Anda di halaman 1dari 17

TUGAS MAKALAH LEADERSHIP

BAB III

KECAKAPAN UNTUK MENGEMBANGKAN DIRI ANDA SEBAGAI PEMIMPIN

DOSEN PEMBIMBING

Dr. Keumala Hayati, S.E, M.Si

DISUSUSN OLEH KELOMPOK 4 :

1. Arifin (1711011046)
2. Novi Dwi Agustin (1711011060)
3. Pusvita Amanda (1711011062)
4. Novita Nuraini (1711011166)
5. Astir Damayanti (1711011168)

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS LAMPUNG

2019

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum. Wr. Wb
Segala puji atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita nikmat iman maupun islam.
Shalawat serta salam kita curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, pada keluarga, sahabat dan
pengikut-Nya yang setia sampai akhir zaman. Semoga kita semua dalam lindungan dan ridho-
Nya. Amin.

Alhamdulillah, puji syukur pada Allah yang telah membantu penulis pada kesempatan ini untuk
menyelesaikan sebuah makalah yang berjudul Kecakapan Untuk Mengembangkan Diri Anda
Sebagai Pemimpin.

Terimakasih juga penulis ucapkan kepada rekan-rekan yang telah membantu maupun member
kritik dan saran. Semoga makalah ini bermanfaat bagi siapapun yang membacanya. Amin.

Bandar Lampung, 3 Maret 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................. i
KATA PENGANTAR........................................................................................... ii
DAFTAR ISI......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 2
2.1 90 Hari Pertama bagi Anda sebagai Pemimpin............................................... 2
2.2 Belajar dari Pengalaman.................................................................................. 5
2.3 Membangun Kompetensi Teknis..................................................................... 7
2.4 Membangun Hubungan yang Efektif dengan Atasan...................................... 8
2.5 Membangun Hubungan yang Efektif dengan Rekan Kerja............................. 9
2.6 Perencanaan Pengembangan........................................................................... 9
BAB III PENUTUP............................................................................................... 12
3.1 Simpulan.......................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 13

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Istilah pemimpin sering kali digunakan dalam konteks hasil penggunaan peran seseorang
berkaitan dengan kemampuannya mempengaruhi orang lain dengan berbagai cara.
Pemimpin adalah suatu lakon/peran dalam sistem tertentu; karenanya seseorang dalam peran
formal belum tentu memiliki ketrampilan kepemimpinan dan belum tentu mampu
memimpin. Istilah Kepemimpinan pada dasarnya berhubungan dengan ketrampilan,
kecakapan, dan tingkat pengaruh yang dimiliki seseorang; oleh sebab itu kepemimpinan bisa
dimiliki oleh orang yang bukan "pemimpin".Arti pemimpin adalah seorang pribadi yang
memiliki kecakapan dan kelebihan, khususnya kecakapan/ kelebihan di satu bidang sehingga
dia mampu mempengaruhi orang-orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-
aktivitas tertentu demi pencapaian satu atau beberapa tujuan. Pemimpin adalah seorang
pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan - khususnya kecakapan-kelebihan di satu
bidang ,sehingga dia mampu mempengaruhi orang lain untuk bersama-sama melakukan
aktivitas-aktivitas tertentu untuk pencapaian satu beberapa tujuan.
Untuk menjadi pemimpin yang baik di perlukan beberapa faktor penting. Salah satunya
adalah mengenai kecakapan kepemimpinan yang dapat meningkatkan ke efekivitasan
seorang pemimpin.

1.2 Rumusan Masalah


Dari uraian latar belakang di atas makan dapat dirumuskan beberapa permasalahan, yaitu :
1. Bagaimana kecakapan kepemimpinan yang harus dilakukan oleh seorang pemimpin?

