Anda di halaman 1dari 18

Kelompok 2 Aks 6B

KONSEP DAN PERAN PERILAKU ORGANISASI DAN KONSEP


KEPERILAKUAN DARI PSIKOLOGI DAN PSIKOLOGI SOSIAL
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas
Mata Kuliah : Akuntansi Keperilakuan
Dosen Pengampu : Karina Awalia Zahra, S.E., M.Acc

Oleh:

SALSABIELA PUTRI WIDODO 2114140279


ANISA NOOR AULIA 2114140292
FIRNA ARIYANTI 2114140253

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKA RAYA


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
PRODI AKUNTANSI SYARIAH
TAHUN 2024

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul KONSEP DAN
PERAN PERILAKU ORGANISASI DAN KONSEP KEPERILAKUAN DARI
PSIKOLOGI DAN PSIKOLOGI SOSIAL dengan baik dan tepat waktu. Makalah ini dibuat
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Akuntansi Keperilakuan.
Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada Ibu Karina Awalia Zahra, S.E.,
M.Acc selaku dosen pengampu mata kuliah Akuntansi Syariah yang membimbing penulis
dalam pengerjaan tugas makalah ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam menyusun makalah ini.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan guna
kesempurnaan makalah ini.

Palangka Raya, 12 Februari 2024

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................... 2


DAFTAR ISI ................................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 4


A. Latar Belakang ............................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 4

C. Tujuan ............................................................................................................ 5

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................ 6

A. Organisasi dan Manajemen ............................................................................. 6


B. Keterlibatan Peran Manajer ............................................................................. 6
C. Beberapa Hal Penting Dalam Perilaku Organisasi ........................................... 8
D. Perubahan Pada Tingkat Individu dan Tingkat Organisasi ............................... 11
E. Dasar Motivasi Organisasi............................................................................... 13
F. Tipe Pola Motivasional ................................................................................... 14
G. Konsep Keperilakuan dari Psikologi dan Psikologi Sosial ............................... 15

BAB III PENUTUP ........................................................................................................ 17


A. KESIMPULAN .............................................................................................. 17

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 18

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Akuntansi merupakan suatu sistem untuk menghasilkan informasi keuangan


yang digunakan oleh para pemakainya dalam proses pengambilan keputusan bisnis.
Tujuan Informasi tersebut adalah memberikan petunjuk dalam memilih tindakan yang
paling baik untuk mengalokasikan sumber daya yang langka pada aktivitas bisnis dan
ekonomi. Namun, Pemilihan dan penetapan suatu keputusan bisnis juga melibatkan
aspek-aspek keperilakuan dari para pengambil keputusan. Dengan demikian, akuntansi
tidak dapat dilepaskan darinya. aspek perilaku serta kebutuhan organisasi akan
informasi yang dapat dihasilkan oleh akuntansi.
Studi perilaku organisasi adalah telaah tentang privat dan dinamika kelompok
dan konteks organisasi, serta sifat organisasi itu sendiri. Manusia adalah salah satu
faktor penting dalam organisasi. Kinerja organisasi sangat tergantung pada kinerja
individu yang ada didalamnya. Dalam seluruh pekerjaan, anggotalah yang menentukan
keberhasilannya, sehingga berbagai upaya meningkatkan produktivitas organisasi harus
dimulai dari perbatkan produktivitas anggota. Oleh karena itu, pemahaman tentang
perilaku organisasi baik dari psikologi dan psikologi sosial menjadi sangat penting
dalam rangka meningkatkan. kinerjanya. Organisasi merupakan suatu sistem aktivitas
kerja sama yang dilakukan oleh dua orang orang atau lebih.
Dengan demikian, akuntansi tidak dapat dilepaskan dari aspek perilaku manusia
serta kebutuhan organisasi akan informasi akuntansi. Kesempurnaan teknis tidak
pernah mampu mencegah orang untuk mengetahui bahwa tujuan jasa akuntansi bukan
hanya sekedar teknik yang didasarkan pada efektivitas dari segala prosedur akuntansi,
kecuali bergantung pada bagaimana perilaku orang-orang di dalam organisasi itu
sendiri.

