Anda di halaman 1dari 5

UNIVERSITAS PGRI SEMARANG

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN


PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

RENCANA TUGAS MAHASISWA


MATA KULIAH Pendidikan Berbahasa Indonesia Kelas Rendah
KODE 1215320420 sks 2 Semester 3
DOSEN Anggun Dwi Setya Putri, S.Pd., M.Pd.
PENGAMPU
BENTUK TUGAS WAKTU MENGERJAKAN TUGAS
Uraian 1 minggu
JUDUL TUGAS
Pemerolehan Bahasa dan Pendekatan Pembelajaran Bahasa
SUB CAPAIAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH
mampu memahami pemerolehan baahasa dan pendekatan pembelajaran bahasa Indonesia.
DESKRIPSI TUGAS
Mahasiswa mengerjakan tugas dengan menjawab pertanyaan di lembar tugas mahasiswa, kemudian
menguploadnya melalui akun sip.upgris.ac.id masing-masing.
METODE PENGERJAAN TUGAS
Individual
BENTUK DAN FORMAT LUARAN
Lembar tugas mahasiswa
INDIKATOR, KRITERIA DAN BOBOT PENILAIAN
Mahasiswa menjawab seluruh pertanyaan dengan benar mendapatkan skor 100.
JADWAL PELAKSANAAN
Selasa - Rabu Tanggal 8 – 9 Oktober 2019

LAIN-LAIN
-
DAFTAR RUJUKAN
UTAMA:
PENDUKUNG:
DAFTAR PERTANYAAN
1. Deskripsikan apa yang dimaksud dengan pemerolehan bahasa anak!
2. Sebut dan jelaskan tiga teori pemerolehan bahasa anak!
3. Jelaskan secara singkat strategi pemerolehan bahasa anak!
4. Identifikasilah faktor-faktor yang mempengaruhi pemerolehan bahasa anak!
5. Jelaskanlah perbedaan bahasa Indonesia sebagai bahasa pertama dan sebagai bahasa kedua!
6. Jelaskan makna pendekatan pembelajaran bahasa, menurut pemahaman Anda!
7. Jelaskan kelebihan dan kelemahan pendekatan di bawah ini:
a. pendekatan struktural
b. pendekatan komunikatif
c. pendekatan “whole language”
d. pendekatan terpadu
8. Jelaskan persamaan dan perbedaan pendekatan terpadu dengan pendekatan “whole language”!
9. Apakah mungkin pendekatan struktural digunakan bersama-sama dengan pendekatan komunikatif?
Jelaskan!
10. Bagaimana kedudukan pendekatan behavioristik dan pendekatan nativis pada pembelajaran bahasa
saat ini!
JAWAB:

1. Pemerolehan bahasa anak merupakan proses yang berlangsung didalam otak anak-anak ketika si
anak memperoleh bahasa pertamanya. Proses itu dibagi menjadi dua, yaitu proses kompetensi dan
proses performasi.

2. a. Teori Hipotesis Nurani, teori ini memberikan penekanan bahwa pemerolehan bahasa yang terjadi
pada anak-anak disebabkan karena manusia lahir dengan dilengkapi oleh suatu alat yang
memungkinkan dapat berbahasa dengan mudah dan cepat.
b. Teori Tabularasa, menyatakan otak bayi pada waktu dilahirkan diibaratkan seperti kertas kosong,
yang nanti akan ditulis dengan pengalaman-pengalaman.
c. Teori Pandangan Kognitif, penguasaan dan perkembangan anak.

3. Strategi pemerolehan bahasa anak adalah sebuah perencanaan yang berisi tentang rangkaian
kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan tertentu, ada beberapa strategi
pemerolehan bahasa, yaitu mengingat, meniru, mengalami langsung, bermain, penyederhanaan.

4. a. Faktor Biologis, menentukan anak dapat memperoleh karena kemampuan berbahasanya.


b. Faktor Lingkungan Sosial, memerlukan orang lain untuk berinteraksi dan berkomunikasi.
c. Faktor Intergensi, daya atau kemampuan anak dalam berfikir atau bernalar, meskipun anak yang
bernalar lebih tinggi tidak dipastikan akan lebih sukses daripada anak yang berdaya nalar paspasan
dalam hal pemerolehan bahasa.
d. Faktor Motivasi, dibagi dua, yaitu motivasi dari dalam (internal) dan motivasi dari luar diri
(eksternal).

