Anda di halaman 1dari 15

ESTABLISHMENT OF FOUNDING TEAM AND

ENTREPRENEURIAL LEADERSHIP

Ringkasan Mata Kulah Kewiraushaan


Dibina Bp. Dr. KARIYOTO, S.E., MM., Ak.

KELOMPOK XI
SISTEM INFORMASI – D

1. FAWWAZ ROJA MAHARDIKA 175150400111048


2. AHMAD FARHAN 175150401111016
3. YAN GISKA PRANANDITA 175150401111020

FAKULTAS ILMU KOMPUTER


UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya, makalah
dengan judul “Estabilishment of Founding Team and Entrepreneurial Leadership” dapat
disusun dan diselesaikan dengan sebaik-baiknya. Tujuan dari penyusunan makalah ini guna
memenuhi tugas mata kuliah kewirausahaan dalam Fakultas Ilmu Komputer jurusan Sistem
Informasi. Adapun kami tidak lupa berterima kasih kepada pihak yang mendukung
kelancaran penyusunan makalah ini, diantaranya :

1. Dosen pengampu mata kuliah kewirausahaan Bapak Dr. KARIYOTO S.E., M.M., Ak.,
2. Orang tua kami atas dukungan dan do’anya,
3. Seluruh anggota kelompok yang telah berkontribusi dalam penyusunan makalah,
4. Serta seluruh pihak lain yang terlibat yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu.

Harapan kami makalah ini dapat memberikan pengetahuan mengenai hal-hal yang berkaitan
dengan pembentukan tim pendiri dan kepemimpinan entrepreneurial sehingga apabila
pembaca ingin terun ke dalam dunia wirausaha dapat memiliki bekal tentang rencana
pembentukan tim dan sifat kepemimpinan. Tak lupa harapan kami agar makalah ini dapat
bermanfaat juga bagi masyarakat umum lainnya, khususnya yang ingin mempelajari dan
terjun dalam dunia wirausaha.

Kami menyadari bahwasanya di dalam makalah ini terdapat beberapa kekurangan. Harapan
kami, sekiranya pembaca bisa memberikan saran serta kritik yang membangun agar
kedepannya kami bisa memperbaiki kesalahan ataupun kekurangan tersebut di masa yang
akan datang.

Malang, 21 November 2018

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................................... 1
1.3 Tujuan ........................................................................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penulisan ........................................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................................... 3
2.1 Pentingnya Kepemimpinan dan Kewirausahaan .......................................................................... 3
2.2 Pembentukan Tim Pendiri............................................................................................................. 3
2.3 Kunci Sukses dalam Manajemen Perusahaan Kepemimpinan ..................................................... 4
2.4 Kepemimpinan Entreprenurial...................................................................................................... 5
2.5 Pengelolaan Suksesi ...................................................................................................................... 6
2.6 Tantangan dan Hambatan Kepemimpinan dalam Kewirausahaan............................................... 7
2.7 Kriteria Keberhasilan Kepemimpinan dan Kewirausahaan ........................................................... 9
BAB III PENUTUP ................................................................................................................................... 10
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................................. 10
3.2 Saran ........................................................................................................................................... 10
BAB IV DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................... 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia adalah makhluk social yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam hidup,
manusia selalau berinteraksi dengan sesama serta dengan lingkungan. Manusia hidup
berkelompok baik dalam kelompok besar maupun dalam kelompok kecil. Hidup dalam
kelompok tentulah tidak mudah. Untuk menciptakan kondisi kehidupan yang harmonis
anggota kelompok haruslah saling menghormati & menghargai.

Hal tersebut berlaku dalam aspek mendirikan suatu usaha. Maka dari itu mendirikan
usaha secara tim dipercaya lebih menguntukan dari banyak aspek ketimbang
mendirikan usaha secara individual. Oleh karena itu beberapa orang yang memiliki
ketertarikan dan visi yang sama pada suatu usaha membentuk sebuah usaha tim.
Setelah sebuah tim terbentuk, pada suatu usaha tim masing-masing anggotanya
memiliki tugasnya masing-masing sesuai keahliannya. Dan di dalam suatu usaha tim
terdapat seorang pemimpin yang bertugas memimpin usaha yang didirikannya.

