Anda di halaman 1dari 15

PENGANTAR MANAJEMEN SYARIAH

( Organisasi dalam Perspektif Manajemen Syariah )

“Makalah ini Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Pengantar Manajemen Syariah pada Program studi Perbankan Syariah
kelompok 6 semester 3”

Oleh :
Kelompok 2
Irwandi Abbas (612062020157)
Esha Tri Salsabilah (612062020156)
Resky Yulianti (612062020143)
Sulistia Anugerah (612062020148)
Miftahul Jannah (612062020163)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BONE
2021

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan
banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih


banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Watampone, 28 Oktober 2021

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................
DAFTAR ISI................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................

A. Latar Belakang..................................................................................
B. Rumusan Salah.................................................................................
C. Tujuan penulisan..............................................................................

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................

A. Pengertian Organisasi.......................................................................
B. Lingkungan Organisasi Yang Islam..................................................
C. Hambatan Penegakan Disiplin dalam Organisasi.............................
D. Penyebab tidak Solidnya Organisasi................................................
E. Makna Jabatan dalam organisasi.....................................................
F. Etos Kerja Muslim Organisasi...........................................................
G. Contoh Kasus Organisasi.................................................................

BAB III PENUTUP.......................................................................................

A. Kesimpulan.......................................................................................
B. Saran.................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................

BAB I
PEMBAHASAN
A. Latar Belakang
Ekonomi merupakan bagian yang paling krusial didalam kehidupan
masyarakat. Pendidikan ekonomi disekolah-sekolah telah diajarkan,
didalam ekonomi kita memang diharuskan untuk memahami sekaligus
memecahkan masalah. Namun banyak masyarakat yang salah persepsi
mengenai ekonomi, misalnya manajemen, banyak yang beranggapan
bahwa manajemen itu sukar, dan menakutkan. Hal ini banyak dialami
oleh para siswa maupun mahasiswa, sehingga mengurangi semangat
untuk mempelajari ilmu manajemen didalam ilmu ekonomi.
Setiap orang membutuhkan manajemen dalam menjalankan aktivitasnya,
karena setiap yang dilakukan membutuhkan perhitungan dan perencanaan
yang matang, jika tidak pastilah kerugian dan kegagalan akan
menghadang. Oleh sebab itu, manajemen sangat diperlukan dalam segala
hal, baik itu berupa pekerjaan, kegiatan sehari-hari, dll.
Semoga dengan disusunnya makalah ini dapat menjadi pemicu semangat
bagi para mahasiswa, untuk lebih memahami manajemen dan
mengaplikasikannya kedalam kehidupan ssehari-hari.

B. Rumusan masalah

1. Apa itu Organisasi ?


2. Bagaimanakah Lingkungan Organisasi Islam ?
3. Apa hambatan Penegakan disiplin Dalam Organisasi ?
4. Apa Penyebab tidak Solidnya Organisasi ?
5. Apa Jabatan dalam organisasi ?
6. Apa Etos Kerja Muslim Organisasi ?
7. Contoh Kasus Organisasi !
C. Tujuan penulisan
1. Mengetahui definisi organisasi
2. Mengetahui lingkungan organisasi yang islami
3. Mandefinisikan hambatan penegakan disiplin dalam organisasi
4. Mengetahui penyebab tidak solidnya oragnisasi
5. Menjelaskan makna jabatan dalam organisasi
6. Mengetahui etos kerja muslim dalam organisasi
7. Meganalisis contoh kelebiha dan kekurangan sebuah organisasi
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Organisasi

Organisasi dapat diartikan sebagai suatu kesatuan yang merupakan wadah


atau sarana untuk mencapai berbagai tujuan atau sasaran organisasi
memiliki banyak komponen yang melandasi diantaranya terdapat banyak
orang, tata hubungan kerja, spesial pekerja dan kesadaran nasional dari
anggota sesuai dengan kemampuan dan spesialisasi mereka masing-
masing.
Berikut ini peneliti akan kemukakan pengertian organisasi menurut para
ahli. Menurut Robbins (1994 : 4), memgatakan bahwa :
“Organisasi adalah kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar,
dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang
bekerja atas dasar yang relatif terus-menerus untuk mencapai
suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan. “
B. Lingkungan Organisasi yang Islami

Karakteristik budaya organisasi islam yang dapat meningkatkan


kinerja organisasi adalah sebagai berikut :

merupakan salah satu pelaksanaan fungsi manusia sebagai


khalifah. Seorang muslim harus menyadari bahwa diciptakan
masusia adalah sebagai Khalifah fil Ard ( pemimpin dibumi ) yang
harus mampu mengarahkan amal perbuatan manusia dalam
menciptakan kebaikan dan kemaslahatan dimuka bumi ini.