B. Rumusan Masalah

1. Apa hubungan manajemen dan organisasi?


2. Bagaimana keterlibatan peran manajer?
3. Apa saja hal penting dalam perilaku organisasi?
4. Bagaimana perubahan pada tingkat individu, tingkat kelompok, dan tingkat
organisasi?

4
5. Bagaimana dasar motivasional organisasi?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui dan memahami tentang hubungan manajemen dan organisasi.


2. Untuk mengetahui dan memahami tentang keterlibatan peran manajer.
3. Untuk mengetahui dan memahami tentang hal penting dalam perilaku organisasi.
4. Untuk mengetahui dan memahami tentang perubahan pada tingkat individu, tingkat
kelompok, dan tingkat organisasi.
5. Untuk mengetahui dan memahami tentang dasar motivasional organisasi.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Organisasi dan Manajemen

Organisasi merupakan alat manajemen untuk mencapai tujuan. Manajemen


sangat berhubungan erat dengan organisasi sebagai wadah atau tempat manajemen itu
untuk berpartisipasi aktif. Organisasi tanpa manajemen yang baik akan menghasilkan
rutinitas: organisasi tidak akan bertahan lama. Secara umum organisasi dapat
didefinisikan sebagai unit sosial yang dikoordinasikan secara sadar, terdiri atas dua
orang atau lebih dan yang relatif terus-menerus untuk mencapai satu atau serangkaian
tujuan bersama.

B. Keterlibatan Peran Manajer

Manajer adalah sesesorang yang bekerja dengan dan melalui orang lain dengan
mengkoordinasikan kegiatan pekerjaan untuk mencapai tujuan organisasi.
Secara umum, manajer dapat diklasifikasikan sebagai manajer tingkat bawah, tingkat
menengah, dan tingkat atas.
1. Manajer Tingkat Bawah (Manajemen Bawah)
Manajer ini merupakan orang yang menduduki posisi di tingkat paling bawah dan
mengelola pekerjaan individu non manajeriqaal yang terlibat dalam produksi atau
terciptanya organisasi prosuk. Mereka sering disebut penyelia, tetapi bisa juga
disebut manajer lini, manajer kantor, atau bahkan mandor.
2. Manajer Tingkat Menengah (Manajemen menengah)
Manajer tingkat menengah mencakup semua tingkatan manajemen antara tingkatan
paling rendah dengan tingkat puncak pada organisasi tertentu. Manajer tingkat
menengah mengelola pekerjaan para manajer lini pertama dan mempunyai sebutan.
seperti kepala bagian atau kepala biro, pemimpin proyek, manajer pabrik, atau
divisi manajer.
3. Manajer Tingkat Atas (Manajemen Puncak)
Manajer yang menduduki posisi ini biasanya disebut manajemen puncak, yang
Bertanggung jawab atas pengambilan keputusan yang mencakup seluruh organisasi
dan menyusun rencana serta sasaran yang akan mempengaruhi organisasi itu.

6
Fungsi Manajemen
Definisi manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian,
pengoordinasian, dan pengendalian sumber daya untuk mencapai sasaran (sasaranècara
efektif dan efisien. Fungsi dasar manajemen adalah :
1. Perencanaan
Fungsi perencanaan mencakup proses menetapkan sasaran, menetapkan suatu
strategi untuk mencapai sasaran tersebut, dan menyusun rencana guna yang
memadukan dan mengkoordinasikan sejumlah kegiatan.
2. Pengorganisasian
Fungsi pengorganisasian mencakup proses menentukan tugas yang harus
dikerjakan pihak yang harus mengerjakannya, cara tugas-tugas itu akan dilindungi,
hierarki pelaporan, dan pada tingkatan apa keputusan yang harus diambil.
3. Pengarahan
Pengarahan adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota
kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial
dan usaha.
4. Kepemimpinan
Fungsi kepemimpinan merupakan kemampuan dan kesiapan seseorang untuk
mempengaruhi, membimbing, dan mengarahkan atau mengelola orang lain agar
mereka mau melakukan sesuatu demi tercapainya tujuan bersama.
5. Pengendalian
Fungsi pengendalian menjelaskan bahwa setelah sasaran ditentukan, rencana
dirumuskan, pengaturan strukturnya ditetapkan (fungsi organisasi), serta orang-
orang dipekerjakan, dilatih dan diberikan motivasi, terdapat sejumlah evaluasi
untuk mengetahui apakah segala sesuatunyaberjalan sesuai rencana.