Apabila seorang wirausaha merasa bahwa lebih baik membentuk tim pendiri dalam
mendirikan suatu usaha, makai a perlu mencari dan memilik mitra yang tepat. Hal
tersebut sangat berpengaruh terhadap kelancaran usaha yang dijalankan untuk jangka
panjang. Setelah suatu usaha didirikan, tentunya diperlukan sosok seorang pemimpin
yang dapat mengarahkan kegiatan usaha agar dapat menghasilkan kinerja yang baik.
Kepemimpinan bagi seorang kewirausahan adalah modal yang sama pentingnya
dengan kepercayaan dan kreativitas. Kreativitas yang tinggi membuat anda inovatif dan
adaptif, kaya dengan pembaharuan dan tidak mudah dihambat oleh kejadian-kejadian
dari luar. Kepemimpinan menggabungkan kreativitas dan kepercayaan menjadi sebuah
usaha yang efiktif yang berpengaruh luas dan hidup.

Sebelum usaha yang dibangun tanpa kepemimpinan yang kuat hanya akan menjadi
usaha kecil yang tidak berkembang. Anda hanya mampu memimpin sedikit orang dari
usaha kecil dan tidak ada pertumbuhan usaha. Tanpa kepemimpinan, tidak ada orang
hebat yang bekerja pada anda karyawan anda tidak betah bekerja sama dengan anda,
dan pengetahuan atau pengalaman yang sudah anda tanam, hilang bersama
kepindahan mereka. Tanpa kepemimpinan, tidak ada visi besar yang dapat dibangun
menjadi sebuah usaha besar. Hanya orang-orang yang tak bisa ke mana-mana yang
bertahan bekerja pada Anda. Sebaliknya, kepemimpinanlah yang akan membentuk
usaha Anda menjadi besar dan banyak orang yang mau bekerja dengan Anda.
Kepemimpinan dibentuk bertahap sejalan dengan tumbuhnya usaha. Dari kombinasi
pengetahuan, pengalaman, keterampilan, cara mengarahkan dan penerimaan.

1.2 Rumusan Masalah

Dari pemarapan latar belakang, maka rumusan masalah yang akan ditinjau pada
makalah ini terdapat beberapa poin, antara lain :

1. Apa alasan terbentuknya usaha berbasis tim?


2. Bagaimana kunci sukses seorang wirausaha dalam memimpin perusahaannya?
3. Komponen apa saja yang harus dimiliki dari seorang sosok pemimpin
entrepreneurial?
4. Apa saja langkah dan aspek yang harus dilakukan untuk perencanaan suksesi?

1
1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka tujuan penulisan yang diharapkan
dapat tercapai, antara lain :

1. Untuk mengetahui alasan terbentuknya usaha berbasis tim.


2. Untuk mengetahui kunci sukses seorang wirausaha dalam memimpin
perusahaannya.
3. Untuk mengetahui komponen yang harus dimiliki dari seorang sosok pemimpin
entrepreneurial.
4. Untuk mengetahui langkah-langkah dan aspek yang harus dilakukan untuk
perencanaan suksesi.

1.4 Manfaat Penulisan

Diharapkan dengan ditulisnya makalah ini dapat memberikan manfaat berupa


bertambahnya ilmu dan pengetahuan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan
pembentukan tim pendiri dan kepemimpinan entrepreneurial sehingga dapat diterapkan
baik dalam berwirausaha maupun kehidupan sehari-hari

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pentingnya Kepemimpinan dan Kewirausahaan

Kepemimpinan adalah proses mengarahkan perilaku orang lain kearah


pencapaian suatu tujuan tertentu. Pengarahan dalam hal ini berarti menyebabkan orang
lain bertindak dengan cara tertentu atau mengikuti arah tertentu. Wirausahawan yang
berhasil merupakan pemimpin memimpin para karyawannya dengan baik. Seorang
pemimpin dikatakan berhasil jika percaya pada pertumbuhan yang berkesinambungan,
efisiensi yang meningkat dan keberhasilan yang berkesinambungan dari perusahaan.
Para wirausaha memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda, mereka mengembangkan
gaya kepemimpinan mereka sendiri sesuai dengan karakter pribadi mereka dalam
memajukan perusahaannya.

