Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PENGANGGARAN KESEHATAN

Mata Kuliah Pembiayaan dan Penganggaran Kesehatan

Dosen : Nur Widiana S.KM, M.KM


Disusun oleh :
1. Dinda Demayah 2017710007
2. Sherly Afifah 2017710010
3. Habib Fauzan 2017710015
4. Raja Nurlinda S 2017710043
5. Daniatus Sa’adah 2017710044
6. Siti Sulastri 2017710050
7. Hania Mauliyani 2017710053

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYRAKAT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan karunia Nya, telah memberikan kemampuan dan kemudahan bagi penyusun
menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Pembiayaan dan
Penganggaran Kesehatan. Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan
yang penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi
ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala
yang penulis hadapi teratasi. Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu
tentang Penganggaran Kesehatan. Penyusun menyadari bahwa penyusunan makalah ini jauh
dari sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah ini. Dalam proses penyusunan makalah ini
penyusun menghadapi berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun
yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah
akhirnya makalah ini dapat terselesaikan. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan
yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca.

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i


DAFTAR ISI............................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang........................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 1
1.3 Tujuan ........................................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 3
2.1 Sistem Penganggaran Kesehatan ............................................................................... 3
2.2 Langkah Penganggaran Kesehatan ........................................................................... 6
2.3 Peran Pemerintah dalam Penganggaran Kesehatan ................................................... 6
BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 9
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................ 9
3.2 Saran .......................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan merupakan investasi untuk mendukung pembangunan ekonomi serta
memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Pembangunan
kesehatan harus dipandang sebagai suatu investasi untuk meningkatkan kualitas sumber
daya manusia. Dalam pengukuran Indeks Pembangunan Manusia (IPM), kesehatan
adalah salah satu komponen utama selain pendidikan dan pendapatan Dalam Undang-
undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan ditetapkan bahwa kesehatan adalah
keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup
produktif secara sosial dan ekonomi. Pembiayaan kesehatan adalah besarnya dana yang
harus dikeluarkan untuk menyelenggarakan dan atau memanfaatkan berbagai upaya
kesehatan yang diperlukan oleh perorangan, keluarga, kelompok, dan masyarakat.
Penganggaran kesehatan dapat didefinisikan suatu rencana yang disusun secara
sistematik yang meliputi seluruh kegiatan lembaga, yang dinyatakan dalam unit moneter
dan berlaku untuk jangka waktu tertentu yang akan datang. Anggaran juga dimaksudkan
sebagai pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode waktu
tertentu yang dinyatakan dalam ukuran finansial. Anggaran adalah suatu pendekatan yang
formal dan sistematis dari pelaksanaan tanggung jawab manajemen didalam perencanaan
koordinasi dan pengawasan. (Winarno, 2013).
Salah satu sub sistem kesehatan nasional adalah subsistem pembiayaan kesehatan.
Jika ditinjau dari dari defenisi sehat, sebagaimana yang dimaksud oleh WHO, maka
pembiayaan pembangunan perumahan dan atau pembiayaan pengadaan pangan, yang
karena juga memiliki dampak terhadap derajat kesehatan, seharusnya turut pula
diperhitungkan. Pada akhir akhir ini, dengan makin kompleksnya pelayanan kesehatan
serta makin langkanya sumber dana yang tersedia, maka perhatian terhadap sub sistem
pembiayaan kesehatan makin meningkat. Pembahasan tentang subsistem pembiayaan
kesehatan ini tercakup dalam suatu cabang ilmu khusus yang dikenal dengan nama
ekonomi kesehatan.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana system penganggaran kesehatan di Indonesia?
2. Bagaimana langkah penganggaran kesehatan di Indonesia?
3. Bagaimana peran pemerintah dalam penganggaran kesehatan di Indonesia?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui system penganggaran kesehatan di Indonesia
2. Mengetahui langkah penganggaran kesehatan di Indonesia
3. Mengetahui peran pemerintah dalam penganggaran kesehatan di Indonesia