Peran Manajemen
Istilah peran manajemen mengacu pada kategori tertentu dari perilaku
manajerial, Peran perilaku manajerial terkandung ke dalam tiga kelompok yaitu:
1. Peran antar-pribadi, yaitu melibatkan orang dan kewajiban orang lain, yang bersifat
seremonial dan simbolis.
2. Peran informasional, meliputi peran manajer sebagai pemantau dan penyebar
informasi, serta peran sebagai juru bicara.

7
3. Peran pengambilan keputusan, meliputi peran manajer sebagai wirausaha, pemecah
masalah, pengalokasi sumber daya, dan konsultan.

Keahlian Manajemen
Setiap manajer membutuhkan tiga keterampilan dasar atau kompetensi yang mutlak
yaitu:
1. Keahlian Konseptual (Keterampilan Konsepsional) Manajer tingkat atas (manajer
puncak) harus memiliki keterampilan untuk membuat konsep, ide, gagasan demi
kemajuan organisasi, Gagasan atau ide serta konsep hal tersebut kemudian harus
dijabarkan menjadi suatu rencana kegiatan untuk mewujudkan gagasan atau
konsepnya.
2. Keahlian tentang Orang (Keterampilan Kemanusiaan) Selain kemampuan
konsepsional, manajer perlu dilengkapi dengan keterampilan berkomunikasi atau
ketermapilan berhubungan dengan orang lain, yang disebut juga keterampilan
kemanusiaan. Komuniakasi yang persuasif harus selalu diciptakan oleh manajer
terhadap bawahan yang dipimpinnya.
3. Keahlian teknis (Keterampilan Teknis) Keterampilan ini pada umumnya
merupakan bekal bagi manajer pada tingkat yang lebih rendah Keterampilan teknis
ini merupakan kempuan untuk menjalankan suatu pekerjaan tertentu.

C. Beberapa Hal Penting dalam Perilaku Organisasi

Teori Peran
Peranan sosial adalah tanggapan perilaku yang diharapkan atau dikehendaki.
Peranan sosial. menggambarkan hak, tugas, kewajiban dan perilaku yang sesuai dengan
orang yang memegang. posisi tertentu dalam konteks sosial tertentu dan peran
merupakan komponen perilaku nyata yang disebut norma.

Struktur Sosial
Studi perilaku manusia bergantung pada dua fakta yaitu orang-orang yang
bertindak secara teratur dengan pola berulang dan orang-orang tidak mengisolasikan
bentuk, tetapi mereka saling berhubungan.

Budaya

8
Budaya merupakan satu sudut pandang yang pada saat bersamaan dijadikan
jalan hidup. oleh masyarakat. Tidak ada masyarakat tanpa suatu budaya, dan budaya
tidak eksis di luar masyarakat. Jika demikian, maka budaya atau jalan hidup meliputi
sistem kepercayaan umum yang sesuai dengan gaya perilaku atau pemikiran dan
pengetahuan teknis yang diharapkan.
Budaya merupakan norma-norma dan nilai-nilai yang mengarahkan perilaku
anggota organisasi. Tiga faktor mendasar :
1. Struktural ditentukan oleh ukuran-ukuran seperti umur, tepat operasi, sejarah
perusahaan, serta lokasi geografis.
2. Politis ditentukan oleh distribusi kekuasaan dan cara pengambilan keputuan
manajerial.
3. Emosional mencakup pemikiran kolektif, kebiasaan, sikap, perasaan, dan pola
perilak.

