Anda di halaman 1dari 17

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................1
C. Tujuan Pembahasan.....................................................................................1

BAB 2 PEMBAHASAN...........................................................................................3

A. Pengertian Kurikulum..................................................................................2
B. Dimensi-Dimensi Kurikulum.......................................................................3
C. Fungsi dan Peranan Kurikulum..................................................................4
D. Peranan Kurikulum......................................................................................8
E. Teori Kurikulum...........................................................................................9
F. Kedudukan Kurikulum dalam Sisdiknas.................................................11
G. Hubungan Kurikulum dengan Pembelajaran..........................................12
H. Manajemen Kurikulum..............................................................................13

BAB III PENUTUP.................................................................................................14

A. Kesimpulan..................................................................................................14
B. Saran.............................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................15
BAB I

PEMBAHASAN

A. Latar Belakang
Kurikulum merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan
pendidikan, sekaligus merupakan pedoman dalam pelaksanaan
pembelajaran pada semua jenis dan jenjang pendidikan.kurikulum harus
sesuai dengan falsafat dan dasar negara, yaitu pancasila dan UUD 1945
yang menggambarkan pandangan hidup suatu bangsa. Tujuan dan pola
kehidupan suatu negara banyak ditentukan oleh sistem kurikulum yang
digunakannya, mulai dari kurikulum taman kanak-kanak sampai dengan
kurikulum perguruan tinggi.
Kurikulum adalah soal pilihan ( curiculum is a matter of choice)
piihan itu biasanya dilakukan oleh orang berkuasa (pemerintah).
Kurikulum juga sering dijadikan alat politik oleh pemerintah. Misalnya
ketika indonesia masih di bawah penjajahan Belanda dan Jepang,
kurikulum harus disesuaikan dengan kepentingan politik kedua negara
tersebut.
Kurikulum harus bersifat dinamis, artinya kurikulum selalu
mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan zaman, ilmu
pengethuan dan teknologi, tingkat kecerdasan peserta didik, kultur, sistem
nilai, serta kebutuhan masyarakat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kurikulum?
2. Apakah pengaruh kurikulum dalam jenjang pendidikan bagi kepala
sekolah, guru, pengawas, dan bermasyarakat.

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian kurikulum.
2. Mengetahui pengaruh pendidikan dalam jenjang pendidkan bagi
kepala sekolah, guru, pengawas, dan bermasyarakat

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kurikulum
Secara etimologis, istilah kurikulum (curriculum) berasal dari
bahasa yunani, yaitu curir yang artinya “pelajar” dan curere yang berarti
“tempat berpacu”.

Prof. Dr. S. Nasution, M. A. Menjelaskan kurikulum sebagai suatu


rencana yang disusun untuk melancarkan proses kegiatan belajar mengajar
di bawah naungan, bimbingan & tanggunga jawab sekolah / lembaga
pendidikan.

Kurikulum menurut Soetopo dan Soemanto memiliki lima definisi yaitu:

a. Kurikulum dipandang sebagai suatu bahan tertulis yang berisi


uraian tentang program pendidikan suatu sekolah yang harus
dilaksanakan dari tahun ke tahun.
b. Kurikulum dilukiskan sebagai bahan tertulis yang dimaksudkan
untuk digunakan oleh para guru di dalam melaksanakan pelajaran
untuk murid-muridnya.
c. Kurikulum adalah suatu usaha untuk menyampaikan asas-asas dan
ciri-ciri yang penting dari suatu rencana pendidikan dalam bentuk
yang sedemikian rupa sehingga dapat dilaksanakan oleh guru
disekolah.
d. Kurikulum diartikan sebagai tujuan pengajaran, pengalaman-
pengalaman belajar, alat-alat pelajaran dan cara-cara penilaian
yang direncanakan dan digunakan dalam pendidikan.
e. Kurikulum dipandang sebagai suatu program pendidikan yang
direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan-tujuan
pendidikan tertentu.

