Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH MONITORING DAN KONTROL

BUDGET

DISUSUN OLEH :

1. Ikrila 01180000021
2. Nyimas Syifa Maulidia 01180000024
3. Primiery Annisa 01180000020
4. Putri Nur Annisa 01180000023
5. Risma Nabilah 01180000030

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU

PRODI SI KESEHATAN MASYARAKAT

JAKARTA

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberi rahmat dan hidayahnya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
Makalah yang berjudul “Makalah Monitoring dan Kontrol Budget” ini,
sebagaimana yang ditugaskan oleh dosen mata kuliah Pembiayaan dan
Penganggaran Kesehatan.
Dalam penulisan makalah ini, kami banyak mengalami kesulitan dan
hambatan. Namun, berkat arahan dari semua pihak, akhirnya kami dapat
menyelesaikan tugas makalah ini. Pada kesempatan ini kami menyampaikan
ucapan terima kasih kepada:
1. Dr. Astrid Novita, SKM, MKM selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Indonesia Maju (STIKIM).
2. Rofi’atun Zakiah, SE, M.Kes selaku dosen mata kuliah Pembiayaan dan
Penganggaran Kesehatan.
3. Teman-teman mahasiswa yang telah membantu kami dalam terselesainya
makalah ini.
Mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan kata, nama
maupun gelar. Besar harapan kami, semoga makalah ini dapat bermanfaat baik
untuk penulis maupun para pembaca.

Jakarta, Juli 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1. Latar Belakang Masalah................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.........................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
2.1. Pengertian......................................................................................................3
2.2. Tujuan dan Manfaat Monitoring dan kontrol Budget...................................4
2.3. Pendekatan Penyusunan Anggaran...............................................................6
2.4. Langkah-langkah Monitoring dan Pengendalian..........................................7
2.5. Sistem Informasi Anggaran..........................................................................7
2.6. Kegiatan Monitoring dan Control Budget di Fasilitas Kesehatan..............10
BAB III..................................................................................................................11
PENUTUP..............................................................................................................11
3.1. Kesimpulan.................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pada saat ini perkembangan ekonomi Indonesia sangat pesat, maka


dari itu menuntut adanya kemampuan manjerial untuk mengalokasikan
sumber daya secara efektif dan efisien. Salah satu usaha memulihkan
kondisi ekonomi, sosial dan politik adalah dengan mengembalikan
kepercayaan rakyat kepada pemerintah dengan mencoba mewujudkan suatu
pemerintahan yang bersih dan berwibawa atau dikenal dengan istilah Good
Governance.
Kondisi ini mendorong organisasi publik untuk dapat mengelola jasa
pelayanan publik secara baik dan bertanggungjawab. Apabila dikelola
secara baik dan bertanggungjawab, organisasi publik akan memberikan
kontribusi pemasukan kepada kas daerah, yang nantinya akan menjadi
sumber pendapatan asli daerah (PAD). Oleh karena itu, diperlukan
pengelolaan organisasi yang professional sehingga mampu menciptakan
suatu organisasi publik yang berorientasi pada value for money
(Muhammad, 2016)

Layanan kesehatan yang didanai publik merupakan bagian kompleks


dari pengeluaran pemerintah di sebagian besar negara karena
ketergantungannya pada hak dan aliran pendapatan khusus. Dampak
peraturan dan prosedur anggaran pada perawatan kesehatan yang didanai
publik mungkin berbeda dari kategori pengeluaran lainnya.
Telah ada upaya luas untuk mengidentifikasi faktor utama di balik
pertumbuhan pengeluaran biaya pelayanan kesehatan karena hal tersebut
memungkinkan para pembuat kebijakan untuk mengembangkan langkah-
langkah efektif untuk menahan biaya pelayanan kesehatan. Penentu penting
dalam biaya pelayanan kesehatan adalah orang lanjut usia, perubahan

1
demografis perkembangan pendapatan masyarakat, dan harga dan
penyebaran teknologi medis. Hubungan antara pengeluaran kesehatan dan
Produk Domestik Bruto (PDB) paling menonjol di seluruh penelitian,
karena kedua hal tersebut menangkap banyak perkembangan dasar-dasar
ekonomi dan sosial. (Ridlo, 2020)

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan monitoring dan Kontrol budget?
2. Apa Tujuan dan manfaat dari monitoring dan Kontrol budget?
3. Bagaimana Langkah-langkah monitoring dan Kontrol budget?