Kepemimpinan dibutuhkan dalam Kewirausahaan agar pelaksanaan dalam


berwirausaha dapat terorganisir. Karena hakikatnya kepemimpinan merupakan proses
mengarahkan perilaku orang lain ke arah pencapaian suatu tujuan tertentu, sehingga
dengan adanya kepemimpinan suatu usaha akan terorganisir dan mencapai
tujuan.Dalam berwirausaha dibutuhkan sosok yang dapat memimpin dan bertanggung
jawab dalam mengurus dan mengelola suatu usaha.

Pemimpin merupakan jabatan tertinggi yang memiliki tugas-tugas yang sangat


penting dan vital dalam kewirausahaan seperti pengambil keputusan, penanggung
jawab tindakan yang dilakukan oleh setiap bawahannya, memberikan wewenang, dan
lain-lain. Sehingga pemimpin menentukan tumbuh dan berkembangnya sebuah
organisasi, ke arah mana jalannya sebuah organsasi tersebut. Bila dalam mengelola
suatu usaha tidak ada pemimpin, maka akan terjadi kekacauan dan kerancuan dalam
pembagian tugas-tugas yang mengakibatkan kebangkrutan. Sehingga pemimpin
merupakan salah satu syarat utama dalam berwirausaha.

2.2 Pembentukan Tim Pendiri

Mendirikan suatu usaha tim akan lebih menguntungkan dibandingkan secara


individual. Adapun beberapa alasannya adalah sebagai berikut (Allen, 2012):

1. Usaha didirikan akan terasa lebih mudah dan ringan karena dikerjakan secara
bersama-sama.
2. Adanya pembagian tugas antara para anggota tim pendiri sehingga masing-masing
dapat fokus pada bagianya masing-masing, sehingga diharapkan hasil usaha
menjadi lebih baik.
3. Adanya berbagai keterampilan yang dimiliki oleh masing-masing anggota tim pendiri
sehingga dapat meningkatkan kredibilitas tim pendiri.
4. Adanya keanekaragaman pandangan sehingga tim pendiri dapat mengambil
keputusan yang lebih baik dan dapat diterima oleh berbagai pihak.
5. Adanya dukungan antar anggota tim pendiri, baik dari segi dana maupun semangat
kerja sehingga tim pendiri akan lebih kuat dalam menghadapai tantangan dalam
pendirian usaha.

3
Beberapa alasan terbentuknya tim pendiri yang efektif (Allen, 2012):

1. Pemimpin dan anggota tim pendiri berbagi visi yang sama untuk membentuk suatu
usaha baru.
2. Anggota tim memiliki ketertarikan yang kuat pada konsep bisnis dan berusaha keras
dengan pemimpin tim untuk merealisasikan konsep bisnis tersebut.
3. Satu atau lebih anggota tim memiliki pengalaman kerja di industri usaha sejenis yang
akan dijalankan.
4. Tim memiliki kontak dengan sumber dana.
5. Anggota tim memiliki keahlian dan menguasai area fungsional kunci, seperti
keuangan, pemasaran, dan operasi.
6. Anggota tim memiliki kredibilitas yang tinggi sehingga dapat membantu tim dalam hal
keuangan.
7. Tim memiliki waktu yang cukup untuk memulai pembentukan usaha dan dapat
mengatasi hambatan keuangan dalam memulai suatu usaha baru.

2.3 Kunci Sukses dalam Manajemen Perusahaan Kepemimpinan

Beberapa kunci sukses yag perlu diperhatikan oleh sorang wirausaha dalam
memimpin usaha yang didirikannya atau perusahaannya, yaitu (Allen, 2012):

1. Mempunyai pandangan yang luas mengenai perencanaan jangka pendek maupun


jangka panjang.

Pemimpin harus memiliki tujuan yang jelas sebelum membawa para anggotanya
berjuang bersama menuju kesuksesan usaha.