Menurut Soedijarto, “Kurikulum adalah segala pengalaman dan


kegiatan belajar yang direncanakan dan diorganisir untuk diatasi oleh
siswa atau mahasiswa untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan bagi suatu lembaga pendidikan”.

Istilah kurikulum berasal dari dunia olahraga, terutama dalam


bidang atletik pada zaman Romawi Kuno di Yunani.

4
Dalam bahasa Prancis, istilah kurikulum berasal dari kata courier

yang berarti barlari (to run).

Kurikulum berarti suatu jarak yang harus ditempuh oleh seorang


pelari dari garis start sampai dengan garis finish untuk memperoleh medali
atau penghargaan. Jarak yang harus ditempuh tersebut diubah menjadi
program sekolah dan semua orang yang terlibat di dalamnya. Curiculum is
the school program and all the pople involved in it. Program tersebut
berisi mata pelajaran-mata pelajaran (courses) yang harus ditempuh oleh
peserta didik selama kurun waktu tertentu, seperti SD/MI (enam tahun),
SMP/MTs (tiga tahun), SMA/SMK/MA (tiga tahun) dan seterusnya.
Dengan demikian, secara terminologis istilah kurikulum (dalam
pendidikan) adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau
diselesaikan peserta didik di sekolah untuk memperoleh ijazah.

B. Dimensi-Dimensi Kurikulum
Enam Dimensi Kurikulum:
1. Kurikulum sebagai Suatu Ide
Ide atau konsep kurikulum bersifat dinamis, dalam arti akan selalu
berubah mengikuti perkembangan zaman, minat dan kebutuhan pesertan
didik, tuntunan masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dimensi kurikulum sebagai suatu ide, biasanya dijadikan langkah awal
dalam pengembangan kurikulum, yaitu ketika melakukan studi pendapat.

2. Kurikulum sebagai Suatu Rencana Tertulis


Dimensi kurikulum sebagai rencana biasanya tertuang dalam suatu
dokumen tertulis. Dimensi ini menjadi banyak perhatian orang, karena
wujudnya dapat dilihat, mudah dibaca dan dianalisis. Dimensi kurikulum ini
pada dasarnya merupakan realisasi dari dimensi kurikulum sebagai ide.

3. Kurikulum sebagai Suatu Kegiatan


Kuriulum dimensi ini merupakan kurikulum yang sesungguhnya terjadi
di lapangan (real curriculum). Peseta didik mungkin saja memikirkan
kurikulum sebagai kenyataan. Antara ide dan pengalaman mungkin sejalan,
tetapi mungkin tidak.

4. Kurikulum sebagai Hasil Belajar


Hasil belajar sebagai bagian dari kurikulum terdiri atas berbagai domain,
seperti pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai. Secara teoretis,

5
domain hasil belajar tersebut dapat dipisahkan, tetapi secara praktis domain
tersebut harus bersatu.

5. Kurikulum sebagai Suatu Disiplin Ilmu


Sebagai suatu displin ilmu, berarti kurikulum memiliki konsep, prinsip,
prosedur, asumsi, dan teori yang dapat dianalisis dan dipelajari oleh pakar
kurikulum, penelitian kurikulum, guru atau calon guru, kepala sekolah,
pengawas atau tenaga kependidikan lainnya yang ingin mempelajari tentang
kurikulum.

6. Kurikulum sebagai Suatu Sistem


Dapat dikatakan bahwa sistem kurikulum mencakup tahap-tahap
pengembangan kurikulum itu sendiri, mulai dari perencanaan kurikulum,
pelaksanaan kurikulum, evaluasi kurikulum, perbaikan dan penyempurnaan
kurikulum.

C. Fungsi dan Peranan Kurukulum


Fungsi Kurikulum ditinjau dalam berbagai perspektif, antara lain sebagai
berikut:
1. Fungsi kurikulum dalam Mencapai Tujuan Pendidikan
Fungsi kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan
pendidkan, yaitu alat untuk membentuk manusia seutuhnya sesuai
dengan visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional, termasuk berbagai
tingkatan pendidikan yang ada di bawahnya.