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 90 Hari Pertama bagi Anda sebagai Pemimpin


1. Sebelum Anda Mulai : Kerjajan PR Anda
Hampir pasti bahwa orang-orang yang ingin menduduki posisi kepemimpinan di
sebuah organisasi telah melakukan sejumlah persiapan besar untuk menjalani
proses wawancara. Para kandidat harus membaca sebanyak mungkin hal tentang
organisasi tersebut dengan meninjau situs, laporan tahunan, siaran pers, dan
literature pemasaran yang ada. Mereka juga harus menggunakan Facebook,
LinkedIn, Plaxo, dan situs jejaring social lainnya untuk melakukan wawancara
informasional dengan orang-orang di dalam organisasi bersangkutan.
Wawancara informasional semmacam ini dapat membantu kandidat untuk
belajar banyak tentang sejarah dan budaya organisasi serta memberikan
wawasan tambahan tentang lowongan pekerjaan yang tersedia. Kadang-kadang
dalam proses wawancara, para kandidat juga harus mencari jawaban untuk lima
pertanyaan berikut :
 Mengapa organisasi tersebut mencari orang luar untuk mengisi posisi
kepemimpinan itu?
 Apa yang dapat membuat sebuah tim dapat dipimpin dengan lebih
efektif?
 Apa yang saat ini berjalan dengan baik di dalam tim yang akan dipimpin?
 Apa ang saat ini tidak berjalan dengan baik di dalam tim yang akan
dipimpin?
 Bagaimana dengan persoalan-persoalan pelik dalam organisasi yang
nantinya akan dihadapi oleh para kandidat?
Para pemimpin baru harus mengecek dengan atasan mereka apakah mereka
mampu mendapatkan salinan hasil atau metrik yang berkaitan dengan kelompok
yang akan mereka pimpin, laporan yang pernah dibuat pemimpin tedahulu
mengenai kelompok atau departemen yang akan dipimpin, informasi anggran,
informasi mengenai siapa saja yang menjadi bawahan langsung, dan sebagainya.

2
2. Hari Pertama : Anda Hanya Memiliki Satu Kesempatan untuk Membuat Kesan
Pertama
Para pemimpin baru memiliki dua tugas penting dihari pertama bekerja :
bertemu dengan atas baru dan tim baru mereka. Rapat pertama harus dilakukan
dikantor atasan dan berlangsung sekitar satu jam. Berikut adalah beberapa topic
kunci untuk didiskusikan dalam rapat ini :
 Mengindentifikasi tujuan utama tim, metric, dan proyek-proyek penting.
 Memahami pandangan sang atasan mengenai kekuatan dan kelemahan
tim.
 Bekerjalah dengan mengikuti jadwal rapat dan gaya-gaya komunikasi
yang ada.
 Berbagi rencana untuk setiap harinya dan beberapa minggu berikutnya.
Para pemimpin harus mengakhiri diskusi dengan mengatur rapat lanjutan dengan
atasan mereka untuk meninjau kemajuan dan bertanya apakah rapat mingguan
atau bulanan akan sangat membantu. Para pemimpin baru juga harus bertemu
dengan tim mereka pada hari pertama bekerja.
3. Dua Minggu Pertama : Meletakkan Fondasi
Para pemimpin baru juga harus menggunakan dua minggu pertama untuk rapat
dengan banyak orang baik di dalam maupuan diluar tim. Sasaran utama dari
rapat-rapat ini adalah untuk (1) belajar sebanyak mungkin, (2) mengembangkan
hubungan, dan (3) menentukan rekan atau sekutu dimasa mendatang.
Dalam dua minggu pertama, para pemimpin baru akan bertemu dengan anggota
kunci dari tim secara individual. Rapat individual biasanya berlangsung selama
dua atau tiga jam, dan beberapa pertanyaan-pertanyaan penting berikut ini dapat
dinyatakan :
 Apa yang dikerjakan anggota ini? Pemimpin harus bertanya
tentangproyek utama tempat orang-orang menghabiskan waktu mereka
karena ini akan membantu mengidentifikasi isu-isu kritis yang dihadapi
tim.
 Apa sasaran yang hendak dicapai oleh para anggota tim? Ini merupakan
pertanyaan penting yang perlu ditanyakan setelah pertanyaan