Praktik organisasi yang yang dilakukan dan menghasilkan nilai-nilai budaya terdiri
dari :

1. Proses seleksi terdiri dari perekrutan yang merupakan cara mengidentifikasi,


menyaring dan mengundang orang luaruntuk bergabung menjadi gabungan unit
organisasi dan seleksi Individu yang merupakan proses penyesuaian yang dilakukan
oleh orang luar agar dirinya dapat direkrut.
2. Proses Sosialisasi.

Menurut Hofstede (1980, 1991), terdapat empat dimensi budaya nasional :

1. Jarak Kekuasaan (power distance) didistribusikan secara tidak merata. sejauh apa
orang percata bahwa kekuasan
2. Penghindaran ketidakpastian (uncertain avoidance) sejauh apa orang merasa
teranca, dengan keadaan yang tidak tentu.
3. Maskulinitass dan feminisitas (masculinity dan femininity) Maskulinitas
merupakan situasi yang ditandai dengan nilai-nilai dominan di masyarakat yang
menekankan dan mementingkan harta sedangkan feminisitas merupakan situasi
yang menjelaskan dominan dalam masyarakat yang menekankan pada tindakan
sosial.
4. Individualisme dan koletivitisme (individualsm and collectivism)

9
Komitmen Organsisasi
Merupakan tingkat sejauh apa seorang karyawan memihak pada suatu
organisasi tertentu dan tujuan-tujuannya, serta berniat mempertahankan
keanggotaannya dalam organisasi tersebut. Komitmen organisasi merupakan nilai
personal, yang terkadang mengacu pada sikap loyal pada perusahaan atau komitmen
pada perusahaan.
Komitmen dalam organisasi terbangun apabila setiap individu mengembangkan
tiga sikap yang saling berhubungan berikut :
1. Identifikasi Pemahaman atau penghayatan terhadap tujuan organisasi.
2. Keterlibatan perasaan terlibat dalam suatu pekerjaan atau perasaan bahwa pekerjaan
tersebut adalah menyenangkan.
3. Loyalitas perasaan bahwa organisasi adalah tempatnya bekerja dan tinggal.

Tiga komponen utama mengenai komitmen organisasi:

1. Komitmen afektif terjadi apabila karyawan ingin menjadi bagian dari organisasi
karena ikatan emosional atau psikologis.
2. Komitmen kontinu muncul apabila karyawan tetap bertahan pada suatu organisasi
karena membutuhkan gaji dan keuntungan-keuntungan lain.
3. Komitmen normatif timbul dari nilai-nilai diri karyawan.

Cara-cara yang digunakan perusahaan untuk membangun loyalitas karyawan :

1. Pemberian kompensasi
2. Membuat kondisi kerja yang nyaman dan fasilitas kerja yang baikk
3. Memberikan tugas yang menantang dan menarik.
4. Mempraktikkan manajemen terbuka dan manajemen partisipatif
5. Memperhatikan persoalan yang dianggap penting oleh karyawan dan menjaga
keadilan. perlakuan terhadap karyawan dalam perusahaa.

Konflik Peran
Konflik peran timbul karena dua perintah berbeda yang diterima secara
bersamaan dan pelaksanaan atas salah satu perintah saja akan mengakibatkan
diabaikannya perintah yang lain.

Konflik Kepentingan

10
Weber menjelaskan jika suatu organisasi ingin mencapai tujuannya secara efektif,
maka organisasi tersebut harus dirancang sedemikian rupa dengan birokrasi dan
karakteristik sebagai berikut :
1. Pembagian kerja
2. Hierarki wewenang yang jelas
3. Prosedur seleksi yang normal
4. Peraturan yang terperinci
5. Hubungan yang tidak didasarkan pada hubungan pribadi

D. Perubahan Pada Tingkat Individu dan Tingkat Organisasi

1. Perubahan pada Tingkat Individu


Perbedaan Individu
Setiap individu dalam kelompok memiliki karateristiknya masing-masing yang
berupa kepribadian, persepsi, nilai dan sikap. Hal-hal tersebut berpengaruh pada
perilaku individu.