2. Jeli dalam melihat peluang besar.

Sebagai seorang pelaku pasar, seorang wirausaha harus siap menghadapi


berbagai macam kondisi yang ada di lapangan (pasar). Jadi, wirausaha perlu belajar
untuk mengamati perubahan minat pasar, jangan terlalu optimis ketika pasar sedang
bagus serta jangan pula terlalu pesimisketika pasar sedang memburuk. Wirausaha
perlu mempersiapkan strategi pemasaran dengan matang agar usahanya tidak kalah
oleh ketatnya persaingan pasar.

3. Menjaga citra baik perusahaan dan nama baik wirausaha sebagai seseorang
pemimpin.

Pencitraan diri dan menjaga nama baik perusahaan merupakan salah satu hal
penting dalam menjalankan dan mengembangkan suatu usaha. Ketika kualitas
perusahaan mulai diakui oleh masyarakat luas, maka tidak menutup kemungkinan
peluang bisnis juga semakin terbuka lebar.

4. Memiliki tekad dan niat yang kuat untuk membawa perusahaan menuju kesuksesan.

Modal awal yang dibutuhkan seorang wirausaha, sebagai pelaku pasar adalah
niat yang kuat untuk segera mulai melangkah serta tekad yang kuat agar tidak putus
asa di tengah perjalanan usahanya.

5. Menjadi motivator bagi seluruh karyawan (anggota) perusahaan.

Seorang pemimpin menjadi panutan bagi para karyawannya. Oleh karena itu,
seorang wirausaha sebagai pemimpin harus dapat mengerjakan hal-hal yang positif

4
untuk menginspirasi para karyawan dan memberikan semangat agar produktivitas
kerja karyawannya dapat maksimal.

6. Membangun pondasi yang kuat untuk meminimalkan kegagalan.

Tingginya tingkat persaingan bisnis, menuntut seorang wirausaha untuk terus


berkarya dan berusaha meningkatkan nilai tambah yang dimiliki perusahaan.
Misalnya: meningkatkan kualitas produk, meningkatkan kemampuan sumber daya
manusia, menciptakan inovasi, menyusun strategi pemasaran yang unik, dan
sebagainya.

7. Berani mengambil tantangan.

Sebagai pemimpin perusahaan, seorang wirausaha harus siap mengambil dan


menghadapi tantangan dan menjadikannya sebagai peluang baru. Sebagai pelaku
usaha, seorang wirausaha harus dapat lebih kreatif dan inovatif untuk menjadikan
tantangan sebagai peluang bisnis baru.

2.4 Kepemimpinan Entreprenurial

Entrepreneurial leaders are individuals who, through an understanding of themselves


and the contexts in which they work, act on and shape opportunities that create value
for their organizations, their stakeholders, and the wider society. Entrepreneurial leaders
are driven by their desire to consider how to simultaneously create social,
environmental, and economic opportunities (Greeberg, McKone-Sweet, dan Wilson,
2012).

Sosok pemimpin entrepreneurial adalah mereka yang mampu memahami diri sendiri
serta lingkungan kerjanya sekaligus dapat bertindak dan memanfaatkan semua peluang
yang ada dengan menciptakan NILAI (VALUE) bagi pemangku kepentingan serta
masyarakat luas. Mereka yang dapat memanfaatkan semua peluang sekaligus yang
bertanggung jawab terhadap masyarakat, lingkungan, dan perkembangan ekonomi
pada umumnya.

Kepemimpinan entreprenurial memandang bahwa seorang wirausaha harus dapat


berperan sebagai pengatur dan pemegang kendali dalam perusahaan, namun dengan
tetap memperhatikan masukan dan kontribusi dari para karyawan.

Tiga komponen kunci kepemimpinan entreprenurial adalah (Katz & Green, 2011):

1. Inovasi

Pemilik perusahaan sebagai pemimpin berperan sebagai visioner. Pemimpinan


harus memikirkan masa depan perusahaan, cara berkompetisi yang lebih baik, cara
mengembangkan perusahaan, dan produk baru apa yang peru dibuat. Karyawan
juga dapat memberikan kontribusi ide, namun pemilik sekaligus pemimpin
perusahaan yang mengambil keputusan akhit.