3
sebelumnya. Sering kali anggota tim menghabiskan wajtu dan energy
mereka bekerja pada proyek-proyek yang benra-benar tidak berhubungan
dengan tujuan-tujuan pekerjaan mereka, dan pemimpin beru perlu
memahami kesenjangan ini dan mengapa ini semua terjadi.
 Siapa “bintang” dijajaran satu atau dua tingkat di bawah pemimpin
dalam organisasi? Hampir pasti bawahan langsung akan menyebutkan
orang-orang yang sama yang dianggap sebagai bintang dan karyawan
unggulan.
 Apa saja isu-isu karyawan yang ada didalam tim? Hal ini menjadi
pertanyaan yang sulit untuk ditanyakan-para pemimpin baru tidak ingin
membuat anggota tim berfikir bahwa mereka diminta untuk menjatuhkan
anggota lain dalam tim.
 Apa yang dapat tim lakukan dengan lebih baik? Jawaban anggota-
anggota tim atas pertanyaan ini dapat membantu para pemimpin baru
dalam mengembangkan ide-ide untuk meningkatkan kinerja tim.
Jawaban-jawaban ini juga menunjukan apakah anggota tim mampu
berfikir, menerima, dan melakukan perubahan.
 Saran apa saja yang anggota tim miliki untuk pemimpin baru, dan apa
yang dapat pemimpin baru lakukan untuk membantu anggota tim? Para
pemimpin baru harus menghindara membuat perjanjian kecuali
berkomitmen untuk memenuhi permintaan yang akan atau tidak akan
mereka penuhi dalam dua bulan berikutnya.

4. Dua Bulan Pertama : Strategi. Struktur, dan Penempatan Staf


Setelah melakukan rapat-rapat di putaran awal dengan atasan, rekan kerja,
bawahan langsung, para pemimpin baru perlu menghabiskan enam minggu
berikutnya untuk mengumpulkan informasi lebih lanjut, menentukan arah, dan
menyelesaikan pembuatan struktur dan penempatan staf yang sesuai di dalam
tim. Beberapa tugas yang akan dilakukan dalam kurun waktu ini meliputi
pengumpulan informasi pembanding dari organisasi yang lain, rapat dengan

4
pelanggan dan pemasok eksternal utama, dan jika dimungknkan rapat dengan
mantan pemimpin tim.

5. Bulan Ketiga : Mengomunikasikan dan Mendorong Perubahan


Dua peristiwa besar untuk bulan ketiga adalah mengadakan rapat dengan seluruh
tim dan rapat diluat kantor dengan para bawahan langsung (jika timnya besar).
Tujuan dari rapatpertama adalah supaya pemimpin baru dapat membagikan hal-
hal yang telah ia pelajari selama proses pengumpulan informasi, sehingga visi
masa depannya, struktur tim dan model penempatan star baru, harapannya untuk
anggota tim, dan pemikirannya mengenai tim berubah.
Jika kelompok yang dipimpin besar, para pemim[in baru sebaiknya membuat
dua rapat yang terpisah dengan para bawahan langsung. Rapat ini mungkin
berlangsung selama satu sampaj dua hari dan semestinya diadakan di luar kantor
untuk meminimalkan gangguan. Isu-isu utama yang harus dibahas dalam rapat
ini adalah :
 Sepakati atribut dan nilai-nilai yang harus dimiliki oleh anggota tim.
 Buat kartu skor untuk tim.
 Membentu ritme kerja.
 Membentu stuan tugas untuk melaksanakan rencana perubahan utama.

2.2 Belajar dari Pengalaman


1. Menciptakan Peluang untuk Mendapatkan Umpan Balik
Pemimpin tidak boleh mengira bahwa mereka telah mengundang umpan balik
hanya dengan mengatakan bahwa mereka menerapkan kebijakan pintu terbuka
(open-door policy). Dalam pengertian tersebut, kunci untuk melakukan dialog
yang konstruktif (yaitu umpan balik) tidak cukup dengan mengeluarkan
kebijakan, tetapi juga menunjukan bahwa pemimpin tersebut dapat didekati dan
memang tulus dalam menawarkan kesempatakn untuk berdiskusi. Beberapa
informasi yang paling bermanfaat untuk mengembangkan kepemimpinan Anda
sendiri dapat diperoleh dengan cara meminta tanggapan dari orang lain tentang
persepsi mereka mengenai perilaku Anda dan dampaknya terhadap keseluruhan

