Dosen Pengampu :
Subiyantoro S.Sos M.Si
Disusun oleh :
Kelompok 4
- Dinda Wisniandita P. (223101008)
- Hanifah Kurnia Dewi (223101011)
- Hita Riyani (223101012)
- Kirana Jagaddhita (223101014)
- Moch. Yusuf Febrianto (223101015)
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan
pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan makalah berjudul Hubungan Administrasi dengan Manajemen tepat waktu.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas dosen pada mata kuliah Dasar-Dasar Administrasi di
Politeknik Negeri Madiun. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah
wawasan bagi pembaca tentang hubungan administrasi dengan manajemen.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Subiyantoro S.Sos
M.Si selaku dosen mata kuliah Dasar-Dasar Administrasi. Tugas yang telah diberikan ini dapat
menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga
mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah
ini. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Halaman Judul.................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................4
BAB II.............................................................................................................................................5
PEMBAHASAN..............................................................................................................................5
BAB III..........................................................................................................................................18
PENUTUP.....................................................................................................................................18
3.1. Kesimpulan.....................................................................................................................18
3.2. Saran................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................19
3
BAB I
PENDAHULUAN
Selama ini administrasi hanya dipandang sebagai kegiatan tulis menulis belaka.
Pandangan orang demikian ini tentu bukan tidak beralasan Secara fisik kegiatan administrasi
memang banyak didominasi dalam kegiatan tulis menulis, baik menggunakan tangan, alat tulis,
mesin ketik atau komputer. Padahal banyak teori yang mengatakan kegiatan administrasi lebih
dari itu. Kegiatan administrasi atau tulis-menulis atau lebih dikenal dengan ketatausahaan di
sebuah lembaga mempunyai out put yang sangat penting, sehingga tidak bisa dipandang kurang
penting fungsinya. Menurut Soewarno Handayaningrat (1996:2), dalam bukunya “Pengantar
Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen” , administrasi adalah suatu kegiatan yang meliputi
catat-mencatat, surat- menyurat, pembukuan ringan, ketik mengetik, agenda dan sebagainya
yang bersifat teknis ketatausahaan. Sedangkan Manajemen diartikan sebagai pelaksana dan
pengambilan keputusan dari administrasi.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
1. Pembagian kerja
Pembagian kerja berdasarkan spesialisasi menjadikan buruh kegiatan dapat diarahkan
pada efisiensi. Bahwa pengkhususan orang dalam bidang tertentu lebih efisien dalam
melakukan pekerjaannya.
2. Kekuasaan
Kekuasaan merupakan alat untuk melakukan perintah dan kekuatan untuk dituruti secara
tepat. Tetapi tiap anggota dan pemimpin telah ditentukan tanggungjawab dan
wewenangnya jadi mereka tidak bisa semena mena.
3. Disiplin
Disiplin benar benar penting untuk menjalankan perusahaan dan tanpa disiplin
perusahaan tidak akan berhasil. Setiap anggota harus menaati peraturan peraturan ataupun
ketentuan yang berlaku.
4. Kesatuan komando
Kesatuan komando atau perintah menjadikan setiap pekerja menerima perintah dari satu
orang yaitu dari atasannnya langsung.
5. Kesatuan arah
Kesatuan arah menunjukkan suatu instruksi dan satu rencana dari kelompok kegiatan
yang mempunyai tujuan yang sama. Tujuan yang akan dicapai dan cara bagaimana
mencapainya langsung dari manager puncak.
6. Subordinasi kepentingan individu
Kepentingan individu harus ditempatkan dibawah kepentingan organisasi. kepentingan
seorang pekerja atau kelompok tidak diatas kepentingan organisasi. Dengan demikian
kepentingan organisasi lebih diutamakan.
7. Pemberian imbalan
Pemberian imbalan atau kompensasi bagi bawahan atau pimpinan memerlukan keadilan
sesuai dengan kompensasi pekerjaan yang dilakukan,sehingga pegawai maupun
perusahaannya merasa sama sama puas.
8. Sentralisasi
Sentralisasi adalah sangat penting bagi organisasi dan merupakan konsekuensi dalam
suatu organisasi. Sentralisasi dapat berarti mengurangi wewenang bawahan dan
untuk
6
menambah wewenang bawahan perlu pendelegasian wewenang,akan tetapi tanggung
jawab tetap disentralisasi atau dipegang oleh manajer.