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian
Monitoring adalah aktivitas yang ditujukan untuk memberikan
informasi tentang sebab dan akibat suatu keibjakan yang sedang
dilaksanakan. Monitoring dilakukan ketika sebuah kebijakan sedang
diimplementasika. Monitoring diperlukan agar kesalahan awal dapat segera
diketahui dan dapat dilakukan tindakan perbaikan, sehingga mengurangi
risiko yang lebih besar. (Nazri et al., 2016)
Menurut UNESCO, monitoring adalah upaya yang dilakukan secara
rutin untuk mengidentifikasi pelaksanaan dari berbagai komponen program
sebagaimana telah direncanakan, waktu pelaksanaan program sebagaimana
telah dijadwalkan dalam mencapai tujuan program. (Dan et al., 2019)
Monitoring melacak kinerja yang nyata terhadap apa yang
direncanakan atau diharapkan dengan menggunakan standar yang telah
ditetapkan sebelumnya. Monitoring meliputi kegiatan pengumpulan dan
analisis data tentang proses dan hasil dari pelaksanaan program atau kegiatan
dan memberikan rekomendasi untuk melakukan tindakan koreksi. Hasil
monitoring dipakai sebagai dasar tindakan manajemen, mulai dari penjaminan
kegiatan tetap pada tracknya sampai pada tindakan koreksi dan penyesuaian.
(Hariani, Masrul and Elytha, 2019)
Alokasi anggaran (budget) merupakan suatu pendekatan formal dan
sistematis dari pada pelaksanaan tanggung jawab manajemen di dalam
perencanaan, koordinasi, dan pengawasan. Budgeting bersifat formal karena
anggaran tersebut disusun dengan sengaja dalam bentuk tertulis. Budgeting
dikatakan sistematis karena anggaran tersebut disusun berurutan berdasarkan
suatu logika. Anggaran yang dibuat juga merupakan suatu hasil dari

3
pengambilan keputusan yang berdasarkan beberapa asumsi tertentu yang
dibuat berdasarkan perhitungan.(Murti, 2012)
Menurut Hansen & Mowen, anggaran merupakan alat untuk
perencanaan yang menyatakan pendapatan dan biaya untuk periode satu tahun
dan berfungsi sebagai alat pengawasan bagi pihak manajemen untuk
mengadakan penilaian hasil-hasil yang telah dicapai. Menurut RA Supriyono,
anggaran merupakan suatu rencana terperinci yang dinyatakan secara formal
dalam ukuran kuantitatif, biasanya dinyatakan dalam satuan uang, untuk
perolehan dan penggunaan sumber-sumber suatu organisasi dalam jangka
waktu tertentu, biasanya satu tahun. (Niken Ajeng Lestari, 2018)
Dapat disimpulkan bahwa Monitoring adalah Kegiatan mengamati
perkembangan pelaksanaan rencana pembangunan, mengidentifikasi, serta
menagntisipasi permaslahan yang timbul dan/atau akan timbul untuk dapat
diambil tindakan sedini mungkin. Kontrol budget adalah Serangkaian
kegiatan manajemen yang dimaksudkan untuk menjamin agar suatu
program/kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan rencana dan anggaran
yang ditetapkan

2.2. Tujuan dan Manfaat Monitoring dan kontrol Budget

Tujuan dari pengawasan anggaran adalah sebagai berikut :

1. Menjamin ketetapan pelaksanaan tugas sesuai dengan rencana yang sudah


dibuat sesuai kebijakan.

