia 9-16 tahun seharusnya divaksinasi dengue, sebanyak 3 kali


dengan jarak 6 bulan;

 Memberantas sarang nyamuk yang dilakukan dalam dua kali pengasapan


insektisida atau fogging dengan jarak 1 minggu;

 Menguras tempat penampungan air, seperti bak mandi, minimal setiap


minggu;

 Menutup rapat tempat penampungan air;

 Melakukan daur ulang barang yang berpotensi menjadi tempat


perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti;

10
 Mengatur cahaya yang cukup di dalam rumah;

 Memasang kawat anti nyamuk di ventilasi rumah;

 Menaburkan bubuk larvasida (abate) pada penampungan air yang sulit


dikuras;

 Menggunakan kelambu saat tidur;

 Menanam tumbuhan pengusir nyamuk;

 Menghentikan kebiasaan menggantung pakaian;

 Menghindari wilayah daerah yang rentan terjadi infeksi;

 Mengenakan pakaian yang longgar; dan

 Menggunakan krim anti-nyamuk yang mengandung N-


diethylmetatoluamide (DEET), tetapi jangan gunakan DEET pada anak di
bawah 2 tahun.

Proses terjadinya demam berdarah (DBD)

Demam berdarah adalah penyakit yang disebarkan lewat gigitan nyamuk


Aedes Aegypti dan Aedes albopictus. Namun, perlu dipahami bahwa tidak semua
nyamuk Aedes pasti membawa virus dengue. Hanya nyamuk Aedes betina yang
pernah terinfeksilah yang bisa membawa virus dengue.

Merangkum penjelasan dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, seekor


nyamuk Aedes betina dapat terinfeksi virus apabila nyamuk itu sebelumnya
mengisap darah manusia yang sedang mengalami demam akut.

Demam akut dapat mulai terjadi sejak dua hari sebelum suhu tubuh naik sampai 5
hari setelah gejala demam terasa pertama kali. Ini juga lumrah disebut dengan
viremia, kondisi akibat adanya kadar virus tinggi dalam tubuh.

11
Virus itu kemudian akan mendekam dulu dalam tubuh nyamuk yang sehat itu
selama 12 hari sesudahnya. Proses ini disebut juga sebagai masa inkubasi. Setelah
inkubasi selesai artinya virus sudah aktif dan nyamuk dapat mulai bisa
menginfeksi manusia lewat gigitannya.

Apabila nyamuk pembawa virus itu menggigit manusia, virusnya akan masuk dan
mengalir dalam darah manusia kemudian mulai menginfeksi sel-sel tubuh yang
sehat.

Ketika tubuh mendeteksi kedatangan virus tersebut, sistem imun akan langsung
menghasilkan antibodi khusus yang bekerja sama dengan sel darah putih untuk
melawannya. Respons imun juga mencakup pelepasan sel T sitotoksik (limfosit)
untuk mengenali dan membunuh sel tubuh yang terinfeksi.

Keseluruhan proses ini kemudian memunculkan berbagai gejala DBD. Gejala


biasanya mulai muncul sekitar empat hingga 15 hari setelah gigitan nyamuk.

3 fase yang harus dilewati selama sakit demam berdarah (DBD)

Orang yang sakit demam berdarah biasanya melalui tiga fase penyakit,
sejak kemunculan gejala pertama kali sampai benar-benar sembuh.

Siklus demam berdarah ini menandakan bahwa tubuh Anda sedang berperang
melawan virus dengue yang dibawa oleh nyamuk.

Fase penyakit demam berdarah sering juga disebut sebagai Siklus Pelana Kuda.
Disebut demikian karena ketika digambarkan, laju perkembangan penyakitnya
terlihat tinggi-rendah-tinggi yang mirip seperti alas duduk orang berkuda.

Berikut adalah penjelasan dari fase demam berdarah yang harus Anda ketahui:

1. Fase demam

Fase demam adalah fase pertama demam berdarah yang terjadi segera
setelah virus mulai menginfeksi.

12
Gejala paling khas yang muncul pada fase ini adalah demam tinggi lebih dari 40
ºCelsius yang muncul tiba-tiba. Demam tinggi biasanya berlangsung selama 2-7
hari.