5
efektivitas kelompok. kalau pemimpin tidak meminta umpan balik, mereka tidak
mungkin mendapatkannya.
2. Melakukan Peregangan 10 Persen
Ungkapan “pereggangan 10” menggambarkan sebuah upaya sukarela tapi
penuh tekad demi meningkatkan kecakapan kepemimpinan. Hal ini dianalogikan
dengan latihan fisik, meskipun dalam konteks ini meregangkan berarti
memperluas peerilaku seseorang, bukan otot, hingga sedikit keluar zona nyaman.
Beberapa hasil positif dapat diraih oleh para pemimpin yang secara teratur
berlatih peregangan 10 persen. Pertama, kekhawatiran mereka untuk melakukan
sesuatu yang baru atau berbeda secara bertahap menurun. Kedua, pemimpin
akan memperluas khasanan kecakapan kepemimpinan mereka. Ketiga, karena
peningkatan khasanan tadi, maka efektivitas kepemimpinan mereka juga akan
meningkat.
3. Belajar dari Orang Lain
Pemimpinan belajar dari orang lain, pertama-tama, dengan mengakui bahwa
mereka dapat belajar dari orang lain dan yang penting, dari siapapun juga. Hal
ini mungkin tampak amat jelas, tapi pada kenyataannya orang sering membatasi
apa dan kepada siapa mereka memberikan perhatian, sehingga memengaruhi apa
yang dapat mereka pelajari dari orang lain.
4. Menulis Jurnal
Jurnal mirip dengan buku harian, tapi jurnal tidak hanya untuk mencatat
peristiwa dalam satu hari. Sebuah jurnal harus mencangkup hal-hal yang terkait
dengan aspek-aspek pemimpin atau kepemimpinan. Setidaknya ada tida alas an
yang baik bagi pemimpin untuk menulis jurnal. Pertama, proses penulisan
membukan kemungkinan bagi para pemimpin untuk melihat sebuah kejadian
dari perspektif yang berbeda atau merasa berbeda tentang hal itu. Kedua,
pemimpin dapat (dan harus) membaca entri-entri sebelumnya yang meberikan
sebuah autobiografi yang menarik dan berharga dari pengembangan proses
berfikir seorang pemimpin tetang kepemimpinan. Ketiga, jurnal dapat menjadi
tempat mengimpan ide yang nantinya akan digunakan secara resmi oleh
pemimpin dalam bentukk makalah, kata-kata motivasi, atau pidato.

6
5. Memiliki Rencana Pengembangan
Pengembangan kepemimpinan hamper pasti terjadi dalam cara-cara dan jalan
yang tidak sepenuhnya dapat diantisipasi atau dikendalikan. Sebuah rencana
sitematis yang menguraikan tujuan dan strategi pengembangan diri akan
membantu para pemimpin untuk memanfaatkan peluang-peluang yang dapat
terlewat oleh mereka. Langkah pertama seorang pemimpin memegang kendali
atas pengembangan pribadinya adalah dengan mengidentfikasi bebrapa tujuan
nyata.

2.3 Membangun Kompetensi Teknis


1. Menentukan Bagaimana Pekerjaan dapat Berkontribusi bagi Misi secara
Keseluruhan
Langkah pertama dalam membangun kompetensi teknis adalah menentukan
bagaimana pekerjaan seseorang dapat memberikan sumbangsih bagi
keberhasilan organisasi secara umum. Dengan mengambil lengkah ini, individu
dapat menentukan dengan lebih baik, pengetahuan teknis seperti apa dan
perilaku mana yang paling terkait dengan pekerjaan dan keberhasilan organisasi.
Tindakan-tindakan semacam ini akan membantu individu untuk mengelola
kekuatan dan kelemahan mereka dengan labih baik, dan pada gilirannya dapat
membantu individu-individu tersebut untuk meyakini bahwa setiap pendidikan
formal atau pelatihan program yang mereka ikuti memang paling sesuai untuk
memenuhi kebutuhan mereka.
2. Menjadi Ahli di Bidangnya
Menjadi seorang ahli di bidang tertentu sering kali menjadi batu loncatan untuk
mendapatkan peluang pengembangan lebih lanjut. Ada sejumlah cara ketika
individu dapat menjadi ahli di bidang mereka, dan ini termasuk mengenyam
pendidikan formal dan program-program pelatihan, mengamati orang lain,
bertanya, fan mengajar orang lain.
3. Mencari Peluang untuk Memperluas Pengalaman
Individu dapat meningkatkan lompetensi teknis mereka dengan mencari peluang
untuk memperluas pengalaman mereka. Menjadi sukarelawan untuk membantu

