Anda di halaman 1dari 17

KEPEMIMPINAN

“PERANAN KEPEMIMPINAN DALAM MANAJEMEN”

Dosen Pembimbing :

Yogie Rahmat, S.Pd., M.M

Disusun Oleh:
Siti Aminah (20530101)
Fitriyani (18530041)
Ranti Maininda (18530440)
Rida Fauzhiyah (18530406)
Ricco Ramadhan Putra (19530039)

JURUSAN MANAJEMEN

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI RIAU

PEKANBARU

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,


taufik serta hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
dengan judul “Peranan Kepemimpinan Dalam Manajemen”,tepat pada
waktu yang telah ditentukan.Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas
mata kuliah KEPEMIMPINAN

Atas terselesaikannya makalah ini maka penulis mengucapkan terima


kasih kepada:

1. Allah SWT yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran


dalam penulisan makalah ini
2. Serta semua pihak yang turut membantu terselesaikannya makalah
ini.
Karena keterbatasan pengetahuan penulis maka penulisan makalah
ini jauh dari sempurna,oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari semua pihak untuk perbaikan makalah ini.
Besar harapan penulis agar makalah ini memperoleh nilai yang
memuaskan, bahkan sempurna, Aamiin.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................2

DAFTAR ISI...............................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................4

1.1 Latar Belakang.....................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah...............................................................................5

1.3 Tujuan Makalah....................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN..............................................................................6

2.1 Pengertian Peran Kepemipinan...........................................................6

2.2 Hakekat Pengambilan Keputusan.......................................................8

2.3 Peranan Kepemimpinan Dalam Pengambilan Keputusan..................9

2.4 Teori Kepemimpinan............................................................................10

2.5 Tingkatan Pemimpin Dan Kepemimpinan...........................................14

BAB III PENUTUP.....................................................................................16

3.1 KESIMPULAN......................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................17
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kepemimpinan sebagai sebuah konsep manajemen di dalam kehidupan organisasi


mempunyai kedudukan yang strategis dan merupakan gejala sosial yanga selalu
diperlukan dalam kehidupan kelompok. Dikatakan mempunyai kedudukan strategis
karena kepemimpinan merupakan titik sentral dan dinamisator dari seluruh proses
kegiatan organisasi. Sehingga kepemimpinan mempunyai peran utama dalam
menentukan dinamika dari semua sumber yang ada. Disamping kedudukannya yang
strategis, kepemimpinan juga mutlak diperlukan, dimana terjadi interaksi kerja sama
antara dua orang atau lebih dalam mencapai tujuan organisasi. Kepemimpinan
transformasional pada prinsipnya memotivasi bawahan untuk berbuat lebih baik dari
apa yagn biasa dilakukan, dengan kata lain dapat meningkatkan kepercayaan atau
keyakinan diri bawahan yang akan berpengaruh terhadap peningkatan kinerja. Untuk
menunjang keberhasilan manajemen dibutuhkan seorang pemimpin yang dapat
melaksanakan tugas dan fungsi manajemen yang baik. Seorang pemimpin yang baik
harus dapat memberikan motivasi agar organisasi dapat mencapai produktivitas kerja
dan kepuasan kerja bawahannya.
Seorang pemimpin dapat melibatkan timnya dalam membuat keputusan dalam batas-
batas yang ditentukan situasi. Hal ini mempunyai dampak penting bagi motivasi. Karena
semakin banyak kita berbagi dalam hal pembuatan keputusan yang berpengaruh pada
kehidupan profesional seseorang, maka semakin besar juga kecendrungan seseorang
termotivasi untuk melaksanakannya.
1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan pengertian Peran Kepemiminan Dalam manajemen?

