Anda di halaman 1dari 13

BAB VI

MATA KULIAH LEADERSHIP

“ATRIBUT KEPEMIMPINAN

Disusun Oleh :

Kelompok 4

1. Arifin 1711011046
2. Novi Dwi Agustin 1711011060
3. Pusvita Amanda 1711011062
4. Novita Nuraini 1711011066
5. Astri Damayanti 1711011068

JURUSAN S1 MANAJEMEN
FAKULTAS  EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
pertolongan-Nya kami dapat menyelesaiakan makalah yang berjudul “Atribut
Kepemimpinan”. Meskipun banyak rintangan dan hambatan yang kami alami
dalam proses pengerjaannya, tapi kami berhasil menyelesaikannya dengan baik.

Tak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing yang telah
membantu kami dalam mengerjakan makalah ini. Kami juga mengucapkan
terimakasih kepada teman-teman mahasiswa yang juga sudah memberi
kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan makalah ini.

Tentunya ada hal-hal yang ingin kami berikan kepada masyarakat dari hasil
makalah ini. Karena itu kami berharap semoga makalah ini dapat menjadi
sesuatu yang berguna bagi kita bersama. Pada bagian akhir, kami akan mengulas
tentang berbagai masukan dan pendapat dari orang-orang yang ahli di
bidangnya, karena itu kami harapkan hal ini juga dapat berguna bagi kita
bersama.

Semoga makalah yang kami buat ini dapat membuat kita mencapai kehidupan
yang lebih baik lagi.

Tim Penyusun

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5

1.2 Rumusan Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .6

1.3 Tujuan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Sifat Kepribadian dan Kepemimpinan. . . . . . . . . . . . . . . . ........... . . . .7

2.2 Tipe Kepribadian dan Kepemimpinan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .8

2.3 Kecerdasan dan Kepemimpinan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .9

2.4 Kasus Kecil. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 10

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .13

3.2 Saran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .13

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Dunia sekarang ini ditandai oleh gelombang globalisasi, era tehnologi dan
informasi, sehingga perubahan dalam hamper semua aspek terasa sangat cepat.
Ada banyak istilah yang biasa disebutkan sebagai Turbulensi, supernova dan
akhirnya Chaos. Dengan ini semua maka Kepemimpinan atau seorang pemimpin
lebih diperlukan lagi dari pada sebelumnya, sebab kata Drucker; inti
kepemimpinan/pemimpin adalah penemtu arah effektivitas, bukan effisiensi

Seorang pemimpin dipandang memiliki kelebihan dari yang lainnya untuk


jangka panjang maupun jangka pendek dengan kewenangan dan kekuasaan dalam
situasi tertentu. Apabila ia mampu menggerakkan sejumlah orang dalam mencapai
tujuan organisasi, maka seorang pemimpin tersebut dapat dikatakan sukses.
Seorang pemimpin hendaknya mengetahui dan mempunyai nilai-nilai dan etika
dalam kepemimpinan. Tujuannya adalah agar diyakini akan membawa kehidupan
pada suatu kondisi yang tidak menimbulkan efek negatif yang merugikan bagi
kehidupan di sekitarnya.

Kepemimpinan adalah rangkaian kegiatan penataan berupa kemauan


mempengaruhi perilaku orang lain dalam situasi tertentu agar bersedia
bekerjasama untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Dalam menjalankan ke
pemimpinannya, seorang pemimpin memiliki gaya-gaya tersendiri. Gaya (style)
adalah suatu cara berperilaku yang khas dari seorang pemimpin terhadap anggota
kelompoknya, sehingga bawahan dapat bergerak sesuai dengan yang diinginkan
dalam mencapai tujuan yang ditetapkan sebelumnya. Bergeraknya orang-orang
harus mengikuti jalur tujuan organisasi yang hendak dicapai dan bukan
merupakan kamuplase (kepura-puraan/keinginan pemimpin) dari ke
pemimpinannya itu sendiri.

