“ PEMOTIVASIAN MANAJEMEN”
DOSEN PENGAMPU :
Drs. IKBAL BARLIAN, M.Pd
DESKONI, S.Pd., M.Pd
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 5
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT., yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga Makalah yang berjudul “Pemotivasian
Manajemen” dalam Mata Kuliah Pengantar Manajemen ini dapat diselesaikan
dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada
Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita
selaku umatnya. Harapan kami semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi
pembacanya, dan bisa dijadikan sebagai sarana dalam pembelajaran. Kami
disini juga menyadari jika makalah yang kami buat belum sempurna, tetapi kami
telah membuat makalah ini dengan sebaik mungkin maka dari itu kami mohon
maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan,
karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan
kekurangan pasti milik kita sebagai manusia.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
kemungkinan memberi reward (ganjaran) akan sangat membantu pimpinan dalam
memotivasi anggotanya. Ada beberapa mitos yang perlu diluruskan bagi Pimpinan
tentang motivasi, diantaranya :
1) Pimpinan bisa memotivasi orang.
Hal itu tidak keseluruhan benar. Anggota organisasi harus memotivasi dan
memberdayakan diri sendiri. Namun, Pimpinan dapat mengatur sebuah
lingkungan dimana mereka memotivasi dan memberdayakan diri mereka sendiri
dengan baik. Kuncinya adalah mengetahui cara mengatur lingkungan untuk
masing-masing anggota.
2) Uang adalah motivator yang baik.
Untuk hal-hal tertentu seperti uang, kantor yang bagus dan keamanan kerja
dapat membantu orang yang kurang motivasi, tetapi biasanya tidak membantu
orang untuk menjadi lebih termotivasi. Tujuan utama adalah memahami motivasi
dari setiap anggota organisasi.
3) Ketakutan adalah motivator yang meyakinkan.
Ketakuatan adalah motivator yang sangat besar (untuk waktu yang
singkat), dalam jangka panjang ketakutan tidaklah menjadi motivator yang baik.
4) Pimpinan tahu apa saja yang dapat memotivasi dirinya, sehingga dia juga
mengetahui apa saja yangdapat memotivasi anggotanya.
Hal ini tidak selalu benar karena orang yang berbeda termotivasi oleh hal
yang berbeda pula. Pimpinan mungkin lebih termotivasi oleh pengakuan dari
pekerjaan yang dilakukan dengan baik, tetapi tidak demikian dengan para
anggota, mereka memiliki motif berbeda.
5) Kepuasan kerja meningkat, berarti prestasi kerja meningkat.
Penelitian menunjukkan ini belum tentu benar sama sekali. Peningkatan
kepuasan kerja tidak selalu berarti meningkatkan kinerja kerja. Jika tujuan
organisasi tidak selaras dengan tujuan anggota, maka anggota tidak efektif bekerja
terhadap misi organisasi.
6) Pimpinan tidak bisa memahami motivasi anggota
Hal ini juga tidak seluruhnya benar karena terdapatlangkah-langkah yang
sangat mendasar bagi Pimpinan dalam mempelajari dan memahami motivasi
anggota organisasi sehingga Pimpinan dapat mengarahkan mereka pada
2
pencapaian tujuan. Mitos-mitos tersebut tampaknya masih menjadi pegangan
dikalangan para pemimpin dalam memotivasi anggota organisasi. Padahal,
pengetahuan-pengetahuan tentang motivasi berkembang begitu pesat dan
bervariatif. Pimpinan tentunya diharapkan mampu melakukan tugas-tugas
manajerialnya dengan baik agar tujuan organisasi tercapai. Untuk itu, pemahaman
mendasar tentang motivasi dan memotivasi anggota organisasi sangat diperlukan.
Berdasarkan hal inilah Penulis tertarik untuk menyajikan makalah tentang dasar-
dasar motivasi sebagai panduan bagi pemimpin, terutama bagi pemimpin muda.
Adapun masalah – masalah yang diangkat adalah :pengertian motivasi, proses
motivasi, dasar timbulnya motivasi dan mengapa motivasi penting dalam sebuah
organisasi.
3
1.4 Manfaat Penulisan
Melalui makalah ini diharapkan pembaca menjadi lebih memahami
tentang pemotivasian, sehungga lebih mengetahui akan pentingnya
pemotivasian dalam dunia kerja maupun organisasi. Selain itu motivasi adalah
kegiatan yang dilakukan oleh atasan dalam memberikan inspirasi, semangat
serta dorongan kepada bawahan untuk melakukan suatu kegiatan.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
juga dapat diartikan sebagai dorongan (driving force) dimaksudkan sebagai
desakan yang alami untuk memuaskan dan memperahankan kehidupan.”.
