KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................1
C. Tujuan Pembahasan.....................................................................................1
BAB 2 PEMBAHASAN...........................................................................................3
A. Pengertian Kurikulum..................................................................................2
B. Dimensi-Dimensi Kurikulum.......................................................................3
C. Fungsi dan Peranan Kurikulum..................................................................4
D. Peranan Kurikulum......................................................................................8
E. Teori Kurikulum...........................................................................................9
F. Kedudukan Kurikulum dalam Sisdiknas.................................................11
G. Hubungan Kurikulum dengan Pembelajaran..........................................12
H. Manajemen Kurikulum..............................................................................13
A. Kesimpulan..................................................................................................14
B. Saran.............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................15
BAB I
PEMBAHASAN
A. Latar Belakang
Kurikulum merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan
pendidikan, sekaligus merupakan pedoman dalam pelaksanaan
pembelajaran pada semua jenis dan jenjang pendidikan.kurikulum harus
sesuai dengan falsafat dan dasar negara, yaitu pancasila dan UUD 1945
yang menggambarkan pandangan hidup suatu bangsa. Tujuan dan pola
kehidupan suatu negara banyak ditentukan oleh sistem kurikulum yang
digunakannya, mulai dari kurikulum taman kanak-kanak sampai dengan
kurikulum perguruan tinggi.
Kurikulum adalah soal pilihan ( curiculum is a matter of choice)
piihan itu biasanya dilakukan oleh orang berkuasa (pemerintah).
Kurikulum juga sering dijadikan alat politik oleh pemerintah. Misalnya
ketika indonesia masih di bawah penjajahan Belanda dan Jepang,
kurikulum harus disesuaikan dengan kepentingan politik kedua negara
tersebut.
Kurikulum harus bersifat dinamis, artinya kurikulum selalu
mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan zaman, ilmu
pengethuan dan teknologi, tingkat kecerdasan peserta didik, kultur, sistem
nilai, serta kebutuhan masyarakat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kurikulum?
2. Apakah pengaruh kurikulum dalam jenjang pendidikan bagi kepala
sekolah, guru, pengawas, dan bermasyarakat.
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian kurikulum.
2. Mengetahui pengaruh pendidikan dalam jenjang pendidkan bagi
kepala sekolah, guru, pengawas, dan bermasyarakat
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kurikulum
Secara etimologis, istilah kurikulum (curriculum) berasal dari
bahasa yunani, yaitu curir yang artinya “pelajar” dan curere yang berarti
“tempat berpacu”.
4
Dalam bahasa Prancis, istilah kurikulum berasal dari kata courier
B. Dimensi-Dimensi Kurikulum
Enam Dimensi Kurikulum:
1. Kurikulum sebagai Suatu Ide
Ide atau konsep kurikulum bersifat dinamis, dalam arti akan selalu
berubah mengikuti perkembangan zaman, minat dan kebutuhan pesertan
didik, tuntunan masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dimensi kurikulum sebagai suatu ide, biasanya dijadikan langkah awal
dalam pengembangan kurikulum, yaitu ketika melakukan studi pendapat.
5
domain hasil belajar tersebut dapat dipisahkan, tetapi secara praktis domain
tersebut harus bersatu.
6
pentingnya pemerintah melibatkan kepala sekolah dalam merancang
kurikulum, termasuk sosialisasi kurikulum baru.
7
Dalam praktik, guru merupakan ujung tombak pengembangan
kurikulum sekaligus sebagai pelaksana kurikulum di lapangan. Guru
juga sebagai faktor kunci (key faktor) dalam suatu kurikulum.
Bagaimanapun baiknya suatu kurikulum disusun, pada akhirnya akan
sangat bergantung pada kemampuan guru di lapangan. Efektifikasi
suatu kurikulum tidak akan tercapai, jika guru tidak dapat memahami
dan melaksanakan kurikulum dengan baik sebagai pedoman dalam
proses pembelajaran. Artinya, guru tidak hanya berfungsi sebagai
pengembang kurikulum, tetapi juga sebagai pelaksana kurikulum.
Guru betul-betul dituntut untuk selalu meningkatkan
kempetensinya sesuai dengan perkembangan IPTEK, perkembangan
masyarakat, perkembangan psikologi belajar, dan perkembangan ilmu
pendidikan. Guru harus memiliki kompetensi profesional, kompetensi
pedagogik, kompetensi personal, dan kemampuan sosial secara eimbang
dan terpadu. Bagi guru, memahami kurikulum merupakan suatu hal yang
mutlak dan harga mati.Segala sesuatu yang dikerjakan oleh guru dan
disampaikan kepada peserta didik harus sesuai dengan tuntunan kurikulum
yang berlaku. Guru dengan kurikulum tidak bisa dipisahkan, tetapi harus
merupakan satu kesatuan yang utuh sehingga menjadi satu raga.
8
bimbingan dan konseling, keefektifan pengunaan perpustakaan, dan lain-
lain. Implikasinya adalah pengawas harus menguasai kurikulum yang
berlaku agar dapat memberikan bimbingan secara profesional kepada
guru-guru, terutama dalam pengembangan program pembelajaran dan
impelementasinya.