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sistem Penganggaran Kesehatan
2.1.1 Pendekatan Sistem Penganggaran
1. Sistem Penganggaran Tradisonal
Sistem anggaran tradisional lebih menekankan pada aspek pelaksanaan dan
pengawasan anggaran. Dalam pelaksanaan yang dipentingkan adalah besarnya
hak tiap departemen/lembaga sesuai dengan obyek dan sudah dibenarkan apabila
sesuai dengan peraturan dan prosedur yang berlaku. Sedangkan dalam
pengawasannya yang diutamakan adalah keabsahan bukti transaksi dan kewajaran
laporan keuangan. Hal-hal yang menjadi perhatian dalam sistem tradisional
meliputi:
a. Pengurusan anggaran, yaitu pembuatan perkiraan penerimaan dan pengeluaran
b. Pengesahan oleh lembaga yang berwenang
c. Pembelanjaan
d. Pencatatan realisasi penerimaan dan pengeluaran oleh bendaharawan dan,
e. Pertanggungjawaban kas berupa pertanggungjawaban realisasi pengeluaran
Namun dalam implementasi system penganggaran tradisional memiliki dampak
pada adanya perbedaan antara hal yang dianggarkan dengan kebutuhan riil dan
kepentingan masyarakat. Seringkali pada akhir tahun anggaran terjadi kelebihan
anggaran yang pengalokasiannya kemudian dipaksakan pada aktivitas yang
kurang penting.
2. Sistem Penganggaran Kinerja
Penganggaran Berbasis Kinerja (Performance Based Budgeting) diantaranya
menjadi jawaban untuk digunakan sebagai alat pengukuran dan
pertanggungjawaban kinerja pemerintah. Penganggaran berbasis kinerja
merupakan metode penganggaran bagi manajemen untuk mengaitkan setiap
pendanaan yang dituangkan dalam kegiatankegiatan dengan keluaran (output) dan
hasil yang diharapkan (outcome) termasuk efisiensi dalam pencapaian hasil dari
keluaran tersebut. Keluaran dan hasil tersebut dituangkan dalam target kinerja
pada setiap unit kerja. Sedangkan bagaimana tujuan itu dicapai, dituangkan dalam
program yang diikuti dengan pembiayaan pada setiap tingkat pencapaian tujuan.

