Dosen Pembimbing :
Disusun Oleh:
Siti Aminah (20530101)
Fitriyani (18530041)
Ranti Maininda (18530440)
Rida Fauzhiyah (18530406)
Ricco Ramadhan Putra (19530039)
JURUSAN MANAJEMEN
PEKANBARU
2022
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR..................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................4
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................6
3.1 KESIMPULAN......................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
Tugas mengambil keputusan bukanlah sesuatu yang mudah karena organisasi saat ini
ditandai oleh kompleksitas kegiatan aneka ragam produk yang dihasilkan, interaksi
daripada hubungan kerja serta meningkatnya tuntutan dari para langgaran organisasi
yang harus dilayani. pada umumnya organisasi-organisasi besar dan kompleks
diarahkan kepada banyaknya informasi yang menuntut penanganan informasi tersebut
oleh pada ahli informasi dengan keterampilan yang tinggi. Artinya pimpinan dalam
mengambil keputusan dihadapkan kepada volume informasi yang besar sehingga
mereka memerlukan para pembantu yang ahli memilih informasi apa yang diperlukan
oleh siapa untuk mengambil keputusan apa. Untuk tugas pelayanan inilah suatu sistem
informasi bagi pimpinan perlu diciptakan dan dipelihara.
4. Mengevaluasi alternatif
Keputusan yang diambil selalu dipengaruhi oleh faktor-faktor pskikologis yang memiliki
implikasi sosiologis, ekonomis, budaya, politis, finansial dan bahkan sering juga
ideologis. Oleh karenanya dalam proses pengambilan keputusan sebaiknya didasarkan
pada sistem administrasi yang multi fungsional dan interdisipliner karena sistem
administrasi yang demikian dapat memperhitungkan faktor-faktor ekologis tersebut
dengan cukup. Semakin langkanya sumber-sumber yang tersedia untuk digunakan
guna mencapai tujuan yang telah ditentukan. Pendekatan dalam manajeman sains
yang semakin bersifat matematis dan mengunakan data-data yang dapat dikualifikasi.
Dalam pada itu, kelompok pimpinan dewasa ini sesungghunya lebih beruntung
dibandingkan dengan rekan-rekan mereka dimasa lalu karena sebagai akibat daripada
kemajuan yang sangat pesat dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, maka kini
telah tersedia berbagai alat yang dapat digunakan oleh pimpinan untuk mempermudah
dan mempercepat pelaksanaannya selaku pengambil keputusan. Kemajuan dibidang
ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut aga para pimpinan semakin bertekad untuk
mengembangkan dan memiliki ciri-ciri kepemimpinan yang baik.
Pengambilan keputusan merupakan bukan suatu hal yang mudah dan cepat untuk
diselesaikan, namun juga melalui berbagai macam pertimbangan. Terkadang pemimpin
mengalami dilema saat mengambil keputusan lalu menghasilkan keputusan yang salah
dan merugikan organisasi serta bawahanya. Maka dari itu seorang pemimpin juga
membutuhkan pendapat-pendapat dari anggotanya. Seorang pemimpin sebagian besar
waktunya dipergunakan untuk mengambil keputusan, sehingga semakin tinggi jabatan
seseorang maka pengambilan keputusan merupakan pekerjaan yang utama. Setiap
pemimpin memilik gaya dan perilaku yang berbeda-beda dalam memimpin organisasi,
dan pengambilan keputusan dipengaruhi oleh hal tersebut. Hasil pengambilan
keputusan itu nantinya akan dijadikan pedoman sebagai pilihan dalam mengarahkan
tindakan-tindakan yang akan dilakukan. Pengambilan keputusan dalam teori perilaku
mencerminkan karakter seorang pemimpin dan hasil pengambilan keputusan
merupakan salah satu bentuk kepemimpinan.
1. Realistis
2. Banyak akal
3. Dapat mengambil inisiatif
4. Emosional stabil
5. Merupakan seorang komunikator yang stabil
6. Pastisipatif dalam bidang sosial.
Sebagai pengetahuan, bagi yang sedang belajar menjadi pemimpin, ada beberapa teori
yang dapat dipergunakan untuk memperdalam konsep kepemimpinan dalam diri kita.
