Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

PENGANGGARAN

OLEH :

ANNISA AIDZIN BASTIAN J1A118042


ANNISA MI’RAJUL MUSTAFA J1A118045
UCHI FAUZIAH TOMBILI J1A118089
FEBRIANA J1A118117
ZULFANI INDAH LESTARI J1A118141
MUHAMMAD JASMIN J1A118148
WA ODE MERISA SINTIA SAIFUL J1A118149
AULIA RAHMAWATI J1A118168
AYUNINGTYAS MARDHATILLAH J1A118173
ANUGRAH DWI PUTRI J1A118181
LARRA AL FAHRA J1A118186
AMIRA SHAFA MAISARAH .T J1A118243
EKA SAPTA NUGRAWAN MALAKA J1A118300

KELOMPOK 3 AKK 018

DOSEN PENGAMPU :
RAHMAN, S.KM., M.P.H.

JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Penganggaran” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata
Kuliah Manajemen Logistik. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang Penganggaran bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Rahman selaku
Dosen Pengajar Mata Kuliah Manajemen Logistik yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang
kami tekuni. Serta penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari, makalah yang ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan dinantikan demi kesempurnaan makalah
ini.

Kendari, Oktober 2020

Kelompok 3

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................. ii


DAFTAR ISI ............................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................................ 3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Penganggaran ............................................................................... 4
2.2 Fungsi Penganggaran ..................................................................................... 5
2.3 Karakteristik Penganggaran............................................................................ 6
2.4 Jenis-Jenis Penganggaran ............................................................................... 7
2.5 Langkah-Langkah Penyusunan Penganggaran ............................................. 11
2.6 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penganggaran ...................................... 13
2.7 Prosedur Penyusunan Penganggaran ............................................................ 15
2.8 Pendekatan Penyusunan Penganggaran ........................................................ 16
2.9 Penerapan Penganggaran Berbasis Kinerja di Rumah Sakit ........................ 19
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ................................................................................................... 22
3.2 Saran ............................................................................................................. 25
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu tanggung jawab negara terhadap masyarakat adalah
terselenggaranya pembangunan kesehatan secara berkesinambungan yang dapat
dirasakan secara adil, merata dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Guna memenuhi
tanggung jawab tersebut, negara memerlukan anggaran yang cukup dan
dimanfaatkan dengan jelas yang disusun oleh pemerintah dan disetujui oleh wakil
rakyat. Dalam usaha memenuhi alokasi anggaran untuk pembangunan kesehatan
tersebut, pemerintah membangun suatu subsistem yang diberi nama subsistem
pembiayaan kesehatan. Subsistem ini meliputi bagaimana anggaran tersebut
diperoleh, dialokasikan dan dibelanjakan serta semua tindakan yang tidak
melanggar peraturan perundangan yang ada (Perpres 72, 2012) dalam (Arianto,
2020).
Prawironegoro dan Purwanti (2008) dalam (Putrayasa & Saputra, 2018)
menyatakan bahwa penganggaran adalah proses penyusunan anggaran yang
dimulai dari pembuatan panitia, pengumpulan, dan pengklasifikasian data,
pengajuan rencana kerja fisik dan keuangan tiap-tiap seksi, bagian, divisi,
penyusunan secara menyeluruh, merevisi, dan mengajukan kepada pimpinan
puncak untuk disetujui dan dilaksanakan. Berdasarkan definisi di atas, dapat
disimpulkan bahwa penganggaran mencakup beberapa proses yaitu melakukan
persiapan penyusunan rencana/anggaran seperti halnya pembuatan panitia,
melakukan pengumpulan data dan informasi yang diperlukan, melakukan
penyusunan anggaran secara sistematis, mengkoordinasikan pelaksanaan
anggaran atau tahap implementasi anggaran, melakukan evaluasi terhadap
pelaksanaan anggaran, menyusun kebijaksanaan sebagai follow up dari hasil
evaluasi.

1
Dalam mendukung berjalannya subsistem pembiayaan kesehatan ini diperlukan
unsur-unsur yang saling terkait dan menunjang, yaitu sumber dana, sumber daya
dan pengelolaan dana kesehatan. Sumber dana yang dipergunakan dalam
pembangunan kesehatan diambilkan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN) yang dikelola oleh pemerintah pusat, maupun dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang dikelola oleh pemerintah daerah,
baik tingkat provinsi ataupun tingkat kabupaten/kota. Selain bersumber dari
pemerintahan, sumber dana lainnya bisa didapatkan dari partisipasi masyarakat
maupun peran swasta atau sumber lainnya yang memang diperuntukkan dalam
mendukung pembangunan kesehatan (Arianto, 2020).
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah Rancangan
Keuangan Pemerintah Daerah yang dibahas dan setujui bersama oleh Pemerintah
Daerah dan DPRD yang telah ditetapkan dengan Peraturan Daerah, merupakan hak
dan kewajiban yang diberikan kepada Kepala Daerah untuk mengelola keuangan
daerah yang merupakan sebuah bentuk pertanggungjawaban. Syarifuddin (2013:
30) menyatakan bahwa penyusunan anggaran diharapkan akan meningkatkan
kinerja para manajer,dimana ketika suatu tujuan dirancang dan secara partisipasi
disetujui, maka karyawan akan menginternalisasikan tujuan yang ditetapkan, dan
memiliki rasa tangung jawab pribadi untuk mencapainya karena mereka ikut
terlibat dalam penyusunan anggaran tersebut (Pangalila dkk, 2017).

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud dengan penganggaran?
2. Apa fungsi penganggaran?
3. Bagaimana karakteristik penganggaran?
4. Bagaimana jenis-jenis penganggaran?
5. Bagaimana langkah-langkah penyusunan penganggaran?
6. Bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi penganggaran?