Seorang pemimpin dipandang memiliki kelebihan dari yang lainnya untuk


jangka panjang maupun jangka pendek dengan kewenangan dan kekuasaan dalam
situasi tertentu. Apabila ia mampu menggerakkan sejumlah orang dalam mencapai
tujuan organisasi, maka seorang pemimpin tersebut dapat dikatakan sukses.
Seorang pemimpin hendaknya mengetahui dan mempunyai nilai-nilai dan etika
dalam kepemimpinan. Tujuannya adalah agar diyakini akan membawa kehidupan

5
pada suatu kondisi yang tidak menimbulkan efek negatif yang merugikan bagi
kehidupan di sekitarnya.

Adapun peran kecerdasan praktis dan kreatif dalam kepemimpinan adalah


menerima peningkatan perhatian. Kecerdasan praktis, adalah pengetahuan atau
pengalaman yang relevan dengan pekerjaan seseorang, terbukti sangat penting
bagi para pemimpin. Pemimpin dengan tingkat kecerdasan praktis yang lebih
tinggi tampaknya lebih baik dalam memecahkan masalah saat di bawah tekanan. "
selain itu, kecerdasan praktis tampaknya menjadi hal yang paling mudah untuk
berubah dari tiga komponen. Kecerdasan kreatif melibatkan pengembangan
produk yang baru dan berguna, dan kreativitas sangat penting bagi keberhasilan
banyak bisnis saat ini. Penting bagi para pemimpin untuk belajar cara merangsang
dan mengelola kreativitas, bahkan lebih dan menjadi kreatif sendiri.

1.2. Rumusan Masalah

Dari latar belakang dapat diatas terdapat beberapa masalah diantaranya :

1. Apa hubungan sifat kepribadian terhadap kepemimpinan?

2. Bagaimana perbedaan antara sifat dan tipe?

3. Apa yang dimaksud dengan kecerdasan? Bagimana hubungannya dengan


Kepemimpinan?

4. Apakah yang dimaksud dengan Kecerdasan Emosional ?

1.3. Tujuan

Dari rumusan masalah maka dapat diketahui beberapa tujuan diantaranya :

1. Untuk mengetahui hubungan antara sifat kepribadian terhadap


kepemimpinan

2. Memahami perbedaan antara sifat dan tipe

3. Memahami yang dimaksud dengan kecerdasan dan kaitannya dengan


kepemimpinan

4. Untuk mengetahui apa itu kecedasan emosional

6
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Sifat Kepribadian dan Kepemimpinan

Apakah Kepribadian?

Kepribadian cukup ambigu dan setidaknya memiliki dua pengertian yang


sangat berbeda. Salah satu arti mengacu pada kesan seseorang pada orang lain.
Pandangan kepribadian ini menekankan reputasi sosial seseorang dan tidak hanya
mencerminkan deskripsi tetapi juga evaluasi seseorang dari sudut pandang orang
lain.

Meskipun istilah kepribadian memiliki banyak arti yang berbeda, kita


menggunakan istilah ini untuk menggambarkan pola khas atau karakteristik
perilaku seseorang. Ada beberapa teori berbeda untuk menjelaskan alasan
seseorang bertindak dengan cara yang khas, tetapi pendekatan sifat kepribadian
telah diteliti secara menyeluruh, dan dengan demikian memiliki peran kunci.
Sifat kepribadian adalah konsep yang digunakan untuk menjelaskan alasan
orang bertindak konsisten dari satu situasi ke situasi berikutnya. Konsistensi lintas
situasi ini dalam perilaku dapat dianggap sejalan dengan pola cuaca pada suatu
musim di kota-kota berbeda.
Kekuatan hubungan antara sifat-sifat kepribadian dan efektivitas
kepemimpinan sering kali berbanding terbalik dengan kekuatan relative dari
situasi; kepribadian lebih terkait pada efektivitas kepemimpinan dalam situasi
lemah atau ambigu. Mengingat kemampuan percepatan perubahan, dalam
kebanyakan organisasi saat ini, sangat memungkinkan bila para pemimpin akan
menghadapi situasi yang bahkan lebih asing dan ambigu di masa depan, karena itu
sifat kepribadian dapat memainkan peran yang semakin penting dalam perilaku
seorang pemimpin.