2. Apa Saja Hakekat Dalam Pengambilan Keputusan?

3. Bagaimana Peranan Kepemimpinan Dalam Pengambilan Keputusan?

4. Apa Saja Macam-macamTeori dari Kepemimpinan?

5. Apa Saja Tingkatan Kepemimpinan?

1.3 TUJUAN MAKALAH

1. Untuk Mengrtahui Pengertian peran kepemimpinan dalam Manajemen

2. Untuk Mengetahui Hakekat dalam Pengambilan Keputusan

3. Untuk Mengetahui peranan kepemimpinan dalam pengambilan keputusan

4. Untuk Mengetahui Macam-macam Teori Kepemimpinan

5. Untuk Mengetahui Tingkatan Kepemimpinan


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Peran Kepemimpinan Dalam Manajemen

Kepemimpinan lebih erat kaitannya dengan fungsi penggerakan (actuating)


dalam manajemen. Fungsi penggerakan mencakup kegiatan memotivasi,
kepemimpinan, komunikasi, pelatihan, dan bentuk-bentuk pengaruh pribadi lainnya.
Fungsi tersebut juga dianggap sebagai tindakan mengambil inisiatif dan mengarahkan
pekerjaan yang perlu dilaksanakan dalam sebuah organisasi. Dengan demikian
actuating sangat erat kaitannya dengan fungsi- fungsi manajemen lainnya, yaitu:
perencanaan, pengorganisasian, dan pengawasan agar tujuan-tujuan organisasi dapat
dicapai seperti yang diinginkan. Winardi juga mengemukakan bahwa sekalipun terdapat
banyak teori tentang fungsi-fungsi manajemen, namun dapat disederhanakan bahwa
fungsi manajemen setidaknya meliputi: perencanaan, pengorganisasian, penggerakan,
dan pengawasan.

Dalam perencanaan, telah ditetapkan arah tindakan yang mengarahkan sumber


daya manusia dan sumber daya alam untuk dapat direalisasikan. Rencana-rencana
yang ditetapkan telah menggariskan batas-batas di mana orang-orang mengambil
keputusan dan melaksanakan aktivitas-aktivitas. Hal ini berarti telah dilakukan antisipasi
tentang kejadiankejadian, masalah- masalah yang akan muncul, dan hubungan
kausalitas antar pihak terkait dalam suatu organisasi di masa mendatang. Mengingat
bahwa di masa mendatang terdapat penuh ketidakpastian, maka antisipasi yang telah
ditetapkan pun sering tidak berjalan sebagaimana mestinya. Untuk ini para manajer
harus siap menghadapi keadaan darurat dengan mengembangkan rencana-rencara
alternatif.

Dalam pengorganisasian, manajemen menggabungkan dan mengkombinasikan


berbagai macam sumber daya menjadi satu kesatuan untuk dapat memberikan manfaat
yang lebih berdaya guna. Sumber daya tersebut dikelompokkan sesuai dengan sifat
dan jenisnya, diberikan peran/fungsi, dan dijalin sedemikian rupa untuk dapat saling
berinteraksi menjadi suatu sistem. Sistem yang telah ditentukan diarahkan untuk dapat
memproduksi barang/jasa sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam perencanaan.
Dalam organisasi, yang terlibat dan bertanggung jawab atas kegiatan-kegiatan terdiri
dari para manajer, para supervisor, dan para pelaksanaan.

Dengan rencana yang telah ditetapkan, mereka yang terlibat akan


merealisasikannya, bahkan dalam proses mencapai manajemen mutu total. Kegiatan
atau proyek suatu organisasi merupakan hasil dari kreasi para manajer atau hasil dari
gagasan yang disampaikan oleh para pelaksana, tim, atau kelompok pekerja.
Selanjutnya pihak-pihak tersebut bekerja sebagai suatu tim.