2
7. Bagaimana prosedur penyusunan penganggaran?
8. Bagaimana pendekatan penyusunan penganggaran?
9. Bagaimana penerapan penganggaran berbasis kinerja di rumah sakit?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Dapat mengetahui pengertian dari penganggaran.
2. Dapat mengetahui fungsi penganggaran.
3. Dapat mengetahui karakteristik penganggaran.
4. Dapat mengetahui jenis-jenis penganggaran.
5. Dapat mengetahui langkah-langkah penyusunan penganggaran.
6. Dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penganggaran.
7. Dapat mengetahui prosedur penyusunan penganggaran.
8. Dapat mengetahui pendekatan penyusunan penganggaran.
9. Dapat mengetahui penerapan penganggaran berbasis kinerja di rumah sakit.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Penganggaran


Anggaran adalah suatu rencana terinci yang dinyatakan secara formal dalam
ukuran kuantitatif untuk menunjukkan bagaimana sumber-sumber akan diperoleh
dan digunakan selama jangka waktu tertentu, umumnya satu tahun. Sementara itu,
menurut Nurcahyani (2010) anggaran adalah rencana rinci tentang perolehan dan
penggunaan sumber daya keuangan dan sumber daya lainnya untuk suatu periode
tertentu (Firmansyah, 2017).
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 menyatakan bahwa anggaran
merupakan pedoman tindakan yang akan dilaksanakan pemerintah meliputi
rencana pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan yang diukur dalam satuan
rupiah, yang disusun menurut klasifikasi tertentu secara sistematis untuk satu
periode. Sumber lain menyebutkan bahwa anggaran adalah rencana kerja
organisasi dimasa mendatang yang diwujudkan dalam bentuk kuantitatif, formal,
dan sistematis. Mursitowati (2014) sendiri menarik kesimpulan bahwa anggaran
adalah berisi rencana-rencana kerja organisasi dimasa mendatang, perkiraan
penerimaan dan pengeluaran terjadi dalam satu periode mendatang dan sebuah
proses mengalokasikan sumber daya ke dalam kebutuhan (Firmansyah, 2017).
Anggaran adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis yang meliputi
seluruh kegiatan perusahaan yang dinyatakan dalam unit kesatuan moneter yang
berlaku untuk jangka periode tertentu yang akan datang (Munandar, 2007:11)
anggaran merupakan perencanaan manajerial untuk melakukan suatu tindakan
dalam ungkapan-ungkapan keuangan. anggaran merupakan istilah singkat dari
perencanaan laba yang terpadu dan meliputi pilihan-pilihan manajemen dan
tujuan-tujuan terhadap organisasi dan penyediaan dan sebagai salah satu acuan
dalam menjalankan operasional sehari-hari, (Ikhsan, 2009:173). Anggaran
merupakan suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif yang diukur

4
dalam satuan moneter standard an satuan ukuran yang lain yang mencakup jangka
waktu satu tahu, (Mulyadi, 2001: p.488) dalam (Husnawan, 2019).
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa anggaran rumah sakit adalah
rencana kegiatan yang disusun secara sistematis dan meliputi seluruh kegiatan atau
aktivitas yang ada di rumah sakit dan dinyatakan dalam bentuk kuantitatif/angka,
serta berlaku untuk jangka waktu tertentu yang akan datang jangka waktu dalam
perencanaan tersebut biasanya 1 (satu) tahun, (Husnawan, 2019).

2.2 Fungsi Penganggaran


Menurut (Mubin, 2020), anggaran disamping sebagai alat untuk
perencanaandan pengendalian, juga merupakan alat bantu bagi manajemen dalam
mengarahkan suatu lembaga menempatkan organisasi dalam posisi yang kuat dan
lemah. Oleh karena itu, anggraan juga dapat berfungsi sebagai tolak ukur
keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Di
samping itu, anggaran dapat pula dijadikan alat untuk mempengaruhi dan
memotivasi pimpinan atau manajer dan karyawan untuk bertindak efisien dalam
mencapai sasaran-sasaran lembaga.
1. Anggaran juga berfungsi sebagai alat perencanaan, yang antara lain digunakan
untuk:
a. Merumuskan tujuan serta sasaran kebijakan sesuai dengan visi dan misi
yang ditetapkan.
b. Merencanakan berbagai program dan kegiatan untuk mencapai tujuan
organisasi serta merencanakan alternatif sumber pembiayaan.
c. Mengalokasikan sumber-sumber anggaran pada berbagai program dan
kegiatan yang telah disusun.
d. Menentukan indikator kinerja dan tingkat pencapaian strategi.
2. Anggaran berfungsi sebagai alat pengendalian, yang digunakan antara lain:
a. Mengendalikan efisiensi pengeluaran.
b. Membatasi kekuasaan dan wewenagan lembaga pendidikan.

5
c. Mencegah adanya overspending dan salah sasaran dalam
mengalokasiskan anggaran dalam suatu lembaga pendidikan.
d. Memonitor kondisi keuangan dan peraksanaan operasional program
lembaga pendidikan.
3. Anggaran sebagai alat kebijakan fiskal digunakan untuk menstabilkan
anggaran lembaga dan mondorong kemanjuan dalam kegiatan lembaga
pendidikan.
4. Anggaran sebagai alat koordinasi antar unit kerja dalam penyusunan
anggaran.
5. Anggaran dapat digunakan sebagai alat evaluasi kinerja.
6. Anggaran dapat digunakan sebagai alat untuk memotivasi manajemen
pendidikan agar bekerja secara ekonomi, efektif dan efesien.
7. Anggaran dapat juga sebagai alat untuk menciptakan ruang publik, artinya
semua jaringan dalam hal pendidikan dapat membarikan manfaat kepada
semua bidang pendidikan.

2.3 Karakteristik Penganggaran


Menurut Halim, dkk (2019:173) dalam (Pasaribu, 2019), anggaran mempunyai
ciri-ciri sebagai berikut:
1. Anggaran mengestimasi tingkat laba potensial dari suatu unit usaha.
2. Anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan, walaupun data keuangan
tersebut dibantu dengan data non keuangan (misal jumlah unit yang dijual atau
produksi).
3. Anggaran umumnya meliputi periode 1 tahun.
4. Anggaran merupakan komitmen manajemen; yang berarti bahwa manajer
mau menerima tanggung jawab untuk mencapai target yang dianggarkan.
5. Anggaran yang telah disetujui dirubah hanya jika terjadi kondisi khusus.
6. Secara periodik, kinerja keuangan sesungguhnya dibandingkan dengan
anggaran kemudian selisihnya dianalisis dan dijelaskan.