Model Kepribadian Lima Faktor atau Model OCEAN


Penerapan model OCEAN telah membantu untuk mengklarifikasi
hubungan kepribadian dengan kepemimpinan, dan telah mencatat bahwa
keberhasilan kepemimpinan berkorelasi positif dengan dimensi kepribadian
OCEAN, keterbukaan terhadap, pengalaman, ketelitian, ekstraversi, neurotisme,
dan keramahan.
Tipe kepribadian juga dapat digunakan untuk mengategorikan pola-pola
perilaku stereotip. Dimensi kepribadian ekstraversi-introversi, penginderaan
intuisi, pikiran-perasaan, dan penilaian-pemahaman dapat dikombinasikan untuk
membentuk 16 tipe yang berbeda, dan mayoritas pemimpin dapat ditemukan di 4
dari 16 tipe. Meskipun hubungan antara 16 tipe dan efektivitas kepemimpinan
tidak sekuat seperti dengan dimensi kepribadian OCEAN, 16 tipe kepribadian dan
dimensi yang terkait memberikan pemimpin wawasan berharga tentang perilaku
manusia.

7
Implikasi dari Model Lima Faktor atau Model OCEAN

Model OCEAN telah terbukti berguna dalam beberapa cara lain. Satu
keuntungan dari model OCEAN adalah metode ini berguna untuk melihat profil
pemimpin. Keuntungan lain dari model OCEAN adalah model ini tampaknya
berlaku universal, lintas budaya. Orang-orang dari budaya yang berbeda tidak
hanya menggunakan lima faktor yang sama untuk menggambarkan orang lain
saja, tetapi tampaknya juga untuk memprediksi kinerja dan kepemimpinan secara
lintas budaya.

2.2. Tipe Kepribadian dan Kepemimpinan

Perbedaan Antara Sifat dan Tipe (Tipologi Kepribadian)


Pembedaan ini mungin lebih jelas dengan contoh. Mari kita mengambil
sifat dominasi dan membandingkannya dengan membangun hipotesis yang akan
kita sebut “tipe dominan”. Tipologi psikologis sering dinyatakan dalam dua kutub
yang berlawanan, jadi selanjutnya, kita menduga bahwa tipologi ini juga mengacu
pada tipe penting, orang akan dianggap sebagai bagian atau bukan bagian, sama
seperti semua orang adalah pria atau wanita. Jika anda tipe orang dominan, Anda
dianggap lebih seperti semua orang dengan tipe dominan bukan submisif; Jika
Anda tipe submisif, Anda dianggap lebih seperti ciri-ciri dalam tipe submisif
dibandingkan dengan tipe dominan.

Preferensi Psikologis sebagai Tipologi Kepribadian


Dimensi ekstraversi-introversi pada dasarnya berkaitan dengan tempat
orang mendapatkan energy mereka. Beberapa pemimpin secara alami suka
berteman dan supel. Sosiabilitas spontan membuat mereka mudah memlai
percakapan dengan siapa saja tentang berbagai hal. Adapun Dimensi penginderan-
intuisi berkaitan dengan cara orang-orang melihat data. Pemimpin yang lebih
memilih modus penginderaan seperti fakta dan rincian, fokus pengumpulan
informasi berkaitan dengan yang nyata, sebenarnya, literal, spesifik, dan masa
kini. Kemudian Dimensi penilaian-pemahaman, menjelaskan jumlah informasi
yang diperlukan seorang pemimpin sebelum merasa nyaman untuk membuat
keputusan. Pemimpin yang penilai berusaha membuat keputusan yang tertuup,
mereka menyukai hal-hal menetap serta tampil sebagai yang menentukan,
metodis, dan terorganisasi.

Implikasi dari Preferensi dan Tipe (Tipologi Kepribadian)


Preferensi memandang bahwa tidak ada satu tipe yang lebih baik daripada
tipe yang lain dalam hal efektivitas kepemimpinan, dan bahwa masing-masing
jenis memilki kekuatan unik serta potensi kelemahan. Ada sedikit bukti yang
dipublikasikan untuk mendukung pernyataan ini, tetapi bukti menunjukkan para
pemimpin terdistribusi secara tidak proporsional di beberapa tipe kepribadian.
Pemimpin lebih banyak pada tipe ISTJ, ESTJ, dan ENTJ, dibandingkan jenis
kepemimpinan, tetapi tampak masuk akal bahwa kesadaran dan apresiasi dari
mereka dapat meningkatkan efektivitas setiap pemimpin.

8
2.3. Kecerdasan dan Kepemimpinan

Apa yang dimaksud dengan Kecerdasan?