Kepemimpinan berperan sangat penting dalam manajemen karena unsur manusia


merupakan variabel yang teramat penting dalam organisasi. Seperti dikemukakan di
atas bahwa yang terlibat dan bertanggung jawab atas kegiatan-kegiatan organisasi
terdiri dari para manajer, para supervisor, dan para pelaksana. Manusia memiliki
karakteristik yang berbeda-beda mempunyai kepentingan masing-masing, yang bahkan
saling berbeda dan berakibat terjadi konflik. Perbedaan kepentingan tidak hanya antar
individu di dalam organisasi, tetapi juga antara individu dengan organisasi di mana
individu tersebut berada.

Seorang pemimpin harus selalu berorientasi pada keberhasilan kepemimpinannya.


Seluruh kekuatannya difokuskan pada upaya mendorong dan memotivasi bawahannya
agar mau melaksanakan kegiatan untuk mencapai tiujuan organisasi dan setiap
langkah serta penampilannya diharapkan menjadi suri teladan bagi bawahannya.
Dengan demikian pemimpin yang baik selalu memberikan pelayanan terbaik kepada
bawahannya, bukan sebaliknya, meminta dilayani oleh para bawahannya. Seorang
pemimpin juga rela mengorbankan kepentingan pribadinya untuk kemajuan para
bawahannya, yang sebenarnya hal ini juga untuk keberhasilan organisasinya.
2.2 Hakekat dalam Pengambilan Keputusan

Pada hakekatnya, pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang


sistematis terhadap hakekat suatu masalah, pengumpulan fakta-fakta dan data,
penentuan yang matang dari alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan yang
menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat. Pengertian diatas
menunjukan 5 hal dengan jelas, yaitu dalam proses pengambilan keputusan tidak ada
hal hal yang terjadi secara kebetulan dan pengambilan keputusan tidak dapat dilakukan
secara sembarangan karena cara pendekatan kepada pengambilan keputusan harus
didasarkan kepada sistematika tertentu yaitu :

1. kemampuan mengorganisasi dalam arti tersedianya sumber-sumber yang


nantinya akan digunakan untuk melaksanakan keputusan yang diambil
2. Tenaga kerja yang tersedia serta kualifikasinya
3. Filsafat yang dianut oleh organisasi
4. Situasi lingkungan intern dan ekstern yang mempengaruhi jalannya roda
administrasi dan manajemen didalam organisasi.

Tugas mengambil keputusan bukanlah sesuatu yang mudah karena organisasi saat ini
ditandai oleh kompleksitas kegiatan aneka ragam produk yang dihasilkan, interaksi
daripada hubungan kerja serta meningkatnya tuntutan dari para langgaran organisasi
yang harus dilayani. pada umumnya organisasi-organisasi besar dan kompleks
diarahkan kepada banyaknya informasi yang menuntut penanganan informasi tersebut
oleh pada ahli informasi dengan keterampilan yang tinggi. Artinya pimpinan dalam
mengambil keputusan dihadapkan kepada volume informasi yang besar sehingga
mereka memerlukan para pembantu yang ahli memilih informasi apa yang diperlukan
oleh siapa untuk mengambil keputusan apa. Untuk tugas pelayanan inilah suatu sistem
informasi bagi pimpinan perlu diciptakan dan dipelihara.