2. Operasi

Pemilik sekaligus pemimpin perusahaan harus mempunyai kemampuan untuk


mengatur pertumbuhan bisnisnya. Pemimpin harus dapat mendelegasikan tugas
kepada bawahan untuk membagi beban pekerjaan. Selain itu, pemimpin harus dapat
mengatasi hal-hal buruk yang terjadi di luar dugaan.

5
3. Inspirasi

Inspirasi berasal dari harapan karyawan maupun pelanggan bahwa seorang


wirausaha seharusnya menjadi pendorong kemajuan perusahaan dan menjadi
pemenang dalam persaingan usaha. Inspirasi yang diperlihatkan dari seorang
wirausaha dapat dikarenakan ia menjalankan bisnisnya yang sesuai dengan jiwa dan
keinginanya.

2.5 Pengelolaan Suksesi

Organisasi membutuhkan suatu rencana suksesi. Alasannya adalah sudah menjadi


kebutuhan organisasi, karena tidak selamanya manajemen senior dapat menduduki
jabatannya. Ada saatnya ia harus menyerahkan kepemimpinannya kepada
penggantinya. Regenerasi kepemimpinan perlu dijalankan, terutama supaya menjaga
visi dan misi yang ingin dicapai turut diemban oleh pemimpin selanjutnya.

Sejalan dengan pertumbuhan perusahaan, wirausaha harus mulai merencanakan


untuk meneruskan tongkat kepemimpinan ke generasi berikutnya dengan persiapan
yang baik. Rencana suksesi merupakan unsur penting dalam memindahkan
perusahaan ke generasi penerusnya.

Pasmore dan Torres (2007) mengemukakan empat langkah untuk merencanakan


suksesi kepemimpinan:

1. Penilaian situasi

Wirausaha sebagai pemimpin perusahaan menentukan waktu untuk melakukan


suksesi. Kriteria seleksi, kandidat internal yang disukai, mengidentifikasi kandidat
eksternal yang memungkinkan, dan melibatkan para pemangku kepentingan
(stakeholders) yang tepat dalam proses suksesi.

2. Pengumuman proses
Setelah penilaian situasi, pemimpin mengumumkan rencana dan proses suksesi
kepada para pemangku kepentingan (stakeholders), seperti anggota Dewan Direksi,
penasihat, dan karyawan. Hal ini membuat orang-orang dalam perusahan sadar dan
mengetahui bagaimana proses seleksi dilakukan untuk mencegah rumor yang tidak
mendasar dan salah paham.

3. Ekseskusi Pencarian

Manajemen perusahaan bergerak untuk mencari dan menyeleksi kandidat internal


maupun kandidat eksternal.

4. Transisi

Setelah seleksi selesai dilakukan, pemimpin perusahaan saat ini perlu menolong
pemimpin baru selama proses transder kekuasaan, memperhalus proses transisi
dengna para pemangku kepentingan (stakeholders) dan akhirnya benar-benar
melepaskan estafet kepemimpinan kepada penerusnya pada waktu yang tepat.

Lima aspek yang perlu dipertimbangkan agar rencana suksesi dapat berjalan dengan
sukses (Frederick, Kuratko, Hodgetts, 2006):

6
1. Waktu.

Semakin cepat wirausaha merencanakan suksesi akan semakin baik kemungkinan


untuk memperoleh orang yang tepat

2. Tipe Usaha.

Seorang wirausaha yang memiliki usaha dengan jaringan yang luas dan
pengetahuan teknologinya yang tinggi, akan sangat sulit untuk dicari pengganti.
Sebaliknya, wirausahawan yang memiliki usaha dengan keahlian minimum, akan
lebih mudah untuk digantikan.

3. Kapasitas manajer.

Wirausaha yang memiliki keterampilan teknologi yang tinggi dibarengi dengna


pemahaman atas pemasaran akan elbih bernilai daripada wirausahawan dengan
keterampilan tinggi, tetapi tidak dibekali pemahaman atas pemasaran.

4. Visi Wirausaha.

Seorang wirausaha memiliki visi, harapan, dan keinginan terhadap organisasi.