Gejala yang harus diperhatikan:

Berbarengan dengan demam tinggi, gejala DBD pada fase pertama sering meliputi
munculnya ruam kemerahan pada sekujur badan dan kulit wajah. Di fase ini akan
muncul juga keluhan nyeri persendian dan otot di seluruh tubuh serta sakit kepala.

Pada beberapa kasus ditemukan gejala berupa nyeri dan infeksi tenggorokan, sakit
di sekitar bola mata, penurunan nafsu makan, hingga mual dan muntah.

Gejala-gejala awal inilah yang menyebabkan penurunan jumlah sel darah putih
dan trombosit yang akan mengarahkan dokter pada diagnosis demam berdarah.
Apabila demam berlangsung selama lebih dari 10 hari, kemungkinan demam
tersebut bukanlah karena demam berdarah.

Sementara pada anak kecil yang terkena DBD, fase demam berdarah di awal dapat
ditandai dengan dengan kejang dan demam tinggi.

Yang bisa dilakukan selama fase DBD ini:

Berbagai gejala DBD awal dapat membuat penderita kesulitan menjalani aktivitas
sehari-hari. Kebanyakan orang mungkin jadi harus cuti sakit atau absen sekolah
karena badan terasa sangat lemah.

Maka selama fase pertama ini, pasien demam berdarah dianjurkan untuk
memperbanyak minum air putih. Mencukupi kebutuhan cairan tubuh dapat
membantu menurunkan demam dan mencegah terjadinya dehidrasi.

Ketika demam cepat mereda kemungkinan besar berarti penyakit demam


berdarahnya tidak begitu parah. Namun pasien juga harus terus dipantau karena
fase ini rentan berubah menjadi kritis.

13
2. Fase kritis

Setelah melewati fase demam, orang yang sakit demam berdarah rentan
mengalami fase kritis yang mengecoh.

Fase kritis disebut mengecoh karena di tahap ini demam akan turun drastis hingga
ke suhu tubuh normal (sekitar 37 ºC) sehingga penderita merasa sudah
sembuh. Beberapa orang bahkan ada yang sudah kembali beraktivitas seperti
biasa.

Padahal, justru di fase inilah kondisi bisa berubah fatal jika menghentikan
pengobatannya. Jika fase ini diabaikan dan tidak ditangani dengan tepat, trombosit
darah akan semakin turun. Penurunan trombosit secara drastis dapat menyebabkan
perdarahan yang terlambat disadari.

Gejala yang harus diperhatikan:

Selama masa peralihan dari fase demam ke kritis, pasien akan berisiko tinggi
untuk mengalami kebocoran plasma darah dari pembuluh, kerusakan organ tubuh,
dan perdarahan hebat.

Dalam 3 sampai 7 hari pertama setelah lewat dari fase demam, pasien DBD sangat
berisiko mengalami kebocoran pembuluh. Mulai dari sinilah tandanya Anda sudah
memasuki fase demam berdarah kritis.

Gejala kebocoran pembuluh darah pada fase demam berdarah ini dapat dilihat
secara jelas. Tanda-tandanya, penderita demam berdarah bisa terus-menerus
mimisan dan muntah-muntah, hingga merasakan sakit perut yang tidak
tertahankan. Pemeriksaan di laboratorium juga menunjukkan pasien mengalami
pembesaran organ hati.

Perlu diketahui juga bahwa fase kritis juga bisa terjadi tanpa kebocoran plasma
yang disertai perdarahan luar. Jadi meski dari tampak luar Anda tidak

14
mengeluarkan darah, sebetulnya tubuh Anda sedang mengalami perdarahan
internal yang lebih parah.

Yang bisa dilakukan selama fase DBD ini:

Orang yang sedang berada di tahap ini sebetulnya harus tetap melanjutkan
pengobatan meski tampak sehat. Pasalnya, kondisi tubuh orang tersebut belum
sembuh sempurna.

Jika tidak segera mendapatkan pengobatan, trombosit pasien akan terus menurun
secara drastis dan dapat mengakibatkan perdarahan yang sering tidak disadari.

Oleh sebab itu, pasien harus cepat ditangani oleh tim medis karena fase kritis ini
berlangsung tidak lebih dari 24-38 jam.

3. Fase penyembuhan

Apabila pasien demam berdarah sudah berhasil melewati fase kritis, ia


umumnya akan kembali mengalami demam. Namun, hal ini tidak perlu terlalu
dikhawatirkan. Fase ini justru menandakan ia akan segera sembuh.