2. Melaksanakan koordinasi kegiatan-kegiatan.

3. Mencegah pemborosan dan penyelewengan.

4. Menjamin terwujudnya kepuasan masyarakat atas barang dan jasa yang


dihasilkan.

5. Membina kepercayaan masyarakat terhadap kepemimpinan organisasi

4
Tujuan disusunnya anggaran adalah sebagai berikut.
1. Agar manajer atau pimpinan organisasi bersedia melakukan perencanaan
dengan seksama bagi kepentingan organisasinya
2. Mengembangkan koordinasi dan kooperasi dalam organisasi
3. Meningkatkan kepedulian anggota organisasi terhadap peran anggota
dalam organisasi
4. Mengkomunikasikan keuangan organisasi. Dengan disusunnya anggaran,
anggota organisasi dapat mengetahui dengan pasti berapa besar sumber
daya yang akan mereja konsumsi, khususnya ketika anggaran saat ini
dibandingkan dengan tahun sebelumnya, sehingga pengelolaan program
dapat disesuaikan. (Simbolon and Simbolon, 2018)

Berdasarkan UU No. 17 Tahun 2003, tujuan penganggaran adalah:

1. Stabilitas fiskal makro.


2. Alokasi sumber daya sesuai prioritas.
3. Pemanfaatan anggaran secara efektif.

apabila pengawasan dan pengendalian dilaksanakan secara tepat, maka


organisasi akan memperoleh manfaat berupa:

1. Mengetahui apakah suatu kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan


standar dan rencana kerja;
2. Mengetahui apakah terdapat penyimpangan terkait pengetahuan dan
penegrtian SDM dalam melaksanakan tugas;
3. Mengetahui apakah waktu serta sumber daya lainnya telah mencukupi
kebutuhan dan telah digunakan secara efisien;
4. Mengetahui sebab-sebab terjadinya penyimpangan;
5. Mengetahui staf yang perlu diberikan penghargaan, baik dalam bentuk
promosi maupun pelatihan lanjutan Manajemen dan Kebijakan Kesehatan.
Beberapa manfaat yang diperoleh bila penganggaran dapat dilakukan
dengan baik, yaitu:
1. Membantu menyempurnakan rencana.

5
2. Mengetahui besarnya biaya yang dibutuhkan oleh suatu kegiatan.
3. Penyusunan rencana dapat lebih realistis dan tidak berlebihan dengan
mempertimbangkan kemampuan anggaran.
4. Membantu proses pengambilan keputusan.
5. Membantu pengaturan dalam pemanfaatan sumber daya.
6. Pimpinan organisasi dapat mengambil keputusan apakah rencana yang
disusun dapat dilaksanakan atau tidak.
7. Membantu pemantauan (monitoring) dan pengawasan (controlling).
(Putri, 2019)

Menurut Poerwanto, budgeting bermanfaat dalam hal perencanaan,


koordinasi maupun pengawasan. Dalm hal perencanaan, penganggaran
membantu dalam menentukan rencana kegiatan apa saja yang sesuai yang
dapat dilakukan oleh organisasi. Dala hal koordinasi, penganggaran
membantu mengkoordinasi dan menempatkan penggunaan modal pada
saluran-saluran yang menguntungkan dan seimbang dengan program kegiatan
organisasi. Dalam hal pengawasan, penganggaran membantu mengawasi
kegiatan beserta pengeluaran yang dibutuhkan. (v. M. buyanov, 1967)
2.3. Pendekatan Penyusunan Anggaran
Ada tiga pendekatan dalam penyusunan anggaran, yaitu:
1. Top-down, dimana seluruh kegiatan dan alokasi biaya untuk masing-
masing kegiatan Puskesmas ditentukan oleh top management, dalam hal
ini adalah kepala Puskesmas. Kelebihan pendekatan ini adalah proses
penyusunan anggaean relatif cepat. Kekurangan pendekatan ini adalah
kurangnya keterlibatan staf Puskesmas sebagai pelaksana program,
sehingga komunikasi dan koordinasi kurang berjalan lancar.
2. Bottom-top, dimana masing-masing unit di Puskesmas dapat
mengidentifikasi kegiatan dan sumber daya yang dibutuhkan secara
independen. Usulan dari setiap unit dikonsolidasikan di tingkat
Puskesmas untuk mencapai kesepakatan pada periode selanjutnya.