Kami mendefinisikan kecerdasan sebagai segala keefektivan seseorang
dalam kegiatan yang diarahkan oleh pikiran. Apa hubungan definisi kecerdasan
ini dengan kepemimpinan? Penelitian telah menunjukkan para pemimpin yang
lebih cerdas adalah pelajar yang cepat; membuat asumsi dedukasi dan kesimpulan
yang lebih baik; lebih baik dalam menciptakan visi yang menarik dan
mengembangkan strategi untuk membuat visi mereka menjadi kenyataan, dapat
mengembangkan solusi yang lebih baik untuk masalah; dapat melihat lebih
banyak implikasi primer dan sekunder dari keputusan mereka.

Teori Triarki Kecerdasan


Peran kecerdasan praktik dan kreatif dalam kepemimpinan adalah
menerima peningkatan perhatian. Kecerdasan praktik, adalah pengetahuan atau
pengalaman yang relevan dengan pekerjaan seseorang, terbukti sangat penting
bagi para pemimpin. Pemimpin dengan tingkat kecerdasan praktis yang lebih
tinggi tampaknya lebih baik dalam memecahkan masalah saat dibawah tekanan.
Selain itu, kecerdasan praktis tampaknya menjadi hal paling mudah untuk berubah
dari tiga komponen. Kecerdasan kreatif melibatkan pengembangan produk yang
baru dan berguna, dan kreativitas sangat penting bagi keberhasilan banyak bisnis
saat ini. Penting bagi para pemimpin untuk belajar cara merangsang dan
mengelola kreativitas, bahkan lebih dan menjadi kreatif sendiri.

Kecerdasan dan Stres: Teori Sumber Daya Kognitif


Pada bagian sebelumnya, kita mencatat bahwa kecerdasan dapat menjadi
kualitas yang lebih penting bagi para pemimpin dalam beberapa situasi
dibandingkan dengan yang lainnya. Tekkanan m
Tekanan memengaruhi perilaku dalam berbagai cara, Fiedler dan Garcia
mengembangkan teori sumber daya kognitif (Cognitif Resources Theory/CRT)
untuk menjelaskan hubungan yang menarik antara kecerdasan dengan tingkat
pengalaman pemimpin, dan kinerja kelompok dalam kondisi yang menekan
dibandingkan dengan kondisi yang tidak menekan.
CRT memiliki beberapa implikasi penting bagi para pemimpin. Pertama,
para pemimpin terbaik mungkin pintar da berpengalaman. Kedua, para pemimpin
mungkin tidak menyadari sejauh mana mereka menyebakan stress pada pengikut
mereka. Ketiga, tingkat stress yang melekat pada posisi perlu dipahami sebelum
memilih pemimpin.

2.4. Kecerdasan Emosional dan Kepemimpinan

Apakah yang Dimaksud dengan Kecerdasan Emosional?

Istilah kecerdasan emosional dapat dikaitkan dengan dua psikolog, Peter


Salovey dan John Mayer, yang mempelajari alasan beberapa orang pintar gagal
menjadi sukses. Salovey dan Mayer menemukan bahwa banyak dari mereka
mengalami kesulitan karena kurang nya kepekaan dan keterampilan interpersonal,

9
dan kecerdasan emosional didefinisikan sebagai sekelompok kemampuan mental
yang membantu orang untuk mengenali perasaan mereka sendiri dan orang lain.

Apakah Kecerdasan Emosional Dapat Diukur dan Dikembangkan


Salah satu isu yang disetujui oleh sebagian besar peneliti EQ adalah
kecerdasan emosional dapat dikembangkan. Goleman dan Aberman telah
mengembangkan program pelatihan satu sampai lima hari untuk membantuk
meningkatkan kecerdasan emosional pemimpin mereka; Bar-On telah
mengembangkan 15 modul pembelajaran berbasis elektronik yang tersedia di EQ
University.com. Salah satu peserta pelatihan EQ telah menjadi staf penjualan di
American Express Financial Advisors (AEFA).