Great Man Theory atau dikenal sebagai teori orang hebat, membuat asumsi, bahwa
sifat kepemimpinan dan bakat-bakat kepemimpinan, dibawa seseorang semenjak orang
tersebut dilahirkan. Teori ini berkembang sejak abad ke-19. Meski tidak dapat
diidentifikasi dengan suatu kajian ilmiah mengenai karakteristik dan kombinasi manusia
seperti apa yang dapat dikatakan sebagai pemimpin hebat, tetapi banyak orang
mengakui bahwa hanya satu orang diantara banyaknya individu, pasti memiliki ciri khas
sebagai pemimpin yang hebat.
2. Trait Theory
Trait Theory atau yang sering kita sebut sebagai teori sifat kepribadian ini meyakini
bahwa orang yang dilahirkan atau dilatih dengan kepribadian tertentu, akan menjadikan
mereka unggul dalam peran kepemimpinan. Hal ini dapat diartikan sebagai, kualitas
kepribadian tertentu seperti keberanian, kecerdasan, pengetahuan, kecakapan, daya
tanggap, imajinasi, fisik, kreativitas, rasa tanggung jawab, disiplin dan nila-nilainya
lainnya dapat membuat seseorang menjadi pemimpin yang baik. Teori kepemimpinan
ini fokus terhadap analisis karakteristik mental, fisik dan sosial guna mendapatkan lebih
banyak pemahaman dan pengetahuan tentang karakteristik dan kombinasi karakteristik
yang umum di antara para pemimpin.
3. Contingency Theory
Teori kontingensi atau yang berasal dari kata Contingency Theory menganggap,
bahwa tidak ada cara yang paling baik untuk memimpin dan menyatakan, bahwa setiap
gaya kepemimpinan harus didasarkan pada situasi dan kondisi tertentu. Atas dasar
teori kontingensi ini, seseorang mungkin dapat berhasil tampil dan memimpin dengan
sangat efektif pada suatu kondisi, situasi dan tempat tertentu, namun kinerja
kepemimpinannya berubah sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada, apabila
pemimpin tersebut dipindahkan ke situasi dan kondisi lain atau ketika faktor di
sekitarnya telah berubah pula. Teori kontingensi atau Contingency Theory juga sering
disebut dengan teori kepemimpinan situasional.
5. Behavioral Theories
Behavioral theories merupakan reaksi atas Trait Theory, Teori perilaku atau Behavioral
Theories ini menghadirkan sudut pandang baru mengenai kepemimpinan. Teori ini
memberikan perhatian kepada perilaku para pemimpin itu sendiri, daripada karakteristik
mental, fisik, dan sosial pemimpin tersebut. Teori ini menganggap, bahwa keberhasilan
seorang pemimpin ditentukan oleh perilakunya dalam melaksanakan fungsi-fungsi
kepemimpinan dan perilaku tersebut dapat dipelajari atau dilatih. Selain itu, teori ini
menganggap bahwa kepemimpinan yang sukses adalah kepemimpinan yang
didasarkan pada perilaku yang dapat dipelajari.
6. Teori Servant
Teori kepemimpinan servant atau dalam Bahasa Indonesia disebut sebagai pelayan
pertama kali diperkenalkan pada awal tahun 1970-an. Teori ini meyakini, bahwa
seorang pemimpin yang baik adalah pemimpin yang bertugas untuk melayani, menjaga,
dan memelihara kesejahteraan fisik serta mental pengikut atau anggotanya. Gaya
kepemimpinan ini cenderung fokus untuk memenuhi kebutuhan pengikut dan
membantu mereka menjadi untuk lebih mandiri dan berwawasan lebih luas. Pada teori
ini, pemimpin yang baik juga diharuskan bisa bersimpati dan dapat meredakan
kecemasan yang berlebih dari para pengikutnya. Maka itu, fungsi kepemimpinan
diberikan pada seseorang yang pada dasarnya memiliki jiwa pelayan atau melayani.
