Dosen Pengampu :
Sholikhin, M.Pd
Di susun oleh :
Anggota kelompok 1
Winda Royani 18060068
Wahyu Aji Prasetyo 18060073
Rinda Dias Astuti 18060075
Anisaur Rohma 1806106
Restu Oktania 18060130
Ekisa Ardiningtyas 18060141
Puji syukur atas karunia ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat serta
hidayahnya sehingga kita dapat menyelesaikan makalah ini. Harapannya semoga
makalah ini dapat dipergunakan sebagaiman mestinya.
Ucapan terima kasih kami kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam
pembuatan Makalah ini sehingga dapat selesai tepat waktu. Khususnya penyusun
yang telah membantu dan bekerja sama dengan baik dalam penyusunan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya. Kita sadari
bahwa makalah ini masih banyak kekurangan baik materi maupun penulisannya.
Walaupun begitu semoga pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang dapat
membangun.
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR……………………………………………………………i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………..ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………………………1
B. Rumusan Masalah………………………………………………………..1
C. Tujuan Masalah…………………………………………………………..1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Upacara……………………………………………………2
B. Tata Cara dan Pelaksanaan Upacara Pembukaan dan Penutupan Latihan
Hizbul Wathan………………………………………………………….2
C. Tata Cara dan Pelaksanaan Upacara Pembukaan dan Penutupan Latihan
Pramuka………………………………………………………………….9
Daftar Pustaka…………………………………………………………………20
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pramuka dan HW sebagai suatu wadah pendidikan penggerak untuk
menciptakan manusia yang bermoral dan berwatak berdasarkan landasan
yang dianutnya masing-masing. wajib mengarahkan dan mengatur semua
tindakan dan langkahnya seuai dengan tujuan pendidikan khususnya tujuan
dan sasaran Gerakan Pramuka, sehingga usaha tersebut merupakan proses
pendidikan yang meningkat dan berkesinambungan. Usaha yang merupakan
proses pendidikan yang meningkat dan berkelanjutan itu salah satu
diantaranya adalah kegiatan upacara untuk melatih disiplin, patuh, tenggang
rasa, atnggung jawab, kesadaran nasional dan ketakwaan kepada Tuhan Yang
Mahaesa. Agar kegiatan upacara tersebut berfungsi secara tepat guna dan
berdaya guna, diperlukan penataran/pengaturan sesuai dengan prinsip-prinsip
dasar metodik pendidikan kepramukaan yang pelaksanaannya disesuaikan
dengan keadaan dan kemampuan di satuan masing-masing.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Upacara
C. Tujuan Masalah
1. Untuk Mengetahui Arti Upacara
3. Untuk Menetahui Bagaimana Tata Cara Pelaksanaan Upacara Pembukaan
Dan Penutupan Atihan Hizbul Wathan Dan Pramuka
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Upacara
Upacara adalah serangkaian perbuatan yang dilakukan atau diadakan dalam tata
cara tertentu sesuai dengan ketentuan peraturan yang wajib dilaksanakan dengan
kidmat sehingga merupakan kegiatan yang teratur dan tertib, dalam rangka
membentuk tradisi, kepribadian, watak dan budi pekerti yang baik.
Upacara Umum yaitu upacara yang dilakukan untuk kegiatan tertentu dengan
menggunakan peraturan yang berlaku secara umum. Upacara Pembukaan Latihan
dan Upacara Penutupan Latihan yaitu upacara yang dilakukan dalam rangka
melaksanakan usaha memulai dan mengakhiri suatu pertemuan di lingkungan
Gerakan Pramuka.
2
Hizbul Wathan adalah sebuah gerakan kepanduan yang dimiliki oleh
Muhammadiyah yang biasanya disebut dengan Pandu HW. Kegiatan ini
merupakan kegiatan yang mampu membentuk jiwa dan karakter seorang anak
atau individu yang membuat dirinya merasa mandiri.