3
Elemen-elemen yang penting untuk diperhatikan dalam penganggaran berbasis
kinerja adalah:
a. Tujuan yang disepakati dan ukuran pencapaiannya.
b. Pengumpulan informasi yang sistematis atas realisasi pencapaian kinerja
dapat diandalkan dan konsisten, sehingga dapat diperbandingkan antara
biaya dengan prestasinya.
Kondisi yang harus disiapkan sebagai faktor pemicu keberhasilan implementasi
penggunaan anggaran berbasis kinerja, yaitu:
a. Kepemimpinan dan komitmen dari seluruh komponen organisasi.
b. Fokus penyempurnaan administrasi secara terus-menerus.
c. Sumber daya yang cukup untuk usaha penyempurnaan tersebut (uang,
waktu, dan orang).
d. Penghargaan dan sanksi yang jelas.
e. Keinginan yang kuat untuk berhasil.
3. Sistem Penganggaran Program
Penganggaran yang mencakup kedua program diatas, yaitu lebih
menekankan pada segi perencanaan anggaran dan bukan pada pengendalian
anggaran.
2.1.2 Menurut Permenkes No.7 Tahun 2014
Berdasarkan dasar hukum UU Nomor 17 tahun 2003 dalam sistem perencanaan
dan penganggaran terdapat tiga (3) pendekatan yaitu penganggaran terpadu,
penganggaran berbasis kinerja, dan kerangka pengeluaran jangka menengah (KPJM).
1. Pendekatan penganggaran terpadu
Merupakan penyusunan rencana keuangan tahunan yang dilakukan secara terintegrasi
untuk seluruh jenis belanja guna melaksanakan kegiatan pemerintahan yang
didasarkan pada prinsip pencapaian efisiensi alokasi dana. Penganggaran terpadu
dilakukan dengan mengintegrasikan seluruh proses perencanaan dan penganggaran di
lingkungan Kementerian/Lembaga (K/L) untuk menghasilkan Rencana Kerja
Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA-K/L) dengan klasifikasi anggaran menurut
organisasi, fungsi, dan jenis belanja. Integrasi atau keterpaduan proses perencanaan
dan penganggaran dimaksudkan agar tidak terjadi duplikasi dalam penyediaan dana
untuk K/L baik yang bersifat investasi maupun untuk keperluan biaya operasional.
Perencanaan dan penganggaran disusun secara terpadu dan menyeluruh dengan
4
memperhatikan berbagai sumber dana yaitu APBN, termasuk PNBP dan P/HLN, serta
APBD.
2. Pendekatan penganggaran berbasis kinerja
Merupakan suatu pendekatan dalam sistem perencanaan dan penganggaran
yang menunjukkan secara jelas keterkaitan antara alokasi anggaran dengan kinerja
yang dihasilkan, serta memperhatikan efisiensi dalam pencapaian kinerja. Kinerja
yang dimaksud adalah prestasi kerja yang berupa keluaran dari kegiatan atau hasil
dari program dengan kualitas dan kuantitas yang terukur.
Dalam implementasinya diperlukan pembuatan Renstra terlebih dahulu
mempunyai renstra. Substansi renstra memberikan gambaran tentang kemana tujuan
organisasi itu dan bagaimana cara untuk mencapai tujuan tersebut kemudian
menyusun indikator kinerja seperti input, output maupun outcome yang diharapkan
pada setiap program/kegiatan yang dilaksanakan sebagai dasar penilaian kinerja.
Selanjutnya untuk pencapaian target kinerja dilakukan dengan membandingkan antara
target kinerja dengan menggunakan indikator kinerja yang telah ditetapkan dan
realisasi kinerja yang telah dicapai dan dilaksanakan.
3. KPJM
Adalah pendekatan penyusunan anggaran berdasarkan kebijakan dengan pengambilan
keputusan yang menimbulkan implikasi anggaran dalam kurun waktu lebih dari satu
tahun anggaran. KPJM dilakukan dengan mempertimbangkan implikasi anggaran
yang dibutuhkan pada tahun berikutnya yang dituangkan dalam Prakiraan Maju.
Pendekatan tersebut sangat bermanfaat dalam mengelola keuangan negara dalam
rangka pelaksanaan pembangunan nasional. Adapun manfaat dari KPJM tersebut
antara lain:
a. Memelihara kelanjutan fiskal dan meningkatkan disiplin fiskal.
b. Meningkatkan keterkaitan antara proses perencanaan dan penganggaran.
c. Mengarahkan alokasi sumber daya agar lebih rasional dan strategis.
d. Meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada pemerintah dengan pemberian
pelayanan yang optimal.
Dengan tiga pendekatan dalam perencanaan dan penganggaran tersebut diatas,
diharapkan tujuan pembangunan nasional bidang kesehatan akan tercapai secara
optimal.

5
2.2 Langkah Penganggaran Kesehatan
Langkah-langkah yang harus diikuti dalam penganggaran adalah sebagai berikut :
a. Penetapan tujuan
Anggaran yang dibuat pada tahun yang akan dating sebaiknya disiapkan beberapa
bulan sebelum tahun anggaran berikutnya dimulai. Dengan demikian anggara
yang dibuat dapat digunakan pada awal tahun anggaran.
b. Pengevaluasian sumber-sumber daya yang tersedia
c. Negoisasi antara pihak-pihak yang terlibat mengenai angka anggaran
d. Persetujuan akhir
e. Pendistribusian anggaran yang disetujui (Winarno, 2013)

2.3 Peran Pemerintah dalam Penganggaran Kesehatan


Peran pemerintah dalam menyukseskan pelaksanaan anggaran kesehatan
1. Kepesertaan