9. Hirarki
Hirarki adalah hubungan dari tingkat kekuasaan paling atas hingga paling bawah secara
hierarkis atau berjenjang.
10. Ketertiban
Ketertiban merupakan penempatan individu individu pada tempat atau posisi yang sesuai
dengan pekerjaannya.
11. Persamaan
Persamaan merupakan menunjukkan rasa keadilan dalam organisasi. Dan juga manager
harus bertindak seimbang terhadap bawahannya.
12. Stabilitas karyawan
Stabilitas karyawan merupakan stabilitas seseorang melakukan pekerjaan atau tugasnya
diperlukan waktu bagi pekerja untuk menyesuaikan pada pekerjaan mereka dan
mengerjakan pekerjaan secara efektif.
13. Inisiatif
Inisiatif artinya bawahan diberi kebebasan memikirkan dan memberi pendapat tentang
pekerjanya,bahkan juga dalam menilai hasil kerjanya.
14. Semangat kesatuan
Prinsip ini menekankan perlunya teamwork dan hubungan antar individu serta semangat
persatuan yang mendorong rasa bersatu dalam berorganisasi.
2.4. Fungsi-Fungsi Manajemen
Menurut Henry Fayol, ada lima fungsi manajemen yang utama yaitu perencanaaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan koordinasi. Sedangkan Lyndall Urwick menjelaskan bahwa
klasifikasi administrasu berpokok pada tiga hal yaitu Investigation, Appropriateness dan Order.
Adapun fungsi-fungsi administrasi menurut Urwick yaitu :
1. Forecasting (peramalan)
2. Planning (perencanaan)
3. Organization (pengorganisasian)
4. Co-ordination (koordinasi)
5. Command (pengarahan)
7
6. Control (pengawasan)
Namun, Lyndall Urwick membedakan fungsi tersebut menjadi :
1. Dinamika Manajemen : commanding, directing, coordinating, dan controlling
2. Mekanisme Manajemen : forecasting, planning, dan organizing
Fungsi manajemen secara umum dapat dideskripsikan sebagai berikut.
1. Perencanaan
Perencanaaan merupakan dasar, landasan, dan titik tolak dalam melaksanakan tindakan
dan keputusan administratif. Mengidentifikasi berbagai tujuan untuk kinerja organisasi di masa
mendatang serta memutuskan tugas dan penggunaaan sumber data yang diperlukan untuk
mencapainya. Perencaan dibuat untuk menjawab pertanyaan apa, mengapa, dimana, kapan,
siapa, dan bagaimana. Adapun tujuan perencanaan sebagai berikut :
- Cara untuk mengantisipasi dan merekam perubahan
- Memberikan pengarahan kepada administrastor maupun non-administrator
- Memusatkan tujuan organisasi
- Membantu kelancaran pengambilan keputusan oleh semua tingkat pejabat unit, sektoral,
atau departemen
- Menghindari pemborosan atau pelaksanaan aktivitas yang tidak efisien dengan
pemusatan perhatian
- Menetapkan tujuan dan standar untuk mempermudah pengawasan
2. Pengorganisasian
Organizing berasal dari kata organism yang berarti suatu susunan yang terdiri dari
bagian- bagian yang diarahkan ke satu tujuan. Dilakukan setelah perencanaan dan mencerminkan
bagaimana organisasi mewujudkan perencanaan. Pengelolaan mencakup menentukan tugas,
mengelompokkan tugas, mendelegasikan otoritas, dan mengalokasikan sumber daya di seluruh
organisasi.
Adapun fungsi dari pengorganisasian yaitu mewujudkan struktur organisasi, menjelaskan
uraian tugas dari setiap bagian, menjelaskan wewenang dan tanggung jawab, serta
memperlihatkan pekerjaan dari setiap unit organisasi. Menurut Rusli Ramli, dkk, (1984),
kegiatan pengorganisasian selalu berhubungan dengan pekerjaan, tempat kerja, hubungan kerja,
dan orang-orang. Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk memperoleh hasil pengorganisasian
yang baik yaitu :
- Mengetahui tujuan
8
- Membagi habis pekerjaan dalam unit organisasi
- Menggolongkan kegiatan ke dalam unit yang operasional
- Menentukan wewenang dan tanggung jawab
- Menyediakan sarana dan prasarana
- Memilih, menempatkan, dan menugaskan personil sesuai dengan keterampilan manajerial.