Teori ini menunjukkan bahwa tugas seorang pemimpin adalah untuk berkontribusi pada
kesejahteraan orang lain sebagai bentuk pertanggungjawaban sosial.
7. Teori transaksional
Berasal dari kata dasar transaksi, teori ini menggambarkan suatu gaya kepemimpinan
yang berdasar pada perjanjian atau kesepakatan yang dibuat seseorang dengan orang
lain. Dalam hal ini, tentunya yang menjadi pelaksana adalah pemimpin dan staf atau
pengikutnya Perjanjian ini dibuat dengan tujuan mendapat pertukaran (transaksi) yang
sepadan atau saling menguntungkan antara pemimpin dengan staf. Seorang staf yang
dapat melaksanakan tugas dari seorang pemimpin dengan baik, merupakan nilai lebih
bagi staf dan juga bagi pimpinan yang memberikan tugas. Ketika tugas tersebut dapat
diselesaikan dengan baik, seorang pemimpin akan memberi apresiasi berupa
tunjangan, bonus, kenaikan gaji, kenaikan posisi, dan lain sebagainya. Pemberian
apresiasi berupa uang atau tanda mata yang lain, merupakan bentuk penghargaan atas
kinerja seseorang, yang membuat seseorang tersebut merasa kerja kerasnya dihargai.
Penghargaan ini pula merupakan suatu bentuk hal yang telah disepakati bersama
sebelumnya.
8. Teori transformasional
Mengacu pada kata transformasi, yang memiliki arti umum perubahan. Teori
kepemimpinan transformasional merupakan sebuah teori yang mengarah pada
istilah memanusiakan manusia. Teori ini mengedepankan pendekatan personal
pemimpin terhadap staf atau bawahan, dapat juga organisasi, dalam rangka
membangun semangat, mengubah kesadaran, serta memberi inspirasi, demi mencapai
tujuan bersama tanpa merasa ditekan maupun tertekan, bahkan mampu memotivasi
setiap anggotanya. Gaya pemimpin transformasional selalu ingin mengelola lembaga
atau organisasi yang dipercayakan kepadanya dengan lebih efektif dan efisien.
2.5 Tingkatan Pemimpin Dan Kepemimpinan
1. Level 1 – Position
Ini adalah level terendah dari seorang pemimpin. Untuk anda yang baru saja memulai
karir sebagai seorang pemimpin, anda mungkin sedang atau telah melewati masa ini.
Disini, orang mengikuti anda karena anda memegang jabatan pemimpin. Nothing more.
Karena ada title ‘manager’ atau ‘supervisor’, tim anda mengikuti perintah anda.
Sayangnya di posisi ini, team anda akan memberikan usaha yang seminimal mungkin.
Dan mereka melakukan usaha itu, karena perintah atasan, bukan keinginan sendiri.
Kabar baiknya adalah, karena sekarang anda memiliki posisi, inilah waktu yang tepat
untuk menigkatkan kapasitas anda sebagai pemimpin. Pakailah waktu di sini untuk
belajar memimpin diri sendiri -belajar prioritas & disiplin diri- supaya anda siap menuju
level yang berikutnya.
2. Level 2 – Permission
Level ini muncul ketika anda memiliki hubungan dengan orang-orang yang anda pimpin.
Artinya mereka mulai menerima anda sebagai pemimpin. Untuk sampai di level ini,
anda harus mengerti tim yang anda pimpin dan memulai alur komunikasi yang baik.
Ketika anda menghargai orang-orang yang anda pimpin, dari situ biasanya akan
terbentuk sebuah kepercayaan dan rasa hormat. Di level ini anda membangun sebuah
pondasi solid yang bisa bertahan cukup lama. Pondasi ini sangat penting untuk
membentuk anda ke level berikutnya.