c. Menurut Mangkunegara (2005,61) menyebutkan bahwa “Motivasi terbentuk
dari sikap (attitude) karyawan dalam menghadapi situasi kerja di perusahaan
(situation). Motivasi merupakan kondisi atau energi yang menggerakkan diri
karyawan yang terarah atautertuju untuk mencapai tujuan organisasi
perusahaan. Sikap mental karyawan yang pro dan positif terhadap situasi
kerja itulah yang memperkuat motivasi kerjanya untuk mencapai kinerja
maksimal”.
d. Menurut Mr. Donald (1950) menyebutkan bahwa “Motivasi adalah suatu
perubahan energi dalam diri (pribadi)seseorang yang ditandai dengan
timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan”.
e. Menurut Drs. Moh. Uzer Usman (2000) menyebutkan bahwa “Motivasi
adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan/
tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan diri individu yang mendorong
tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan.”.
f. Menurut Davies Ivor K (1986) menyebutkan bahwa “Motivasi adalah
kekuatan tersembunyi di dalam diri kita yang mendorong kita untuk
berkelakuan dan bertindak dengan cara yang khas.”.
6
b. Meningkatkan kesejahteraan pekerja
c. Meningkatkan partisipasi serta kreativitas pekerja
d. Menciptakan kondisi serta ikatan kerja yang bagus
e. Mengefektifkan pengadaan pekerja
f. Mengembangkan kedisiplinan serta menurunkan tingkat absensi pekerja
g. Mempertahankan loyalitas serta kestabilan pekerja
h. Mengembangkan produktivitas kerja
7
dapat menyampaikan saran, ide dan kritikan sehingga dapatmengembangkan
kemampuan dan keterampilan mereka.
b) Motivasi Negatif (motivasi khusus)
Motivasi ini berbentuk teguran secara lisan dan teguran secara tertulis.
Motivasi.yang berupa teguran disini bersifat berjenjang atau terdapat
tingkatannya yaitu dari pimpinan unit kerjanya kemudian Bidang Kepegawaian
setelah itu teguran dari Pimpinan Kantor. Motivasi negative diberlakukan bagi
pegawai yang bermasalah dalam pekerjaan.
1. Motivasi intrinsik
Motivasi intrinsik adalah motivasi yang datang dari kemauan diri sendiri
untuk melakukan sesuatu tanpa adanya imbalan eksternal yang jelas seperti
mendapat hadiah atau bonus. Contoh motivasi intrinsik adalah ketika kamu
mengerjakan pekerjaan yang baru dan merasa yakin jika pekerjaan tersebut akan
bermanfaat bagi kamu secara pribadi. Dengan keyakinan itu, maka kamu akan
menikmati prosesnya dan sukarela mengerjakannya. Jenis motivasi intrinsik
seperti ini sangat bagus dimiliki dan terus dijaga, sebab kamu tidak membutuhkan
orang lain untuk menginspirasi atau mendorong kamu. Selain itu, bentuk motivasi
seperti ini juga lebih lama bertahan karena itu berasal dari keyakinan diri sendiri.
2. Motivasi ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik merupakan jenis motivasi yang mengacu pada perilaku
yang didorong oleh penghargaan eksternal seperti gaji, pengakuan, pujian, nilai,
ketenaran dan sebagainya. Jenis motivasi ini berasal dari luar individu berbeda
halnya dengan motivasi intrinsik yang berasal dari dalam keyakinan diri sendiri.
Salah satu contoh motivasi ekstrinsik adalah saat seseorang developer tetap
mengerjakan pekerjaan rutin setiap hari yang tidak menyenangkan karena alasan
untuk mendapatkan uang. Meski motivasi ekstrinsik bisa bermanfaat untuk
8
beberapa kasus tertentu, akan tetapi ini bisa menyebabkan kelelahan atau
kehilangan efektivitas seiring waktu.
Dari dua bentuk motivasi di atas umumnya ada sekitar empat jenis
motivasi yang kerap ditemukan di tempat kerja yakni:
a) Motivasi kompetensi
Bentuk motivasi kompetensi ini berhubungan dengan kebutuhan individu
untuk merasa mampu atau kompeten. Biasanya karyawan yang memiliki motivasi
ini akan lebih banyak meningkatkan kemampuan dirinya dengan mengikuti kursus
online, pelatihan hingga mengambil pendidikan lanjut. Contoh memiliki dorongan
kompetensi adalah ketika kamu ingin mendapatkan sertifikasi di tempat kerja atau
pelatihan program perangkat baru untuk mempermudah pekerjaan. Beberapa
perusahaan sering kali mendukung karyawannya untuk bisa mengembangkan
kompetensi dengan mengizinkan mengambil pendidikan lanjut, menyediakan
tunjangan pendidikan hingga mengadakan pelatihan kerja.
b) Motivasi prestasi
Jenis-jenis motivasi kerja lainnya yang perlu kamu tahu yakni kebutuhan untuk
merasa puas ketika bisa mencapai suatu tujuan. Biasanya tujuan ini melibatkan
keinginan untuk mendapat pengakuan atas sebuah prestasi. Model motivasi
semacam ini masuk ke dalam jenis motivasi ekstrinsik, karena sumber
dorongannya berasal dari orang lain saat suatu pekerjaan bisa berhasil dan diakui.