Kedua, Bekerja merupakan “ Ibadah “. Islam menganjurkan dan


mendorong proses bekerja/ produksi mengingat pentingnya
kedudukan produksi dalam menghasilkan sumber-sumber
kekayaan. Bekerja juga merupakan bagian penguat sekaligus
sumber yang mencukupi kebutuhan mayarakat.

Ketiga, Bekerja dengan azas manfaat dan maslahat. Serang


muslim dalam menjalankan proses bekerjanya tidak semata
mencari keuntungan maksimum untuk menumpuk asset kekayaan.
Bekerja bukan semata-mata karena profit ekonomis yang
diperolehnya, tetapi juga seberapa penting manfaat keuntungan
tersebut atau kemaslahatan masyarakat.

Keempat, Bekerja dengan mengoptimalkan kemampuan akal


seorang. Pekerja muslim harus menggunakan kemampuan akal
fikirnya ( kecerdasannya),profesionalitas didalam mengelola
sumber daya.
Kelima, Bekerja penuh keyakinan dan optimistik. Seorang muslim
yakin bahwa apapun yang diusahakannya sesuai dengan ajaran
islam tidak membuat hidupnya menjadi kesulitan.

Keenam, Bekerja dengan mensyaratkan adanya


sikap Tawazun ( Keberimbangan ) antara dua kepentingan umum
dan khusus.

Ketujuh, Bekerja dengan memperhatikan unsur kehalalan dan


menghidari unsur keharaman ( yang dilarang Syari’at ). Seorang
pekerja muslim menghindari praktek pekerjaan atau produksi yang
mengandung unsur haram seperti keuangan mengandung riba,
kebijakan terhadap tenaga kerja yang tidak adil dan pemasaran
yang menipu.  