Proses Pengambilan Keputusan

1. Merumuskan problem yang dihadapi

2. Menganalisa problem tersebut


3. Menetapkan sejumlah alternatif

4. Mengevaluasi alternatif

5. Memilih alternatif keputusan yang akan dilaksanakan.

Keputusan yang diambil selalu dipengaruhi oleh faktor-faktor pskikologis yang memiliki
implikasi sosiologis, ekonomis, budaya, politis, finansial dan bahkan sering juga
ideologis. Oleh karenanya dalam proses pengambilan keputusan sebaiknya didasarkan
pada sistem administrasi yang multi fungsional dan interdisipliner karena sistem
administrasi yang demikian dapat memperhitungkan faktor-faktor ekologis tersebut
dengan cukup. Semakin langkanya sumber-sumber yang tersedia untuk digunakan
guna mencapai tujuan yang telah ditentukan. Pendekatan dalam manajeman sains
yang semakin bersifat matematis dan mengunakan data-data yang dapat dikualifikasi.
Dalam pada itu, kelompok pimpinan dewasa ini sesungghunya lebih beruntung
dibandingkan dengan rekan-rekan mereka dimasa lalu karena sebagai akibat daripada
kemajuan yang sangat pesat dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, maka kini
telah tersedia berbagai alat yang dapat digunakan oleh pimpinan untuk mempermudah
dan mempercepat pelaksanaannya selaku pengambil keputusan. Kemajuan dibidang
ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut aga para pimpinan semakin bertekad untuk
mengembangkan dan memiliki ciri-ciri kepemimpinan yang baik.

2.3 Peranan Kepemimpinan Dalam Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan merupakan bukan suatu hal yang mudah dan cepat untuk
diselesaikan, namun juga melalui berbagai macam pertimbangan. Terkadang pemimpin
mengalami dilema saat mengambil keputusan lalu menghasilkan keputusan yang salah
dan merugikan organisasi serta bawahanya. Maka dari itu seorang pemimpin juga
membutuhkan pendapat-pendapat dari anggotanya. Seorang pemimpin sebagian besar
waktunya dipergunakan untuk mengambil keputusan, sehingga semakin tinggi jabatan
seseorang maka pengambilan keputusan merupakan pekerjaan yang utama. Setiap
pemimpin memilik gaya dan perilaku yang berbeda-beda dalam memimpin organisasi,
dan pengambilan keputusan dipengaruhi oleh hal tersebut. Hasil pengambilan
keputusan itu nantinya akan dijadikan pedoman sebagai pilihan dalam mengarahkan
tindakan-tindakan yang akan dilakukan. Pengambilan keputusan dalam teori perilaku
mencerminkan karakter seorang pemimpin dan hasil pengambilan keputusan
merupakan salah satu bentuk kepemimpinan.

Syarat-syarat kepemimpinan dalam pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

1. Realistis
2. Banyak akal
3. Dapat mengambil inisiatif
4. Emosional stabil
5. Merupakan seorang komunikator yang stabil
6. Pastisipatif dalam bidang sosial.

2.4 Macam – macam Teori Kepemimpinan

Sebagai pengetahuan, bagi yang sedang belajar menjadi pemimpin, ada beberapa teori
yang dapat dipergunakan untuk memperdalam konsep kepemimpinan dalam diri kita.

1.Great Man Theory

Great Man Theory atau dikenal sebagai teori orang hebat, membuat asumsi, bahwa
sifat kepemimpinan dan bakat-bakat kepemimpinan, dibawa seseorang semenjak orang
tersebut dilahirkan. Teori ini berkembang sejak abad ke-19. Meski tidak dapat
diidentifikasi dengan suatu kajian ilmiah mengenai karakteristik dan kombinasi manusia
seperti apa yang dapat dikatakan sebagai pemimpin hebat, tetapi banyak orang
mengakui bahwa hanya satu orang diantara banyaknya individu, pasti memiliki ciri khas
sebagai pemimpin yang hebat.
2. Trait Theory
Trait Theory atau yang sering kita sebut sebagai teori sifat kepribadian ini meyakini
bahwa orang yang dilahirkan atau dilatih dengan kepribadian tertentu, akan menjadikan
mereka unggul dalam peran kepemimpinan. Hal ini dapat diartikan sebagai, kualitas
kepribadian tertentu seperti keberanian, kecerdasan, pengetahuan, kecakapan, daya
tanggap, imajinasi, fisik, kreativitas, rasa tanggung jawab, disiplin dan nila-nilainya
lainnya dapat membuat seseorang menjadi pemimpin yang baik. Teori kepemimpinan
ini fokus terhadap analisis karakteristik mental, fisik dan sosial guna mendapatkan lebih
banyak pemahaman dan pengetahuan tentang karakteristik dan kombinasi karakteristik
yang umum di antara para pemimpin.