6
Anggaran pada dasarnya terdiri dari dua sisi, yaitu sisi penerimaan dan sisi
pengeluaran. Sisi penerimaan atau perolehan biaya ditentukan oleh besarnya
dana yang diterima oleh lembaga dari setiap sumber dana. Biasanya dalam
pembahasan pembiayaan pendidikan, sumber-sumber biaya itu dibedakan dalam
tiap golongan, pemerintah, masyarakat, orang tua dan sumber-sumber lain. Sisi
pengeluaran terdiri dari seluruh penerimaan biaya, sebagian dipergunakan untum
mebiayai kegiatan administrasi, ketatausahaan, sarana dan prasarana pendidikan
dll (Mubin, 2020).

2.4 Jenis-Jenis Penganggaran


Dalam suatu perusahaan yang telah berjalan dengan baik dan mapan lazimnya
diterapkan suatu anggaran dalam bentuk paket, artinya anggarn tersebut disusun
dengan lengkap menyangkut rencana untuk keseluruhan, sehingga meliputi
anggaran untuk beberapa bagian perusahaan (Gusrianti, 2018).
Menurut (Gusrianti, 2018), jenis-jenis anggaran dapat dilihat dari beberapa
sudut pandang sebagai berikut:
1. Menurut dasat penyusunan, anggaran terdiri dari:
a. Anggaran variabel adalah anggaran yang disusun berdasarkan interval,
kapasitas (aktivitas) tertentu dan pada intinya merupakan suatu seri
anggaran yang dapat disesuaikan pada tingkat-tingkat aktivitas (kegiatan)
yang berbeda.
b. Anggaran tetap adalah anggaran yang disusun berdasarkan suatu tingkat
kapasitas tertentu.
2. Menurut cara penyusunan, anggaran terdiri dari:
a. Anggaran periodik adalah anggaran yang disusun untuk suatu perode
tertentu, pada umumnya periodenya suatu tahun yang disusun setiap akhir
periode anggaran.

7
b. Anggaran kontinyu adalah anggaran yang dibuat untuk mengadakan
perbaikan anggaran yang pernah dibuat misalnya tiap bulan diadakan
perbaikan sehingga anggaran yang dibuat setahun mengalami perubahan.
3. Menurut jangka waktu, anggaran terdiri dari:
a. Anggaran jangka pendek (anggaran taktis) adalah anggaran yang dibuat
dalam jangka waktu paling lama sampai satu tahun. Anggaran untuk
keperluan modal kerja merupakan anggaran jangka pendek.
b. Anggaran jangka panjang (anggaran strategis) adalah anggran yang
dibuat dengan jangka waktu lebih dari satu tahun. Anggaran yang dibuat
untuk keperluan investasi barang modal merupakan anggaran jangka
panjang yang disebut anggaran modal (capital budget). Anggaran jangka
panjang tidak harus berupa anggaran modal. Anggaran jangka panjang
diperlukan sebagai dasar penyusunan anggaran jangka pendek.
4. Menurut bidangnya, anggaran terdiri dari:
a. Anggaran operasional.
b. Anggaran keuangan.
Kedua anggaran ini bila digabungkan disebut anggaran induk (master
budget) anggaran induk adalah suatu jaringgan kerja yang berisi berbagai
macam anggaran yang terpisah nammun saling berhubungan dan saling
berkaitan satu sama lain. Anggaran induk yang mengkonsolidasikan
rencana keseluruhan untuk jangka pendek, biasanya disusun atas dasar
tahunan. Anggaran tahunan dipecah lagi menjadi anggaran triwulan dan
anggaran triwulan dipecah lagi menjadi anggarananggaran bulanan.
Perusahaan menyusun anggaran induk (master budget) yang dapat
dibagi kedalam dua kelompok, yaitu anggaran operasional dan anggaran
keuangan. Anggaran operasional terdiri atas anggaran penjualan sampai
anggaran (proforma) laba rugi. Adapun anggaran keuangan terdiri atas
anggaran neraca dan anggaran (proforma) neraca.

8
Perusahaan umumnya menyusun anggaran untuk keseluruhan kegiatan
operasional yang dijalankan, seperti kegiatan penjualan, produksi,
pemasaran, dan administrasi. anggaran induk adalah gabungan dari
seluruh anggaran yang disusun oleh perusahaan setiap tahunnya.
Anggaran induk terdiri atas:
1) Anggaran Penjualan
Anggaran penjualan menyajikan jumlah unit barang atau jasa
sekaligus harganya yang diharapkan dapat dijual oleh perusahaan di
masa depan.
2) Anggaran Produksi
Anggaran produksi memperlihatkan jumlah barang jadi yang
harus diproduksi oleh perusahaan dalam satu periode anggaran.
Barang jadi yang akan diproduksi untuk setiap periode anggaran
harus memperhatikan tingkat penjualan dalam unit, serta jumlah
persediaan akhir dan awal barang jadi.
3) Anggaran Pemakaian dan Pembelian Bahan Baku
Anggaran pemakaian dan pembelian bahan baku menyajikan dua
informasi berikut:
a) Jumlah kebutuhan pemakaian bahan baku.
Jumlah bahan baku yang diperlukan dalam suatu periode
anggaran ditentukan oleh sejumlah barang jadi yang akan
diproduksi dan standar kebutuhan bahan baku untuk setiap satu
unit barang jadi.
b) Nilai pembelian bahan baku dalam rupiah.
Jumlah bahan baku yang akan dibeli dalam satu periode
anggaran diperoleh dengan menambahkan bahan baku yang
diperlukan untuk produksi dengan persediaan akhir bahan baku
dan dikurangi persediaan awal bahan baku yang ada
diperusahaan. Kemudian nilai pembelian bahan baku dalam