Dorongan semacam ini termasuk jenis motivasi yang positif karena dapat
mendorong individu untuk mencapai tujuan dalam pekerjaannya. Beberapa contoh
dari motivasi prestasi di tempat kerja yakni:
1. Pengakuan publik atas karyawan yang berprestasi.
2. Adanya program employee of the month.
3. Penghargaan atau sertifikat untuk pekerjaan yang dilakukan dengan baik.
9
c) Motivasi afiliasi
Motivasi afiliasi adalah suatu kebutuhan untuk menjadi bagian dari
sekelompok orang atau organisasi tertentu. Bentuk motivasi ini juga masuk ke
dalam jenis motivasi ekstrinsik. Umumnya mereka yang memiliki motivasi afiliasi
ini akan merasakan manfaatnya saat bisa berkontribusi pada tim atau ketika
dianggap sebagai anggota yang berharga dalam tim. Orang yang memiliki
motivasi afiliasi ini akan unggul secara komunikasi interpersonal, bisa bekerja
sama dengan tim dan klien hingga memiliki kecakapan dalam bernegosiasi.
Beberapa contoh motivasi afiliasi seperti mendorong karyawan untuk terhubung
di luar pekerjaan, mendorong kolaborasi dan kerja sama antar tim yang berbeda,
memberi peluang untuk melakukan acara yang membangun keakraban tim seperti
makan bersama dan sebagainya.
d) Motivasi insentif
Jenis motivasi ini mendorong kamu untuk mendapatkan imbalan berupa
kompensasi saat kamu bisa melakukan pekerjaan di atas rata-rata. Dengan adanya
motivasi insentif ini kamu bekerja untuk mendapatkan bonus atau hadiah dari
pekerjaan yang kamu lakukan. Tentunya bila melihat maksud tersebut, ini masuk
ke dalam jenis motivasi ekstrinsik. Di tempat kerja dorongan seperti ini umum
diberikan oleh manajer untuk memotivasi karyawannya supaya lebih berorientasi.
Tak hanya untuk mendapatkan insentif, alasan untuk memperoleh penghasilan
berupa gaji juga termasuk dorongan dari motivasi insentif.
10
2. Ahmad, saya ingin menghargai Anda atas semua upaya penjualan Anda.
Karena Anda, kami dapat meningkatkan laba perusahaan sebesar 3% dan
mencapai tujuan penjualan kami. Sebagai persentase pertumbuhan
penjualan tertinggi dalam tim untuk tahun ini , Anda telah mendapatkan
bonus sebesar 5.000.000!”
3. “Pertama-tama saya ingin mengucapkan terima kasih, Michael, atas
dedikasi Anda yang berkelanjutan kepada tim saya dan pekerjaan yang
Anda lakukan. Saya sangat menghargai Anda dan upaya Anda dan saya
ingin mendiskusikan memberi Anda tanggung jawab baru, bersama
dengan kenaikan 2%. Anda telah benar-benar mendapatkannya dan saya
tahu Anda akan terus bekerja dengan sangat baik. Dengan tanggung jawab
baru ini, Anda akan selangkah lebih dekat untuk ditempatkan dalam peran
pengawasan yang sedang Anda tuju.”
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Motivasi adalah keinginan untuk melakukan sebagai kesediaan untuk
mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan-tujuan
organisasi, yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu untuk
memenuhi suatu kebutuhan individual.
2. Tujuan motivasi yaitu guna menggerakkan ataupun menggugah
individu supaya muncul kemauan serta keinginannya guna
melaksanakan suatu hal sampai bisa mendapatkan hasil ataupun
mewujudkan suatu tujuan.
3. Secara garis besar Oemar Hamalik menjelaskan ada 3 fungsi Motivasi,
yaitu: mendorong manusia agar untuk berbuat, menentukan arah
perbuatan, menyeleksi perbuatan.
4. Bentuk-bentuk pemotivasian adalah motivasi positif dan negatif.
5. Secara garis besar ada dua jenis motivasi kerja, yaitu motivasi intrinsik
dan ekstrinsik. Dari dua bentuk motivasi di atas umumnya ada sekitar
empat jenis motivasi yang kerap ditemukan di tempat kerja yakni
motivasi kompetensi, motivasi prestasi, motivasi afiliasi dan motivasi
insentif.
6. Contoh pemotivasian, yaitu: “terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada seluruh tim yang telah bekerja sama untuk menyelesaikan
proyek Apogee, Inc. sebelum batas waktu. Berkat semua kerja keras
dan dedikasi kita, kita dapat mencapai tujuan bersama dan kita semua
harus merasa bangga akan hal itu”.
12
3.2 Saran
13
DAFTAR PUSTAKA
14