Motivasi
Motivasi merupakan apa yang ada pada diri sesorang yang terdorong karena
keinginan. untuk hidup, keinginan untuk melihat sesuatu, keinginan akan kekuasaan,
dan keingininan akan adanya pengakuan. Maka dapat diartikan motivasi merupakan
dorongan atau keinginan yang dapat dicapai oleh seseorang individu dengan perilaku
tertentu dalam usahanya,

Pemberdayaan
Tujuan pemberdayaan dalam organisasi adalah:
1. Meingkatkan motivasi untuk mengurangi kesalahan dan mendorong karyawan
bertanggung jawab akan tindakannya.
2. Meningkatkan dan mengembangkan kreativitas dan inovasi
3. Mendorong peningkatan kealitas produk dan jasa
4. Meningkatkan kepuasan pelangan dengan mendekatkan karyawan ke pelanggan.
5. Meningkatkan kesetiaan dan pada saat yang sama mengurangi tingkat kemangkiran
6. Mendorong kerja sama yang lebih baik dengan rekan sesama kerja

11
7. Mengurangi tugas pengawasan dari manajemen menengah operasional sehari-hari
sehingga manajer mempunyai waktu perhatian khusus terhadapa masalah yang
lebih besar.
8. Menyiapkan karyawan untuk berkembang dan menghadapi perubahan, suksesi dan
tuntutan persaingan
9. Meningkatkan daya saing bisnis.

Berperilaku Etis

Etika merupakan norma atau standar perilaku kita yang berfungsi sebgai
petunjuk moral ketika kita berinteraksi dengan orang lain. Etika juga merupakan
seperangkat aturan/norma/pedoman yang mengatur perilaku manusia, baik yang harus
dilakukan maupun harus ditinggalkan, yang dianut oleh sekelompok manusia,
masayarakat atau profesi.

Bekerja dengan yang lainnya


Keberhasilan dalam setiap pekerjaan melibatkan pengembangan hubungan atau
keterampilan antar pribadi yang baik dari orang-orang didalamnya.

Perbedaan Keuatan Kerja


Organisasi lebih berbeda dengan mempekerjakan keanekaragaman yang lebih
tinggi dari orang-orang yang terlibat didalamnya berkaitan dengan gender, ras, etnis,
orientasi seksual dan umur. Untuk bekerja secara efektif dengan orang-orang berbeda,
maka kita perlu memahami bagaimana budaya membentuk mereka dan belajar
menyesuaikan interaksi gaya kita sendiri.

2. Perubahan pada tingkat Organisasi


Produktivitas
Produktivitas menggambarkan satu keprihatinan terhadap efektivitas (mencapai
tujuan) dan efesiensi (memperhatikan biaya). Organisasi adalah produktif jika
mencapai tujuannya dan tujuan tersebut dicapai dengan mengirim input ke output pada
biaya yang paling rendah.

Pengembangan Efektivitas Karyawan

12
Efektivitas karyawan dapat tercipta dengan baik apabila karyawan mau terlibat
dalam perilaku kewarganegaran yang baik, seperti membangun kelompok kerja,
menolong anggota lain. didalam tim, sukarela dengan pekerjaan ekstra, menghindari
konflik, kepedulian terhadap hak milik organisasi, menghormati semangat bersama dan
penuh toleransi.

Menempatkan Orang Pertama


Menurut Jeffery Pfefefer manajer harus menempatkan orang pertama dalam
mempertimbangkan tujuan organisasi dan saran stratefis orang-orang pertama tidak
hanya menghasilkan kekuatan dalam pendirian kerja, melainkan juga berpengaruh
signifikan terhadap laba.

Mengelola dan Bekerja dalam Dunia Multikultural


Satu implikasi dari pasar bebas adalah manajer dapat menemukan sendiri
pengelolaan atau bekerja pada satu lingkungan multikultural.