7
sekolah, kegiatan politik, atau kegiatan kemsyarakatan adalah cara lain untuk
meningkatkan kecakapan seseorang dalam pengaturan dan perencanaan,
berbicara didepan umum, penggalangan dana, dan kecakapan hubungan
masyarakat, yang semuanya dapat menjadi aspek penting dari kompetensi teknis
pekerjaan tertentu.

2.4 Membangun Hubungan yang Efektif dengan Atasan


1. Memahami Dunia Atasan
Para pengikut dapat melakukan beberapa hal untuk lebih memahami dunia
atasan mereka. Pertama, mereka harus mencoba mengerti sasaran pribadi atasan
mereka dan saran organisai. Loyalitas dan dukungan adalah hal yang bersifat dua
arah, dan seperti atasan yang dapat membantu para bawahannya mencapai tujuan
pribadi mereka dengan mengetahui kemampuan bawahannya, seperti itu pula
para bawahan dapat mendukung atasan mereka jika mereka memahami tujuan
dan sasaran yang hendak diraih oleh atasan mereka. Kedua, para pengikut harus
menyadari bahwa atasan bukanlah manusia super, atasan tidak memiliki semua
jawaban, dan mereka memiliki kekuatan sekaligus kelemahan. Para bawahan
dapat memberikan kontribusi yang besar untuk keberhasilan sebuah tim secara
keseluruhan dengan mengenali dan melengkapi kelemahan atasan mereka, serta
memahami hambatan dan keterbatasan atasan mereka.
2. Beradaptasi dengan Gaya Atasan
Penelitian telah menunjukan bahwa beberapa eksekutif gagal mendapatkan
promosi (artinya, mereka tergelincir) karena mereka tidak mampu atau tidak
mau beradaptasi dengan gaya kepemimpinan atasan yang berbeda dari gaya
mereka sendiri. Para pwngikut perlu diingatkan bahwa sudah merupakan
tanggung jawab mereka untuk beradaptasi dengan gaya atasan, bukan
sebaliknya.

8
2.5 Membangun Hubungan yang Efektif dengan Rekan Kerja
1. Menyadari Kesamaan Kepentingan dan Tujuan
Membangun hubungan informal adalah salah satu cara terbaik untuk mengetahui
kepentingan dan nilai-nilai bersama tersebut. Untuk melakukannya kita perlu
terbuka dan jujur dalam mengomunikasikan kebutuhan, nilai-nilai, dan tujuan kita
sendiri, serta bersedia untuk mengakui kebutuhan, aspirasi, dan kepentingan orang
lain. Cara yang paling efektif untuk membangun hubungan dengan anggota lain
dari tim, komite, atau organisasi adalah dengan bertemu mereka dalam konteks di
luar hubungan kerja yang normal.
2. Memahami Tugas, Masalah, dan Penghargaan Rekan Kerja
Salah satu cara untuk membangun hubungan yang kuat adalah dnegan
menawarkan bantuan setiap kali rekan kerja menghadapi masalah pribadi atau
persoalan organisasional. Kemudian, sangatlah penting untuk diingat bahwa orang
cenderung mengulangi perilaku yang dihargai dan cenderung tidak mengulangi
perilaku yang kurang dihargai. Orang tidak boleh meremehkan kekuatan dari
dorongan tulus, ucapan terimakasih, dan pujian yang mereka berikan untuk
memengaruhi perilaku rekan-rekan mereka secara positif.
3. Mempraktikan Sikap Teori Y
Cara lain untuk membangun hubungan ketja yang efektif dengan rekan kerja
adalah dengan melihatnya dari prespektif Teori Y. Mempraktikan Teori Y tidak
berarti memandang dunia dari hal-hal yang baik saja, tetapi berarti mengakui
secara seimbang kekuatan sekaligus kelemahan orang lain.