Suksesor diharapkan membagikan visinya untuk melanjutkan kelangsungan
organisasi

5. Faktor Lingkungan.

Adakalanya suksesor dibutuhkan karena lingkungan bisnis berubah dan perubahan


paralel dibutuhkan di tingkat manajemen puncak.

2.6 Tantangan dan Hambatan Kepemimpinan dalam Kewirausahaan

Menjadi pemimpin tentunya berani menderita. Tidaklah mudah bagi seorang pemimpin
untuk menuntun perusahaannya, yang tentunya akan menghadapi berbagai tantangan
dan hambatan. Bentuk tantangan dan hambatan yang akan dihadapi antara lain :

1. Ketidakmampuan Manajemen.

Dalam kebanyakan UKMK, kurangnya pengalaman manajemen atau lemahnya


kemampuan pengambilan keputusan merupakan masalah utama dari kegagalan
usaha. Pemiliknya kurang mempunyai jiwa kepemimpinan dan pengetahuan yang
diperlukan untuk membuat bisnisnya berjalan.

2. Kurang Pengalaman.

Idealnya, calon wirausahawan harus memiliki keterampilan teknis yang memadai


(pengalaman kerja mengenai pengoperasian fisik bisnis dan kemampuan konsep
yang mencukupi); kemampuan memvisualisasi, mengkoordinasi, dan
mengintegrasikan berbagai kegiatan bisnis menjadi keseluruhan yang sinergis.

3. Lemahnya Kendali Keuangan.

Dalam hal ini ada dua kelemahan mendasar yang perlu digarisbawahi, yaitu:
kekurangan modal dan kelemahan dalam kebijakkan kredit terhadap pelanggan.

7
Banyak wirausahawan membuat kesalahan pada awal bisnis dengan hanya “modal
dengkul,” yang merupakan kesalahan fatal. Wirausahawan cenderung sangat
optimis dan sering salah menilai uang yang dibutuhkan untuk masuk ke dalam
bisnis. Sebagai akibatnya, mereka memulai usaha dengan modal yang terlalu
sedikit dan tampaknya permodalan yang memadai tidak akan pernah tercapai
mengingat perusahaan mereka memerlukan semakin banyak uang untuk mendanai
pertumbuhannya. Selain itu, tekanan terhadap UKMK untuk menjual secara kredit
sangat kuat. Dimana, beberapa manajer melihat peluang untuk mendapatkan
keunggulan persaingan terhadap pesaingnya dengan cara menawarkan penjualan
kredit. Apapun kasusnya, pemilik bisnis kecil harus mengendalikan penjualan kredit
secara hati-hati karena kegagalan mengendalikannya dapat menghancurkan
kesehatan keuangan bisnis kecil.

4. Gagal Mengembangkan Perencanaan Strategis.

Terlalu banyak wirausahawan yang mengabaikan proses perencanaan strategis,


karena mereka mengira hal tersebut hanya bermanfaat untuk perusahaan besar
saja. Namun, kegagalan perencanaan biasanya mengakibatkan kegagalan dalam
bertahan hidup dan ini berlaku untuk keduanya usaha besar maupun usaha kecil.
Sebab, tanpa suatu strategi yang didefinisikan dengan jelas, sebuah bisnis tidak
memiliki dasar yang berkesinambungan untuk menciptakan dan memelihara
keunggulan bersaing di pasar.

5. Pertumbuhan Tak Terkendali.

Pertumbuhan merupakan sesuatu yang alamiah, sehat, dan didambakan oleh


semua perusahaan, tetapi pertumbuhan haruslah terencana dan terkendali. Pakar
manajemen Peter Drucker menyatakan bahwa perusahaan yang baru berdiri dapat
diperkirakan mengalami pertumbuhan terlalu pesat dibandingkan dengan basis
modal mereka apabila penjualan meningkat 40 sampai 50 persen. Idealnya,
perkembangan harus didanai dari laba ditahan atau dari tambahan modal
pemiliknya, tetapi sebagian besar bisnis mengambil pinjaman paling tidak untuk
sebagian investasi modalnya.