3. Contingency Theory
Teori kontingensi atau yang berasal dari kata  Contingency Theory menganggap,
bahwa tidak ada cara yang paling baik untuk memimpin dan menyatakan, bahwa setiap
gaya kepemimpinan harus didasarkan pada situasi dan kondisi tertentu. Atas dasar
teori kontingensi ini, seseorang mungkin dapat berhasil tampil dan memimpin dengan
sangat efektif pada suatu kondisi, situasi dan tempat tertentu, namun kinerja
kepemimpinannya berubah sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada, apabila
pemimpin tersebut dipindahkan ke situasi dan kondisi lain atau ketika faktor di
sekitarnya telah berubah pula. Teori kontingensi atau Contingency Theory juga sering
disebut dengan teori kepemimpinan situasional.

4. Teori gaya dan perilaku


Teori kepemimpinan yang berdasar gaya dan perilaku disebut sebagai kebalikan
dari The Great Man Theory. Teori berdasar gaya dan perilaku menyatakan, pemimpin
hebat dibuat, bukan dilahirkan. Teori kepemimpinan ini fokus pada tindakan seorang
pemimpin. Bukan pada kualitas mental atau sifat atau karakter bawaan dari orang
tersebut. Teori ini juga menyebutkan, seseorang dapat belajar dan berlatih untuk
menjadi pemimpin melalui ajaran, pengalaman, dan pengamatan yang baik. Teori ini
menunjukkan bahwa kepemimpinan yang efektif merupakan hasil dari tiga keterampilan
utama yang dimiliki oleh individu yaitu keterampilan yang berupa keterampilan teknis,
manusiawi, dan konseptual.

5. Behavioral Theories
Behavioral theories merupakan reaksi atas Trait Theory, Teori perilaku atau Behavioral
Theories ini menghadirkan sudut pandang baru mengenai kepemimpinan. Teori ini
memberikan perhatian kepada perilaku para pemimpin itu sendiri, daripada karakteristik
mental, fisik, dan sosial pemimpin tersebut. Teori ini menganggap, bahwa keberhasilan
seorang pemimpin ditentukan oleh perilakunya dalam melaksanakan fungsi-fungsi
kepemimpinan dan perilaku tersebut dapat dipelajari atau dilatih. Selain itu, teori ini
menganggap bahwa kepemimpinan yang sukses adalah kepemimpinan yang
didasarkan pada perilaku yang dapat dipelajari.

6. Teori Servant
Teori kepemimpinan servant atau dalam Bahasa Indonesia disebut sebagai pelayan
pertama kali diperkenalkan pada awal tahun 1970-an. Teori ini meyakini, bahwa
seorang pemimpin yang baik adalah pemimpin yang bertugas untuk melayani, menjaga,
dan memelihara kesejahteraan fisik serta mental pengikut atau anggotanya. Gaya
kepemimpinan ini cenderung fokus untuk memenuhi kebutuhan pengikut dan
membantu mereka menjadi untuk lebih mandiri dan berwawasan lebih luas. Pada teori
ini, pemimpin yang baik juga diharuskan bisa bersimpati dan dapat meredakan
kecemasan yang berlebih dari para pengikutnya. Maka itu, fungsi kepemimpinan
diberikan pada seseorang yang pada dasarnya memiliki jiwa pelayan atau melayani.
Teori ini menunjukkan bahwa tugas seorang pemimpin adalah untuk berkontribusi pada
kesejahteraan orang lain sebagai bentuk pertanggungjawaban sosial.
7. Teori transaksional
Berasal dari kata dasar transaksi, teori ini menggambarkan suatu gaya kepemimpinan
yang berdasar pada perjanjian atau kesepakatan yang dibuat seseorang dengan orang
lain. Dalam hal ini, tentunya yang menjadi pelaksana adalah pemimpin dan staf atau
pengikutnya Perjanjian ini dibuat dengan tujuan mendapat pertukaran (transaksi) yang
sepadan atau saling menguntungkan antara pemimpin dengan staf. Seorang staf yang
dapat melaksanakan tugas dari seorang pemimpin dengan baik, merupakan nilai lebih
bagi staf dan juga bagi pimpinan yang memberikan tugas. Ketika tugas tersebut dapat
diselesaikan dengan baik, seorang pemimpin akan memberi apresiasi berupa
tunjangan, bonus, kenaikan gaji, kenaikan posisi, dan lain sebagainya. Pemberian
apresiasi berupa uang atau tanda mata yang lain, merupakan bentuk penghargaan atas
kinerja seseorang, yang membuat seseorang tersebut merasa kerja kerasnya dihargai.
Penghargaan ini pula merupakan suatu bentuk hal yang telah disepakati bersama
sebelumnya.