Pasalnya seiring demam naik lagi, trombosit juga akan perlahan ikut naik ke taraf
normal. Cairan tubuh yang tadinya turun selama dua fase pertama juga pelan-
pelan mulai kembali normal pada 48-72 jam setelahnya.

Masa penyembuhan juga dapat dilihat dari peningkatan nafsu makan, sakit perut
yang mereda, serta rutinitas berkemih yang juga kembali normal.

Secara umum, orang yang sakit DBD bisa dikatakan akan sembuh jika jumlah
trombosit dan sel darah putihnya kembali normal setelah dites.

Perawatan selama berlangsungnya siklus demam berdarah

Hal paling pertama dan paling penting untuk dilakukan adalah segera ke
dokter begitu merasakan gejala awal DBD. Dokter nantinya akan mendiagnosis

15
seberapa parah kondisi DBD, dan menentukan harus diopname di rumah sakit
atau istirahat di rumah saja.

Sepanjang siklus demam berdarah, wajib mengonsumsi banyak cairan. Cairan


yang dikonsumsi tidak hanya dapat diperoleh dari air mineral saja, tapi dari buah
atau sayur, makanan berkuah lain, hingga cairan elektrolit.

Di awal siklus demam berdarah, cairan elektrolit baik diminum untuk mencegah
kebocoran plasma yang menjadi risiko fase kritis. Contoh minuman yang
mengandung elektrolit adalah minuman isotonik, susu, oralit, dan jus buah.

Selain itu, dapat mengonsumsi makanan yang dapat menaikkan jumlah trombosit.
Terutama sebelum dan selama fase demam berdarah telanjur kritis. Salah satunya
adalah dengan mengonsumsi jambu biji merah.

Jambu biji merah mengandung trombinol yang mampu merangsang tubuh bekerja
lebih aktif menghasilkan lebih banyak keping darah sehat. Ini bertujuan untuk
memicu pembentukan platelet atau trombosit darah baru.

Namun karena pasien yang sedang dalam siklus demam berdarah perlu asupan
yang mudah dicerna, maka sebaiknya jambu biji merah diolah menjadi jus.
Kandungan air dalam jus juga baik untuk mencegah dehidrasi sehingga dapat
mempercepat penyembuhan demam berdarah.

Selama perawatan sepanjang siklus demam berdarah, pasien juga diwajibkan


beristirahat total untuk mempercepat pemulihan tubuh. Istirahat berbaring di
tempat tidur, minum obat pereda nyeri, dan minum cairan dan makanan penambah
trombosit bisa menghindari komplikasi parah dari DBD.

16
BAB III
METODE PELAKSANAAN

Sebagai bagian dalam peran serta secara akti dan pelaksanaan kegiatan

pengabdian kegiatan masyarakat oleh mahasiswa Program Studi Sarjana


Observasi
Kesehatan Masyarakat STIKIM melakukan tahapan kegiatan sebagai berikut:

Studi
Identifikasi Masalah Pendahuluan

Penetapan Masalah Spesifik

Penentuan Jenis Kegiatan

Pelaksanaan Kegiatan

Gambar 3.1 Pelaksanaan


Evaluasi Kegiatan
Kerangka Pemecahan Masalah Kegiatan

Kesimpulan dan Saran

17
Selesai
Pelaksanaan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (sebutkan judul

kegiatan) yang dilaksanakan mulai (sebutkan periode pelaksanaan

kegiatan). Adapun gambaran uraian pelaksanaan kegiatan adalah sebagai

berikut:

3.1. Observasi

(Uraikan kegiatan yang dilaksanakan serta hasil yang diperoleh pada saat

melakukan observasi dan identifikasi masalah, sertakan dengan

dokumentasi)

3.2. Identifikasi Masalah

(Dalam sub bab ini jelaskan identifikasi permasalahan yang dilakukan


pada wilayah kerja mitra meliputi: Langkah-langkah identifikasi masalah
dan paparan tentang identifikasi masalah yang ditemukan, mencakup
aspek 5W (What, Why, Who, Where, When dan How)

Tabel 3.1.
Identifikasi Masalah 5W + 1H

What Where When Who Why


Apa permasalahan Dimana Kapan Pada Siapa Kenapa
yang terjadi Masalah masalah masalah masalah
terjadi terjadi terjadi terjadi
How
Bagaimana masalah bisa terjadi
a.