2. Fungsi kurikulum bagi Kepala Sekolah


Fungsi kurikulum bagi kepala sekolah merupakan pedoman untuk
mengatur dan membimbing kegiatan sehari-hari di Sekolah, baik
kegiatan intrakurikuler, ekstrakurikuler maupun kokurikuler.

Jenis program pendidikan apa yang sedang dan akan dilaksanakan,


bagaimana prosedur pelaksaan program pendidikan, siapa orang yang
bertanggung jawab dan melaksanakan pendidikan, kapan dan di mana
program pendidikan akan dilaksanakan. Bagi kepala sekolah yang
dipimpinnya. Kepala sekolah dituntut untuk menguasai administrasi
kurikulum dan mengontrol kegiatan-kegiatan pembelajaran yang
dilaksanakan agar sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Di sinilah

6
pentingnya pemerintah melibatkan kepala sekolah dalam merancang
kurikulum, termasuk sosialisasi kurikulum baru.

3. Fungsi Kurikulum Bagi Setiap Jenjang Pendidikan


Sering kita mendengar bahwa perguruan tinggi mengeluh tentang
mutu lulusan SLTA yang kurang memadai. Para guru di SLTA
memberikan alasan, karena terdapat kelemahan pada lulusan SMP.
Guru SMP tidak mau menerimanya begitu saja, akhirnya melemparkan
kelemahan itu kepada SD. Guru-guru di SD inilah yang menjadi
tumpuan masalah. Tindakan saling melemparkan kekurangan atau
kesalahan bukan merupakan solusi yang terbaik, karena dapat
menimbulkan persoalan yang semakin meruncing. Salah satu jalan
keluarnya, yaitu setiap jenjang pendidikan harus sama-sama saling
menyesuaikan dan mempelajari kurikulum pada sekolah-sekolah yang
ada di bawah atau di atasnya. Jadikanlah kurikulum SD sebagai dasar
pertimbangan untuk mengembangkan kurikulum di SMA. Begitulah
seterusnya sampai di perguruan tinggi. Melalui cara seperti itu, maka
kesinambungan kurikulum pada semua jenjang pendidikan akan
semakin jelas. Bagi sekolah yang berda di atasnya, kurikulum
merupakan pengembangan atau lanjutan dari pendidkan sebelumnya.
Dengan demikian fungsi kurikulum bagi setiap jenjang pendidikan
adalah:
a. Fungsi Kesinambungan
Fungsi kesinambungan, yaitu sekolah pada tingkat yang
lebih atas harus mengetahui dan memahami kurikulum sekolah
yang dibawahnya, sehingga dapat dilakukan penyesuaian
kurikulum.
b. Fungsi Penyiapan Tenga
Fungsi penyiapan tenga, yaitu bilamana sekolah tertentu
diberi wewenang mempersiapkan tenaga, maka sekolah tersebut
perlu mempelajari ap a yang diperlukan oleh tenaga terampil,
kepribadian maupun hal-hal yang berkaitan dengan sosial.
4. Fungsi Kurikulum bagi Guru

7
Dalam praktik, guru merupakan ujung tombak pengembangan
kurikulum sekaligus sebagai pelaksana kurikulum di lapangan. Guru
juga sebagai faktor kunci (key faktor) dalam suatu kurikulum.
Bagaimanapun baiknya suatu kurikulum disusun, pada akhirnya akan
sangat bergantung pada kemampuan guru di lapangan. Efektifikasi
suatu kurikulum tidak akan tercapai, jika guru tidak dapat memahami
dan melaksanakan kurikulum dengan baik sebagai pedoman dalam
proses pembelajaran. Artinya, guru tidak hanya berfungsi sebagai
pengembang kurikulum, tetapi juga sebagai pelaksana kurikulum.
Guru betul-betul dituntut untuk selalu meningkatkan
kempetensinya sesuai dengan perkembangan IPTEK, perkembangan
masyarakat, perkembangan psikologi belajar, dan perkembangan ilmu
pendidikan. Guru harus memiliki kompetensi profesional, kompetensi
pedagogik, kompetensi personal, dan kemampuan sosial secara eimbang
dan terpadu. Bagi guru, memahami kurikulum merupakan suatu hal yang
mutlak dan harga mati.Segala sesuatu yang dikerjakan oleh guru dan
disampaikan kepada peserta didik harus sesuai dengan tuntunan kurikulum
yang berlaku. Guru dengan kurikulum tidak bisa dipisahkan, tetapi harus
merupakan satu kesatuan yang utuh sehingga menjadi satu raga.