2. Ketersediaan tenaga kesehatan Terutama dokter umum di puskesmas& spesialis


a. Menurut standar WHO, idealnya 1 dokter memiliki cakupan peserta sebanyak
2.500 orang
b. contoh nya dalam mengiplementasikan JKN, Jika peserta JKN berobat ke Dokter
Puskesmas, maka hanya 10 Kab/kota Prioritas yang sudah memiliki rasio dokter
1:2.500
6
c. Pemerintah aktif meningkatkan jumlah dokter di Puskesmas dan spesialis di RS
3. Mengefektifkan pengelolaan dan pemanfaatan dan kapitasi di fasilitas kesehatan tingk
atpertama milik pemerintah. Contohnya langkah langkah yang perlu segera dilakukan
terkait implementasi JKN perpres no 32/2014:
a. Penetapan Bendahara Dana Kapitasi JKN pada FKTP melalui Keputusan Kepala
Daerah
b. Pembukaan Rekening Dana Kapitasi JKN oleh Bendahara Dana Kapitasi JKN
pada FKTP, yang selanjutnya ditetapkan oleh Kepala Daerah dan merupakan
bagian dari rekening Bendahara Umum Daerah (BUD)
c. Pemanfaatan besaran Dana Kapitasi digunakan langsung untuk pelayanan
kesehatan peserta JKN pada FKTP, ditetapkan oleh Kepala Daerah
4. Meningkatkan akses ke layanan kesehatan sesuai kebutuhan medis
Contohnya pada saat mengimplementasikan JKN sebaiknya dilakukan sosialisasi
agar peserta JKN terutama peserta PBI dan Jamkesda mengetahui bahwa Peserta:
a. Memegang kartu JKN
b. Mengetahui Manfaat kartu JKN
c. Menggunakan sesuai dengan kebutuhan medis
5. Memastikan kecukupan anggaran untuk upaya kesehatan perorangan
Contohnya saat pemerintah mengalokasikan dana JKN :
a. Dana kapitasi JKN di FKTP dimanfaatkan seluruhnya untuk jasa pelayanan
kesehatan & dukungan operasional pelayanan kesehatan
b. Jasa pelayanan kesehatan ditetapkan sekurang-kurangnya 60% dari total
penerimaan dana kapitasi JKN,meliputi jasa pelayanan kesehatan perorangan
yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dan tenaga non‐kesehatan
c. Dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan meliputi
biaya obat, alat kesehatan, bahan medis habis pakai, dan dukungan biaya operasio
nal pelayanan kesehatan lainnya.
6. Memastikan kecukupan anggaran untuk upaya kesehatan masyarakat
Peran Pemerintah untuk tetap memperhatikan dan mendanai upaya kesehatan yang
berbasis masyarakat (UKM), yang memotivasi masyarakat untuk hidup lebih sehat :
a. Makan makanan yang sehat
b. Olah Raga teratur
c. Tidak merokok  
7
d. PHBS seperO cuci tangan  
e. Lingkungan Sehat

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Menurut Permenkes No.7 tahun 2014 perencanaan dan penganggaran terdapat tiga (3)
pendekatan yaitu penganggaran terpadu, penganggaran berbasis kinerja, dan kerangka
pengeluaran jangka menengah (KPJM).
2. Sedangkan menurut UU No.17 tahun 2003 terdapat tiga (3) sistem penganggaran
yaitu, Sistem Penganggaran Tradisonal, sistem penganggaran kinerja, dan sistem
penganggaran program
3. Dalam penganggaran kesehatan terdapat peran pemerintah dalam menyusun
pelaksanaan anggaran kesehatan seperti ; kepesertaan, ketersediaan tenaga kesehatan
terutama dokter umum di puskesmas & spesialis, mengefektifkan pengenlolaan dan
pemanfaatan kapasitas di faskes tingkat pertama, meningkatkan askes yankes sesuai
kebutuhan medis, memastikan kecukupan anggaran untuk UKM dan UKP
3.2 Saran
Untuk instansi terkait sebaiknya anggaran yang dibuat pada tahun yang akan datang
disiapkan beberapa bulan sebelum tahun anggaran berikutnya dimulai. Dengan demikian
anggara yang dibuat dapat digunakan pada awal tahun anggaran. Sehingga anggaran yang
dituangkan dalam kegiatankegiatan dengan keluaran (output) dan hasil yang diharapkan
(outcome) termasuk efisiensi dalam pencapaian hasil dari keluaran tersebut.

9
DAFTAR PUSTAKA
1. Winarno. 2013. EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PUSKESMAS
PEMBANTU DI PROPINSI KALIMANTAN TENGAH. Universitas Gadjah Mada
2. Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan. 2014. PERAN
PEMERINTAH DAERAH DALAM IMPLEMENTASI JAMINAN KESEHATAN
NASIONAL (JKN). Kementerian Sekretariat Negara RI
3. PMK Nomor 7 tahun 2014 : PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN
BIDANG KESEHATAN
4. UU Nomor 7 tahun 2003 : KEUANGAN NEGARA
5. E. Sitorus, A. N. (2017) ‘ANALISIS PEMBIAYAAN KESEHATAN BERSUMBER
PEMERINTAH DI’, 6(03), pp. 138–148.
6. R.Saiful (2013) ‘SISTEM PENGANGGARAN PEMERINTAH’.

10

Anda mungkin juga menyukai