9
rupiah diperoleh dengan mengalikan jumlah bahan baku yang
akan dibeli dengan perkiraan harga beli bahan baku per unitnya.
4) Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung
Anggaran biaya tenaga kerja langsung memperlihatkan jumlah
jam tenaga kerja langsung yang dibutuhkan untuk memproduksi
barang jadi yang ditetapkan dalam anggaran produksi. Selain itu,
anggaran biaya tenaga kerja langsung juga memperlihatkan perkiraan
tingkat upah yang akan diberikan oleh perusahaan kepada tenaga
kerja langsungnya.
5) Anggaran Biaya Overhead Produksi
Anggaran biaya overhead produksi memperlihatkan perkiraan
biaya overhead produksi yang harus dikeluarkan oleh perusahaan
untuk mencapai target produksi seperti yang ditetapkan dalam
anggaran produksi.
6) Anggaran Biaya Produksi
Anggaran biaya produksi memperlihatkan seluruh biaya produksi
yang akan dikeluarkan pada satu tahun anggaran. Anggaran produksi
sebenarnya hanya mengumpulkan informasi-informasi yang terdapat
pada anggaran pemakaian bahan baku, anggaran tenaga kerja
langsung dan anggaran overhead.
7) Anggaran Beban Operasi
Anggaran beban operasi memperlihatkan perkiraan beban operasi
yang akan dikeluarkan oleh perusahaan dalam satu periode anggaran.
Secara umum anggaran beban operasi dibagi kedalam dua keompok
yaitu beban penjualan (selling expenses) dan beban adminstrasi
(administrative expenses).
8) Anggaran Laba Rugi

10
Anggaran laba rugi disusun untuk memberikan informasi kepada
manajemen tentang jumlah laba atau rugi bersih yang akan diperoleh
perusahaan dalam suatu periode anggaran.
9) Anggaran Kas
Anggaran kas disusun oleh perusahaan agar oihak manajemen
memperoleh informasi tentang likuiditas perusahaan pada periode
mendatang karena anggaran kas menyajikan informasi tentang
perkiraan jumlah penerimaan dan pengeluaran kas pada periode
suatu periode anggaran.
10) Anggaran Neraca
Anggaran neraca menyajikan informasi kepada manajemen
tentang hasil akhir dari seluruh anggaran yang telah disusun
sebelumnya (anggaran penjualan sampai anggaran kas).

2.5 Langkah-Langkah Penyusunan Penganggaran


Menurut (Gusrianti, 2018), anggaran yang baik tidak dapat disusun begitu saja
secara serta merta, melainkan harus melalui tahapan-tahapan berikut:
1. Tahap mengumpulkan data dan informasi
Langkah pertama dalam menyusun budget adalah mengumpulkan
selengkap mungkin data dan informasi yang dibutuhkan. Secara garis besar,
data dan informasi dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu:
a. Data dan informasi internal, yaitu data dan informasi yang terdapat dalam
perusahaan itu sendiri, sehingga jika ia mengetahui dan
mengumpulkannya, cukup dengan melihat catatan-catatan perusahan
sendiri. Data internal semacam ini misalnya:
1) Data penjualan pada waktu yang telah lalu.
2) Kebijakan perusahan yang berhubungan dengan masalah harga jual,
syarat pembayaran produk yang dijual dan jaringan saluran
distribusi.

11
3) Kapasitas produk yang dimiliki perusahaan.
4) Tenaga kerja (karyawan) yang dimiliki perusahaan.
5) Modal kerja yang dimiliki perusahaan.
6) Fasilitas-fasilitas yang terdapat dalam perusahaan seperti gudang,
kendaraan dsb.
7) Kebijakan-kebijakan perusahaan yang berkaitan dengan pelaksanaan
fungsi-fungsi perusahaan.
b. Data dan informasi eksternal, yaitu data dan informasi yang terdapat di
luar lingkungan perusahan itu sendiri. Data eksternal semacam ini
misalnya:
1) Kondisi perusahaan pesaing.
2) Keadaan persaingan.
3) Jumlah penduduk.
4) Tingkat pertumbuhan penduduk.
5) Tingkat penghasilan penduduk.
6) Tingkat pendidikan penduduk.
7) Tingkat penyebaran penduduk.
8) Selera dan keinginan konsumen.
9) Agama, adat istiadat, dan kebiasaan-kebiasaan masyarakat.
10) Ekspor dan impor barang.
11) Berbagai kebijakan pemerintah, baik dalam bidang ekonomi, politik,
hukum, sosial, budaya dan keamanan.
12) Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
13) Keadaan perekonomian nasional maupun internasional, dsb.
2. Tahap mengolah data dan informasi
Dalam tahap ini berperan ilmu penunjang yaitu statistika dan matematika.
3. Tahap menyusun budget sementara
Berdasarkan hasil pengolahan data dan informasi, kemudian disusun
budget sementara yang nantinya memungkinkan untuk diubah, ditambah,

12
dikurangi atau disempurnakan. Budget sementara ini sering disebut dengan
konsep budget atau rancangan budget.
4. Tahap mendiskusikan budget sementara
Karena anggaran berfungsi sebagai pedoman kerja, alat pengkoordinasian
kerja dan sebagai alat evaluasi bagi seluruh karyawan, maka sudah seharusnya
para karyawan diminta tanggapan, pendapat serta berbagai masukan terhadap
anggaran sementara yang telah selesai disusun.
5. Tahap menyusun budget definitive
Tahap ini yaitu aggaran yang sudah dinyatakan cukup baik dan sempurna,
yang kemudian disahkan sebagai budget untuk periode tertentu yang akan
datang.
6. Tahap sosialisasi budget definitive
Setelah budget definitive selesai disusun maka perlu disosialisasikan
kepada seluruh karyawan yang akan melaksanakan jika telah tiba waktunya.

2.6 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penganggaran


Nafarin (2007) dalam (Putrayasa & Saputra, 2018) menyatakan faktor-faktor
yang mempengaruhi penyusunan anggaran penjualan dikelompokan menjadi dua
faktor yaitu:
1. Faktor Internal
Faktor internal dalam perusahaan meliputi data, informasi, dan pengalaman
yang terdapat didalam perusahaan sendiri. Faktor-faktor tersebut antara lain
berupa:
a. Penjualan tahun-tahun yang lalu meliputi baik kualitas, kuantitas, harga,
waktu maupun tempat penjualannya.
b. Kebijaksanaan perusahaan yang berhubungan dengan masalah penjualan,
seperti tentang pemilihan saluran distribusi, pemilihan media-media
promosi, cara penetapan harga jual dan sebagainya.