5. Perbedaan bahasa pertama dengan bahasa kedua.


a. pemerolehan bahasa pertama merupakan komponen yang hakiki dari perkembangan kognitif
dan sosial seorang anak, sedangkan pemerolehan bahasa kedua terjadi sesudah perkembangan
kognitif dan sosial seorang anak sudah selesai belajar bahasa pertamanya.
b.Bahasa Pertama (B1) dan Bahasa Kedua (B2) didapat bersama-sama atau dalam waktu berbeda.
Jika didapat dalam waktu yang berbeda, Bahasa Kedua (B2) didapat pada usia prasekolah atau pada
usia Sekolah Dasar.
c. Bahasa Kedua (B2) dapat diperoleh di lingkungan Bahasa Pertama (B1) dan Bahasa Kedua (B2).
Jika diperoleh di lingkungan Bahasa Pertama, Bahasa Kedua dipelajari melalui proses belajar
formal; jika didapat di lingkungan Bahasa Kedua, Bahasa Kedua didapat melalui interaksi tidak
formal, melalui keluarga, atau anggota masyarakat Bahasa Kedua.

6. Pendekatan pembelajaran bahasa diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap
proses pembelajaran bahasa indonesia sejak dini, yang merajuk pada pandangan tentang terjadinya
suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, didalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan,
dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu.

7. a. pendekatan struktural, dilandasi oleh asumsi yang menganggap bahasa sebagai perangkat
kaidah, dalam hal ini pembelajaran bahasa harus diutamakan sebagai penguasaan kaidah-kaidah
bahasa atau tata bahasa (struktur kebahasaan).
b. pendekatan komunikatif, memfokuskan pada keterampilan siswa mengimplementasikan fungsi
bahasa (untuk berkomunikasi) dalam pembelajaran.
c. pendekatan whole language, pendekatan bahasa yang menyajikan pengajaran bahasa secara
utuh tidak terpisah-pisah.
d. pendekatan terpadu, merupakan suatu pendekatan yang memperhatikan dan menyesuaikan
dengan tingkat perkembangan anak didik.

8. a. Persamaan pendekatan Whole Language dengan pendekatan Terpadu adalah proses


pengajarannya yang menyeluruh, pembelajaran berpusat pada anak didik, anak didik bersifat aktif
dan memiliki kemampuan untuk membangun pengaetahuannya.
b. Perbedaan pendekatan Whole Language dengan pendekatan Terpadu.
 Pendekatan Whole Language
 Penuh dengan barang cetakan
 Siswa belajar melalui model atau contoh
 Siswa bekerja dan belajar sesuai dengan tingkat
 Pendekatan Terpadu
 Memberikan pengalaman langsung pada anak didik
 Pemisahan antar bidang studi tidak begitu jelas
 Menyajikan konsep dari berbagai bidang studi dalam suatu proses pembelajaran

9. Mungkin, karena pendekatan struktural mengutamakan penguasaan kaidah-kaidah bahasa,


sedangkan pendekatan komunikatif lebih memfokuskan siswanya untuk berkomunikasi dalam
pembelajaran. Sehingga proses pembelajaran bahasa yang dilakukan dikelas pun bisa lebih efektif
dan dapat diterima dengan baik oleh siswa.

10. Teori Behavioristik lebih menekankan pada tingkah laku manusia, memandang individu sebagai
makhluk reaktif yang memberi respon terhadap lingkungan, sedangkan Teori Nativis adalah
pandangan bahwa perkembangan anak ditentukan oleh hereditas, pembawaan sejak lahir, dan faktor
alam yang kodrati.
Kedudukannya sama-sama penting, dimana Teori Behavioristik dipengaruhi oleh lingkungan sekitar
siswa, baik dan kurang buruknya siswa ditentukan oleh hal ini. Selain itu Teori Nativis juga
dibangun dari lingkungan keluarga, lingkungan yang paling dekat dengan siswa.
Pada jaman sekarang pergaulan anak-anak cenderung susah terkontrol, mudah terpengaruh oleh
lingkungan sekitar dan sulit menyaring antara yanh baik dan yang buruk jadi antara Teori
Behavioristik dan Teori Nativis harus berjalan seimbang agar siswa dapat menjalani kehidupannya
dengan baik.
Semarang, Oktober 2019
Dosen Pengampu,

Anggun Dwi Setya Putri


NPP. 179101528

Anda mungkin juga menyukai