Fleksibilitas
Fleksibilitas dalam manajemen sumber daya manusia dapat diartikan
perusahaan. memerlukan pengembangan sistem desentralisasi yang menutamankan
pelimpahan wewenanga dan tanggung jawab secara berjenjang.

E. Dasar Motivasional Organisasi

Menarik dan Menahan Orang dalam Sebuah Sistem


Setiap orang dalam organisasi harus masuk ke sistem pada tingkat yang cukup
cepat guna menanggulangi sejumlah kekurangan.

Perilaku Spontan dan Inovatif


Perilaku ini penting karena tidak ada perencanaan organisasional yang dapat
meramalkan seluruh kontijensi dalam operasi, atau dapat memperkirakan sesuatu
dengan akurasi yang sempurna.

Kerja Sama
Kerja sama juga sangat penting agar tercapainya tujuan organisasi.

13
Perlindungan
Subkategori lainnya yang memfasilitasi fungsi organisasional adalah aksi
melinsungi organisasi terhadap bencana. Pekerja yang tidak melindungi perusahaan
dianggap manusia tidak berharga dalam organisasi.

Ide Konstruktif
Merupakan subkategori lain yang merupakan saran kreatif bagi perbaikan
metode produksi atau pemeliharaan, Ide konstruktif ini diperlukan untuk
mengembangkan suatu organisasi menjadi organisasi yang lebih baik dalam mencapai
tujuannya.

Sikap yang Sesuai


Anggota Kelompok dapat memberikan kontribusi operasi dengan membantu
menciptakan iklim yang sesuai bai komunitas atau masuarakat yang ada di sekitar
organisasi.

F. Tipe Pola Motivasional

Pola Motivasional terdiri dari:


1. Kepatuhan atau Keseuaian Norma Sistem
2. Imbalan sistem Instrumental
3. Kepuasan Instrinsik terhadap aturan kinerja spesifik
4. Intemalisasi nilai individu sesuai dengan tujuan organisasi
5. Kepuasan Sosial yang diperoleh dari Hubungan kelompok primer

Pola Motivasional Konsekuensi dan Syarat


Pola motivasional konsekuensi dan syarat terdiri dari:
1. Kepatuhan Bukan aturan yang sah
2. Kondisi Kondusif bagi Aktivasi penerimaan aturan Penggunaan aturan harus
mempertimbangkan tiga kondisi berikut :
a. Ketepatan simbol dan otoritas dan relevansi aturan terhadap sistem sosial yang
terlibat
b. Kejelasan norma legal dari aturan dan struktur aturan

14
c. Penguatan karakter sanksi
3. Imbalan sistem instrumental
4. Kondisis Kondusif terhadap ganjaran sistem yang efektif
5. Ganjaran Individual Instrumental
6. Kondisi Kondusif imbalan instrumental individual
7. Kepuasan kerja instrinsik
8. Kondisi Kondusif terhadap timbulnya kepuasan kerja instrinsik
9. Internalisasi nilai dan tujuan organisasional
10. Kondisi kondusif dari intemalisasi tujujan sistem
11. Kepuasan Sosial dari hubungan kelompok primer

G. Konsep Keperilakuan dan Psikologi dan Psikologi Sosial

1. Sikap

Sikap adalah suatu hal yang mempelajari seluruh tendensi tindakan, baik yang
menguntungkan maupun yang kurang menguntungkan, tujuan manusia, objek, gagasan,
atau situasi,

Sikap bukanlah perilaku, namun sikap menghadirkan suatu kesiapsiagaan untuk


tindakan yang mengarah pada perilaku. Oleh karena itu sikap merupakan wahana dalam
membimbing perilaku. Sikap tidak sama dengan nilai, tetapi keduanya saling
berhubungan.