13
c. Kapasitas produksi yang dimiliki perusahaan serta kemungkinan
perluasannya diwaktu yang akan datang.
d. Tenaga kerja yang tersedia, baik jumlahnya maupun keterampilan dan
keahliannya, serta kemungkinan pengembangannya diwaktu yang akan
datang.
e. Fasilitas-fasilitas lain yang dimiliki perusahaan, serta kemungkinan
perluasannya diwaktu yang akan datang.
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal meliputi data, informasi, dan pengalaman yang terdapat di
luar perusahaan, tetapi mempunyai pengaruh terhadap anggaran penjualan
perusahaan. Faktor-faktor tersebut antara lain berupa:
a. Keadaan persaingan dipasar.
b. Posisi perusahaan dalam persaingan.
c. Tingkat pertumbuhan penduduk.
d. Tingkat penghasilan masyarakat.
e. Elastisitas permintaan terhadap harga barang yang dihasilkan perusahaan,
yang terutama akan mempengaruhi dalam merencanakan harga jual
dalam budget penjualan yang akan disusun.
f. Agama, adat- istiadat, dan kebiasaan-kebiasaan masyarakat.
g. Berbagai kebijakan pemerintah baik dibidang politik, ekonomi, sosial,
budaya, maupun keamanan.
h. Keadaan perekonomian nasional maupun internasional.
i. Kemajuan teknologi, barang-barang substitusi, selera konsumen dan
kemungkinan perubahannya, dan sebagainya.

Menurut Nafarin (2007:25) dalam (Antoro, 2020), penyusunan anggaran perlu


mempertimbangkan beberapa faktor sebagai berikut:
1. Pengetahuan tentang tujuan dan kebijakan umum perusahaan.
2. Data-data waktu yang lalu.

14
3. Kemungkinan perkembangan kondisi.
4. Pengetahuan tentang taktik, strategi pesaing dan gerak gerik pesaing.
5. Kemungkinan adanya perubahan kebijaksanaan pemerintah.
6. Penelitian untuk pengembangan perusahaan.

Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penyusunan anggaran tersebut


pada uraian di atas berguna supaya anggaran yang dihasilkan dapat lebih
menyeluruh dan akurat sehingga tujuan dan sasaran organisasi ataupun perusahaan
dapat tercapai (Antoro, 2020).

2.7 Prosedur Penyusunan Penganggaran


Penyusunan anggaran yang digunakan oleh perusahaan menurut Supriyono
(2000) dalam (Putrayasa & Saputra, 2018), yaitu:
1. Top-Down Budgeting. Penganggaran top-down adalah anggaran yang disusun
oleh manajemen puncak untuk manajemen dibawahnya. Kelemahan dari
metode ini yaitu kurangnya komitmen bawahan, seringkali tidak dapat
dilaksanakan, sulit berhasil mencapai tujuan.
2. Bottom-Up Budgeting. Penganggaran bottom-up adalah anggaran yang
disusun sendiri oleh manajemen level bawah dan selanjutnya diserahkan ke
manajemen atas. Kelemahan dari metode ini yaitu seringkali tidak
mempertimbangkan keselarasan tujuan, kurang terkendali, tujuan yang ingin
dicapai terlalu mudah.
3. Gabungan. Penganggaran ini merupakan gabungan antara Top-Down
Budgeting dan Bottom-Up Budgeting. Penyusunan anggaran harus sesuai
dengan prosedur yang telah ditentukan, agar penyusunan anggaran dapat
dilaksanakan dengan baik.

Prosedur penyusunan anggaran menurut Nafarin (2007) dalam (Putrayasa &


Saputra, 2018), adalah sebagai berikut:

15
1. Tahap penentuan pedoman perencanaan (anggaran). Anggaran yang akan
dibuat pada tahun akan datang, hendaknya disiapkan beberapa bulan sebelum
tahun anggaran berikutnya dimulai. Dengan demikian anggaran yang dibuat
dapat digunakan pada awal tahun anggaran.
2. Tahap persiapan anggaran. Manajer pemasaran sebelum menyusun anggaran
penjualan terlebih dahulu menyusun forecast penjualan (taksiran/ramalan
penjualan). Setelah itu kemudian manajer pemasaran bekerja sama dengan
para manajer untuk menyusun anggaran lainnya.
3. Tahap penentuan anggaran. Pada tahap penentuan anggaran diadakan rapat
dari semua manajer beserta direksi (direktur) untuk menyesuaikan rencana
akhir setiap komponen anggaran. Mengkoordinasikan dan menelaah
komponen anggaran, pengesahan dan pendistribusian anggaran.
4. Tahap pelaksanaan anggaran. Tahap ini adalah tahap dimana anggaran
dilaksanakan, untuk kepentingan pengawasan tiap manajer membuat laporan
realisasi anggaran. Setelah dianalisis kemudian laporan realisasi anggaran
disampaikan pada direksi.

2.8 Pendekatan Penyusunan Penganggaran


Anthony dan Govindrajan (2012) menyatakan bahwa “Terdapat dua
pendekatan utama dalam penyusunan anggaran, yaitu pendekatan dariatas ke
bawah (top-down approach) dan pendekatan dari bawah ke atas (bottom-up
approach). Pendekatan lain merupakan gabungan dari kedua pendekatan tersebut,
yaitu pendekatan partisipasi” (Ginting, 2018).
Pada pendekatan dari atas ke bawah, anggaran yang harus dilaksanakan oleh
manajer pusat pertanggungjawaban ditetapkan oleh manajemen puncak.
Keuntungan pendekatan ini antara lain adalah proses anggaran yang membutuhkan
waktu yang lebih hemat, dukungan kuat dari manajemen puncak (top
management) dalam pengembangan anggaran serta prosesnya menjadi lebih
mudah dikendalikan oleh manajemen puncak. Sedangkan kelemahanya adalah