Adapun beberapa tingkatan pada kepanduan Hizbul Wathan yaitu :
1. Athfal (6 – 10 th) = tingkat SD
2. Pengenal (11 – 16 th) = tingkat SMP
3. Penghela (17-20 th) = tingkat SMA
1) Upacara Athfal
a. Istilah
Kuntum adalah sekumpulan dari anggota Athfal. Biasanya dalam satu
regu terdiri dari ± 10 orang. Rumpun adalah sekumpulan dari kuntum
– kuntum Athfal. Qobilah/Sekolah adalah pangkalan kegiatan
anggota pandu HW. Pelatih Qobilah/Sekolah adalah pelatih yang
mengelola kegiatan di Qobilah/Sekolah yang dipanggil dengan
sapaan Ramanda/Ibunda Kepala Sekolah disebut dalam pandu HW
dengan Dewan Pembina
c. Perlengkapan
1. Tiang Bendera
3
2. Bendera (Bendera Rumpun, boleh ditambah Bendera Merah
Putih dan HW)
3. Inti
a. Setelah Ramanda/Ibunda berseru, “Aulaaadiii....
b. Semua Athfal menjawab : Ya Ramanda/Ibunda ... sambil lari
membuat lingkaran dengan bergandengan tangan
c. Setelah Ramanda/Ibunda memberi isyarat ( tanda lingkaran
besar ) turun, semua Athfal menurunkan tangan dengan cepat
tetapi tak berbunyi kalau berbunyi diulang
d. Ramanda/Ibunda memegang tiang bendera rumpun
e. Athfal merentangkan tangan dengan telapak tangan di hadapan
Ramanda / Ibunda, dada terbuka, kepala agak ke atas, dagu ke
muka. Ini berarti hai Ramanda/Ibunda saya telah datang di
mukamu dan siap sedia.
f. Ramanda/Ibunda memandang tiang bendera
4
g. Semua Athfal berseru “Ya”Ramanda / Ibunda, kami selalu
tetap giat” wahai Ramanda/Ibunda kami selalu giat bekerja,
lalu berdiri tegak bersiap
h. Ramanda/Ibunda mengatakan, “Giat, giat, giat, giatlah”.
Giat kesatu sampai ketiga dengan suara perlahan-lahan, dan
keempat dengan suara keras.
i. Semua Athfal mengatakan, “Mi Kan GiaT, Tap Giat, Giaaat”
artinya : kita akan selalu tetap giat beerja. Pada teriakan
terakhir (giaaat), tangan kanan di kepalkan, kaki kiri maju
selangkah, pada akhir kata “aaaat” kaki kanan maju dan
memberi salam.
j. Ramanda/Ibunda mengucapkan Assalamu’alaikum, Wr, Wb
k. Athfal menjawab “Wa’alaikum salam, Wr.Wb
l. Ramanda/Ibunda mengucapkan terimakasih atas perhatian dan
kedatangan semua Athfal
m. Ramanda/Ibunda memanggil salah seorang athfal
n. Athfal menjawab : “Ya Ramanda/Ibunda” kemudian berlari di
hadapan Ramanda/Ibunda member salam kepada
Ramanda/Ibunda dan Ramanda /Ibunda membalas salam.
o. Ramanda/Ibunda memerintah balik kanan kepada anak itu dan
disuruh membaca undnag – undang.
p. Setelah selesai, athfal menghadap Ramanda/Ibunda dan
member salam kepada Ramanda/IBunda
q. Ramanda/Ibunda menyuruh anak itu kembali ke lingkaran.
r. Ramanda/Ibunda memanggil seorang lagi untuk membaca janji
Athfal, kalau perlu lagi memanggil satu lagi untuk membaca
doa.
4. Penutup
a. Ramanda/Ibunda membubarkan barisan
5
b. Ramanda/Ibunda melanjutkan dengan permainan – permainan
dan latihan – latihan di baik di ruangan atau di lapangan. Namun
sebaiknya kegiatan Athfal sebaiknya dilakukan di luar ruangan
(lapangan)
2) Upacara Pengenal
a. Istilah
Regu adalah sekumpulan dari anggota pengenal. Biasanya dalam
satu regu terdiri dari ± 10 orang. Pasukan adalah sekumpulan dari
regu – regu. Qobilah/Sekolah adalah pangkalan kegiatan anggota
pandu HW. Pemimpin Regu adalah pemimpin dari sekumpulan dari
anggota pengenal (regu). Pemimpin Pasukan adalah pemimpin dari
sekumpulan regu – regu. Pemimpin Upacara adalah pemimpin dari
sekumpulan pasukan – pasukan dalam kegiatan upacara. Pemimpin
Qobilah/Sekolah adalah pembina yang mengelola kegiatan di
Qobilah/Sekolah Dewan Pembina adalah Kepala Sekolah
c. Perlengkapan Upacara
1. Tiang Bendera
2. Bendera (Bendera Latihan, boleh ditambah Bendera Merah
Putih dan HW)
6
d. Pelaksanaan Upacara Pembukaan dan Penutupan
1. Pendahuluan
a. Formasi Upacara adalah Angkare
b. Boleh dilakukan secara protokoler atau otomatis
c. Dalam Pembacaan Undang – Undang Athfal dan Doa boleh
memakai teks.