5. Fungsi Kurikulum bagi Guru (supervisor)


Bagi para pengawas, fungsi kurikulum dapat dijadikan sebagai
pedoman, patokan, atau ukuran dalam membimbing kegiatan guru di
Sekolah. Kurikulum dapat digunakan pengawas untuk menetapkan hal-hal
apa saja yang memerlukan penyempurnaan atau perbaikan dalam usaha
pengembangan kurikulum dan peningkatan mutu pendidikan. Para
pengawas harus bersikap dan bertindak secara profesional dalam
membimbing kegiatan guru di sekolah. Pengawas juga perlu mencari data
dan informasi mengenai faktor pendukung dan penghambat impelementasi
kurikulum dalam hubungannya dengan peningkatan mutu guru,
kelengkapan sarana pendidikan, pemantapan sistem administrasi,

8
bimbingan dan konseling, keefektifan pengunaan perpustakaan, dan lain-
lain. Implikasinya adalah pengawas harus menguasai kurikulum yang
berlaku agar dapat memberikan bimbingan secara profesional kepada
guru-guru, terutama dalam pengembangan program pembelajaran dan
impelementasinya.

6. Fungsi Kurikulum bagi Masyarakat


Bagi masyrakat, kurikulum dapat memberikan pencerahan dan
perluasan wawasan pengetahuan dalam berbagai bidang kehidupan.
Melalui kurikulum, masyarakat dapat mengetahui apakah pengetahuan,
keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang dibutuhkan relevan atau tidak
dengan kurikulum suatu Sekolah. Masyarakat yang cerdas dan dinamis
akan selalu bersiakap:
a. Memberikan bantuan, baik moril maupun materil dalam
pelaksanan kurikulum suatu sejolah.
b. Memberikan saran-saran, usul atau pendapat sesuai dengan
keperluan-keperluan yang paling mendesar untuk dipertimbangkan
dalam kurikulum sekolah.
c. Berperan serta secara aktif, baik langsung maupun tidak langsung.
Orang tua juga perlu memahami kurikulum dengan baik, sehingga
dapat memberikan bantuan kepada putra-putrinya. Fungsi
kurikulum bagi orang tua dapat dijadikan bahan untuk memberikan
bantuan, bimbingan, dan fasilitas lainnya guna mencapai hasil
belajar yang lebih optimal. Bantuan dan bimbingan yang tidak
didasarkan atas kurikulum yang berlaku, dapat merugikan anak,
sekolas, masyarakat dan orang tua itu sendiri.

7. Fungsi Kurikulum bagi Pemakai Lulusan


Instansi atau perusahaan mana pun yang mempergunakan tenaga
kerja lulusan suatu lembaga pendidikan tentu menginginkan tenaga kerja
yang bermutu tinggi dan mampu berkompetisi agar dapat meningkatkan
produktivitasnya. Biasanya para pemakai lulusan selalu melakukan seleksi

9
ketat dalam penerimaan calon tenga kerja. Seleksi dalam bentuk apa pun
tidak akan membawa arti apa-apa jika instansi tersebut tidak mempelajari
terlebih dakulu kurikulum yang telah ditempuh oleh para calon tenaga
kerja tersebut. Bagaimanpun, kadar pengetahuan, keterampilan, sikap, dan
nilai-nilai yang dimiliki calon tenaga kerja, merupakan produk dari
kurikulum yang ditempuhnya. Para pemakai lulusan harus mengenal
kurikulum yang telah ditempuh calon tenaga kerja. Studi kurikulum akan
banyak membantu pemakai lulusan dalam menyeleksi calon tenaga kerja
yang andal, energi, disiplin, bertangung jawab, jujur ulet, tepat, dan
berkualitas.