3.3. Penetapan Prioritas Masalah


Setelah semua masalah teridentifikasi dan terkumpul lalu
merumuskannya. Tidak semua masalah dapat diselesaikan dalam waktu
bersamaan, oleh karena itu perlu penyederhanaan dalam masalah sehingga
diperoleh masalah yang diprioritaskan. Dalam memilih masalah yang
diprioritaskan pemecahannya dapat ditentukan dengan berbagai macam
metode, dalam hal ini penulis menggunakan Metode Kriteria Matriks

18
(Criteria Matrix Technique). Teknik ini lebih disederhanakan dengan
dibedakan menjadi 3 macam penilaian yaitu:
a. Pentingnya masalah (Importancy)
Makin penting masalah tersebut makin diprioritaskan
penyelesaiannya. Terdiri dari 3 kriteria penilaian:
1. P (Prevalency)
Menilai seberapa sering masalah tersebut terjadi
Skor 1 : Masalah tidak pernah diketemukan
2 : Masalah pernah diketemukan
3 : Masalah cukup sering ditemukan
4 : Masalah sering ditemukan
5: Masalah sangat sering ditemukan, sehingga sangat
penting untuk diprioritaskan
2. S (Severity)
Menilai seberapa besar dampak yang ditimbulkan dari masalah
tersebut.
Skor 1 : Akibat dari masalah tidak serius
2 : Akibat dari masalah terkadang serius
3 : Akibat dari masalah cukup serius
4 : Akibat dari masalah sangat serius
5: Akibat dari masalah sangat serius, sehingga sangat
penting untuk diprioritaskan
3. RI (Rate of Increase)
Menilai rata atau laju peningkatan dari waktu ke waktu, apabila
kenaikan jumlah masalah lebih tinggi dan lebih cepat
dibandingkan periode sebelumnya maka masalah tersebut layak
untuk diprioritaskan.
Skor 1 : Peningkatan masalah sangat lambat
2 : Peningkatan masalah lambat
3 : Peningkatan masalah cukup cepat
4 : Peningkatan masalah cepat
5 : Peningkatan masalah sangat cepat, sehingga sangat

19
penting untuk diprioritaskan
b. Ketersediaan teknologi untuk mengatasi masalah (Technical
Feasibility).
Pemilihan suatu masalah tentu bermaksud untuk diselesaikan,
tetapi apabila teknologi yang diperlukan untuk menyelesaikan
masalah tersebut tidak tersedia tentu tidak ada gunanya memilih
masalah yang dimaksud. Makin layak teknologi yang tersedia
dan yang dapat dipakai untuk mengatasi masalah makin
diprioritaskan masalah tersebut, kelayakan teknologi yang
dimaksud disini adalah menunjuk pada penguasaan ilmu dan
teknologi yang sesuai.
Skor 1 : Teknologi tidak tersedia
2 : Teknologi kurang tersedia
3 : Teknologi cukup tersedia
4 : Teknologi tersedia
5 : Teknologi sangat tersedia dan mendukung, sehingga
sangat penting untuk diprioritaskan.
c. Sumber daya yang tersedia (Resources Availiability)
Sumber daya yang dimaksud disini mencakup tenaga (Man),
dana (Money), sarana (Material), Metode (Metode) dan mesin
(Machine). Apabila sumber daya yang tersedia untuk
menyelesaikan suatu masalah tersedia maka masalah tersebut
layak untuk diprioritaskan.
Skor 1 : Dana, sarana, tenaga tidak tersedia
2 : Dana, sarana, tenaga kurang tersedia
3 : Dana, sarana, dan tenaga cukup tersedia
4 : Dana, sarana, dan tenaga tersedia
5 : Dana, sarana, dan tenaga sangat tersedia dan
mendukung, sehingga sangat penting untuk
diprioritaskan
Setelah setiap kriteria masalah dinilai, langkah selanjutnya adalah
menjumlahkan total nilainya yaitu dengan menjumlahkan kriteria

20
Importancy (I=P+S+RI), kemudian dikalikan dengan kriteria Technical
Fesibilitity dan Resource Avability. Untuk dapat memprioritaskan masalah
tersebut dibantu dengan menggunakan Metode Kriteria Matrik Matriks
(Criteria Matrix Technique).
Tabel 3.2.
Matrix Prioritas Masalah ------
Di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan X
Tahun 201x
I
SKALA
NO MASALAH T R IxTxR
P S RI PRIORITAS