6
3. Participatory, merupakan gabungan antara top-down dan bottom-top.
Kepala Puskesma sebagai acuan dalam penyusunan anggaran menetukan
parameter, sasaran dan tujuan untuk tahun mendatang. Kemudian
masing-masing unit di Puskesmas merencanakan anggaran dengan
berpatokan parameter acuan yang telah dibuat. Kelebihan pendekatan ini
adalah keseimbangan peran serta dari setiap tingkat manajemen.
Kekurangannya adalah cenderung menghambat inovasi staf karena top
management masih dominan dan membutuhkan waktu yang relatif lama.
(Niken Ajeng Lestari, 2018)

2.4. Langkah-langkah Monitoring dan Pengendalian


Langkah utama monitoring dan control adalah sebagai berikut.
1. Menetapkan standar dan indikator untuk menilai proses pelaksanaan
program atau kegiatan. Standar biasa mencakup semua input yang
digunakan (dana, materi/bahan, cara/metode, SDM, prosedur, teknologi,
dll).
2. Mengumpulkan data dan melakukan investigasi kinerja (pengamatan)
dari pelaksanaan kegiatan/proses kegiatan yang dipilih untuk
dibandingkan dengan standar atau indikator (baik kualitatif maupun
kuantitatif) yang telah ditentukan.
3. Mengamati perubahan lingkungan dan mengumpulkan data untuk
pengkajian pengaruh lingkungan tersebut terhadap kegiatan yang sedang
dilaksanakan.
4. Pengolahan, analisis, dan sistesis hasil. Data yang dikumpulkan diolah
dan dianalisis untuk membuat penilaian dan kesimpulan tentang proses
pelaksanaan kegiatan. Hasil analisis dan kesimpulan akan digunakan
lebih lanjut untuk perumusan rekomendasi tindak lanjut.
5. Pengambil keputusan melakukan tindakan, termasuk koreksi dan
penyesuaian kegiatan, maupun perencanaan ulang.

7
6. Menyampaikan semua hasil monitoring, pengendalian dan tindak lanjut
kepada pihak yang berkepentingan sebagai wujud akuntabilitas dan
proses pengambilan keputusan lebih lanjut. (Dan et al., 2019)

2.5. Sistem Informasi Anggaran


Kegiatan analisis bermula dari pengumpulan segala informasi yang
berhubungan dengan anggaran. Keberadaan informasi anggaran yang tepat
dan akurat menjadi syarat utama bagi kegiatan analisis anggaran. Tanpa
dukungan data atau informasi, sulit diharapkan analisis anggaran dapat
memantau kondisi yang sesungguhnya (Putri, 2019). Persyaratan sistem
informasi anggaran yang efektif adalah sebagai berikut.
1. Informasi harus tersedia tepat waktu, jika memungkinkan diusahakan
untuk menyediakan laporan yang bersifat harian, mingguan, bulanan, dan
tahunan.
2. Ada hirarki informasi disajikan dengan tingkat kelengkapan yang
berbeda, mulai dari informasi anggaran yang bersifat umum hingga
informasi anggaran yang sangat detail. Sebagai panduan umum, hirarki
informasi ini dapat dibedakan atas 4 tingkatan, yaitu:
a) Informasi anggaran untuk keseluruhan organisasi yang bersifat garis
besar.
b) Informasi anggaran di masing-masing seksi atau departemen.
c) Informasi anggaran untuk masing-masing personel di setiap seksi
atau sub departemen.
d) Informasi anggaran detail per transaksi yang dilakukan sampai pada
tingkat hirarki informasi mana yang sebaiknya terseda di suatu
organisasi sangat tergantung kebutuhan dan kondisi masing-masing
organisasi.
3. Harus tersedia data-data yang akurat dan relevan. Akurat maksudnya
data-data tersebut harus mencerminkan kondisi yang sebenarnya di
organisasi, dan relevan berarti apa yang disajikan sesuai dengan
organisasi. Contoh, informasi tentang unit cost relevan untuk organisasi