D.Peranan Kurikulum

Menurut oermar hamalik (1990) terdapat tiga jenis penanan kurikulum


yang dinilai sangat penting yaitu:

1. Peranan Konservatif

Peranan konservatif peranan kurikulum untuk mewarisi,


mentransmisikan, dan menafsirkan nilai-nilai sosial dan budaya masa
lampau yang tetap eksis dalam masyarakat. Nilai-nilai tersebut tentu
merupakan nilai-nilai positif dan bermanfaat bagi pertumbuhan dan
perkembangan peserta didik di masa yang akan datang. Sekolah sebagai
prantara sosial harus dapat memngaruhi dan membimbing tingkah laku
peserta didik sesuai visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional.

2. Peranan Kritis dan Evaluatif

Peranan kritis dan evaluatif yaitu peranan kurikulum untuk menilai dan
memilih nilai-nilai sosial-budaya yang akan diwariskan kepada peserta
didik berdasarkan kriteria tertentu. Asumsinya adalah nilai-nilai sosial-
budaya yang ada dalam masyarakat akan selalu berubah dan berkembang.
Perubahan dan perkembangan nilai-nilai tersebut belum tentu relevan
dengan karakteristik budaya bangsa kita, yatu bangsa indonesia. Nilai-nilai

10
yang relevan tentu harus dibuang dan diganti dengan nilai-nilai budaya
baru yang positif dan bermanfaat. Di sinilah penanan kritis dan evaluatif
kurikulum sangat diutamakan. Jangan sampai peserta didik kita
terkontaminasi oleh nilai-nili budaya asing yang bertentangan dengan
pancasila.

3. Peranan Kreatif

Peranan kreatif, yaitu peranan kurikulum untuk menciptakan dan


menyusun kegiatan-kegiatan yang kreatif dan konstruktif sesuai dengan
perkembangan peseta didik dan kebutuhan masyarakat. Kurikulum harus
dapat mengembangkan semua potensi yang dimilki peserta didik melalui
berbagai kegiatan dan pengalaman belajar yang kreatif, efektif, dan
kondusif. Kurikulum harus dapat merangsang pola berpikir dsn pols
bertindak peserta didik untuk menciptakan sesuatu yangbaru sehingga
bermanfaat bagi diriya, keluarga, bangsa, dan negara.

E. Teori Kurikulum

Robert S. Zais (1976) dalam bukunya curriculum principles and


foundation menguraikan tentang teori kurikukum dalam satu chapter khusus,
bahkan sebelumnya George A. Beuchamp menulis sebuah buku dengan judul
curriculum theory, dan masih banyak lagi buku-buku kurikulum yang
membahas tentang teori kurikulum. Dalam kamus Filsafat yang ditulis oleh
Tim Penulis Rosda (1995) dijelaskan bahwa theory adalah:

1. Pemahaman akan berbagai hal dalam hubungan universal dan idealnya


satu sama lain. Lawan dari praktis dan/atau eksistensi faktual.
2. Dalam prinsip abstrak atau umum dalam sebuah pengetahuan yang
menampilkan pandangan yang jelas dan sistematik tentang sebagian dari
materi pkokonya, seperti dalam teori seni atau teori atom.
3. Sebuah prinsip atau model umum, abstrak, dan ideal yang digunakan
untuk menjelaskan fenomena, seperti dalam teori seleksi alam.

11
Definisi yang senada dikemukakan kerlinger dalam beauchamp (1975)
bahwa “a theory is a set of interrelated constructs (consepts), definitions, and
prepositions that pesent a systematic view of phenomena by specitying
relations among variables, with the purpose of explaining and predicting
phenomena”. Dari kedua definisi di atas dapat diketahui karakteristik suatu
teori, yaitu:

a. Adanya serangkaian pernyataan yang bersifat universal


b. Dalam pernyataan tersebut terdapat konstruk (konsep), definisi dan
preposisi yang saling berhubungan
c. Merupakan lawan dari praktik.
d. Menampilkan pandangan yang jelas dan sistematistentang suatu
fenomena
e. Berdasarkan fakta-fakta empiris dan dapat diuji secara empiris
f. Tujuannya adalah untukmendeskripsikan, menjelaskan, memprediksi,
dan memadukan fenomena.