1 - I
2 - II
3 - III
4 - IV
Sumber : hasil brainstorming dengan --------------

3.4. Pembobotan Prioritas Masalah


Seperti yang telah uraikan dalam Matrik Prioritas Masalah pada
Tabel 3.2, maka berikut penjelasan dari pembobotan masalah yang telah
teridentifikasi terjadi di -----------:
(Jabarkan permasalahan yang telah diidentifikasi sesuai dengan urutan
prioritas masalah berdasarkan masing-masing aspek pembobotan)
Berikan kesimpulan atas pembobotan prioritas masalah

3.5. Penetapan Penyebab Masalah


Masalah yang telah ditentukan untuk menjadi prioritas untuk kemudian
dijabarkan penyebab masalah menggunakan fishbone (Diagram Tulang
Ikan). Penulis kembali menganalisa faktor-faktor penyebab dari masalah
utama yang telah diprioritaskan diatas dengan menggunakan metode 5M.:
Man (Sumber Daya Manusia), Material (Sarana), Machine (Prasarana),
Market (Pasar/Segmen) dan Method (Metode/Cara). Digunakan alat bantu
yang disebut Ichikawa (Tulang Ikan). dapat dilihat pada gambar berikut
ini:

21
Gambar 7.1.
Diagram Ichikawa (Tulang Ikan)

Machine Material Man


-
- -

Masalah

Methode Market
- -

seperti yang diuraikan dibawah ini:


1. Man (Sumber Daya Manusia)
2. Material (Sarana)
3. Machine (prasarana)
4. Method (Metode/Cara)
5. Market (Pasar/Segmen)

3.6. Dampak Masalah

(Jelaskan dampak permasalahan yang terjadi diinternal wilayah mitra


maupun dampak eksternal)

3.6.1. Dampak Intern

3.6.2. Dampak Ekstern

22
BAB IV

ALTERNATIF PENYELESAIAN MASALAH & TARGET LUARAN

4.1. Alternatif Penyelesaian Masalah


(Dipaparkan alternatif pemecahan masalah yang diharapkan mampu
menyelesaikan prioritas masalah secara efektif dan efisien)

4.2. Target Luaran

23
BAB V
RENCANA INTERVENSI

5.1. Kegiatan Operasional

a. Ringkasan Kegiatan
b. Tujuan
c. Sasaran
d. Media
e. Tim Pelaksana

6.2. Anggaran Kegiatan

Tabel 6.1.
Anggaran Keuangan

PEMASUKKAN
No. Tanggal Keterangan Jumlah
1 10-07-18 Uang Kelompok ( Bendahara ABL) Rp 450.000
TOTAL Rp 450.000

PENGELUARAN

No. Tanggal Keterangan Jumlah


Print Gambar Tanaman TOGA BASAH
1. 14-07 -18 Fullcolor A4 Rp 50.000
(Rp 2.000x25)
Sedotan Stick Kertas 24pcs
2. 14-07-18 Rp 14.000
(Rp 14.000)
Gunting dan Double Tape
3. 14-05-18 (Gunting Rp 5.000, Double Tape Rp Rp 9.000
4.000)
Membeli Tanaman Pecik
2 16-07-18 Rp 15.000
(Rp. 15.000x1)
Membeli Tanaman Lidah Buaya
3 16-07-18 Rp 30.000
(Rp 15.000x2)
4 16-07-18 Membeli Tanaman Jambu Biji Rp 15.000
5 16-07-18 Membeli Tanaman Kumis Kucing Rp 30.000
6 16-07-18 Membeli Kencur, Jahe, dan Kunyit Rp 10.000
7 16-07-18 Membeli Tanaman Sirih Rp 10.000
8 04-08-18 Membuat Kalender TOGA BASAH Rp 208.000

24
(16.000x13)
11-08-18 Print dan Laminating Rp 28.000
TOTAL Rp 419.000

REKAPITULASI
PEMASUKAN Rp 450.000
PENGELUARAN Rp 419.000
SISA Rp 31.000

6.3. Jadwal Kegiatan

(Susunlah jadwal secara sistematis mulai dari proses observasi,


perencanaan hingga rencana pelaksanaan monitoring evaluasi)