8
yang melayani masyarakat secara langsung seperti rumah sakit dan
puskesmas, tetapi mungkin tidak relevan untuk Dinas Kesehatan.
4. Sistem pelaporan anggaran atau informasi anggaran harus ditangani
dengan serius. Keseriusan disini tidak hanya dibutuhkan pad atahap
perisapan dan pendistribusiannya semata, tetapi harus mencakup pula
kesediaa top management untuk mengkomunikasiskan hasil analisis dan
rencana intervensi managerial yang sebaiknya dilakukan kepada pihak-
pihak lain dalam organisasi.(Putri, 2019)

Berdasarkan keempat kriteria di atas, terdapat dua teknik pelaporan


anggaran yang bsisa dikembangkan sebagai dasar analisis anggaran, yaitu:

1. Flexible Budgeting
Konsep inti yang mendassari flexible budgeting adalah pembedaan
antara biaya yang dapat dikontrol dan biaya yang tidak dapat dikontrol.
Seorang manajer biasanya berusaha untuk mengontrol fixed cost (biaya
tetap) dan variabel cost (biaya tidak tetap) per unit pelayanan, tetapi
tidak dapat mengontrol secara keseluruhan total unit pelayanan sehingga
total variabel cost tidak dapat dikontrol. Solusinya, dengan menerapkan
flexible budgeting yaitu anggaran disesuaikan dengan volume perubahan
yang sudah terjadi untuk menghitung performance manager.
2. Variance Analysis
Merupakan teknik akutansi yang berupaya untuk melihat dengan
lebih teliti terjadinya perbedaan antar apa yang sudah dianggarkan dngan
kenyataannya. Teknik ini dilakukan dengan mengelompokkan
perbedaan-perbedaan atau penyimpangan tersebut ke dalam beberapa
kategori yang dibutuhkan untuk tindakan managerial. Pengategorian bisa
dilakukan berdasarkan:

9
a) Case mix/case type  menunjukkan tiper kasus atau kegiatan yang
akan dibahas, misalnya antenatal care (ANC), rawat jalan umum,
rawat jalan gigi dan mulut.
b) Volume/number of acces  menunjukkan banyaknya kasus atau
kegiatan yang akan dibahas, misalnya 40 kunjungan ANC, 35 pasien
rawat jalan, 20 pasien gigi dan mulut, dll.
c) Input per case/resource used per case  menggambarkan sumber
daya apa saja yang digunakan untuk menangani setiap kasus atau
kegiatan tersebut, misalnya dalam penanganan setiap kunjungan
ANC memerlukan 0,5 jam pelayanan oleh seorang bidan,
laboratorium obat-obatan, vitamin, dll.
d) Efficiency of output delivery  menunjukkan tingkat efisiensi
penanganan setiap kasus/kegiatan yang sudah dilakukan. Metode
yang digunakan adalah dengan membandingkan standar normatif
dengan pelaksanaan senyatanya (normatif dan aktual). Contohnya
menghitung selisih antara waktu yang digunakan untuk melayani
seorang ibu yang melakukan ANC dengan waktu perawatan standar.

2.6. Kegiatan Monitoring dan Control Budget di Fasilitas Kesehatan

Untuk mencapai dan menilai kinerja yang diharapkan, manajer dan


pemimpin pada organisasi di sektor kesehatan (termasuk Puskesmas) perlu
melakukan kegiatan monitoring dan pengendalian terhadap penyelenggaraan
pelayanan kesehatan maupun program-program kesehatan.