8. Teori transformasional
Mengacu pada kata transformasi, yang memiliki arti umum perubahan. Teori
kepemimpinan transformasional merupakan sebuah teori yang mengarah pada
istilah memanusiakan manusia. Teori ini mengedepankan pendekatan personal
pemimpin terhadap staf atau bawahan, dapat juga organisasi, dalam rangka
membangun semangat, mengubah kesadaran, serta memberi inspirasi, demi mencapai
tujuan bersama tanpa merasa ditekan maupun tertekan, bahkan mampu memotivasi
setiap anggotanya. Gaya pemimpin transformasional selalu ingin mengelola lembaga
atau organisasi yang dipercayakan kepadanya dengan lebih efektif dan efisien.
2.5 Tingkatan Pemimpin Dan Kepemimpinan

Berikut adalah tingkatan kepemimpinan Menurut John Maxwell :

1. Level 1 – Position
Ini adalah level terendah dari seorang pemimpin. Untuk anda yang baru saja memulai
karir sebagai seorang pemimpin, anda mungkin sedang atau telah melewati masa ini.
Disini, orang mengikuti anda karena anda memegang jabatan pemimpin. Nothing more.
Karena ada title ‘manager’ atau ‘supervisor’, tim anda mengikuti perintah anda.
Sayangnya di posisi ini, team anda akan memberikan usaha yang seminimal mungkin.
Dan mereka melakukan usaha itu, karena perintah atasan, bukan keinginan sendiri.
Kabar baiknya adalah, karena sekarang anda memiliki posisi, inilah waktu yang tepat
untuk menigkatkan kapasitas anda sebagai pemimpin. Pakailah waktu di sini untuk
belajar memimpin diri sendiri -belajar prioritas & disiplin diri- supaya anda siap menuju
level yang berikutnya.
2. Level 2 – Permission
Level ini muncul ketika anda memiliki hubungan dengan orang-orang yang anda pimpin.
Artinya mereka mulai menerima anda sebagai pemimpin. Untuk sampai di level ini,
anda harus mengerti tim yang anda pimpin dan memulai alur komunikasi yang baik.
Ketika anda menghargai orang-orang yang anda pimpin, dari situ biasanya akan
terbentuk sebuah kepercayaan dan rasa hormat. Di level ini anda membangun sebuah
pondasi solid yang bisa bertahan cukup lama. Pondasi ini sangat penting untuk
membentuk anda ke level berikutnya.
3. Level 3 – Production
Anda pernah mendengar istilah GTD? GTD artinya “Get things done!” Seorang
pemimpin harus memberikan hasil. Memastikan tim yang anda pimpin memberikan
kontribusi yang sesuai dengan tujuan yang ingin diraih adalah keharusan di level ini. Di
level ini tim anda menghasilkan pekerjaan yang produktif, angka penjualan meningkat,
moral tim naik, target tercapai. Setiap kali tim anda meraih sebuah hasil dan
menyelesaikan masalah yang sulit, memimpin di level ini akan sangat menyenangkan.
Yang pasti anda harus menguasai 2 level sebelumnya, untuk bisa sampai sini.
4. Level 4 – People Development
Seorang pemimpin sejati adalah seorang yang dapat mengembangkan orang-orang
yang dipimpinnya menjadi individu yang lebih baik. Pemimpin di level ini harus mampu
menghasilkan pemimpin-pemimpin sukses lainnya alias regenerasi. Semakin banyak
pemimpin hebat di satu organisasi, semakin besar peluang organisasi tersebut untuk
sukses. Bayangkan betapa besar efek positif yang anda berikan ketika anda mengubah
seseorang menjadi pemimpin yang hebat. Untuk bisa di level ini, anda harus benar-
benar investasi waktu dan usaha anda ke setiap individu yang anda pimpin. Dan yang
pasti, sebelum bisa mencetak pemimpin hebat, anda haruslah menjadi pemimpin yang
hebat terlebih dahulu.