Implikasi Kecerdasan Emosional


Aberman menyatakan bahwa orang dapat menjadi sangat tidak efektif
ketika pikira, perasaan, dan tindakan tidak sejalan, misalnya, saat Anda berdebat
dengan seseorang di telepon seluler sambil berkendara di jalan raya. Mungkin saja
para pemimpin yang berpikir atau merasakan sesuatu sambil benar-benar
melakukan sesuatu yang lain kurang efektif dalam memengaruhi kelompok dalam
menuju pecapaian tujuan mereka.

2.5 KASUS KECIL

Pelajaran mengenai Kepemimpinan dari Fudge Ann

Bagaimana Anda menyelamatkan salah satu layanan iklan dan media perusahaan-
perusahaan terbesar di dunia dari kemerosotan? Itu pertanyaa yang dihadapi
Martin Sorrel saat WPP Grup yang berbasis di London ketika mengakuisisi
Young dan Rubicam pada 2000. Setelah bertahun-tahun di atas, Y dan R mulai
kehilangan momentum dan klien, Kentucky Fried Chicken, United Airlines, dan
Burger King memutuskan untuk mengalihkan budget iklan merea ke tempat lain.
Sorrel dibutuhkan untuk mengentikan eksodus, tetapi bagaimana? Sorrel
memutuskan perlunya tampilan segar dan mulai mencari CEO baru yang dinamis
untuk merevitalisasi Y dan R. Ia menemukan pemimpin seperti itu dalam Fuge
Ann.
Fudge Ann adalah mantan Presiden Kraft Foods. Di Kraft, ia bertanggung
jawab atas keberhasilan divisi senilai 5 miliar dollar yang mencakup merek-merek
terkenal seperti Maxwell House, Grape Nuts, Shredded Wheat, dan General Foods
International Coffees. Reputasi Fudge sebagai pemimpin karismatik yang
mendengarkan adalah masalah besar bagi Sorrel ketika dia pergi mencari CEO
baru untuk Y dan R. Bakat ditawarkan Fudge salah satunya kemampuan
berinteraksi secara efektif dengan semua konstituen dari konsumen bisnis.
Chairman dan CEO Mattel Bob Eckert adalah bos Fudge ketika ia menjadi
Presiden dan CEO Kraft. Mengenai Fudge, Eckert mengatakan “Ia sama
nyamannya bersama konsumen, para pekerja kasarnya, lini produksi pabrik, dan
eksekutif di ruang rapat. Ia dapat berhubungan dengan ketiga konstituen pada hari
yang sama dan menjadi nyaman. Saat ia sangat nyaman dengan dirinya sendiri,
dan ia tidak berpura-pura menjadi orang lain. Itulah yang membuat dirinya
menjadi seorang pemimpin yang efektif”.

10
Fudge berkomitmen untuk bekerja dan orang yang bekerja dengannya
menyaksikan dengan jelas pelajaran yang ditawarkanya untuk pemimpin lain:

1. Jadilah diri sendiri, jangan berpura-pura memiliki perilaku yang anda


rasa akan membuat anda “sukses”

2. Selalu ingat hal ini untuk masyarakat, bukan anda. Seorang pemimpin
tidak dapat menjadi pemimpin jika ia tidak punya pengikut.
Bersikaplah jujur terhadap masyarakat.
3. Kenali organisasi Anda. Sangat mudah untuk terjebak di belakang
meja Anda. Lawan beban dokumen dan keluar ke lapangan. Jangan
menjadi pemimpin yang terkucil.
4. Arahkan kemudi dengan fokus strategis, tetapi tetap berpandangan
luas. Tahu kapan harus berhenti, mempercepat, memperlambat, rem
mendadak, menyimpang, atau bahkan menembaknya!

Fudge menghadapi keputusan yang sulit ketika ia didekati oleh Sorrel


tentang posisi Y dan R. Ia sedang menikmati dua tahun istirahat setelah 24 tahun
bekerja untuk perusahaan Amerika, Fudge memutuskan mengambil beberapa
waktu untuk dirinya sendiri. Ia meninggalkan posisinya sebagai Presiden
KraftFoods pada 2001 tidak didasarkan ketidakpuasan pada pekerjaanya, tetapi
pada keinginan untuk mendefinisikan dirinya sendiri lebih dari kariernya. “Ini
jelas bukan tentang kepuasan, ini lebih tentang kehidupan.” Kata Fudge tentang
cutinya. Selama dua tahun istirahat, ia bepergian, bersepeda di sekitar Sardinia
dan Corsica; ia mengikuti yoga, dan ia menulis buku berjudul The Artist’s Way at
Work, panduan untuk meningkatkan kreativitas dan inovasi pada pekerjaan.