Tujuan pengorganisasian yaitu tujuan pelayanan, keuntungan, dan social. Ada tiga jenis
wewenang dalam organisasi :
- Wewenang lini (line authority) : menunjukkan bagian yang langsung bertanggungjawab
atas kegiatan pencapaian tujuan, dinyatakan dengan jalur perintah dari manajemen puncak ke
manajemen bawah.
- Wewenang staff (staff authority) : berfungsi untuk menyediakan pelayanan dan nasihat
pada lini manajemen untuk menyelesaikan masalah khusus dalam pendelegasian wewenang. Ada
dua pembagian wewenang staff yaitu staf spesialis yang terdiri dari staf penasihat, pelayanan,
pengawasan, dan fungisonal, serta staff pribadi yaitu staff pembantu dan umum.
- Wewenang fungsional : hak untuk mengendalikan kegiatan departemen lain dalam
pertanggungjawaban yang khusus.
Struktur organisasi dapat diklasifikasikan sebagai :
- Struktur organisasi lini
- Struktur organisasi staf
- Struktur organisasi fungsional
- Struktur organisasi lini-fungsional
- Struktur organisasi lini-staf-fungsional
3. Pengawasan
Herbert G. Hicks (1972) menyatakan bahwa, “Perencanaan tidak akan terlaksana secara
optimal tanpa kegiatan pengawasan dan pengawasan tidak akan tercapai tanpa perencanaan,
tanpa adanya perencanaan tidak ada standar untuk mencapai kinerja yang diharapkan”.
Pengawasan bertujuan agar tujuan kegiatan dapat terealisasikan serta mencapai efektivitas
pendayagunaan dengan menghindari penyimpangan tujuan rencana. Kegiatan pengawasan
memberikan informasi untuk melakukan tindakan perbaikan atas penyimpangan kegiatan. Hasil
perbaikan tersebut akan menjadi umpan balik (feedback) bagi tindakan perencanaan ke
depannya. Menurut Koontz dan
9
Donnell (1989), dua syarat mutlak dalam sistem pengawasan adalah rencana dan struktur
organisasi.
10
Manjer umum bertanggung jawab atas beberapa departemen yang memiliki fungsi yang sama.
Bertugas mengawasi satu unit yang kompleks, seperti divisi pengoperasional yang berdiri
sendiri. Selain itu, manajer ini bertanggung jawab untuk keseluruhan aktivitas dari semua unit.
11
2.6. Faktor Lingkungan dan Pendekatan Manajemen
2.6.1. Faktor Lingkungan dalam Manajemen
Lingkungan organisasi adalah semua elemen di dalam maupun di luar organisasi yang
dapat mempengaruhi sebagian atau keseluruhan suatu organisasi. Terdapat dua jenis klasifikasi
lingkungan yakni lingkungan internal dan lingkungan eksternal.
Lingkungan internal (internal environment) adalah faktor-faktor atau kondisi umum yang
berada di dalam suatu organisasi. Lingkungan internal yang berpengaruh langsung dalam
organisasi meliputi karyawan/pegawai organisasi dalam, serta pimpinan manajer.
Lingkungan eksternal (external environment) adalah segala sesuatu di luar batasan
organisasi yang mungkin mempengaruhinya. Lingkungan eksternal dibagi dua yaitu yang
berpengaruh langsung dan tidak langsung. Contoh lingkungan eksternal yang berpengaruh
langsung adalah organisasi pesaing, pemasok komunitas lokal, konsumer, NGO, dan lainnya.
Sedangkan untuk contoh lingkungan eksternal yang tidak berpengaruh langsung adalah kondisi
politik, ekonomi dan sosial.
Perubahan-perubahan yang terjadi pada lingkungan sangat dinamis dan kadang – kadang
pengaruhnya pada manajemen tidak dapat diperkirakan terlebih dahulu. Oleh sebab itu,
manajemen dituntut untuk bersikap tanggap dan adaptif, selalu mengikuti, dan menyesuaikan diri
dengan keadaan lingkungan.