Perencanaan, monitoring, dan pengendalian merupakan kegiatan yang


berkaitan. Monitoring perlu dilakukan terhadap fungsi manajemen yang
dilakukan, mulai dari perencanaan, penggerakan dan pengorganisasian. Selain
itu, juga diperlukan evaluasi pada setiap tahap dalam proses manajemen,
mulai dari input, proses, output, outcome, dan dampak kegiatan atau program.
(Niken Ajeng Lestari, 2018)

10
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Monitoring adalah Kegiatan mengamati perkembangan pelaksanaan
rencana pembangunan, mengidentifikasi, serta menagntisipasi permaslahan
yang timbul dan/atau akan timbul untuk dapat diambil tindakan sedini
mungkin. Lalu control budget adalah Serangkaian kegiatan manajemen yang
dimaksudkan untuk menjamin agar suatu program/kegiatan yang
dilaksanakan sesuai dengan rencana dan anggaran yang ditetapkan. Tujuan
monitoring dan control budget adalah untuk mengetahui apakah suatu
kegiatan sudah berjalan sesuai rencana/standar atau belum. Monitoring dan
control budget bermanfaat dalam hal perencanaan, koordinasi maupun
pengawasan. Menetapkan standar dan indikator, Mengumpulkan data,

11
Mengamati perubahan lingkungan, melakukan anaisis, Pengambil
keputusan, Menyampaikan semua hasil monitoring, pengendalian dan tindak
lanjut

12
DAFTAR PUSTAKA

Dan, I. B. U. et al. (2019) ‘Mekanisme Pengawasan Dan Pengendalian Tenaga


Surveilans Kesehatan (Gasurkes) Program Kesehatan Ibu Dan Anak (Kia) Di
Dinas Kesehatan Kota Semarang’, Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal),
7(1), pp. 64–74.
Hariani, S., Masrul, M. and Elytha, F. (2019) ‘Analisis Kebijakan Program Bina
Keluarga Balita (BKB) Holistik Terintegrasi Dengan Posyandu dan PAUD di
Kota Sawahlunto Tahun 2016’, Jurnal Kesehatan Andalas. doi:
10.25077/jka.v8i1.982.
v. M. buyanov (1967) ‘ 済 無 No Title No Title No Title’, Angewandte Chemie
International Edition, 6(11), 951–952., 2(1), pp. 21–46.
Muhammad, yogi pratama (2016) ‘Faculty of Economics Riau University ’,
JOMFekom, 4(1), pp. 843–857. Available at:
https://media.neliti.com/media/publications/125589-ID-analisis-dampak-
pemekaran-daerah-ditinja.pdf.
Murti, B. (2012) ‘Desain studi’, Matrikulasi Program Studi Doktoral Kedokteran
- FKUNS.
Nazri, C. et al. (2016) ‘Factors influencing mother’s participation in Posyandu for
improving nutritional status of children under-five in Aceh Utara district,
Aceh province, Indonesia’, BMC Public Health. doi: 10.1186/s12889-016-
2732-7.
Niken Ajeng Lestari (2018) ‘HASIL MONITORING DAN EVALUASI
STANDAR BIAYA KELUARAN TAHUN ANGGARAN 2017 [Monitoring
And Evaluation Results Of Standard Costs of Output Year 2017]’, Jurnal
Anggaran Dan Keuangan Publik Indonesia, 2(2), pp. 69–81.
Putri, R. N. (2019) ‘Ikatan Senat Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Indonesia’,
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 19(5), pp. 139–146.
Ridlo, I. A. (2020) ‘Pandemi COVID-19 dan Tantangan Kebijakan Kesehatan
Mental di Indonesia’, INSAN Jurnal Psikologi dan Kesehatan Mental, 5(2), p.
162. doi: 10.20473/jpkm.v5i22020.162-171.
Simbolon, P. and Simbolon, N. (2018) ‘Association between Social-Cultural and
the Utilization of Elderly Integrated Health Services (Posyandu Lansia) in
Hamparan Perak Health Center’, Unnes Journal of Public Health, 7(1), pp.
50–54. doi: 10.15294/ujph.v7i1.18201.

13

Anda mungkin juga menyukai