5. Level 5- Pinnacle
Ini adalah level tertinggi di sebuah kepemimpinan dan yang tersulit untuk dicapai. Di sini
kita bicara reputasi, pakar, coach, dan pengaruh. Pemimpin yang ada di level ini
memiliki pengikut yang menghormati pencapaiannya sebagai seorang individu dan
pemimpin. Akan membutuhkan waktu, tenaga, dan komitmen yang solid untuk bisa
sampai sini. Contoh terkenal sosok di level ini adalah Steve Jobs dan Nelson Mandela.
Jika kita melihat perjuangan mereka untuk bisa sampai di level ini, memang sangat
berat tapi pencapaian yang di dapat juga luar biasa. Anda tidak perlu terlalu pusing
memikirkan bagaimana bisa sampai di level ini. Cukup dengan fokus untuk terus
mengembangkan diri dan investasi waktu anda untuk orang lain secara konsisten.
Tanpa sadari anda akan bisa menjadi seorang pemimpin yang anda inginkan.
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Kepemimpinan atau leadership berarti sifat, kapasitas dan kemampuan
seseorang dalam memimpin. Pada dasarnya seorang  pemimpin di nilai
mampu membuat pencapaian besar apabila pemimpin di bawahnya terdiri
dari pengikut yang memiliki kemampuan dan kemauan. Ini berarti bahwa
pemimpin di bawahnya tidak sekedar menjadi pengikut yang baik tetapi juga
harus mampu bekerja sama demi mencapai tujuan yang di inginkan oleh
seorang pemimpin, dan seorang pemimpin pada dasarnya harus memiliki
kemampuan untuk mendelegasikan, memotivasi dan mendidik para
pengikutnya. Setiap pemimpin memiliki tipe dan gaya tersendiri dalam
memimpin, yang disesuiakan dengan kebutuhan, karena gaya kepemipinan
itu relative.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.kompasiana.com/
ulansoviyanti6483/60e135ad06310e270a49f5a3/

https://id.search.yahoo.com/
search;_ylt=AwrxzMzCBx5iXVoADwDLQwx.;_ylc=X1MDMjExNDczMzA
wMwRfcgMyBGZyA21jYWZlZQRmcjIDc2ItdG9wBGdwcmlkAwRuX3Jz
bHQDMARuX3N1Z2cDMARvcmlnaW4DaWQuc2VhcmNoLnlhaG9vLm
NvbQRwb3MDMARwcXN0cgMEcHFzdHJsAzAEcXN0cmwDMjIEcXVlcn
kDdGlwZSUyMHRpcGUlMjBrZXBlbWltcGluYW4EdF9zdG1wAzE2NDYx
MzU2Nzc-?p=tipe+tipe+kepemimpinan&fr2=sb-
top&fr=mcafee&type=E210ID91215G0

Anda mungkin juga menyukai