Tabel 6.2.
Susunan Acara Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat

WAKTU KEGIATAN PIC KETERANGAN

6.4. Evaluasi Kegiatan

BAB VII
HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN

25
7.1. Hasil Pelaksanaan Kegiatan
(Uraikan bagaimana jalannya pelaksanaan kegiatan, mulai dari persiapan,
pelaksanaan hingga evaluasi kegiatan disertai dengan dokumentasi)
7.2. Pembahasan
7.3. Rencana Tahapan Berikutnya
(Apabila ada, paparkan usulan rencana tahapan berikutnya sebagai
lanjutan dari intervensi kegiatan yang dilakukan) apabila tidak ada maka
dapat dituliskan)
Dalam pelaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat
(tuliskan judul kegiatan) ini tidak ada rencana tahapan berikutnya namun
tim pelaksana mengusulkan dalam rangka optimalisasi hasil kegiatan
untuk menangani permasalahan …….. di …….. maka dapat dilanjutkan
dalam bentuk kegiatan diantaranya adalah:
a. –
b. –
c. –

BAB VIII

KESIMPULAN DAN SARAN

26
8.1. Kesimpulan

8.2. Saran

8.2.1. Puskesmas/Instansi terkait

8.2.2. Masyarakat/Sasaran Kegiatan

8.2.3. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju

DAFTAR PUSTAKA

 Redaksi (Monday, 05 March 2018 20:29)


http://www.jumantik.org/component/k2/item/53-latar-belakang-juknis-1-
rumah-1-jumantik

27
https://hellosehat.com/pusat-kesehatan/penyakit-musiman/siklus-fase-demam-
berdarah/

http://p2p.kemkes.go.id/kesiapsiagaan-menghadapi-peningkatan-kejadian-demam-
berdarah-dengue-tahun-2019/

https://hellosehat.com/pusat-kesehatan/penyakit-musiman/faktor-risiko-dan-
penyebab-dbd/

http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/137308-T%2028447-Dinamika%20penularan-
full%20text.pdf)

https://www.halodoc.com/kesehatan/demam-berdarah

28
LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Permohonan Ijin Pengabdian Kesehatan Kepada


Masyarakat
Lampiran 2. Surat Persetujuan Mitra

SURAT PERSETUJUAN MITRA


KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama :
Tempat Tanggal :
Lahir
Jabatan :
Alamat :

Dengan ini bertindak sebagai perwakilan


…………………………………………….. menyatakan persetujuan dalam
rencana kegiatan kerjasama dalam pelaksanaan (Penelitian/Pengabdian
Masyarakat)* yang akan dilaksanakan sebagai berikut:

Tema Kegiatan :
Periode Kegiatan :
Mitra kerjasama :
Institusi Mitra :

Demikian surat pernyataan ini kami buat dengan sebenar-benarnya, untuk


dipergunakan sebagaimana mestinya. Atas perhatian dan kerjasamanya kami
ucapkan terima kasih.

Jakarta, ………….20—
Pembuat Pernyataan

Materai

(……………………….)

Lampiran 3 Surat Keterangan telah Melaksanakan Pengabdian Kepada


Masyarakat
Lampiran 4 Rancangan Instrumen/Media/Produk/IPTEK yang dirancang
Lampiran 5 Peta Lokasi
Lampiran 6 Anggaran Dana Pengeluaran

ANGGARAN BIAYA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT


TULISKAN JUDUL KEGIATAN
PROGRAM STUDI S-1 KESEHATAN MASYARAKAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU

No KOMPONEN JUMLAH HARGA BIAYA


.
1. Honorarium
2. Pembelian barang habis pakai
3. Akomodasi survey, konsumsi,
dll
4. Sewa peralatan, dll
*Menyesuaikan dengan kebutuhan dalam kegiatan

Lampiran 7. Susunan Kepanitiaan

SUSUNAN KEPANITIAAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT


TULISKAN JUDUL KEGIATAN
PROGRAM STUDI S-1 KESEHATAN MASYARAKAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU

No. JABATAN NPM NAMA


1.
2.
3.
4.
Lampiran 8. Susunan Acara

SUSUNAN ACARA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT


TULISKAN JUDUL KEGIATAN
PROGRAM STUDI SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU

Anda mungkin juga menyukai