Faktor Lingkungan yang Secara Langsung Berpengaruh terhadap Manajemen
(Lingkungan Ekstern Mikro )
1. Para pesaing (Competitors)
Dengan pemahaman akan lingkungan persaingan yang dihadapi, organisasi dapat
mengetahui posisi persaingannya sehingga mampu mengoptimalkan operasinya.
2. Langganan (Customers)
Langganan perusahaan dapat berupa lembaga seperti sekolah, kantor pemerintah atau
langganan perseorangan. Dalam situasi persaingan yang ketat melalui kepuasan
keinginan pelangganlah perusahaan dapat menjaga kelangsungan hidup berkembang dan
mendapatkan keuntungan.
3. Penyedia (Suppliers)
12
Setiap organisasi sangat tergantung dari sumber untuk memenuhi kebutuhan bahan baku,
bahan pembantu, energi dan peralatan yang digunakan untuk proses produksi.
4. Lembaga-lembaga Keuangan
Organisasi tergantung pada bermacam-macam lembaga keuangan seperti bank,
perusahaan asuransi termasuk pasar modal untuk menjaga dan memperluas kegiatannya.
5. Pasar Tenaga Kerja (Labor Supply)
Organisasi memerlukan karyawan dengan bermacam-macam ketrampilan, kemampuan
dan pengalaman. Kemampuan menarik dan mempertahankan karyawan yang cakap
merupakan prasyarat bagi perusahaan yang sukses.
6. Perwakilan Pemerintah
Perwakilan pemerintah ini biasanya menetapkan peraturan, prosedur perijinan, dan
pembatasan lain untuk melindungi masyarakat.
Adapun faktor lingkungan yang secara tidak langsung berpengaruh terhadap manajemen
(Lingkungan Ekstern Makro) :
1. Perkembangan Teknologi
Tingkat kemajuan teknologi memiliki peranan berarti pada penentuan produk dan jasa
yang akan diproduksi, peralatan yang digunakan dll. Karena merupakan kombinasi dari
kemampuan dan peralatan yang digunakan manajer dalam desain, produksi dan distribusi
barang dan jasa. Perubahan teknologi informasi juga mempengaruhi kerja alami
organisasi termasuk kerja manajer didalamnya.
2. Variabel – variabel Ekonomi
Biaya-biaya sumber daya yang dibutuhkan organisasi dapat berubah setiap waktu karena
pengaruh faktor-faktor ekonomi serta mempengaruhi kebaikan dari suatu negara
termasuk suku bunga, inflasi, pengangguran dan pertumbuhan ekonomi. Kekuatan
ekonomi memberikan banyak peluang serta hambatan untuk manajer dan memberikan
perubahan bagi seluruh organisasi.
3. Lingkungan Sosial Kebudayaan
Lingkungan ini mencakup kepercayaan, nilai-nilai, sikap, pandangan serta pola
kehidupan yang dibentuk oleh tradisi, pendidikan, ekologi, demografis, geografis serta
agama dan kepercayaan sekelompok masyarakat. Ciri - ciri demografis adalah hasil dari
perubahan sikap karakteristik dari populasi seperti umur, jenis kelamin, etnis, ras,
orientasi seksual,
13
dan kelas sosial. Perubahan ini menyarankan organisasi untuk menemukan cara untuk
memotivasi dan memanfaatkan kemampuan dan pengetahuan pegawai.
4. Variabel – variabel Politik dan Hukum
Politik dan hukum dalam suatu periode waktu tertentu akan menentukan operasi
perusahaan dan hasil dari perubahan dalam hukum dan regulasi seperti deregulasi
industri, privatisasi organisasi dan penigkatan tekanan dalam perlindungan lingkungan.
Dari sini, manajer mengambil keuntungan dari kesempatan yang diciptakan dari
perubahan politik, ekonomi dan hukum secara global sebagai tantangan utama.