6. Lokasi yang buruk.

Untuk bisnis apapun, pemilihan lokasi yang tepat untuk sebagian merupakan suatu
seni – dan untuk sebagian lagi ilmu. Sangat sering, lokasi bisnis dipilih tanpa
penelitian, pengamatan, dan perencanaan yang layak. Beberapa wirausahawan
memilih lokasi hanya karena ada tempat kosong. Akibat ketidaktepanan lokasi ini,
penjualan tidak berkembang dan bisnis tersebut terancam gagal.

7. Pengendalian Persediaan yang Tidak Baik.

Umumnya, investasi terbesar yang harus dilakukan manajer bisnis kecil adalah
dalam persediaan, namun pengendalian persediaan adalah salah satu tanggung
jawab manajerial yang paling sering diabaikan. Tingkat persediaan yang tidak
mencukupi akan mengakibatkan kekurangan dan kehabisan stok, yang akhirnya
mengakibatkan pelanggan kecewa dan pergi.

8. Ketidakmampuan Membuat Transisi Kewirausahaan.

Berhasil melewati “tahap awal kewirausahan” bukanlah jaminan keberhasilan bisnis.


Setelah berdiri, pertumbuhan biasanya memerlukan perubahan gaya manajemen
yang secar drastis berbeda. Kemampuan-kemampuan yang tadinya membuat

8
seorang wirausahawan berhasil seringkali mengakibatkan ketidakefektifan
manajerial. Pertumbuhan mengharuskan wirausahawan untuk mendelegasikan
wewenang dan melepaskan kegiatan pengendalian sehari-hari – sesuatu yang tidak
mampu dilakukan oleh banyak wirausahwan.

2.7 Kriteria Keberhasilan Kepemimpinan dan Kewirausahaan

Keberhasilan pemimpin itu pada umumnya diukur dari produktifitas dan efektifitas
pelaksanaan tugas-tugas yang dibebankan pada dirinya. Bila produktifitas naik dan
semua tugas dilaksanakan dengan efektif, maka ia disebut sebagai pemimpin yang
berhasil. Sedang apabila produktifitasnya menurun dan kepemimpinannya dinilai tidak
efektif dalam jangka waktu tertentu, maka ia disebut sebagai pemimpin yang gagal.

Ada beberapa indikator yang dapat kita pakai sebagai petunjuk keberhasilan
kepemimpinan dalam suatu organisasi, ialah sebagai berikut:

 Pengelolaan sumber daya manusia, alam, dana, sarana dan waktu semakin
ekonomis dan efesien.
 Struktur organisasi sesuai dengan kebutuhan organisasi dan ada integrasi dari
semua bagian.
 Target dan sasaran sesuai dengan ketentuan jadwal waktu.
 Organisasi cepat dan tepat dapat adaptasi terhadap perkembangan dan
perubahan dari luar organisasi (masyarakat, situasi dan kondisi sosial politik dan
ekonomis).
 Semakin meningkatnya aktivitas-aktivitas manusiawi atau aspek sosial.
 Terjadinya proses disiplin kerja, disiplin diri, rasa tanggungjawab, dan moral yang
tinggi dalam organisasi.
 Terdapat suasana saling mempercayai, kerjasama kooperatif dan etik kerja yang
tinggi dalam organisasi.
 Komunikasi forma dan informal yang lancar dan akrab.
 Terdapat kegairahan kerja dan loyalitas tinggi oleh pegawai terhadap organisasi.
 Tidak banyak terdapat penyelewengan dan kasus negatif dalam organisasi.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Alasan pembentukan suatu usaha secara tim dibandingkan dengan individu, yaitu
pendirian usaha terasa lebih ringan, adanya pembagian tugas, adanya berbagai
ketrampilan, adanya keanekaragaman pandangan, dan adanya dukungan antar
anggota tim pendiri.

Sebuah usaha tim akan berjalan dengan baik jika memiliki seorang pemimpin yang
baik pula. Bagaimana pandangan sebuah perusahaan terlihat dari bagaimana seorang
pemimpinnya bekerja dan bersikap. Kemana arah perusahaan akan dibawa juga sangat
bergantung pada seorang pemimpin perusahaan.