Fudge mengambil tantangan ini dan tidak mundur lagi. Dalam masa
jabatannya di Y dan R, ia telah bekerja keras untuk membuat Y dan R kembali di
atas. Ia melakukan perjalanan dunia untuk mengunjungi karyawan Y dan R. Ia
sering menempatkan 15 jam sehari dalm mendorong strateginya untuk fokus pada
klien, mendorong kerja sama tim, dan meningkatkan kreativitas. Upaya besar
untuk Fudge adalah menyatukan berbagai entitas bisnis di bawah payung Y dan R
untuk lebih memenuhi kebutuhan klien. Ia juga coba melembagakan meode Six
Sigma untuk kreativitas mencari cara meningkatkan produktivitas sehingga
karyawan memiliki lebih banyak waktu untuk menjadi kreatif. Kerja keras Fudge
terbayarkan. Y dan R baru-baru ini menambahkan Microsoft dan Toys R Us ke
daftar klien,dan jika Fudge melanjutkan caranya, daftar akan terus tumbuh sampai
Y dan R kembali di atas.

1. Dimana Ann Fudge berada di masing-masing kategori Model Lima


Faktor (MLF)?

2. Pertimbangkan komponen kecerdasan kreatif dari Tabel 6.3.


Identifikasi komponen utama yang memengaruhi keberhasilan Ann
Fudge.

11
3. Ann Fudge memutuskan mengambil cuti panjang untuk fokus pada
kehidupan pribadinya. Berdasarkan pengalamannya, apa manfaat
istirahat seperti ini? Apa yang mungkin menjadi kelemahan?”

12
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Kekuatan hubungan antara sifat-sifat kepribadian dan efektivitas


kepemimpinan sering kali berbanding terbalik dengan kekuatan relative dari
situasi; kepribadian lebih terkait pada efektivitas kepemimpinan dalam situasi
lemah atau ambigu. Mengingat kemampuan percepatan perubahan, dalam
kebanyakan organisasi saat ini, sangat memungkinkan bila para pemimpin akan
menghadapi situasi yang bahkan lebih asing dan ambigu di masa depan, karena itu
sifat kepribadian dapat memainkan peran yang semakin penting dalam perilaku
seorang pemimpin.

Sifat kepribadian adalah konsep yang digunakan untuk menjelaskan alasan


orang bertindak konsisten dari satu situasi ke situasi berikutnya. Konsistensi lintas
situasi ini dalam perilaku dapat dianggap sejalan dengan pola cuaca pada suatu
musim di kota-kota berbeda.

Peran kecerdasan praktik dan kreatif dalam kepemimpinan adalah


menerima peningkatan perhatian. Kecerdasan praktik, adalah pengetahuan atau
pengalaman yang relevan dengan pekerjaan seseorang, terbukti sangat penting
bagi para pemimpin. Pemimpin dengan tingkat kecerdasan praktis yang lebih
tinggi tampaknya lebih baik dalam memecahkan masalah saat dibawah tekanan.
Selain itu, kecerdasan praktis tampaknya menjadi hal paling mudah untuk berubah
dari tiga komponen. Kecerdasan kreatif melibatkan pengembangan produk yang
baru dan berguna, dan kreativitas sangat penting bagi keberhasilan banyak bisnis
saat ini. Penting bagi para pemimpin untuk belajar cara merangsang dan
mengelola kreativitas, bahkan lebih dan menjadi kreatif sendiri.

3.2. Saran

Menciptakan dan menjaga sifat kepribadian dan kepemimpinan tidaklah


mudah dalam sebuah organisasi, kami sebagai tim menyusun bersepakat
menyarankan bahwa menciptakan sifat kepribadian dan kepemimpinan diperlukan
sebuah keyakinan, ketekunan, dan komitmen tidak hanya seorang pemimpinnya
saja, tetapi juga karyawan-karyawan yang termasuk didalamnya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Hughes, Ginnet, Churpy. 2012. Leadership : Memperkaya Pelajaran dari


Pengalaman. Jakarta: Salemba Empat.

14

Anda mungkin juga menyukai