16
kurangnya komitmen dari para pelaksana anggaran tersebut. Pendekatan ini
biasanya diterapkan pada organisasi yang memiliki struktur tersentralisasi
(Ginting, 2018).
Dalam pendekatan dari bawah ke atas, para manajer pusat pertanggungjawaban
sebagai pelaksana anggaran mengajukan usul untuk ditelah dan dinegosiasikan
dengan manajemen puncak. Keuntungan pendekatan ini bahwa partisipasi terlalu
sering menimbulkan konflik dan akan memakan waktu yang panjang dalam
prosesnya. Bila yang diusulkan para manajer pusat pertanggungjawaban tidak
dikendalikan secara seksama oleh manajemen puncak, maka target anggaran
mungkin tidak sesuai dengan tujuan organisasi secara keseluruhan (Ginting, 2018).
Pendekatan partisipasi adalah gabungan dari pendekatan top down dan
pendekatan bottom up. Pendekatan ini dianggap pendekatan yang paling efektif
karena kerjasama dan interaksi antar manajemen puncak dengan manajemen pusat
pertanggungjawaban dalam menyusun anggaran akan menghasilkan anggaran
yang benar-benar mendapat dukungan dari kedua belah pihak sehingga diharapkan
ada komitmen yang kuat untuk melaksanakanya. Anggaran disusun oleh setiap
manajer pusat pertanggungjawaban yang ada dengan berpedoman pada tujuan,
strategi dan kebijakan pokok yang telah ditetapkan. Kelemahan pendekatan top
down dan bottom up dapat dikurangi sehingga bawahan akan merasa dirinya
diperhitungkan dan efektivitas pelaksanaan yang lebih terjamin (Ginting, 2018).
Ada 4 (empat) pendekatan penyusunan anggaran menurut Nordiawan dan
Hertianti (2012:25) dalam (Pangalila dkk, 2017), yaitu:
1. Pendekatan Tradisional
Pendekatan ini menggunakan asumsi bahwa setiap jenis biaya akan
dinaikan jumlahnya pada tingkat kenaikan yang relatif sama tanpa
memperhatikan kebutuhan yang seharusnya, cara membuat anggaran dengan
menggunakan pendekatan ini adalah mengidentifikasi seluruh jenis belanja
yang akan dilaksanakan oleh organisasi. Jadi, ciri-ciri pendekatan tradisional
adalah disusun berdasarkan daftar belanja yang akan dilakukan organisasi

17
sehingga bentuknya terlihat seperti daftar pos-pos belanja suatu organisasi,
dan umumnya bersifat incremental yaitu penentuan setiap jenis dan jumlah
biaya yang ada pada anggaran dari suatu periode anggaran tertentu didasarkan
pada presentase kenaikan tertentu dari tiap jenis dan jumlah biaya yang sama
dengan tahun anggaran sebelumnya.
2. Pendekatan Kinerja
Pendekatan kinerja diperkenalkan untuk mengatasi berbagai kelemahan
yang terdapat dalam pendekatan anggaran tradisional, khusunya kelemahan
yang disebabkan oleh tidak adanya tolak ukur yang dapat digunakan untuk
mengukur kinerja dalam pencapaian tujuan dan sasaran pelayanan publik.
Dengan demikian pendekatan kinerja, organisasi akan lebih memperihatinkan
aspek pencapaian kinerja di banding sekedar penghematan biaya semata.
Karakteristik utama dari pendekatan ini adalah mengelompokkan anggaran
berdasarkan program atau aktivitas, setiap program dilengkapi dengan
indikator kinerja yang menjadi tolak ukur keberhasilan, dan pada tingkat yang
lebih maju pendekatan ini didikan dengan diterapkannya unit costing untuk
setiap aktivitas.
3. Pendekatan Sistem Perencanaan, Program, dan Anggaran Terpadu (Planing,
Programming, and Budgeting System-PPBS)
PBBS merupakan upaya sistematis yang memperlihatkan integrasi dari
perencanaan, pembuatan program, dan penganggaran. Karakteristik PBBS
adalah pendekatan ini dirumuskan dalam bentuk program atau aktivitas dari
visi, misi, dan tujuan yang terdapat dalam dokumen perencanaan. PBBS
merupakan satu kesatuan dengan tahap perencanaan, indikator kinerja disusun
dan dikembangkan secara integrasi dengan sasaran strategis yang ada di
dokumen perencanaan, dan pendekatan ini memperhitungkan kebutuhan
biaya dalam jangka menengah sebagai upaya konsistensi dengan sasaran
strategis.
4. Pendekatan Anggaran Berbasis Nol (Zero Based Budgeting-ZBB)

18
Pendekatan pembuatan anggaran ini adalah setiap aktivitas atau program
yang telah diadakan ditahun-tahun sebelumnya tidak secara otomatis dapat
dilanjutkan. Setiap aktivitas harus dievaluasi setiap tahun untuk menentukan
apakah aktivitas itu akan diadakan tahun ini dengan melihat kontribusi yang
diberikan kepada tujuan organisasi.

2.9 Penerapan Penganggaran Berbasis Kinerja di Rumah Sakit


Menurut (Indrayathi & Sudiana, 2018), pada bidang kesehatan penggunaan
penggaran berbasis kinerja juga digunakan untuk mencapai tujuan dan sasaran
yang sesuai dengan dana yang akan dibutuhkan. Pada bidang kesehatan
penggunaan penganggaran berbasis kinerja juga akan menggunakan konsep value
for money yang meliputi ekonomi, efisiensi, dan efektifitas. Kunci pokok untuk
memahami Performance Based Budgeting adalah pada kata “Performance atau
Kinerja”. Untuk mendukung sistem penganggaran berbasis kinerja yang
menetapkan kinerja sebagai tujuan utamanya maka diperlukan alat ukur kinerja
yang jelas dan transparan berupa indikator kinerja (performance indicators).
Selain indikator kinerja juga diperlukan adanya sasaran (targets) yang jelas agar
kinerja dapat diukur dan diperbandingkan sehingga selanjutnya dapat dinilai
efisiensi dan efektivitas dari pekerjaan yang dilaksanakan serta dana yang telah
dikeluarkan untuk mencapai output/kinerja yang telah ditetapkan. Jenis anggaran
ini paling tepat digunakan untuk mengukur kinerja rumah sakit dengan anggaran
yang dapat diukur dari output anggaran yang disesuaikan dengan visimisirumah
sakit. Untuk rencana anggaran pendapatan yang diperoleh akan berkualitas dari
segi ketepatan penggunaan dan alokasinya yang selalu di kontrol oleh targetnya.
Ada kalanya sulit memperoleh ukuran kuantitatif kinerja rumah sakit untuk
beberapa aspek, akan tetapi prinsip anggaran berbasis kinerja diterapkan terlebih
dahulu sehingga secara otomatis akan ketemu arah pengukuran kinerjanya.
Adapun beberapa pengaruh yang ditimbulkan dari penganggaran berbasis kinerja
terhadap peningkatan pelayanan kesehatan yaitu:

19
1. SDM Kasir Rawat Jalan
Dengan sudah dianggarkannya segala fasilitas dan kegiatan, sehingga bisa
memudahkan pegawai/tenaga kasir rawat jalan dapat mengumpulkan semua
layanan yang telah diberikan kepada pasien dalam sebuah invoice. Dapat
mencatat pembayaran cash dari pasien. Mampu mengeluarkan tagihan berkala
kepada perusahaan rekanan. Mampu mencatat pembayaran noncash dari
perusahaan pasien. Mampu menghasilkan laporan outstanding pasien. Mampu
mengontrol tingkat penggunaan anggaran. Mampu menghasilkan laporan
pendapatan berdasarkan tipe pasien tertentu. Mampu menghasilkan laporan
rincian invoice.
2. Registrasi dan Rekam Medis
Beberapa rencana anggaran kebutuhan (gaji/kompensasi) SDM per shift
disesuaikan dengan rencana kunjungan pelanggan/pasien rumah sakit. Berapa
rencana anggaran sumber daya pendukung registrasi dan rekam medis antara
lain komputer dan printer, ATK cetakan, ATK buku, mebelair, dll (lakukan
analisa kebutuhan terlebih dahulu).
3. Pelayanan Medis Pelanggan di Poli
Berapa rencana anggaran kebutuhan (gaji/kompensasi) perawat per shift
dan dokter tetap disesuaikan dengan rencana kunjungan pelanggan/pasien
rumah sakit. Berapa rencana anggaran alat kesehatan sesuai keinginan dan
kebutuhan user (lakukan analisa utilisasi alat kesehatan terlebih dahulu
dengan konsultasi para user/pengguna). Berapa anggaran untuk medical
supplies masing-masing unit berdasarkan perkiraan kunjungan pelanggan
pasien perunit. Berapa rencana anggaran pembuatan bangunan poliklinik
(lakukan analis autilisasi ruangan berdasarkan tenaga dokter yang ada, produk
unggulan yang akan ditawarkan kepada pelanggan/berdasarkan analisa pasar
terlebih dahulu, dll). Berapa rencana anggaran sumber daya pendukung
poliklinik antara lain komputer dan printer, ATK cetakan, ATK buku, mebeler
(lakukan analisa kebutuhan terlebih dahulu). Berapa rencana anggaran untuk

20
ruang tunggu yang aman, nyaman, dan bersih (lakukan analisa kebutuhan
terlebih dahulu) antara lain: maping ruang tunggu, kebutuhan penghijauan,
hiburan, bahan bacaan, sirkulasi udara, kebisingan suara, dan tempat duduk
pelanggan/pasien.

21
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 menyatakan bahwa anggaran
merupakan pedoman tindakan yang akan dilaksanakan pemerintah meliputi
rencana pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan yang diukur dalam
satuan rupiah, yang disusun menurut klasifikasi tertentu secara sistematis
untuk satu periode. Sumber lain menyebutkan bahwa anggaran adalah rencana
kerja organisasi dimasa mendatang yang diwujudkan dalam bentuk
kuantitatif, formal, dan sistematis. Mursitowati (2014) sendiri menarik
kesimpulan bahwa anggaran adalah berisi rencana-rencana kerja organisasi
dimasa mendatang, perkiraan penerimaan dan pengeluaran terjadi dalam satu
periode mendatang dan sebuah proses mengalokasikan sumber daya ke dalam
kebutuhan. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa anggaran
rumah sakit adalah rencana kegiatan yang disusun secara sistematis dan
meliputi seluruh kegiatan atau aktivitas yang ada di rumah sakit dan
dinyatakan dalam bentuk kuantitatif/angka, serta berlaku untuk jangka waktu
tertentu yang akan datang jangka waktu dalam perencanaan tersebut biasanya
1 (satu) tahun.
2. Fungsi anggaran diantaranya adalah anggaran juga berfungsi sebagai alat
perencanaan, anggaran berfungsi sebagai alat pengendalian, anggaran sebagai
alat kebijakan fiskal digunakan untuk menstabilkan anggaran lembaga dan
mondorong kemanjuan dalam kegiatan lembaga pendidikan, anggaran sebagai
alat koordinasi antar unit kerja dalam penyusunan anggaran, anggaran dapat
digunakan sebagai alat evaluasi kinerja, anggaran dapat digunakan sebagai
alat untuk memotivasi manajemen pendidikan agar bekerja secara ekonomi,
efektif dan efesien, serta anggaran dapat juga sebagai alat untuk menciptakan

22
ruang publik, artinya semua jaringan dalam hal pendidikan dapat membarikan
manfaat kepada semua bidang pendidikan.
3. Anggaran mempunyai ciri-ciri diantaranya yaitu anggaran mengestimasi
tingkat laba potensial dari suatu unit usaha, anggaran dinyatakan dalam satuan
keuangan, walaupun data keuangan tersebut dibantu dengan data non
keuangan (misal jumlah unit yang dijual atau produksi), anggaran umumnya
meliputi periode 1 tahun, anggaran merupakan komitmen manajemen; yang
berarti bahwa manajer mau menerima tanggung jawab untuk mencapai target
yang dianggarkan, anggaran yang telah disetujui dirubah hanya jika terjadi
kondisi khusus dan secara periodik, kinerja keuangan sesungguhnya
dibandingkan dengan anggaran kemudian selisihnya dianalisis dan dijelaskan.
4. Jenis-jenis anggaran dapat dilihat dari beberapa sudut pandang diantarnya
adalah (1) Menurut dasat penyusunan, anggaran terdiri dari anggaran variabel
dan anggaran tetap. (2) Menurut cara penyusunan, anggaran terdiri dari
anggaran periodik dan anggaran kontinyu. (3) Menurut jangka waktu,
anggaran terdiri dari anggaran jangka pendek (anggaran taktis) dan anggaran
jangka panjang (anggaran strategis). (4) Menurut bidangnya, anggaran terdiri
dari anggaran operasional dan anggaran keuangan. Anggaran induk (anggaran
operasional & anggaran keuangan) terdiri atas anggaran penjualan, anggaran
produksi, anggaran pemakaian dan pembelian bahan baku, anggaran biaya
tenaga kerja langsung, anggaran biaya overhead produksi, anggaran biaya
produksi, anggaran beban operasi, anggaran laba rugi, anggaran kas dan
anggaran neraca.
5. Anggaran yang baik tidak dapat disusun begitu saja secara serta merta,
melainkan harus melalui tahapan-tahapan, diantaranya yaitu tahap
mengumpulkan data dan informasi, tahap mengolah data dan informasi, tahap
menyusun budget sementara, tahap mendiskusikan budget sementara, tahap
menyusun budget definitive dan tahap sosialisasi budget definitive.