2. Pembukaan
a. Pemimpin Regu memeriksan kerapihan pakaian anggota
b. Masing – masing pemimpin regu menyiapkan anggotanya
di lapangan upacara membentuk angkare.
c. Pemimpin pasukan menyiapkan di depan pasukan yang
terbentuk, kemudian kembali ke barisan paling kanan
pasukan yang dipimpin.
3. Inti
a. Pemimpin Upacara memasuki lapangan upacara dengan
lari pandu dan menghadap ke pasukan.
b. Pemimpin Pasukan paling kanan memimpin penghormatan.
c. Pemimpin – pemimpin pasukan laporan kepada pemimpin
upacara.
d. Pemimpin Upacara menjemput pemimpin Qobilah/Sekolah
di tempat transitnya dengan lari pandu dan melaporkan
bahwa upacara siap dilaksanakan dan mohon kepada
Pemimpin Qobilah/Sekolah untuk menempatkan diri.
Pemimpin Upacara mengikuti dibelakang dengan langkah
biasa.
e. Pemimpin Qobilah/Sekolah siap di samping tiang bendera
dan pemimpin upacara di tempatnya menghadap ke
Pembina Qobilah/Sekolah .
7
f. Penghormatan kepada pemimpin Qobilah/Sekolah
dilanjutkan oleh laporan.
g. Penghormatan merah putih (kalau berdiri bendera merah
putih)
h. Menyanyikan Mars HW dipimpin oleh petugas dan
dinyanyikan bersama – sama.
i. Pembacan UU HW oleh petugas ditirukan peserta upacara.
j. Amanah Pemimpin Qobilah/Sekolah pasukan di
istirahatkan.
k. Pembacaan Doa oleh Pemimpin Qobilah/Sekolah
l. Laporan pemimpin upacara kepada Pemimpin
Qobilah/Sekolah .
m. Penghormatan kepada pemimpin Qobilah/Sekolah .
n. Pemimpin Qobilah/Sekolah meninggalkan lapangan diikuti
pemimpin upacara.
o. Setelah pemimpin Qobilah/Sekolah sampai di tempat
transit pemimpin upacara kembali ke tengah lapangan.
p. Pemimpin pasukan menghadap ke pasukan.
q. Pemimpin Pasukan paling kanan memimpin penghormatan.
r. Pemimpin upacara meninggalkan lapangan upacara.
4. Penutup
a. Pemimpin pasukan membubarkan pasukannya. (Berada di
depan pasukan masing – masing).
b. Pemimpin Qobilah/Sekolah melanjutkan dengan permainan
– permainan dan latihan – latihan di baik di ruangan atau di
lapangan. Namun sebaiknya kegiatan pengenal sebaiknya
dilakukan di luar ruangan (lapangan)
8
3). UPACARA PENGHELA
A. Istilah Upacara Penghela
Kawan/Regu adalah sekumpulan dari anggota pengenal. Biasanya
dalam satu Kawan/Regu terdiri dari ± 10 orang. Ikhwan/Pleton adalah
sekumpulan dari Kawan/Regu , biasanya terdiri dari 4 Kawan/Regu.
Qobilah/Sekolah adalah pangkalan kegiatan anggota pandu HW.
Ikhwan/Pleton adalah pemimpin dari sekumpulan Kawan/Regu .
Pemimpin Kerabat/Pemimpin Upacara adalah pemimpin dari
sekumpulan Ikhwan/Pleton dalam kegiatan upacara. Pemimpin
Qobilah/Pelatih HW/Pembina Upacara adalah pelatih yang mengelola
kegiatan di Qobilah/Sekolah Dewan Pembina adalah Kepala Sekolah
C. Perlengkapan Upacara
1. Tiang Bendera
a. Formasi
Upacara adalah
bershaff
b. Boleh dilakukan
secara
protokoler atau
otomatis
9
c. Dalam Pembacaan Undang – Undang Athfal dan Doa
boleh memakai teks.