5. Dimensi Internasional
Kekuatan internasional ini misalnya berwujud dalam hal ketergantungan sumber daya
impor, keadaan resesi, persaingan dengan perusahaan multinasional, pertukaran mata
uang asing dll. Karena berbagai kekuatan dalam lingkungan umum tersebut, manajer
individual dan organisasi harus responsif dalam perubahan dan perbedaan antara struktur
sosial dan budaya nasional dalam semua negara dimana mereka beroperasi.
Alasan mengapa kita menganalisis lingkungan yaitu untuk mengetahui dan meramalkan
apa yang terjadi besok, menyadari dan mengantisipasi resiko dari tindakan yang dilakukan
organisasi, untuk menganalisis faktor politik, sosial, ekonomi dan faktor lainnya. Selain itu, hal
tersebut dilakukan untuk mengatasi keadaan dengan lingkungan. Dilihat dari sifat
lingkungannya, organisasi harus membaca dengan cepat kondisi lingkungan, bekerjasama untuk
mengendalikan lingkungan, merespon dan menyiapkan diri menghadapi lingkungan melalui
pendidikan dan latihan serta organisasi bersedia membuka diri.
2.6.2. Pendekatan Manajemen
Menurut Harold Koontz dan dalam bukunya yang berjudul “Management, a Book of
Reading” (1964), teori pendekatan manajemen terdiri sebagai berikut.
1. Pendekatan empirikal
Pendekatan manejemen berdasarkan pengalaman, peristiwa, atau kasus untuk mempelajari
bagaimana terjadinya suatu kesuksesan atau kegagalan dalam manajemen. Kelemahan utama di
dalam pendekatan empirikal adalah terlalu mengandalkan pengalaman yang masih belum cukup
memadai untuk merumuskan pedoman tindakan di masa depan. Hal ini disebabkan karena
kondisi yang ada di masa depan tidak selalu akan sama dengan kondisi di masa lalu. Agar
pendekatan
14
empirikal dapat dilakukan secara lebih efektif, diperlukan cara berfikir kreatif untuk meramalkan
kondisi-kondisi masa depan (forecasting) melalui gejala-gejala yang ada pada masa kini.
2. Pendekatan inter-personal.
Pendekatan inter-personal mempelajari hubungan antar-pribadi yang terjadi dalam
organisasi. Dasar pemikiran pendekatan inter-personal adalah usaha untuk mencapai tujuan
tidaklah mungkin dilakukan secara sendirian atau pribadi, tetapi harus bekerjasama dengan
pribadi lainnya. Dalam kerjasama tersebut terjadi hubungan antarpribadi atau interpersonal.
3. Pendekatan perilaku kelompok.
Pendekatan ini menekankan pada hubungan antar kelompok dapat ditemukan adanya faktor-
faktor yang mempengaruhi tindakan seseorang dalam kegiatan manajemen dan organisasi.
Adapun faktor-faktor tersebut adalah sikap, kebiasaan, tekanan, konflik, perbedaan budaya,
organisasi informal, kondisi sosial, insentif, dan sebagainya.
4. Pendekatan sistem sosial kerjasama
Pendekatan ini mempelajari hubungan manusia di dalam sistem sosial kerjasama. Faktor
distribusi dalam hasil kerjasama sangat berpengaruh. Adanya keadilan dalam distribusi pekerjaan
menjadi kunci suksesnya suatu kerjasama antar manusia dalam kelompok kerjasama.
5. Pendekatan sistem sosial teknikal.
Saat ini, penggunaan teknologi seperti penemuan alat-alat kerja dan mesin-mesin yang
semakin canggih telah memberikan pengaruh yang besar dalam keseimbangan kerjasama antar
manusia.Oleh karena itu, sistem keteknikan dan keseimbangan antara sistem sscial dengan sistem
keteknikan perlu diperhatikan guna menjamin kelancaran kerjasama.
6. Pendekatan teori keputusan.
Dalam pendekatan ini, kunci kesuksesan usaha mencapai tujuan tergantung pada pemilihan
alternatif kegiatan mencapai tujuan itu sendiri. Penggunaan model-model dan matematika
(operation research), maka pilihan alternatif keputusan akan bertambah baik.