Mouly dalam Beauchamp (1975) menegaskn bahwa ciri-ciri teori yang


baik adalah:

a. A theoretical system must permit deducation which can be tested


empirically –i.e, it must provide the means for its own interpretation
and verification.
b. Theory must be compatible both with observation dan with previously
validated theories.
c. Theories must be stated in simple terms, that theory is best which
explains the most in the simplest form.
d. Scientific theories must be based on emprical facts and relationships.

Teori merupakan alat suatu disiplin ilmu yang berfungsi untuk

menetukan arah dari ilmu it, menetukan data apa yang harus
dikumpulkan, memberikan kerangka konseptual tentang cara
mengelompokkan dan menghubungkan data, merangkum fakta-fakta

12
menjadi; dan menunjukkan kekurangan pengetahuan kita tentang
disiplin ilmu itu. Sehubungan dengan fungsi teori, brodbeck
menyatakan “a theory not only explains and predicts, it also unifies
phenomena.” Demikian pula halnya dengan teori kurikulum yang
mempunyai kedudukan sangat penting dalam pengembangan
kurikulum dan menjadi syarat mutlak untuk mengembangkan
kurikulum sebagai suatu disiplin ilmu.

Menyimak definisi, kerakteristik, dan fungsi teori di atas, berarti teori


kurikulum mempunyai pengaruh yang besar terhadap impelementasi dan
penegmbangan kurikulum.

F. Kedudukan Kurikulum Dalam Sisdiknas

Pendidikan di Indonesia telah diatur dalam undang-undang Nomor 20


Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS). Dalam
Penjelasan Atas UU.RI Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
dikemukakan bahwa pendidikan nasional mempunyai visi terwujudnya sistem
pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk
memperdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia
yang berkualitas sehingga mampu dan proatif menjawab tantangan zaman yang
berubah.

Dijelaskan dalam Bab II tentang Dasar, Fungsi, Tujuan pasal 3 bahwa


pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
awatak serta peradaban bangsa yang daerah dan lingkungan, tuntunan
pembangunan daerah dan nasional, tuntutan dunia kerja, perkembangan global,
dan persatuan nasional dan nila-nilai kebangsaan.

Berdasarkan kedudukan kurikulum dalam sistem pendidikan di atas, maka


ada beberapa implikasi terhadap hakikat dan pengembangan kurikulum, yaitu:

13
1. Kurikulum harus disusun sesuai dengan kebutuhan peseta didik dan
masyarakat, berakar pada kebudayaan dan kepribadian bangsa serta
diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
2. Kurikulum untuk semua jenis dan jenjang pendidikan harus
dikembangkan secaraberkesnambungan dan fungsional terhadap
perkembangan peserta didik dan masyaarakaat
3. Sesuai dengan prinsip persamaan dan perbedaan individual, dikaitkan pula
dengan fungsi sekolah sebagai wadah pewarisan pesan-pesan bangsa dan
negara, maka dalaam kurikulum perlu dibedakan antara program inti (core
program) dengan program pilihan sesuai dengan bakat, minat dan
pertimbangan-pertimbangan lain yang relevan
4. Struktur materi dan proses pertimbangan harus dirancang dengan sebaik-
baiknya dan diarahkan untuk mencapai keseimbangan antara
perkembangan perilaku kognitif, efektif, dan psikomotor pada diri peserta
didik.
5. Kurikulum tidak hanya ditujukan untuk membentuk kemampuan
akademik dan nilai-nilai pribadi, tetapi juga untuk menumbuhkan
kemampuan belajar untuk belajar (lerning how to learm) dan untuk
mengembangkan diri sendiri.