Kata pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan memiliki keterikatan yang tak dapat
dipisahkan. Karena untuk menjadi pemimpin bukan hanya berdasarkan suka satu sama
lainnya, tetapi banyak faktor. Pemimpin yang berhasil hendaknya memiliki beberapa
kriteria yang tergantung pada sudut pandang atau pendekatan yang digunakan, apakah
itu kepribadiannya, keterampilan, bakat, sifat – sifatnya, atau kewenangannya yang
dimiliki yang mana nantinya sangat berpengaruh terhadap teori maupun gaya
kepemimpinan yang akan diterapkan. Rahasia utama kepemimpinan adalah kekuatan
terbesar seorang pemimpin bukan dari kekuasaanya, bukan kecerdasannya, tapi dari
kekuatan pribadinya. Seorang pemimpin sejati selalu bekerja keras memperbaiki dirinya
sebelum sibuk memperbaiki orang lain.

Kunci sukses dalam memimpin perusahaan meliputi: mempunyai pandangan yang


luas, jeli melihat peluang pasar, menjaga citra baik perusahaan dan nama baik
wirausaha sebgai seorang pemimpin, memiliki tekad dan niat yang kuat untuk
membawa perusahaan menuju kesuksesan, menjadi motivator bagi seluruh karyawan,
membangun pondasi yang kuat untuk meminimalkan kegagalan, dan berani mengambil
tantangan. Terdapat pula tiga komponen kepemimpinan entrepreneurial yaitu inovasi,
operasi, dan inspirasi

Pengelolaan suksesi merupakan unsur penting dalam memindahkan tongkat


kepemimpinan kepada generasi penerusnya. Empat langkah untuk merencanakan
sukses kepemimpinan, yaitu penilaian situasi, pengumuman proses, eksekusi
pencarian, dan transisi. Terdapat pula lima aspek yang perlu dipertimbangkan agar
rencana suksesi dapat berjalan dengan sukses. Aspek-aspek tersebut ialah waktu, tipe
usaha, kapasitas manajer, visi wirausahawan, serta faktor lingkungan.

3.2 Saran

Saran bagi Pembaca

Membentuk sebuah usaha yang memiliki pemimpin yang berkapabilitas tinggi


adalah impian setiap organisasi. Dalam berwirausaha sangat penting untuk
merencanakan pembentukan tim serta menentukan pemimpin yang berkompeten baik
dalam membimbing dan mengayomi internal perusahaan maupun dalam hubungan
mitra atau eksternal. Dalam menentukan pemimpin harus memperhatikan kapabilitas
baik dalam segi materi, retorika, maupun figure yang terpercaya bagi lingkungan sekitar.

10
Saran bagi Penulis

Meskipun sudah dapat ditarik kesimpulan, namun artikel ini masih belum
komprehensif karena hanya melihat dan menelaah faktor-faktor dari segi literatur.
Pendekatan dan penelitian secara langsung dikhususkan kepada ahli wirausahawan
dirasa perlu agar data yang diperoleh dapat lebih akurat langsung dari objeknya. Untuk
kebutuhan penelitian berikutnya bagi yang berminat meneliti dan mengkaji lebih lanjut
mengenai pembentukan tim pendiri dan kepemimpinan entrepreneurial, dapat
menggunakan pendekatan penelitian secara deskriptif dan korelasional agar output yang
didapat lebih akurat.

11
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

Adam Ibrahim dkk. 2001. Kepemimpinan Dalam Organisasi, Jakarta : LAN.

Evans, James R 1994 . BerpikirKreatif Dalam Pengambilan Keputusan Dan Managemen.


Jakarta : Bumi Aksara.

Slamet, Franky. dkk., 2016. Dasar-dasar Kewirausahaan Teori dan Praktik. Edisi Keuda.
Jakarta : Penerbit Indeks.

Bustanul Arifin Noer. “Entrepreneurial Leader” http://personal.its.ac.id/files/pub/5470-


bustanul-ie-entrepreneurial%20leader3%20%20BUSTANUL%20ARIFIN%20NOER.p
df (diakses tanggal 18 November 2018)

12

Anda mungkin juga menyukai