2. Pembukaan
a. Masing-masing Ikhwan/Pleton memeriksa kerapian
anggotanya
3. Inti
a. Pemimpin Kerabat/Pemimpin Upacara memasuki lapangan
upacara
10
m. Penghormatan umum kepada Pemimpin Qabilah dipimpin
Pemimpin Kerabat/Pemimpin Upacara
4. Penutup
11
1. Bentuk barisan upacara di satuan Pramuka Siaga adalah lingkaran, karena
perhatian dan perkembangan jiwanya masih terpusat pada orang tua/
Keluarga atau Pembina.
12
3. Bentuk barisan upacara di satuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega
adalah bersaf, karena perhatian dan perkembangan jiwanya sudah terbuka
luas.
4. Jika peserta upacara itu terdiri dari dua golongan atau lebih, maka bentuk
barisan yang digunakan ditentukan oleh pimpinan upacara atau pengatur
upacara sesuai dengan keadaan setempat, Seperti Upacara pindah
golongan, upacara peringatan hari besar/ hari Pramuka dll.
13
f. Kemudian Pembina Menugaskan Sulung untuk mengambil Bendera
Merah Putih, “Sulung ambillah pusaka kita!”
g. Sulung menjawab, ‘Siap!” kemudian berjalan mengambil bendera
merah putih.
h. Ketika Sulung membawa bendera untuk diletakkan ditengah
lingkaran, seluruh peserta upacara memberikan hormat, hingga
bendera diletakkan pada tempatnya.
i. Pembina Upacara mengucapkan Pancasila yang diikuti oleh seluruh
peserta Upacara
j. Pembina Menugaskan Sulung membacakan Dwi Darma Pramuka
k. Pembina menugaskan Sulung untuk kembali kebarisan, kemudian
Pembina memberikan pengarahan dan berdoa sebelum melaksanakan
latihan.
14
14. Siswa membubarkan diri sambil menyanyikan lagu sayonara.
Perlengkapan:
1. Bendera Merah Putih,
2. Tiang bendera (tongkat yang disambung),
3. Teks Pancasila,
4. Teks Dasa Darma.
Petugas:
1. Pengibar Bendera 3 orang
2. Pratama/ Pemimpin Upacara
3. Pembaca Dasa Darma
4. Pembina Upacara
Persiapan:
1. Tiap pemimpin regu mengumpulkan anggotanya dalam barisan bersaf
sambil memeriksa kebersihan, kerapian, absensi, iuran, dan sebagainya
(untuk regu yang bertugas: membagi tugas sebagai petugas upacara,
mempersiapkan perlengkapan upacara).
2. Pratama memanggil seluruh pasukan dengan membuat barisan
angkare.
3. Pratama memeriksa kerapian barisan upacara.
Pelaksanaan Upacara:
15
1. Pratama menjemput Pembina Upacara (sekaligus laporan bahwa
upacara pembukaan latihan siap dilaksanakan)
2. Pembina Upacara dan Pembantu Pembina mengambil tempat di
belakang tiang bendera
3. Penghormatan kepada Pembina Upacara (Pembina Upacara
melangkah satu kali) dipimpin oleh Pratama diikuti oleh seluruh
peserta upacara.
4. Pratama menyerahkan pasukan kepada Pembina Upacara dan kembali
ke tempatnya (regunya)
5. Pengibaran bendera Merah Putih, penghormatan dipimpin oleh
Pembina Upacara diikuti seluruh peserta upacara.
6. Pembacaan teks Pancasila oleh Pembina Upacara diikuti seluruh
peserta upacara.
7. Pembacaan teks Dasa Darma oleh petugas pembaca Dasa Darma.
8. Amanat / kata bimbingan dari Pembina Upacara (Pembina istrahat di
tempat diikuti seluruh peserta upacara)
9. Doa dipimpin oleh Pembina Upacara.
10. Pembina Upacara menyerahkan pasukan kepada Pratama.
11. Penghormatan kepada Pembina Upacara dipimpin oleh Pratama diikuti
seluruh peserta upacara.
12. Pembina Upacara meninggalkan lapangan upacara, Pratama
mengambil alih/membubarkan pasukan.
13. Upacara Selesai dan dilanjutkan dengan kegiatan latihan.
16
1. Bendera Merah Putih,
2. Tiang bendera (tongkat yang disambung).
Petugas:
3. Penurun Bendera 3 orang
4. Pratama/ Pemimpin Upacara
5. Pembina Upacara
Persiapan:
1. Tiap pemimpin regu mengumpulkan anggotanya dalam barisan bersaf
sambil memeriksa kebersihan, kerapian, absensi, dan sebagainya
(untuk regu yang bertugas: membagi tugas sebagai petugas upacara,
mempersiapkan perlengkapan upacara).