C. Hambatan Penegakan Disiplin dalam Organisasi


Faktor – faktor yang dapat mempengaruhi kedisiplinan kerja
asumsinya adalah bahwa pemimpin mempunyai pengaruh
langsung atau sikap kebiasaan yang diperoleh pegawai.
Kebiasaan itu ditentukan oleh pemimpin, baik dengan iklim atau
suasana kepemimpinan maupun melalui contoh pribadi. Karena itu
untuk mendapatkan disiplin yang baik, maka pemimpin harus
memberikan kepemimpinan yang baik pula. Menurut pendapat dari
Singodimedjo dalam Strisno (2009:94-97) dikemukakan bahwa
faktor yang mempengaruhi disiplin pegawai adalah sebagai
berikut:
1. Besar kecilnya pemberian kompensasi;
2. Ada tidaknya keteladanan pimpinan dalam
perusahaan;
3. Ada tidaknya aturan pasti yang dapat dijadikan
pegangan;
4. Keberanian pimpinan dalam mengambil tindakan;
5. Ada tidaknya pengawasan pimpinan;
6. Ada tidaknya perhatian kepada para karyawan;
7. Diciptakan kebiasaan – kebiasaan yang mendukung
tegaknya disiplin.
Disiplin yang paling baik adalah disiplin diri. Kecenderungan orang
normal adalah melakukan apa yang menjadi kewajibannya dan
menepati aturan permainan yang ada. Suatu waktu orang
mengerti apa yang dibutuhkan dari mereka, di mana mereka
diharapkan untuk selalu melakukan tugasnya secara efektif dan
efisien dengan senang hati. Kini banyak mengetahui bahwa
kemungkinan yang terdapat di balik disiplin adalah meningkatkan
diri dari kemalasan.
Dengan kepemimpinan yang baik, seorang pemimpin dapat
berbuat banyak untuk menciptakan iklim kerja yang
memungkinkan dalam menegakkan disiplin sebagai proses yang
wajar, karena para karyawan akan menerima serta mematuhi
peraturan – peraturan dan kebijakan – kebijakan sebagai
pelindung bagi keberhasilan pekerjaan dan kesejahteraan pribadi
mereka.
D. Penyebab Tidak Solidnya Organisasi
Manajer tidak mampu memposisikan produk secara efektif
Tanda mudah terjadinya kegagalan manajemen adalah
menurunnya keuntungan yang dapat berujung pada pengurangan
pendapatan, meningkatnya biaya atau kombinasi keduanya.
Dalam kondisi ini penjualan umumnya akan menurun karena
manajer gagal memposisikan produk usaha secara efektif atau
terlambat mengembangkan produk baru. Naiknya biaya produksi
dapat disebabkan longgarnya pengawasan, stok berlebihan dan
kegagalan mengantisipasi perubahan kebutuhan konsumen.
1. Ketidakpuasan karyawan
Tingginya angka karyawan yang berhenti bekerja di perusahaan
merupakan pertanda akan gagalnya manajemen. Karyawan
umumnya tidak ingin terlalu lama tanpa jenjang karir yang jelas.
2. Turunnya moral karyawan
Penyebab kegagalan manajemen selanjutnya adalah penurunan
moral karyawan. Hal ini dapat terjadi jika manajer gagal
memotivasi karyawan. Sebagai dampaknya, manajer
mempekerjakan karyawan yang kurang pas atau tidak
mempromosikan karyawan berprestasi. Kondisi ini membawa
pada munculnya masalah moral karyawan. Merosotnya moral
karyawan akan berujung pada ketidakpuasan karyawan dan
menurunnya produktivitas.
3. Terlalu percaya diri
Beberapa manajer mungkin akan bingung membedakan
keberuntungan usaha dengan rencana strategisnya. Hal ini bisa
membuat pengusaha menjadi terlalu percaya diri. Jika Anda ada di
posisi ini Anda akan mulai mengambil resiko yang membuat bisnis
Anda ada dalam kondisi krisis. Misalkan, Anda memesan terlalu
banyak stok persediaan didasarkan pada perkiraan penjualan
yang optimis. Saat penjualan tidak berjalan mulus, Anda mungkin
harus menghapuskan stok barang dengan menjual rugi.
4. Kontrol kualitas yang tidak layak
Rendahnya kontrol kualitas merupakan penyebab kegagalan
manajemen lainnya. Contoh dari kondisi ini adalah barang rusak,