2.6 Perenncanaan Pengembangan


1. Melakukan Analisis GAPS
Fase pertama dalam proses perencanaan pengembangan adalah melakukan
analisis GAPS (Goals, Abilities, Perceptions, Standards-Tujuan, Kemampuan,
Persepsi, Standar). Analisis GAPS membantu praktisi kepemimpinan untuk
mengumpulkan dan mengkategorisasikan semua informasi yang berkaitan dengan
perencanaan pengembangan. Langkah-langkah spesifik dalam melakukan analisis
GAPS adalah sebagai berikut :

9
- Langkah 1 : Tujuan. Mengidentifikasi secara jelas apa yang ingin dilakukan
atau kemana ingin mengarahkan karier.
- Langkah 2 : Kemampuan. Orang-orang memiliki sebuah kekuatan dan
kebutuhan pengembangan untuk tujuan karier mereka. Pemimpin yang baik
harus mengenali diri mereka sendiri.
- Langkah 3 : Persepsi. Membahas tentang bagaimna kemampuan, kecakapan,
dan perilaku yang dapat memengaruhi orang lain.
- Langkah 4 : Standar. Standard atasan atau organisasi yang telah ada untuk
tujuan karier.
2. Mengidentifikasi dan Memprioritaskan Kebutuhan Akan Pengembangan :
Kesenjangan Analisi GAPS
Perlu meninjau kembali informasi dari model GAPS, mencari teman dan pola
yang mendasarinya, dan menentukan perilaku, pengetahuan, pengalaman, atau
kecakapan seperti apa yang paling penting untuk diubah atau dikembangkan jika
ingin mencapai tujuan karier.
3. Menjembatani Gap : Membangun Rencana Pengembangan
- Langkah 1 : tujuan karier dan pengembangan
- Langkah 3 : kriteria untuk sukses
- Langkah 3 : langkah-langkah tindakan
- Langkah 4 : siapa yang harus terlibat dan menilai kembali jadwal yang ada
- Langkah 5 : tugas peregangan
- Langkah 6 : sumber daya
- Langkah 7 : refleksikan dengan rekan kerja
4. Merefleksikan Pembelajara : Memodifikasi Rrencana Pengembangan
Merefleksikan proses belajar dengan rekan kerja juga merupakan bentuk
komitmen publik, dan orang-orang yang membuat komitmen publik jauh lebih
mungkin untuk memenuhi itu semua.
5. Mentransfer Pembelajaran ke Lingkungan Baru
Cara yang pertama dalah dengan terus menerus memperbarui rencana
pengembangan Anda. Cara lain untuk meningkatkan proses belajar adalah dengan
melatih orang lain dalam pengembangan kecakapan yang baru diperoleh.

10
Bergerak dari peran pelajar menjadi pengajar adalah cara terbaik untuk
memperkuat pelajaran.

11
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Untuk menjadi seorang pemimpin yang hebat sangatlah banyak pengetahuan yang perlu kita
pelajari karena pemimpin itu terlahir dari seorang pelajar. Selain itu tidak hanyalah belajar,
melainkan mencoba untuk mengerti diri kita sendiri dan mencoba untuk lebih memikirkan
jauh kedepan bukan memikirkan hal yang menarik dan menyenangkan dalam hidup kita.
Menjadi pemimpin yang hebat tidaklah susah, melainkan sebaliknya tergantung usaha
setiap orang dan tekat mereka. Apabila kita lebih disiplin dalam melakukan segala hal, maka
kita sudah mendapatkan 1 point positif untuk menjadi pemimpin yang hebat.
Mulailah dari hal-hal yang kecil pada saat ini dan kita pasti akan menerima hasilnya dimasa
yang akan datang. Cobalah berusaha semaksimal mungkin, berikanlah yang terbaik,
hormatilah orang di sekitar kita, dan cobalah berpikir 1 langkah lebih maju dari biasanya
untuk mendapatkan impian kita

12
DAFTAR PUSTAKA

Buku Leadership (Memperkaya Pelajaran dan Pengalaman ). Edisi 7 – Richard L. Hughes &
Robert C. Ginnett & Gordon J. Curphy

13

Anda mungkin juga menyukai