G. Hubungan Kurikulum dengan Pembelajaran

Dalam beberapa literasi, sering kali istilah “ kurikulum” dan

“pembelajaran” diartikan sama. Padahal, kedua istilah tersebut mempunyai arti


yang berbeda, baik secara konseptual maupun praktiknya.

Jika kurikulum adalah programnya, maka pembelajaran merupakan

implementasinya. Jika kurikulum merupakan teorinya, maka pembelajaran


merupakan penerapannya. Jika kurikulum merupakan teorinya, maka
pembelajarn merupakan praktinya. Apa yang dapat dilihat dan dilakukan
dalam pembelajaran, itulah sesungguhnya kurikulum nyata (real curriculum).

14
Kurikulum dan pembelajaran merupakan dua istilah yang berbeda tapi tida
dapat dipisahkan satu dengan lainnya.

H. Manajemen Kurikulum

Kegiatan pengembangan kurikulum harus dilakukan berdasarkan ilmu


manajemen karena pengembangan kurikulum menuntun adanya perencanaan
sampai dengan pengawasan, bahkan termasuk monitoring dan evaluasi. Ilmu
manajemen harus menjadi landasan pokok dalam studi pengembangan kurikulum.
di dalam ilmu manajemen dan kurikulum terdapat satu faktor kunci (key factor)
yang sama dan harus ada, yaitu orang (people). Artinya, seindah apa pun desain
kurikulum pada akhirnya terletak di tangan guru, keberhasilan manajemen
kurikulum sangat dipengaruhi oleh faktor manusianya. Mulai dari tingkat top
leader (di tingkat pusat) samapi dengan tingkat pelaksana di lapangan (guru).
Tentu dalam pelaksanaannya, orang tersebut harus didukung oleh sumber-sumber
lain, seperti sarana dan prasarana, biaya, waktu, teknologi, termasuk kemampuan
manajerialnya.

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Secara etimologis, istilah kurikulum (curriculum) berasal dari
bahasa yunani, yaitu curir yang artinya “pelajar” dan curere yang berarti
“tempat berpacu”.
Istilah kurikulum berasal dari dunia olahraga, terutama dalam
bidang atletik pada zaman Romawi Kuno di Yunani.

Kurikulum berarti suatu jarak yang harus ditempuh oleh seorang


pelari dari garis start sampai dengan garis finish untuk memperoleh medali
atau penghargaan. Jarak yang harus ditempuh tersebut diubah menjadi
program sekolah dan semua orang yang terlibat di dalamnya Program
tersebut berisi mata pelajaran-mata pelajaran (courses) yang harus
ditempuh oleh peserta didik selama kurun waktu tertentu, seperti SD/MI
(enam tahun), SMP/MTs (tiga tahun), SMA/SMK/MA (tiga tahun) dan
seterusnya. Dengan demikian, secara terminologis istilah kurikulum
(dalam pendidikan) adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh
atau diselesaikan peserta didik di sekolah untuk memperoleh ijazah.

Berdasarkan seluruh pandangan dari berbagai sudut mengenai


pengertian kurikulum, maka dapat disimpulkan pengertian kurikulum
adalah sederet rancangan peraturan pembelajaran yang dibuat oleh institusi
pendidikan untuk membantu peserta didik mencapai tujuan pendidikan
tertentu.

B. Saran

16
Kebutuhan pendidikan kini semakin kompleks, begitu pula dengan
kebutuhan kurikulum yang ada juga semakin berkembang, maka
disarankan agar tiap sekolah atau lembaga pendidikan menerapkan suatu
sistem kurikulum yang sesuai dengan keadaan lingkungan sekolahnya.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal.2011. konsep dan Model pengembangan


Kurikulum.Yokyakarta:Rosda.

https://id.wikipedia .org/wiki/Kurikulum https://subhaniain.wordpress.

Burhan Nurgiyantoro.2008.Dasar-Dasar Pengembangan kurikulum


sekolah.Yogyakarta:BPFE-Yogyakarta.

Asrohah Harun , dan Alamsyah, Anas Amin. Pengembangan Kurikulum.


Surabaya: kopertais IV Press.

17

Anda mungkin juga menyukai