tingginya tingkat pengembalian barang cacat, dan komplain
konsumen.
5. Layanan konsumen yang buruk
Kontrol kualitas dan layanan konsumen merupakan dua hal yang
tidak terpisahkan dalam menjamin suksesnya manajemen. Jika
usaha kecil menjual produk berkualitas rendah atau memberikan
layanan dibawah standar, jumlah keluhan pada layanan konsumen
akan meningkat. Jika Anda tidak bisa mengantisipasi
meningkatnya keluhan bisa meningkatkan kemarahan konsumen.
6. Barang habis stok
Saat konsumen tidak dapat menemukan produk yang dicari, ini
berarti adanya kegagalan dalam manajemen stok barang. Usaha
yang memiliki manajemen stok cukup buruk sangat mungkin
disebabkan oleh tenaga kurang terampil untuk memenuhi produk
yang dicari konsumen.
7. Komunikasi tidak efektif
Kerahasiaan, konflik dan kebingungan menerima kenyataan
merupakan penyebab kegagalan manajemen. Hasil dari kondisi ini
adalah kebingungan manajemen untuk menentukan arah usaha
sampai tidak adanya rasa percaya dalam manajemen mereka.
8. Panduan tidak konsisten
Manajer yang tidak memberikan panduan konsisten merupakan
penyebab gagalnya manajemen berikutnya. Arahan yang
diberikan bisa terlalu optimis atas suatu perkiraan. Jika perkiraan
gagal diwujudkan, pemangku kepentingan akan kehilangan
kepercayaan pada manajemen mereka. Untuk perusahaan publik
ini dapat berarti turunnya harga saham.
9. Hubungan buruk dengan media
Sebuah organisasi yang salah manajemen mungkin tidak akan
mendapat liputan media. Jikapun mendapat liputan, biasanya
bersifat negatif. Ini merupakan penyebab kegagalan manajemen
hubungan dengan media. Informasi yang tersebar menjadi kurang
lengkap atau salah tafsir.
E. Makna Jabatan dalam Organisasi
Dalam birokrasi pemerintahan, jabatan seringkali dimaknai
sebagai sebuah wujud dari kematangan kapasitas dan kapabilitas,
keunggulan intelektualitas dan integritas, serta posisi status sosial
dari seorang pelaku birokrasi pemerintahan yang mendapatkan
berkah promosi.
Pemaknaan tersebut terlihat sangat ideal dan memiliki korelasi
dengan perspektif jabatan dalam organisasi. Jabatan dalam
organisasi memiliki posisi strategis sebagai wahana untuk
mengaplikasikan kepemimpinan, sedangkan kepemimpinan itu
sendiri merupakan inti dari organisasi, administrasi dan
manajemen. Pelaksanaan dari fungsi-fungsi organisasi,
administrasi dan manajemen memiliki porsi ketergantungan yang
tinggi terhadap kualitas kepemimpinan. Berjalannya sebuah
organisasi, sangat bergantung dari posisi sentral pimpinan sebagai
penanggungjawab, koordinator, stabilisator dan konseptor dari
pelaksanaan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengawasan organisasi.
Begitu strategisnya posisi seorang pimpinan dalam organisasi,
maka sudah sewajarnya apabila para anggota organisasi lainnya
(unsur staf) memiliki pandangan yang menempatkan sosok
pimpinan dalam kedudukan yang tinggi dibandingkan dengan
lainnya. Seorang pimpinan seharusnya memiliki kapasitas,
kapabilitas, integritas dan intelektualias yang unggul dibandingkan
dengan anggota organisasi lainnya.
Namun demikian dalam kenyataannya ternyata banyak variabel
yang dapat mempengaruhi terhadap kebenaran pemaknaan
tersebut. Unsur kedekatan, kroni, keluarga, kedaerahan dan
bahkan sampai dengan unsur kolusi sepertinya memiliki proporsi
lebih dibandingkan dengan unsur kematangan kapasitas dan
kapabilitas, serta keunggulan intelektualitas dan integritas dari
seorang pelaku birokrasi pemerintahan yang akan dipromosikan
untuk menduduki sebuah jabatan.
F. Etos Kerja Muslim dalam Organisasi