2. Komponen Sikap

Sikap disusun oleh komponen teori, emosional, dan perilaku. Komponen teori
terdiri atas gagasan, persepsi, dan kepercayaan seseorang mengenai penolakan sikap.
Komponen emosional atau afektif mengacu pada perasaan seseorang yang mengarah
pada objek sikap. Komponen perilaku mengacu pada bagaimana satu kekuatan bereaksi
terhadap objek/sikap. Hal positif yang di rasakan meliputi kegemaran, rasa hormat atau
pengenalan terhadap jiwa orang lain. Perasaan negatif meliputi rasa tidak suka, takut,
atau rasa jijik.

3. Fungsi Sikap

Sikap memiliki empat fungsi utama:

15
a. Pemahaman
b. Kebutuhan akan kepuasan,
c. Defensif ego, dan
d. Ungkapan nilai.

Pemahaman atau pengetahuan berfungsi untuk membantu seseorang dalam


memberikan maksud atau memahami situasi atau peristiwa baru.Sikap juga melayani
suatu hal yang bermanfaat atau fungsi kebutuhan yang memuaskan.Sikap juga
melayani fungsi defensif ego dengan melakukan pengembangan guna melindungi
manusia dari pengetahuan yang berlandaskan kebenaran mengenai dasar manusia itu
sendiri atau dunianya. Sikap juga melayani fungsi nilai ekspresi.

3. Sikap dan Konsistensi

Orang-orang mengusahakan konsistensi antara sikap-sikapnya serta antara


sikap dan perilakunya. Ini berarti bahwa individu-individu berusaha untuk
menghubungkan sikap-sikap mereka yang terpisah dan menyelaraskan sikap dengan
perilaku mereka sehingga mereka kelihatan rasional dan konsisten.

5. Formasi Sikap dan Perubahan

Formasi sikap mengacu pada pengembangan suatu sikap yang mengarah pada
suatu objek yang tidak ada sebelumnya. Perubahan sikap mengacu pada substitusi sikap
baru untuk seseorang yang telah ditangani sebelumnya. Sikap dibentuk berdasarkan
karakter faktor psikologis, pribadi dan sosial. Hal pokok yang paling fundamental
mengenai cara sikap dibentuk sepenuhnya berhubungan langsung dengan pengalaman
pribadi terhadap suatu objek, yaitu pengalaman yang menyenangka maupun tidak,
traumatis, frekuensi kejadian, dan pengembangan sikap tertentu yang mengarah pada
gambaran hidup baru.

16
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Studi perilaku organisasi melibatkan analisis tentang individu, dinamika


kelompok, dan konteks organisasi, serta sifat organisasi itu sendiri. Manusia
memainkan peran penting dalam organisasi, dan kinerja organisasi sangat bergantung
pada kinerja individu di dalamnya. Konsep dan peran perilaku organisasi serta konsep
keperilakuan dari psikologi dan psikologi sosial menjadi sangat penting dalam
memahami dan meningkatkan produktivitas organisasi. Perilaku organisasi mencakup
studi tentang bagaimana individu, kelompok, dan struktur memengaruhi dan
dipengaruhi oleh perilaku dalam organisasi, sementara konsep keperilakuan dari
psikologi dan psikologi sosial melibatkan pemahaman tentang perilaku individu dalam
konteks sosial dan organisasional. Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam tentang
perilaku organisasi dan keperilakuan manusia dari perspektif psikologi dan psikologi
sosial dapat membantu dalam meningkatkan kinerja dan mencapai tujuan organisasi.

17
DAFTAR PUSTAKA

Lubis, Arfan Ikhsan. 2010. Akuntansi Keperilakuan. Jakarta: Salemba Empat.

Lubis, Arfan Ikhsan, Dan Muhammad Ishak. 2005. Akuntansi Keperilakuan. Jakarta:
Salemba Empat.

Arfan, Ikhsan Lubis. "Akuntansi Keperilakuan." Jakarta: Salemba Empat, 2005.

Kuang. Tan Ming dan Se Tin. 2010. Analisis Perkembangan Riset Akuntansi
Keperilakuan Studi Pada Jurnal Behavioral Research In Accounting (1998-2003).
Jurnal Akuntansi Vol.2 No.2 November 2010: 122- 133.

18

Anda mungkin juga menyukai