7. Pendekatan sistem.
Pendekatan ini mempelajari teknik sistem manajemen secara total, kemudian dipelajari sub-
sub sistemnya, seperti perencanaan, pengorganisasian, dan sebagainya. Penggunaan pendekatan
sistem mampu mengetahui hubungan yang teratur antara sub-sub sitem manajemen.
15
8. Pendekatan operasional.
Pendekatan ini mempelajari praktik-praktik para manajer dalam menjalankan tugasnya yang
juga menggabungkan berbagai ilmu pengetahuan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.
9. Pendekatan peran tim manajemen.
Pendekatan ini mempelajari manajemen dari sisi “bagaimana” para manager bekerja yang
menghasilkan pengamatan bahwa para manajer selalu bekerja dalam tim. Peran manager dapat
dibedakan sebagai berikut :
Sebagai Produser;
Sebagai Administrator;
Sebagai Enterpreneur; dan
Sebagai Integrator.
10. Pendekatan kontingensi atau situasional.
Pendekatan yang dibentuk berdasarkan kelemahan-kelemahan pada pendekatan empirikal
atau kasus yaitu bahwa kasus yang sama tidak pernah terulang lagi karena situasi dan kondisi
yang terus berubah. Penganut pendekatan kontingensi atau situasional menganjurkan agar setiap
keputusan manajemen menyesuaikan dengan situasi dan kondisi pada saat keputusan diambil.
Manajer harus terus memantau perubahan situasi dan kondisi yang terjadi. Dengan demikian,
peran riset dan pengembangan (Research and Development) menjadi bagian penting dalam
aktivitas manajemen.
11. Pendekatan matematikal
Pendekatan ini menjelaskan bahwa setiap hubungan dapat dibuatkan model matematika
dalam menangani permasalahan manajemen. Sebagai contoh yaitu hubungan pemakaian bahan
baku dengan jumlah yang dapat diproduksi dengan bahan baku yang tersedia. Misalnya, bahan
baku yang tersedia ada 2.000 unit. Produk A setiap unit memerlukan bahan baku sebanyak 4 unit
dan produk B unitnya memerlukan bahan baku sebanyak 5 unit. Model matematika dari
hubungan ini adalah : 4A + 5B = 2.000.
12. Pendekatan Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia menjadi dasar tinjauan dalam pendekatan ini yang meliputi masalah
individu, kelompok, dan lingkungan yang menjadi motivasi dalam mencapai produktivitas.
13. Pendekatan Kombinasi
16
Pendekatan ini menyatukan prinsip, konsep, teori, dan teknik yang menjadi dasar dalam
praktik manajemen.
17
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa administrasi bukan hanya dipandang sebagai kegiatan tulis
menulis belaka. Pandangan orang ini tentu bukan tidak beralasan karena secara fisik kegiatan
administrasi memang banyak didominasi dalam kegiatan tulis menulis, baik menggunakan
tangan, alat tulis, mesin ketik atau komputer. Namun, menurut Soewarno Handayaningrat
(1996:2), dalam bukunya “Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen” , administrasi
adalah suatu kegiatan yang meliputi catat-mencatat, surat-menyurat, pembukuan ringan, ketik
mengetik, agenda dan sebagainya yang bersifat teknis ketatausahaan. Sedangkan Manajemen
diartikan sebagai pelaksana dan pengambilan keputusan dari administrasi. Dalam administrasi
terdapat juga fungsi- fungsi manajemen dan tingkatan-tingkatan manajemen. Selain itu, praktik
manajemen tidak dapat terlepas dari adanya faktor lingkungan dan pendekatan manajemen.
3.2. Saran
Untuk mewujudkan suatu organisasi yang baik maka diperlukan adanya manajemen yang
melalui tahap perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, penggerakkan, serta pengawasan.
Selain itu, manajemen harus memperhatikan faktor-faktor lingkungan untuk menyesuaikan
keputusan agar lebih sesuai dengan kondisi yang ada. Dengan demikian, tujuan yang ingin
dicapai pada suatu organisasi dapat terealisasikan dengan baik.
18
DAFTAR PUSTAKA
Ulbert Silalahi. 2013. Studi Tentang Ilmu Administrasi. Cet. ke-10. Bandung: Sinar Baru
Algensindo
Soewarno Handayaningrat. 1995. Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen. Jakarta :
Gunung Agung (Haji Masagung)
19