Etos Kerja menurut Islam didefenisikan sebagai sikap kepribadian yang


melahirkan keyakinan yang sangat mendalam bahwa bekerja itu bukan
saja untuk memuliakan dirinya, menampakkan kemanusiaannya,
melainkan juga sebagai suatu manifestasi dari amal saleh. Sehingga
bekerja yang didasarkan pada prinsip-prinsip iman bukan saja
menunjukkan fitrah seorang muslim, melainkan sekaligus meninggikan
martabat dirinya sebagai hamba Allah yang didera kerinduan untuk
menjadikan dirinya sebagai sosok yang dapat dipercaya, menampilkan
dirinya sebagai manusia yang amanah, menunjukkan sikap pengabdian
sebagaimana firman Allah,
َ ‫ت ْال ِجنَّ َواإْل ِ ْن‬
‫س إِاَّل لِ َيعْ ُب ُدون‬ ُ ‫َو َما َخلَ ْق‬

“ Aku menciptakan jin dan melainkan supaya mereka menyembah-


Ku”, (QS. adz-Dzaariyat : 56).
Seorang muslim yang memiliki etos kerja adalah mereka yang selalu
obsesif atau ingin berbuat sesuatu yang penuh manfaat yang pekerjaan
merupakan bagian amanah dari Allah. Sehingga dalam Islam, semangat
kerja tidak hanya untuk meraih harta tetapi juga meraih ridha Allah SWT.
Yang membedakan semangat kerja dalam Islam adalah kaitannya
dengan nilai serta cara meraih tujuannya. Bagi seorang muslim bekerja
merupakan kewajiban yang hakiki dalam rangka menggapai ridha
Allah SWT.
G. Menganalisis organisasi majelis ulama indonesia
Majelis Ulama Indonesia ( MUI)adalah Lembaga Swadaya Masyarakat
yang mewadahi para ulama, zuama, dan cendekiawan Islam untuk
membimbing, membina, dan mengayomi umat Islam di Indonesia.
Majelis Ulama Indonesia berdiri pada 17 Rajab 1395 Hijriah atau 26 Juli
1975 Masehi di Jakarta, Indonesia. Sesuai dengan tugasnya, MUI
membantu pemerintah dalam melakukan hal-hal yang menyangkut
kemaslahatan umat Islam, seperti mengeluarkan fatwa dalam kehalalan
sebuah makanan, penentuan kebenaran sebuah aliran dalam agama
Islam, dan hal-hal yang berkaitan dengan hubungan seorang muslim
dengan lingkungannya.
Dengan adanya MUI dapat memberikan pertimbangan mengenai
masalah keagamaan dan kemasyarakatan kepada umat dan pemerintah
dalam usaha meningkatkan Ketahanan Nasional dan sebagai wadah
ukhuwah Islamiyah dalam rangka kerukunan antar umat beragama
dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan serta sehagai organisasi
yang mewakili umat Islam dalam badan konsultas. antar umat beragama
dan pengikut kepecayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa serta sebagai
komurikator antar ulama dan pemerintah dan antara ulama dengan
umat Islam guna menyukseskan Pembangunan Nasional inilah yg
menjadi kelebihan dari MUI. adapun kekurangan mui khususnya pada
masa orde baru yaitu Dari sekian banyak fatwa, terdapat beberapa
fatwa yang menggemparkan masyarakat Indonesia, pertama tentang
fatwa halal dan haramnya hewan katak yang bermula dari fatwa Majelis
Ulama daerah Sumatera Barat yang menyatakan tidak dijumpainya dalil
yang shorih akan keharamannya. Fatwa berikutnya datang dari Majelis
Ulama daerah Nusa Tenggara Barat yang menyatakan bahwa hewan
katak itu haram untuk dimakan karena termasuk hewan yang hidup di
dua alam atau dua tempat. Sebagai tanggapan terhadap kedua fatwa
tersebut akhirnya MUI menfatwakan: “Membenarkan adanya pendapat
Imam Syafi’i/Jumhur Ulama’ tentang ketidak halalan memakan daging
hewan katak, dan membenarkan pendapat Imam Maliki akan halalnya
memakan daging hewan katak”. Dari kejadian di atas, MUI baru merasa
akan kekurangannya dalam mengemban tugas

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Organisasi dapat diartikan sebagai suatu kesatuan yang
merupakan wadah atau sarana untuk mencapai berbagai tujuan
atau sasaran organisasi memiliki banyak komponen yang
melandasi diantaranya terdapat banyak orang, tata hubungan
kerja, spesial pekerja dan kesadaran nasional dari anggota sesuai
dengan kemampuan dan spesialisasi mereka masing-
masing.Faktor – faktor yang dapat mempengaruhi kedisiplinan
kerja asumsinya adalah bahwa pemimpin mempunyai pengaruh
langsung atau sikap kebiasaan yang diperoleh pegawai.
Kebiasaan itu ditentukan oleh pemimpin.
Seorang muslim yang memiliki etos kerja adalah mereka yang
selalu obsesif atau ingin berbuat sesuatu yang penuh manfaat
yang pekerjaan merupakan bagian amanah dari Allah. Sehingga
dalam Islam, semangat kerja tidak hanya untuk meraih harta tetapi
juga meraih ridha Allah SWT.
B. Saran

Karena organisasi sangat di perlukan pada organisasi, dan juga


tata kerja dalam pembagian tugas baik secara individual ,maupun
social (bersama-sama). Maka dari itu penting bagi kita,
mempunyai pengetahuan tentang organisasi, manajemen,
maupun tata kerja. Agar dapat mengembangkan potensi diri
sebaik mungkin, terutama dalam keorganisasian.

DAFTAR PUSTAKA
http://konsultasiskripsi.com/2021/01/17/pengertian-organisasi-skripsi-
dan-tesis-4/

https://www.dictio.id/t/faktor-faktor-apa-yang-menyebabkan-manajemen-
organisasi-di-perusahaan-dikatakan-tidak-berhasil-atau-gagal/16760

http://reninurmalasari10.blogspot.com/2014/12/?m=1

http://mgt.unida.gontor.ac.id/mengenal-budaya-organisasi-islami-dalam-
perusahaan/

https://www.wikiapbn.org/jabatan/

https://www.kompasiana.com/lapidianto/memaknai-jabatan-dari-
perspektif-organisasi_552884516ea834c6778b457e

https://iptek.its.ac.id/index.php/jsh/article/view/668/391

Anda mungkin juga menyukai