2. Pratama memanggil seluruh pasukan dengan membuat barisan
angkare.
3. Pratama memeriksa kerapian barisan upacara.
Pelaksanaan Upacara:
1. Pratama menjemput Pembina Upacara (sekaligus laporan bahwa
upacara penutupan latihan siap dilaksanakan)
2. Pembina Upacara dan Pembantu Pembina mengambil tempat di
belakang tiang bendera
3. Penghormatan kepada Pembina Upacara (Pembina Upacara
melangkah satu kali) dipimpin oleh Pratama diikuti oleh seluruh
peserta upacara.
4. Pratama menyerahkan pasukan kepada Pembina Upacara dan kembali
ke tempatnya (regunya)
5. Penurunan bendera Merah Putih, (petugas penurunan bendera terlebih
dahulu hormat sebelum membuka ikatan bendera pada tiang)
17
penghormatan dipimpin oleh Pembina Upacara diikuti seluruh peserta
upacara.
6. Amanat / kata bimbingan dari Pembina Upacara (Pembina istrahat di
tempat diikuti seluruh peserta upacara).
7. Doa dipimpin oleh Pembina Upacara.
8. Pembina menyerahkan pasukan kepada Pratama.
9. Penghormatan kepada Pembina Upacara dipimpin oleh Pratama diikuti
seluruh peserta upacara.
10. Pembina Upacara meninggalkan lapangan upacara, Pratama
mengambil alih/ membubarkan pasukan.
11. Upacara Selesai.
18
f. Para Pemimpin Sangga sesudah laporan mengambil tempat di
sebelah kanan barisan.
g. Pradana menjemput Pembina dan mengantarnya ke sebelah kanan
para pemimpin Sangga.
h. Pradana mengambil tempat di depan barisan, sesuai dengan adat
ambalan yang berlaku.
i. Petugas bendera mengibarkan Sang Merah Putih, Pradana
memimpin penghormatannya.
j. Pembacaan Dasadarma oleh petugas.
k. Pembina Penegak atau Pembina Upacara membaca Pancasila
diikuti oleh anggota ambalan.
l. Pengumuman dari Pradana/Pembina.
m. Pradana memimpin doa sesuai dengan agama dan kepercayaan
masing-masing.
n. Barisan dibubarkan oleh Pradana dilanjutkan dengan acara latihan.
19
i. Pengumuman tentang sangga kerja untuk latihan yang akan datang,
dan lain-lain.
j. Pradana memimpin berdoa sesuai agama dan kepercayaan masing-
masing.
k. Laporan Pradana kepada Pembina Penegak.
l. Pradana membubarkan barisan.
20
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Upacara adalah serangkaian perbuatan yang dilakukan atau diadakan dalam
tata cara tertentu sesuai dengan ketentuan peraturan yang wajib dilaksanakan
dengan kidmat sehingga merupakan kegiatan yang teratur dan tertib, dalam
rangka membentuk tradisi, kepribadian, watak dan budi pekerti yang baik.
Hizbul Wathan adalah sebuah gerakan kepanduan yang dimiliki oleh
Muhammadiyah yang biasanya disebut dengan Pandu HW. Kegiatan ini
merupakan kegiatan yang mampu membentuk jiwa dan karakter seorang anak
atau individu yang membuat dirinya merasa mandiri.
Pada gerakan pramuka sebelum memulai dan sesudah melaksanakan latihan
dalam Gerakan Pramuka, wajib untuk melaksanakan upacara. Upacara yang
dilaksanakan sebelum kegiatan latihan dikenal dengan upacara pembukaan
latihan yang biasanya disingkat upabuklat dan upacara yang dilaksanakan
setelah pelaksanaan latihan dikenal dengan sebutan upacara penutupan latihan
yang disingkat upatuplat
21
DAFTAR PUSTAKA
Faisal. 2016. Tata Cara Upacara Pembukaan & Penutupan Latihan Pramuka
Penggalang. https://alayubhykepanduan.blogspot.com/2016/09/tata-cara-
upacara-pembukaan-penutupan.html (Diakses tanggal 26 Mare 2021)
Subur, Adi. 2013. Tata Cara Upacara Pembukaan dan Penutupan Athfal .
http://adisubur.blogspot.com/2013/02/tata-cara-upacara-pembukaan-dan.html
(Diakses tanggal 26 Maret 2021)
22
23