3. Level 3 – Production
Anda pernah mendengar istilah GTD? GTD artinya “Get things done!” Seorang
pemimpin harus memberikan hasil. Memastikan tim yang anda pimpin memberikan
kontribusi yang sesuai dengan tujuan yang ingin diraih adalah keharusan di level ini. Di
level ini tim anda menghasilkan pekerjaan yang produktif, angka penjualan meningkat,
moral tim naik, target tercapai. Setiap kali tim anda meraih sebuah hasil dan
menyelesaikan masalah yang sulit, memimpin di level ini akan sangat menyenangkan.
Yang pasti anda harus menguasai 2 level sebelumnya, untuk bisa sampai sini.
4. Level 4 – People Development
Seorang pemimpin sejati adalah seorang yang dapat mengembangkan orang-orang
yang dipimpinnya menjadi individu yang lebih baik. Pemimpin di level ini harus mampu
menghasilkan pemimpin-pemimpin sukses lainnya alias regenerasi. Semakin banyak
pemimpin hebat di satu organisasi, semakin besar peluang organisasi tersebut untuk
sukses. Bayangkan betapa besar efek positif yang anda berikan ketika anda mengubah
seseorang menjadi pemimpin yang hebat. Untuk bisa di level ini, anda harus benar-
benar investasi waktu dan usaha anda ke setiap individu yang anda pimpin. Dan yang
pasti, sebelum bisa mencetak pemimpin hebat, anda haruslah menjadi pemimpin yang
hebat terlebih dahulu.
5. Level 5- Pinnacle
Ini adalah level tertinggi di sebuah kepemimpinan dan yang tersulit untuk dicapai. Di sini
kita bicara reputasi, pakar, coach, dan pengaruh. Pemimpin yang ada di level ini
memiliki pengikut yang menghormati pencapaiannya sebagai seorang individu dan
pemimpin. Akan membutuhkan waktu, tenaga, dan komitmen yang solid untuk bisa
sampai sini. Contoh terkenal sosok di level ini adalah Steve Jobs dan Nelson Mandela.
Jika kita melihat perjuangan mereka untuk bisa sampai di level ini, memang sangat
berat tapi pencapaian yang di dapat juga luar biasa. Anda tidak perlu terlalu pusing
memikirkan bagaimana bisa sampai di level ini. Cukup dengan fokus untuk terus
mengembangkan diri dan investasi waktu anda untuk orang lain secara konsisten.
Tanpa sadari anda akan bisa menjadi seorang pemimpin yang anda inginkan.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kepemimpinan atau leadership berarti sifat, kapasitas dan kemampuan
seseorang dalam memimpin. Pada dasarnya seorang pemimpin di nilai
mampu membuat pencapaian besar apabila pemimpin di bawahnya terdiri
dari pengikut yang memiliki kemampuan dan kemauan. Ini berarti bahwa
pemimpin di bawahnya tidak sekedar menjadi pengikut yang baik tetapi juga
harus mampu bekerja sama demi mencapai tujuan yang di inginkan oleh
seorang pemimpin, dan seorang pemimpin pada dasarnya harus memiliki
kemampuan untuk mendelegasikan, memotivasi dan mendidik para
pengikutnya. Setiap pemimpin memiliki tipe dan gaya tersendiri dalam
memimpin, yang disesuiakan dengan kebutuhan, karena gaya kepemipinan
itu relative.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.kompasiana.com/
ulansoviyanti6483/60e135ad06310e270a49f5a3/
https://id.search.yahoo.com/
search;_ylt=AwrxzMzCBx5iXVoADwDLQwx.;_ylc=X1MDMjExNDczMzA
wMwRfcgMyBGZyA21jYWZlZQRmcjIDc2ItdG9wBGdwcmlkAwRuX3Jz
bHQDMARuX3N1Z2cDMARvcmlnaW4DaWQuc2VhcmNoLnlhaG9vLm
NvbQRwb3MDMARwcXN0cgMEcHFzdHJsAzAEcXN0cmwDMjIEcXVlcn
kDdGlwZSUyMHRpcGUlMjBrZXBlbWltcGluYW4EdF9zdG1wAzE2NDYx
MzU2Nzc-?p=tipe+tipe+kepemimpinan&fr2=sb-
top&fr=mcafee&type=E210ID91215G0