23
6. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran penjualan
dikelompokan menjadi dua faktor diantaranya adalah (1) faktor internal,
meliputi data, informasi, dan pengalaman yang terdapat didalam perusahaan
sendiri dan (2) faktor eksternal, meliputi data, informasi, dan pengalaman
yang terdapat di luar perusahaan, tetapi mempunyai pengaruh terhadap
anggaran penjualan perusahaan.
7. Penyusunan anggaran yang digunakan oleh perusahaan diantaranya adalah
top-down budgeting, bottom-up budgeting dan gabungan. Prosedur
penyusunan anggaran diantaranya adalah tahap penentuan pedoman
perencanaan (anggaran), tahap persiapan anggaran, tahap penentuan anggaran
dan tahap pelaksanaan anggaran.
8. Ada 4 (empat) pendekatan penyusunan anggaran diantaranya adalah
pendekatan tradisional, pendekatan kinerja, pendekatan sistem perencanaan,
program, dan anggaran terpadu (planing, programming, and budgeting
system-PPBS) dan pendekatan anggaran berbasis nol (zero based budgeting-
ZBB).
9. Pada bidang kesehatan penggunaan penggaran berbasis kinerja juga
digunakan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang sesuai dengan dana yang
akan dibutuhkan. Pada bidang kesehatan penggunaan penganggaran berbasis
kinerja juga akan menggunakan konsep value for money yang meliputi
ekonomi, efisiensi, dan efektifitas. Kunci pokok untuk memahami
Performance Based Budgeting adalah pada kata “Performance atau Kinerja”.
Adapun beberapa pengaruh yang ditimbulkan dari penganggaran berbasis
kinerja terhadap peningkatan pelayanan kesehatan diantaranya adalah SDM
kasir rawat jalan, registrasi dan rekam medis, serta pelayanan medis
pelanggan di poli.

24
3.2 Saran
Di Indonesia pemahaman penganggaran kesehatan masih sangat kurang,
sehingga saran dari penulis agar penganggaran kesehatan lebih di kembangkan lagi
karena masih banyaknya masyarakat yang belum mengetahui tentang
penganggaran kesehatan. Semoga dengan adanya makalah ini penulis berharap
agar pembaca dapat memahami isi makalah dengan baik dan pegetahuan mengenai
penganggaran kesehatan semakin meningkat.

25
DAFTAR PUSTAKA

Antoro, N. W. (2020). Implementasi Strategi Rumah Sakit Umum Derah (RSUD)


Pringsewu Dalam Meningkatkan Kualitas Pelayanan Kesehatan Kepada
Masyarakat. Thesis. Lampung: Universitas Lampung.

Arianto, G. & Khaqiqi, Z. (2020). Analisis Pembiayaan Kesehatan Program Upaya


Kesehatan Masyarakat Di Indonesia Tahun 2013 & 2014. Buletin Penelitian Sistem
Kesehatan. 23 (1). Pusat Penelitian Dan Pengembangan Humaniora Dan
Manajemen Kesehatan.

Firmansyah, Andry Eka. (2017). Sistem Anggaran Rumah Sakit Badan Layanan
Umum Daerah (BLUD) yang Berbaris Kinerja (Studi Kasus pada RSUD Dr. H.
Moh. Anwar Sumenap). Skripsi. Malang: Universitas Islam Negeri (UIN)
Maulana Malik Ibrahim.

Ginting, Mitha Christina. (2018). Partisipasi Anggaran dan Kinerja Manajerial


Organisasi. Jurnal Manajemen, 4(1). Medan.

Gusrianti, Diana. (2018). Penyusunan Anggaran dalam Upaya Meningkatkan


Penjualan pada UKM Bubuk Kopi Asma. Skripsi. Batusangkar: Institut Agama
Islam Negeri (IAIN).

Husnawan, M. S. (2019). Evaluasi Penyusunan Anggaran Pada Rumah Sakit Umum


Daerah Muntilan Kabupaten Mangelang Tahun Anggaran 2018. Thesis.
Yogyakarta: STIE Widya Wiwaha Yogyakarta.

Indrayathi, Putu Ayu & Sudiana, I Ketut. (2018). Penganggaran Berbasis Kinerja
dalam Pelayanan Kesehatan. Denpasar: Universitas Udayana.

Mubin, Fatkhul. (2020). Hubungan Sistem Perencanaan dengan Penganggaran dalam


Pendidikan. OSF Preprints.

Pangalila, Chelsea, dkk. (2017). Evaluasi Penyusunan Anggaran dan Kinerja Keuangan
di Kecamatan Sonder Kabupaten Minahasa. Jurnal Riset Akuntansi Going
Concern, 12(2): 661-670. Manado.

Pasaribu, Ananda Putri. (2019). Analisis Penyusunan Anggaran Penjualan pada PT.
Semadam Medan. Skripsi. Medan: Universitas Dharmawangsa.

Putrayasa, I Made Agus & Saputra, Made Dana. (2018). Penganggaran dan Analisis
Anggaran Penjualan. Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan, 14(1).

Anda mungkin juga menyukai