9
ketat dalam penerimaan calon tenga kerja. Seleksi dalam bentuk apa pun
tidak akan membawa arti apa-apa jika instansi tersebut tidak mempelajari
terlebih dakulu kurikulum yang telah ditempuh oleh para calon tenaga
kerja tersebut. Bagaimanpun, kadar pengetahuan, keterampilan, sikap, dan
nilai-nilai yang dimiliki calon tenaga kerja, merupakan produk dari
kurikulum yang ditempuhnya. Para pemakai lulusan harus mengenal
kurikulum yang telah ditempuh calon tenaga kerja. Studi kurikulum akan
banyak membantu pemakai lulusan dalam menyeleksi calon tenaga kerja
yang andal, energi, disiplin, bertangung jawab, jujur ulet, tepat, dan
berkualitas.
D.Peranan Kurikulum
1. Peranan Konservatif
Peranan kritis dan evaluatif yaitu peranan kurikulum untuk menilai dan
memilih nilai-nilai sosial-budaya yang akan diwariskan kepada peserta
didik berdasarkan kriteria tertentu. Asumsinya adalah nilai-nilai sosial-
budaya yang ada dalam masyarakat akan selalu berubah dan berkembang.
Perubahan dan perkembangan nilai-nilai tersebut belum tentu relevan
dengan karakteristik budaya bangsa kita, yatu bangsa indonesia. Nilai-nilai
10
yang relevan tentu harus dibuang dan diganti dengan nilai-nilai budaya
baru yang positif dan bermanfaat. Di sinilah penanan kritis dan evaluatif
kurikulum sangat diutamakan. Jangan sampai peserta didik kita
terkontaminasi oleh nilai-nili budaya asing yang bertentangan dengan
pancasila.
3. Peranan Kreatif
E. Teori Kurikulum
11
Definisi yang senada dikemukakan kerlinger dalam beauchamp (1975)
bahwa “a theory is a set of interrelated constructs (consepts), definitions, and
prepositions that pesent a systematic view of phenomena by specitying
relations among variables, with the purpose of explaining and predicting
phenomena”. Dari kedua definisi di atas dapat diketahui karakteristik suatu
teori, yaitu:
menetukan arah dari ilmu it, menetukan data apa yang harus
dikumpulkan, memberikan kerangka konseptual tentang cara
mengelompokkan dan menghubungkan data, merangkum fakta-fakta
12
menjadi; dan menunjukkan kekurangan pengetahuan kita tentang
disiplin ilmu itu. Sehubungan dengan fungsi teori, brodbeck
menyatakan “a theory not only explains and predicts, it also unifies
phenomena.” Demikian pula halnya dengan teori kurikulum yang
mempunyai kedudukan sangat penting dalam pengembangan
kurikulum dan menjadi syarat mutlak untuk mengembangkan
kurikulum sebagai suatu disiplin ilmu.
13
1. Kurikulum harus disusun sesuai dengan kebutuhan peseta didik dan
masyarakat, berakar pada kebudayaan dan kepribadian bangsa serta
diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
2. Kurikulum untuk semua jenis dan jenjang pendidikan harus
dikembangkan secaraberkesnambungan dan fungsional terhadap
perkembangan peserta didik dan masyaarakaat
3. Sesuai dengan prinsip persamaan dan perbedaan individual, dikaitkan pula
dengan fungsi sekolah sebagai wadah pewarisan pesan-pesan bangsa dan
negara, maka dalaam kurikulum perlu dibedakan antara program inti (core
program) dengan program pilihan sesuai dengan bakat, minat dan
pertimbangan-pertimbangan lain yang relevan
4. Struktur materi dan proses pertimbangan harus dirancang dengan sebaik-
baiknya dan diarahkan untuk mencapai keseimbangan antara
perkembangan perilaku kognitif, efektif, dan psikomotor pada diri peserta
didik.
5. Kurikulum tidak hanya ditujukan untuk membentuk kemampuan
akademik dan nilai-nilai pribadi, tetapi juga untuk menumbuhkan
kemampuan belajar untuk belajar (lerning how to learm) dan untuk
mengembangkan diri sendiri.
14
Kurikulum dan pembelajaran merupakan dua istilah yang berbeda tapi tida
dapat dipisahkan satu dengan lainnya.
H. Manajemen Kurikulum
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara etimologis, istilah kurikulum (curriculum) berasal dari
bahasa yunani, yaitu curir yang artinya “pelajar” dan curere yang berarti
“tempat berpacu”.
Istilah kurikulum berasal dari dunia olahraga, terutama dalam
bidang atletik pada zaman Romawi Kuno di Yunani.
B. Saran
16
Kebutuhan pendidikan kini semakin kompleks, begitu pula dengan
kebutuhan kurikulum yang ada juga semakin berkembang, maka
disarankan agar tiap sekolah atau lembaga pendidikan menerapkan suatu
sistem kurikulum yang sesuai dengan keadaan lingkungan sekolahnya.
DAFTAR PUSTAKA
17